images

Klasifikasi
Secara lazimnya, rumpun bahasa Austronesia dibahagi kepada beberapa kelompok. Dua kelompok utama ialah bahasa Taiwan dan bahasa Melayu-Polinesia. Kemudian rumpun bahasa Melayu-Polinesia dibahagi pula menjadi bahasa-bahasa Melayu-Polinesia Barat, Tengah dan Timur.
Di bawah adalah salasilah pembahagian rumpun bahasa ini secara
terperinci.
Austronesia
Taiwanik
bahasa Atayalik
bahasa Tsouik
bahasa Paiwanik
bahasa Taiwanik Barat
bahasa Taiwanik yang terpengaruh bahasa China
bahasa Melayu-Polinesia
bahasa Melayu-Polinesia Barat
bahasa Borneo
bahasa Filipina Utara
bahasa Filipina Tengah
bahasa Filipina Selatan
bahasa Mindanao Selatan
bahasa Sama-Bajau
bahasa Sulawesi
bahasa Sundik
bahasa Melayu-Polinesia Tengah
bahasa Bima-Sumba
bahasa Maluku Tengah
bahasa Maluku Tenggara
bahasa Timor-Flores
bahasa Melayu-Polinesia Timur
bahasa Halmahera Selatan-Papua Barat-Laut
bahasa Oseania
Salah satu cabang terpenting adalah cabang Sundik yang menurunkan bahasa-bahasa Austronesia dengan jumlah penutur terbesar yaitu: bahasa Jawa, bahasa Melayu (dan bahasa Indonesia), bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Aceh, bahasa Batak dan bahasa Bali.
Bahasa Jepun
Bahasa Jepun adalah sebuah kes yang menarik minat banyak pakar linguistik. Ada yang mengelompokkan bahasa ini dalam rumpun bahasa Austronesia berdasarkan beberapa kata-kata dan fonologi bahasa Jepun. Namun yang lain berpendapat bahasa Jepun termasuk rumpun bahasa Altai dan terutamanya mirip dengan cabang bahasa Mongol. Bahasa Korea kemungkinan besar termasuk rumpun bahasa yang sama pula. Bahasa Korea mirip dengan bahasa Jepun namun sejauh ini belum ada yang menghubungkannya dengan rumpun bahasa Austronesia. Namun perlu diberi catatan pula bahwa rumpun bahasa Altai masih dipertikaikan lagi.
Beberapa kata dari bahasa Jepun yang berasal dari rumpun bahasa Austronesia:
hi yang bererti api dan berasal dari *PAN (Proto-Austronesia): *Xapuy
ké yang bererti kayu
namaé yang bererti nama
ano yang bererti anu (itu)
suki yang berarti suka
Contoh
Di bawah terdapat beberapa contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata keras) dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata lémpar).

Berikut kesamaan bahasa dalam ejaan

Bahasa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Proto-Austronesia
*esa/isa
*duSa
*telu
*Sepat
* lima
*enem
*pitu
*walu
*Siwa
*sa-puluq

(Paiwan
ita
dusa
celu
sepac
lima
unem
picu
alu
siva
ta-puluq

Tagalog
isá
dalawá
tatló
ápat
limá
ánim
pitó
waló
siyám
sampû

(Ma’anyan
Isa’
rueh
telo
epat
dime
enem
pitu
Balu’
suei
sapuluh

Malagasi
iráy
róa
télo
éfatra
dímy
énina
fíto
válo
sívy
fólo

Aceh
sa
duwa
lhee
peuet
limöng
nam
tujôh
lapan
sikureueng
plôh

Toba Batak
sada
duwa
tolu
opat
lima
onom
pitu
uwalu
sia
sampulu

Bali
sa
dua
telu
empat
lima
enem
pitu
akutus
sia
dasa

(Sasak
esa
due
telu
empat
lime
enem
pitu
balu
siwa
sepulu

Jawa Kuna
sa
rwa
telu
pat
lima
nem
pitu
wwalu
sanga
sapuluh

Jawa Baru
siji
loro
telu
papat
lima
nem
pitu
wolu
sanga
sepuluh

Sunda
hiji
dua
tilu
opat
lima
genep
tujuh
dalapan
salapan
sapuluh

Madura
settong
dhua
tello’
émpa’
léma’
énném
pétto’
ballu’
sanga’
sapolo

Melayu
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
lapan
sembilan
sepuluh

Minangkabau
ciék
duo
tigo
ampék
limo
anam
tujuah
dalapan
sambilan
puluah

(Rapa Nui
tahi
rua
toru
ha
rima
ono
hitu
va’u
iva
‘ahuru

(Hawaii
`ekahi
`elua
`ekolu
`eha:
`elima
`eono
`ehiku
`ewalu
`eiwa
`umi

 

Tipologi
Fonologi bahasa bahasa Austronesia tergolong sederhana. Para penutur bahasa ini biasanya tidak suka dengan sukukata-sukukata tertutup dan menghindari gugusan-gugusan konsonan. Beberapa bahasa memang memiliki gugusan-gugusan konsonan namun ini merupakan pengaruh dari bahasa-bahasa lain, terutama dari bahasa Arab, bahasa Sanskrit, dan bahasa Indo-Eropa lainnya.
Kemudian beberapa bahasa turut meminjam fonem-fonem retrofleks dari bahasa Sanskrit, iaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bahkan bahasa Madura juga memiliki fonem-fonem berhembus (aspirata) yang kemungkinan juga berasal dari bahasa Sanskrit. Meskipun begitu, banyak para pakar yang menentang bahawa fonem-fonem ini dipinjam dari bahasa Sanskrit. Mereka berpendapat fonem-fonem ini telah berkembang dengan sendirinya.
Jumlah penutur
Secara keseluruhannya jumlah penutur bahasa Austronesia adalah sekitar 300 juta orang. Bahasa-bahasa pertuturan terbesar adalah bahasa Jawa, bahasa Melayu (dan bahasa Indonesia), bahasa Tagalog, bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Bali, bahasa Aceh, bahasa Batak dan bahasa Malagasi.
Status resmi
Bahasa Austronesia terpenting ditilik dari status resminya ialah bahasa Melayu yang merupakan bahasa rasmi di lima negara: Malaysia, Singapura, Brunei, Indonesia dan Timor-Timur. Di Indonesia bahasa resmi ini disebut sebagai bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa Filipina yang sebenarnya adalah bahasa Tagalog merupakan bahasa rasmi Filipina. Di Timor-Timur bahasa resmi lainnya adalah bahasa Tetun, juga sebuah bahasa Austronesia selain bahasa Portugis yang hanya dikenal oleh segelintir orang. Di Madagascar, bahasa Malagasi adalah bahasa rasmi. Di Aotearoa(New Zealand), bahasa Maori juga memiliki status rasmi di samping bahasa Inggeris.
Kekerabatan dengan rumpun bahasa lain
Ada beberapa pakar yang menggolongkan rumpun bahasa Austronesia dengan rumpun bahasa Austro-Asia dan menamakannya rumpun bahasa besar atau superfamili Austrik. Mereka berpendapat bahwa semua bahasa di China bagian selatan sebenarnya berkerabat yaitu rumpun bahasa Austronesia, bahasa Austro-Asia, bahasa Tai-Kadai dan bahasa Hmong-Mien (juga disebut Miao-Yao). Secara skematis rumpun bahasa Austrik secara hipotetis adalah sebagai berikut:
Austrik
Austronesia
Tai-Kadai
Hmong-Mien
Austro-Asia
Para penutur keempat rumpun bahasa yang diduga berkerabat ini bermukim di daerah yang sekarang termasuk RRC bahagian selatan sampai lebih kurang antara tahun 2000 SM 1000 SM. Dikala itu sukubangsa Han, yang merupakan penutur bahasa Sino-Tibet dari China utara, menyerbu ke selatan dan para penutur bahasa Austrik tercerai-berai. Hal ini yang diduga sebagai alasan mengapa kaum Austronesia terpaksa berhijrah ke Taiwan dan ke kepulauan Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik lainnya.
Kemudian para ahli linguistik mempunyai pendapat lain iaitu keberadaan kata-kata dasar dwisilabik yang mirip di mana bahasa Austronesia menyimpan kedua sukukata sedangkan bahasa Austro-Asia menyimpan sukukata pertama dan bahasa Tai-Kadai menyimpan suku kata kedua.
Contoh: Proto-Austronesia / Proto-Mon-Kmer (Austro-Asia) / Proto Thai (Tai-Kadai)
mata ‘mata’ / *măt ‘mata / *taa ‘mata’

Untuk lebih jelasnya silahkan download klasifikasi bahasa

Leave a Reply