Apa itu antropologi kesehatan? Berbicara tentang antropologi kesehatan maka kita harus berbicara tentang antropologi secara umum terlebih dahulu. Antropologi berasal dari bahasa Yunanai asal kata “anthropos” berarti “manusia”, dan “logos” berarti “ilmu”, dengan demikian secara harfiah Antropologi berarti ilmu tentang manusia. Menurut Koentjaraningrat, ahli Antropologi Indonesia, pengertian Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.[1] Antropologi juga mengkaji tentang antropologi kesehatan yang di dalamnya menerangkan hubungan antara manusia, budaya, dan kesehatan. Sedangkan pengertian antropologi kesehatan menurut Foster dan Anderson mengkaji masalah-masalah keehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu biologi dan kutub sosial budaya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi kesehatan adalah disiplin ilmu yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia .[2] Dari pengertian tersebut kita dapat melihat bahwa kaitan antara antropologi dan kesehatan terdapat pada antropolog yang meneliti kesehatan yang ada di masyarakat dengan melihat melalui pandangan antropolog, seperti misalnya bagaimana masyarakat menanggulangi penyakit, apa saja penyakit yang tersebar di masyarakat dikaitkan dengan adat istiadat atau cara hidup dimasyarakat.
Setelah membaca tentang pengertian dari antropologi dan antropologi kesehatan diatas, dapat kita ketahui bahwa pandangan masyarakat tentang penyakit sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kebudayaan memberikan batasan kepada masyarakat bagaimana yang dianggap sakit atau tidak. Setiap orang atau masyarakat tertentu memiliki cara atau respon yang berbeda dalam menanggapi penyakit. Sistem kesehatan yang dimiliki manusia bagian dari sistem pengetahuan dan sistem perilaku yang dimilikinya. Konsep sehat dan sakit dan penyakit yang dimiliki suatu masyarakat dibentuk oleh kebudayaan yang melatarbelakanginya. Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki.
Dalam pemahaman terhadap penyakit dan kesehatan, terdapat konsep relativisme kebudayaan, yaitu cara pandang terhadap budaya. Disini maksudnya apa yang dianggap penyakit disuatu kebudayan tertentu, belum tentu dianggap penyakit dikebudayaan lain. Misalnya saja seperti masyarakat di Jawa berbeda kebudayaannya dengan masyarakat di Papua, dan ketika menghadapi penyakit yang sama, kedua masyarakat tersebut menanggulanginya dengan cara yang berbeda sesuai dengan kebudayaan mereka.Sakit secara medis dan budaya memiliki pandangan yang berbeda, sakit secara medis dilihat melalui adanya gangguin patologis, gangguan metabolisme tubuh serangan tubuh, serangan virus/bakteri (infeksi), sedangkan menurut pandangan budaya sakit dilihat melalui keadaan dimana seseorang tidak bisa menjalani tugas atau fungsi dan peranan sosialnya.
Dalam antropologi kesehatan juga dibahas tentang sistem medis dan etnomedisin.
Sistem Medis
Sistem medis dapat digunakan sebagai startegi adaptasi sosiaal-budaya. Sifat adaptif dari sistem medis nampak jelas dari defenisi Dunn yang baru :”pola-pola dari pranata-pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut perilaku yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku khusus tersebut belum tentu kesehatan yang baik(Dunn 1976:135).[3]Dalam ketidakadaan keterampilan untuk menyembuhkan maka menghindar adalah perilaku adaptif yang merupakan sejenis obat preventif.
Berbeda dengan hewan, pada manusia penyakit mengancam secara besar-besaran tidak hanya keamanan biologis sipenderita, tetapi kehidupan sosial dan ekonomi kelompok yang bersangkutan. Apapun peranannya “orang sakit” mengharapkan tingkahlaku tertentu dari orang-orang lain dengan siap ia berinteraksi. Dalam hal ini maksudnya ketika seseorang sedang mengalami sakit, maka kerabat dekat atau saudara-saudaranya akan berusaha untuk menyembuhkannya, agar seseorang yang mengalami sakit tersebut dapat dengan segara menjalani perannya serta memenuhi hak dan kewajibannya.
Di sistem medis juga dibahas tentang sistem teori penyakit dan sistem perawatan. Sistem teori penyakit meliputi kepercayaan-kepercayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit, serta pengobatan dan teknik penyembuhan yang digunakan oleh dokter. Sedangkan sistem perawatan kesehatan memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk memanfaatkan “pengetahuan” tentang penyakit untuk menolong si pasien.Semua sistem penyakit sebagian besar bersifat rasional dan logis.Suatu sistem perawatan kesehatan jelas merefleksikan sifat logis dan filsafat dari sistem penyebab penyakit yang terkait dengannya.Semua sistem-sistem medis memiliki segi-segi pencegahan dan pengobatan. Misalnya saja seperti di Amerika, pengobatan preventif dan kuratif cenderung menyebabkan kita untuk merasa berbagai masyarakat sederhana kurang memiliki konsep-konsep pencegahan. Namun dikalangan penduduk non-Barat pada umumnya pengobatan preventif lebih merupakan tindakan individu, apabila penduduk percaya penyakit dikirim oleh dewa prosedur nyata untuk mencegahnya adalah pengakuan dosa jika penyakit dianggap akibat masuknya udara dingin ketubuh, orang yang berhati-hati akan berusaha menghindari situasi dimana udara dingin menimpanya.
Etnomedisin
Setelah membahas tentang sistem medis, dalam antropologi kesehatan juga terdapat etnomedisin,pengobatan tradisional tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.Dilihatdarietimologinyaetnomedisin, “Ethnic”dan “Medicine” yang dapatdiartikansebagaipengobatantradisional yang berasaldarimasyarakat.Dalamdefinisi lain jugamenyebutkanbahwaetnomedisinadalahcabangAntropologi yang membahastentangasalmulapenyakit, sebab-sebabdancarapengobatanmenurutkelompoktertentu. Etnomedisin (sistem-sistem pengobatan) merupakan istilah kentemporer untuk kelompok pengetahuan luas yang berasal dari rasa ingin tahu dan metode-metode penelitian yang digunakan untuk menambah pengetahuan itu, menarik minat ahli-ahli antropologi, baik dari alasan teoritis, maupun alasan praktis. Di tingkat teoritis, kepercayaan medis dan pelaksanaannya merupakan unsur utama dalam setiap kebudayaan. Peranan ahli antropologi kesehatan, menjelaskan mengenai kepercayaan dan pelaksanaan-pelaksanaan medis yang ada kepada perencana kesehatan.
Etiologi antropologi kesehatan menjelaskan ada dua konsep yaitu naturalistik dan personalistik, secara naturalistik menjelaskan penyakit disebabkan hilangnya keseimbangan, dimana keseimbangan adalah panas/dingin dan penggangu keseimbangan yaitu kekuatan alam, emosi, dan makanan.Pada sistem naturalistik, penyakit biasanya dijelaskan melalui penyebab tunggal, seperti kelebihan panas atau dingin dalam tubuh. Sistem personalistik lebih kompleks, dua tingkatan kausalitas atau lebih dapat dibedakan. Untuk pencegahan atau pengobatan sendiri yaitu dengan menjaga atau memulihkan keseimbangan, menghindar (pantangan atau tabu). Faktor penting dari naturalistik adalah alam.Dalam sistem naturalistik, prosedur pengobatan jarang bersifat ritual, dan unsur-unsur religi dan magi sedikit sekali berperan didalamnya. Dilain sisi konsep personalistik dimana penyakit disebakan adanya intervensi agen (makhluk gaib atau manusia). Pasien sama dengan korban atau objek dari agresi dan hukuman. Untuk pencegahannya atau pengobatan positive action, mantra.
Dari hal-hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antropologi dan kesehatan sangatlah erat. Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya, sehingga ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor biologis, dan sosio-budaya yang mempengaruhi kesehatan dan munculnya penyakit pada masa sekarang dan sepanjang sejarah kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk memahami perilaku sehat manusia.
[1]Koentjaraningrat, 1987: 1-2
[2]Fosterdan Anderson, 1986; 1-3
[3]Dunn 1976:135
Semoga setelah belajar antropologi kesehatan dapat menambah pengetahuan kita lebih banyak ya sel 🙂
semangat menulis gisel
lanjutkan,,,
up up up lanjutkan 😀