ah ,ngomongin konservasi tidak asing lagi ditelinga kita. Apalagi kita adalah mahasiswa UNNES pastilah setiap hari dengar ini. hhhhhh
Apa itu konservasi?
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian; proses menyaput bagian dalam badan mobil, kapal, dan sebagainya untuk mencegah karat;
KUDUS – Kerusakan hutan yang terjadi di Pegunungan Muria, turut Kabupaten Kudus, memang semakin memprihatinkan. Bukan semata karena kondisi alam, melainkan urusan perut warga yang juga menjadi penyebabnya.
Ini juga yang dilakukan Bakti Lingkungan Djarum Foundation, yang akan melakukan konservasi di lereng Gunung Muria. Meski kegiatan ini dilakukan sejak tahun 2006 lalu.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, akan ada lima paramotor, atau sejenis paralayang yang menggunakan motor, bakal membawa benih bibit pohon ke kawasan yang hendak dikonservasi. Yakni di Gunung Muria yang turut Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.
”Jenis bibit yang bakal disebar adalah bibit pohon keras untuk bisa tumbuh di kawasan itu. Program Bakti Lingkungan Djarum Foundation sendiri, bakal melaksanakan penanaman pohon di wilayah hutan yang ada di kawasan Desa Rahtawu, Kabupaten Kudus. Kegiatan ini akan berlangsung pada Rabu dan Kamis, 18-19 November 2015,” papar FX Supanji, Vice President Director Djarum Foundation.
Pada tahun 2015 ini, menurut Supanji, konservasi lereng Gunung Muria dilakukan dengan cara berbeda. Yakni dengan menebarkan 411 kilogram beragam biji tanaman seperti kepoh, ketapang, mahoni, trengguli, randu, kenari, salam, asem, petai cina, kasia, trembesi, dan kedoya.
Penebaran biji dilakukan menggunakan 5 paramotor, dari ketinggian jelajah 1.400 meter di atas permukaan laut. Dengan kawasan sebaran 60 hektare. Diharapkan 30% dari total biji yang disebarkan, akan dapat hidup dengan baik. Jika dikonversikan, kira-kira 7.318.100 tanaman akan tumbuh di Klereng Gunung Muria dari total 24.393.669 biji yang ditebarkan.
”Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam bagi 3 kabupaten di sekitarnya. Yakni Kudus di selatan, Pati di bagian timur, dan Jepara di barat laut,” kata Supanji.
Juga Libatkan Tokoh Masyarakat untuk Berikan Sosialisasi
Program konservasi lingkungan di Gunung Muria yang dilakukan Bakti Lingkungan Djarum Foundation itu, bukan saja melibatkan teknologi tinggi. Namun juga melibatkan tokoh masyarakat yang ada di sekitar lahan konservasi, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat.
FX Supanji, Vice President Director Djarum Foundation, mengatakan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan Pemkab Kudus, Kodim Kudus, Polres Kudus, dan tokoh masyarakat setempat, untuk memberikan sosialisasi kepada warga setempat.
Sosialisasi ini, menurut Supanji, untuk memahami usaha baik yang dilakukan itu. ”Hal ini agar dapat membatu keberhasilan program konservasi lereng Gunung Muria. Kami berharap tidak ada lagi bencana tanah longsor dan banjir di lokasi yang dapat menelan korban jiwa seperti sebelumnya” harapnya.
Pelibatan masyarakat ini, memang mutlak dilakukan. Pasalnya, lahan hutan yang seharusnya digunakan untuk hutan lindung, banyak digunakan untuk lahan komersial. Ini dikarenakan kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Misalnya penebangan kayu untuk keperluan spesifik, penggunaan lahan untuk komersial, pembukaan daerah wisata, atau keperluan lain sudah tidak dapat dielakkan.
Namun, ada juga penyebab lainnya yang tidak kalah memprihatinkan. Yakni persoalan ekonomi yang melilit warga. Hal ini mengakibatkan alih fungsi lahan yang seharusnya kawasan hutan lindung, menjadi area persawahan yang ditanami tanaman semusim, jagung misalnya.
Lebih buruk lagi, pola yang digunakan oleh masyarakat sekitar adalah dengan cara menebang pohon-pohon keras yang memiliki nilai konservasi tinggi. Mereka beranggapan jalan ini akan dapat memberikan nilai produktivitas tanaman yang tinggi, karena cahaya matahari untuk tanaman semusimnya tidak lagi terhalang oleh pepohonan besar.
Supanji mengatakan, zona konservasi meliputi kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di lereng Muria. Zona ini memiliki peran penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya bencana alam sekaligus water catchment bagi persediaan sumber daya air bersih untuk Kabupaten Kudus.
Supanji mengatakan, terhitung lebih dari 53.000 pucuk pohon dari beragam jenis telah ditanam oleh Djarum Foundation sejak tahun 2006, dengan melibatkan setidaknya lebih dari 400 siswa SMA dan santri, serta lebih dari 3.000 LSM lingkungan hidup, mahasiswa dan akademisi.
”Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan program tahunan konservasi lereng Muria bersama mahasiswa dan masyarakat, sekitar pada bulan Desember mendatang,” imbuh Supanji.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. ”