Mobil Listrik Karya ITS Surabaya ini Siap Mengarungi Benua Australia

Mobil tenaga surya buatan tim Institut Teknologi Sepuluh November Solar Car Racing Team yang dinamakan Widya Wahana V (WW 5) siap mengikuti kompetisi di Australia, 18-25 Oktober 2015.

“Sebelumnya pada 17 Agustus 2015, WW 5 telah melakukan Tour de Java Bali dengan pitstop di beberapa kota besar yang dilalui seperti Jakarta yang menjadi start, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar sebagai finish, dari situlah ada proses pembelajaran dari mahasiswa untuk membuat WW 5 ini,” kata dosen pembimbing tim ITS Solar Car Racing Team Nur Yuniarto seusai launching mobil WW 5, Senin.

(Foto World Solar Challenge)

Ia mengatakan sebelum diikutsertakan ke kompetisi WSC Australia 2015, pihaknya mengalami proses pembelajaran mulai dari kesalahan perhitungan, desain, sampai kesalahan fabric yang telah terjadi, sehingga pihaknya harus membenahinya terlebih dulu.

“Kendalanya mulai dari kesalahan perhitungan, desain, sampai kesalahan fabric yang telah terjadi dan telah kami benahi dengan Spesifikasi motor dari WW 5 yaitu dengan kekuatan 2×2 kW dan memiliki jarak tempuh 700 km per charge,” tuturnya.

Menurut dia, dua hari sebelumnya, WW 5 juga telah melakukan uji coba di jalan tol Juanda dengan kecepatan maksimal 110 km per jam dengan target kecepatan 150 km per jam, namun karena jalanan tol Juanda yang tidak memungkinkan untuk menempuh kecepatan tersebut, maka WW 5 hanya melaju pada kecepatan 110 km per jam.

“Yang bermasalah kemarin karena gagal di launching adalah arm dari kaki yang desainnya memang lemah, sedangkan untuk sumber tenaga dibantu dengan panel surya yang diletakkan di atas badan mobil dan jenis sel panel surya yang dipakai adalah mono cristalline silicon solar cells yang mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.035 watt,” paparnya.

Sumber listrik ini, lanjutnya bisa langsung diubah menjadi tenaga gerak dan sebagian disimpan pada baterai lithium-ion high capacity dengan besaran kapasitas 97,2 volt DC, 15 kwh dan motornya menggunakan BLDC 122 KW.

“Untuk persiapan lomba, saat ini kami masih menyerahkan final dokumen sambil mencari cargo yang bisa membawa mobil WW 5 ke Australia, jadi kemarin ada pihak sponsor yag menawari tetapi mengundurkan diri, sehingga saat ini kami masih mencari, sedangkan untuk persiapan teknis dan non teknis dari persiapan tim yang beranggotakan 20 orang tidak ada masalah,” paparnya.

Di sisi lain, Manager Tim Teknik Mesin WW 5, Alfan Nugraha mengatakan desain interior mobil WW 5 masih sederhana dengan dua tempat duduk, yaitu untuk pengemudi dan navigator, tidak menggunakan persneling serta mengandalkan pedal gas dan rem, sedangkan untuk mendukung navigasi telah ditambahkan kamere di belakang body sebagai pengganti spion.

“Mobil WW 5 memiliki berat kurang lebih 280 kilogram. Sebelumnya, sudah melakukan uji coba Tour de Java-Bali dengan rute yang ditempuh adalah Jakarta, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar dengan jarak total sekira 1.200 kilometer serta tantangan saat bertanding di WSC 2015 adalah mengelola tenaga surya,” paparnya.

Tantangan yang diberikan oleh WSC 2015 kali ini, lanjutnya adalah dapat menyelesaikan perjalanan dalam jangka waktu maksimal enam hari dengan jam race hanya sembilan jam (08.00-17.00 waktu setempat) per harinya.

Sementara itu, Rektor ITS, Joni Hermana MScES mengatakan bercermin dari kompetisi Student Formula Japan 2015 di Tokyo beberapa waktu yang lalu, kali ini ITS tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.

?Waktu di ajang Student Formula Japan beberapa waktu yang lalu, kami didiskualifikasi hanya karena satu tetes oli saja. Hal tersebut mengajarkan kita untuk siap dalam segala kondisi yang tidak terduga, tutur Joni.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa poin penting dari kompetisi tersebut adalah mengalahkan diri sendiri dengan harus disiplin agar menciptakan tim yang solid serta menjaga kesehatan karena lokasi kompetisi di daerah Australia saat ini tandus, sehingga akan mudah untuk dehidrasi.

“Jika bisa mengalahkan diri sendiri dengan harus disiplin, maka ego dari masing-masing anggota bisa dikalahkan, sehingga tim bisa solid serta ditambah dengan tantangan suhu Australia yang cukup ekstrem, yaitu berkisar antara 20-30 derajat celcius,” paparnya. (ant/mar)

Skalanews.com

Yoshi Sudarso, Power Ranger Biru Asal Indonesia

Serial televisi ‘Power Rangers’ yang bercerita tentang lima pahlawan super yang bersatu untuk memerangi kejahatan tentunya sudah tidak asing lagi. Namun, siapa yang menyangka jika di balik topeng dan seragam Power Rangers berwarna biru ada sosok pria kelahiran Indonesia, Yoshi Sudarso. Bahkan, Yoshi merupakan pemain Power Rangers satu-satunya dari Asia.

Yoshi Sudarso memerankan Dino Change (Power Ranger Biru). Dia adalah satu-satunya orang Asia yang menjadi bagian dari Power Ranger ini

Sejak kecil Yoshi memang gemar menonton serial televisi Power Rangers. Ia bahkan mempelajari berbagai gerakan-gerakan dari kelima pahlawan super tersebut. Namun, tidak pernah terpikir olehnya jika kelak seragam dan topeng berwarna biru tersebut akan dikenakannya.

“Ini adalah sesuatu yang saya impi-impikan sejak kecil,” kenang pria berusia 25 tahun ini. “Rasanya sangat senang bisa mengenakan seragam tersebut untuk pertama kalinya. Seragam ini milik saya,” lanjutnya dengan bangga.

Pada awalnya Yoshi sama sekali tidak tertarik untuk menjadi seorang aktor.

“Saya dulu berencana untuk mengajar matematika di SMA,” ujar pria yang pernah menekuni bidang matematika saat masih kuliah dulu.

Di sela-sela kesibukannya saat kuliah dulu, Yoshi gemar mencari uang tambahan dengan bekerja di tempat casting.

“Saya senang berada di lokasi syuting dan melihat para pemain pemeran pengganti beraksi,” cerita pria yang hijrah ke Amerika ketika berumur 9 tahun ini. “Mereka sangat baik hati dan banyak memberikan saya pelajaran,” lanjutnya.

Dari situ Yoshi mulai tertarik untuk menjadi seorang pemain pemeran pengganti.

“Setelah lulus kuliah saya bekerja di Universal Studios sebagai pemain pemeran pengganti. Lalu saya pindah ke Hollywood dan bekerja sebagai pemain pemeran pengganti untuk sebuah pertunjukan,” kenang Yoshi

Berbekal ilmu bela diri yang ia pelajari melalui Internet dan juga serial televisi Power Rangers, serta film-film yang diperankan oleh Jackie Chan, Yoshi kemudian mengikuti audisi untuk serial televisi Power Rangers Super Megaforce pada 2012.

“Teman saya bilang ada panggilan casting untuk film Power Rangers. Oya? Bagaimana caranya bisa ikut? Saya lalu berusaha menjadi detektif untuk mencari tahu,” canda Yoshi yang pada waktu itu belum memiliki agen.

Yoshi Sudarso di Jakarta beberapa waktu lalu (foto: kapanlagi.com)

Akhirnya Yoshi mengikuti audisi bersama adiknya, Peter Adrian.

“Mereka suka sama adik saya. Saya bukan orang yang tepat untuk peran yang dicari dalam film Power Rangers Super Megaforce,” ujar pria yang kini tinggal di Los Angeles, California ini.

Sejak mengikuti panggilan casting tersebut, Peter menjadi akrab dengan para krunya. Ketika ada panggilan casting untuk serial televisi Power Rangers yang berikutnya yaitu Power Rangers Dino Charge, Peter pun dihubungi oleh kru casting.

“Peter mengajak saya untuk audisi. Saat itu saya sudah memutuskan untuk menjadi pemain pemeran pengganti. Tapi Peter menginginkan saya berada di sana untuk mendukungnya, dengan harapan kami jadi punya kesempatan lebih untuk bisa mendapatkan peran,” ujar pria yang masih suka menikmati masakan Indonesia seperti nasi goreng dan lumpia ini.

Sayangnya Yoshi gagal di tahap ketiga casting.

“Prosesnya sangat lama. Saya lalu pergi ke luar kota. Ketika kembali, ternyata Peter berusaha menghubungi saya. Dia bilang mereka ingin saya kembali untuk audisi di tahap akhir,” kata Yoshi.

Akhirnya Yoshi kembali melakukan audisi. Kali ini ia audisi untuk peran Power Ranger biru, setelah sebelumnya ia di audisi untuk Ranger yang lain.

“Saya melihat mereka tersenyum dan suka dengan apa yang saya lakukan,” ujar Yoshi, menambahkan bahwa untuk audisi kali ini, ia berlatih dengan Peter hingga lima jam di malam sebelumnya.

Setelah satu bulan, akhirnya Yoshi mendapat keputusan bahwa ia telah terpilih untuk memerankan karakter impiannya, yaitu Power Ranger biru.

“Itu benar-benar kabar yang sungguh menyenangkan untuk saya,” ujar Yoshi.

Serial televisi Power Rangers Dino Charge ini tayang sejak Februari 2015 lalu, yang juga merupakan musim tayang yang ke-22.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/16/yoshi-sudarso-power-ranger-biru-asal-indonesia/

Mobil-mobil Listrik Karya Anak Negeri

Kepiawaian Indonesia di dunia otomotif mungkin masih tertinggal jauh dari Jepang. Namun, paling tidak ada segelintir putra-putri terbaik bangsa ini yang berusaha untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Hal itu terbukti dengan munculnya beberapa mobil karya anak bangsa. Tengok saja Esemka yang tak dipungkiri ikut mempopulerkan sosok Joko Widodo hingga akhirnya sukses menjadi Presiden Republik Indonesia.

Lalu, ada pula mobil yang dijuluki Gendhis. Mobil keluarga ini juga sempat digadang-gadang bakal menjadi cikal bakal mobil nasional. Ada juga Pindad Piev, mobil hatchback yang dikembangkan Pindad.

Tak hanya mobil penumpang, putra-putri bangsa juga beberapa kali mencoba melahirkan mobil listrik dengan nuansa sporty dan mewah. Yang sedang ramai diberitakan adalah mobil listrik Selo.

SELO

Dikutip dari Viva News,  mobil buatan tim Putra Petir yang dibantu rumah modifikasi Kupu-kupu Malam ini memang tampil dengan gaya bak mobil sport mahal keluaran Ferrari atau Lamborghini. Sayang, kini Selo justru terancam dikembangkan Malaysia.

Mobil listrik ini pembuatan dan komponennya sebagian besar dari Indonesia. Hanya motor listrik yang sengaja diimpor karena alasan memang belum tersedia di Indonesia. Mobil listrik ini dibekali motor 135 kw dan mampu menyemburkan 180 tenaga kuda. Dengan kemampuan itu, Selo dapat melaju hingga 220 km per jam.

TUCUXI

Sebelum Selo lahir, tim pembuat mobil listrik ini juga bahu membahu melahirkan mobil listrik Tucuxi. Mobil listrik ini sempat membuat takjub karena penampilannya yang terkesan sporty dan mewah. Sayang, uji coba kendaraan ini sempat diwarnai kecelakaan.

E&C

Lalu ada juga mobil E&C. Mobil listrik ini dibuat oleh mahasiswa Institut Teknologi Surabaya (ITS). Mobil dengan konsep SUV empat penumpang ini memiliki tenaga motor listrik sebesar 20 kw. Dan sekali isi, dapat menempuh jarak 24 km.

SKEV-1

Sedangkan mobil listrik keempat dengan gaya sporty yang berhasil dilahirkan putra-putri terbaik bangsa adalah Signal Kustom Electric Vehicle atau disingkat SKEV-1. 

Mobil ini lahir dari kolaborasi coachbuilder Signal Kustom dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Mobil listrik sport ini pernah mengejutkan dunia otomotif dalam ajang Final Battle Autoblacktrough 2010.

Bahkan, mobil ini dinobatkan sebagai The Champion of Autoblackthrough 2010. Mobil listrik yang satu ini ditenagai motor listrik bertenaga 60 daya kuda dan mampu melesat 140 km per jam.

Mobil ini sempat mendapat pengembangan menjadi SV-1. Hasilnya, kecepatannya dapat diperbaiki menjadi 150 km/jam. (one)

Viva.co.id

Penamaan Cabai Terpedas yang di Jual di Inggris ini terinspirasi dari Indonesia

Bagi masyarakat Indonesia makanan yang pedas umumnya adalah sesuatu yang biasa. Bahkan beberapa orang menu sambal atau cabai adalah sajian yang wajib dihidangkan di meja makan. Tingkatan pedasnya pun sering tidak main-main, tetapi tetap saja santap makan terus berlanjut. Lalu bagaimana bila yang disajikan adalah jenis cabai terpedas di dunia? Beranikah anda mencobanya? Jika merasa tertantang, ada baiknya anda mencoba cabai yang satu ini. Cabai Komodo Dragon.

Cabai ini penamaannya terinspirasi dari hewan endemik asli Indonesia, komodo. Cabai berukuran rata-rata sebesar jempol tangan orang dewasa ini dijual di Inggris Raya oleh perusahaan ritel sembako bernama Tesco. Tesco belum lama ini merilis produk baru berupa cabai yang diklaim menjadi yang terpedas di Inggris Raya. Cabai ini diberi julukan sebagai Komodo Dragon. Cabai tersebut memiliki peringkat kepedasan mencapai 1,4 juta unit Scoville.

Cabai Komodo Dragon

Meski bukan yang terpedas namun melihat namanya saja mungkin kita akan terbayang hewan komodo yang buas dan ganas. Tapi apa jadinya bila sebuah cabai menyerupai ‘kepedasan’ komodo itu?

Seperti di kutip dari CNN Indonesia salah seorang pembeli cabai Komodo Dragon ini Eleanor Mansel, mengatakan bahwa rasa cabai ini sangat menonjol. Bahkan cabai ini bisa dikatakannya bisa menciptakan reaksi tunda yang bisa membuat tertipu dalam rasa aman yang palsu.

Ternyata saat cabai tersebut Anda santap, Anda akan merasa kalau cabai itu punya rasa buah yang sedikit panas. Namun 10 detik kemudian, lidah Anda bakal langsung terbakar seketika karena rasa pedasnya. Cabai ini mirip seperti setan kecil yang bisa membuat lidah Anda terbakar.

Perlu diketahui, bahwa cabai Komodo Dragon ini menempati peringkat kedua jenis cabai terpedas di dunia. Tingkat kepedasan sebuah cabai dinilai menggunakan skala scoville kemudian diperingkat menurut skala pedasnya. Cabai terpedas di dunia adalah jenis Carolina Reaper yang memiliki tingkat pedas berjumlah 1,6 juta sampai dengan 2,2 juta Scoville. Meski dari spesies yang sama Capcisum Chinense, ternyata Carolina Reaper dengan Cabai Komodo Dragon memiliki tingkat kepedasan yang berbeda.

Cabai Komodo Dragon

Sebagai perbandingan bila di Indonesia terdapat cabai rawit yang sudah terkenal pedas, Cabai Komodo Dragon memiliki tingkat kepedasan 8 kali sampai dengan 20 kali lipat dari cabai rawit atau yang dikenal sebagai Bird’s Eye Chili. Tingkat pedas yang tergolong luar biasa ini bahkan membuat Tesco harus memberikan label peringatan agar tidak menyentuhnya dengan tangan telanjang. Sebab cabai Komodo Dragon dianggap dapat memberikan sensasi terbakar pada tangan.

Saat ini Komodo Dragon adalah cabai paling pedas yang dijual di pasaran Inggris. Biasanya cabai yang berwarna jingga kemerahan ini dijadikan campuran untuk kari, makanan Mexico dan pizza.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/16/penamaan-cabai-terpedas-yang-di-jual-di-inggris-ini-terinspirasi-dari-indonesia/

Sutradara Perempuan Termuda di Dunia asal Indonesia kembali memenangkan Penghargaan

Seorang sutradara remaja dari Indonesia, Natasha Dematra meraih kemenangan besar di ajang International Independent Film Awards (IIFA) yang digelar di Los Angeles, California, USA.

Natasha Dematra mengaku terkejut ketika mendapatkan surat elektronik yang dikirimkan IFFA yang mengabarkan bahwa pihaknya menerima 3 penghargaan emas dalam kategori sutradara, pemeran utama wanita, dan editor untuk film terbarunya, Tears of Ghost.

Natasha Dematra

“Penghargaan ini terasa istimewa karena sangat jarang seseorang memperoleh penghargaan dari 3 kategori yang berbeda, apalagi dalam usia yang masih sangat belia,” ujarnya.

Dalam ajang kompetisi ini, Natasha bersaing dalam kategori utama film cerita panjang atau feature film, dan bukan dalam kategori pendatang baru atau kategori film pendek.

Tears of Ghost bercerita tentang Jo-ann, gadis remaja (Natasha) yang sedang melakukan tugas akhir kuliahnya karena mendapat ancaman dikeluarkan dari universitasnya. Ia akhirnya menemukan rumah yang sesuai untuk menjadi subjek utama tugas akhir kuliahnya.

Dalam film ini Natasha harus membuat film cerita panjang secara mandiri, hampir seluruh proses produksinya ditangani sendiri oleh dirinya. Mulai dari pendanaan, hingga sisi kreatifnya. Dia merangkap banyaki posisi dalam film keenamnya ini sebagai produser, sutradara, pemeran utama wanita, editor, music director, penyanyi soundtrack, special effect director, sound effect designer, dan colorist.

Remaja yang mengaku enggan memiliki sosial media seperti twitter dan facebook ini dikenal sebagai seniman belia dengan banyak prestasi. Penghargaan-penghargaan bergensgi tingkat internasional yang telah diraihnya antara lain, menjadi Aktris Terbaik Award of Merit dalam film Let’s Play, Ghost, Pemeran Utama Wanita Terbaik Award of Merit dalam film Dream Obama, dan Aktris Terbaik Award of Excellence dalam film I’m Star. Tiga penghargaan tersebut diberikan oleh ajang kompetisi yang sama yaitu Accolade Global Film Competition dan masih banyak lagi daftar penghargaan lainnya.

Sebelumnya, wanita yang lahir di Jakarta, 9 April 17 tahun yang lalu ini pernah dinobatkan sebagai Sutradara Perempuan Termuda di Dunia untuk kategori film panjang pada saat dirinya masih berumur 11 tahun. Penghargaan diperolehnya dari Museum Rekor Indonesia-MURI dan Royal World Records. Penghargaan ini diperolehnya pada 2010, lewat film Mama Aku Harus Pergi hasil adaptasi novel karya ayahnya, Damien Dematra.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/16/sutradara-perempuan-termuda-di-dunia-asal-indonesia-kembali-memenangkan-penghargaan/

Juara Animasi se-Asia

Mahasiswa Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Kali ini, tiga mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar) berhasil menjadi juara kategori Best Creative pada Asiagraph Reallusion Award 2015 di Yuan Ze University, Tai Pei, Taiwan.
 

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Sandi, Regina, dan Cindy. Mereka merupakan mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Untar. Atas kemenangannya, mereka berhak membawa pulang hadiah senilai USD10 ribu.

“Ajang ini sebagai salah satu bentuk menghadapi globalisasi, dengan membuat langkah-langkah bekerja secara internasional,” ujar Rektor Untar, Roesdiman Soegiarso, Kamis (3/9/2015).

Melalui film berjudul “Self Image“, tim bernama “Terima Kasih Production” tersebut mampu mengalahkan tim lain dari Thailand, Singapura, Taiwan, China, Malaysia, Korea Selatan, Hongkong, Australia, dan Jepang. Bahkan, film animasi berdurasi tiga menit itu berhasil mengalahkan salah satu lawan tangguh dari Jepang yang merupakan bimbingan computer graphic director film Ultraman, Kenji Watanabe.

“Pada kompetisi itu mereka (peserta) hanya diberi waktu 48 jam untuk membuat suatu karya animasi dengan tema Filosofi Taiwan,” tutur dosen pembimbing tim, Sonny Adi Purnomo.

Dalam ajang tersebut, Tim DKV Untar berhasil mewakili Indonesia bersama satu perguruan tinggi lainnya. Namun, dari 19 tim yang lolos, akhirnya perwakilan Untar yang menjadi pemenang.

“Semoga ke depan makin banyak mahasiswa yang bekerja di industri kreatif, seperti menjadi animator-animator internasional yang hebat,” pungkas Ketua Jurusan DKV Untar, Toto M Mukmin.

(rfa)

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/16/juara-animasi-se-asia/

Terkuat di Asia Tenggara, Peringkat 12 Dunia

Global Firepower (GFP) adalah sebuah situs yang menyediakan analisis kekuatan militer sebagian besar negara di dunia. Situs ini memberi informasi 100 negara dengan militer terkuat dengan basis 50 faktor berbeda.Faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kekuatan militer sebuah negara ialah seperti jumlah penduduk, usia warga yang bisa menjadi personel militer, anggaran militer, jumlah peralatan militer, konsumsi BBM, utang luar negeri, dan banyak pengukur lainnya.

Misalnya, jumlah populasi sebuah negara menjadi awal penilaian daftar ini. Secara umum, semakin besar populasi sebuah negara, kekuatan militer negara itu akan semakin besar.

Agar penilaian ini adil, kapabilitas sebuah negara mengembangkan dan memiliki persenjataan nuklir tidak menjadi faktor penilai. Semua penilaian menunjukkan kemampuan militer sebuah negara jika terjadi perang konvensional baik perang darat, udara, maupun laut.

Setelah melakukan analisis menggunakan 50 basis penilaian itu, GFP menentukan, untuk 2015, negara dengan militer terkuat di dunia masih dipegang Amerika Serikat, diikuti Rusia dan China di peringkat kedua dan ketiga.

Sementara itu, India dan Inggris menduduki peringkat keempat dan kelima negara-negara dunia dengan militer paling mumpuni. Negara Asia lain yang menduduki posisi 10 besar adalah Korea Selatan di peringkat ketujuh dan Jepang di peringkat kesembilan.

Lalu, di mana posisi Indonesia? Dengan 50 basis penilaian yang sangat ketat itu, GFP menempatkan Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat ke-12 di dunia.

Posisi Indonesia ini tepat di bawah Israel (11) dan di atas Australia (13). Dengan posisi ini, Indonesia juga lebih kuat dibanding beberapa negara Eropa, seperti Polandia, Ceko, atau Denmark.

Arti lain dari posisi ke-12 ini berarti secara militer Indonesia merupakan negara paling kuat di Asia Tenggara. Negara terkuat kedua di Asia Tenggara ditempati Thailand yang secara global menempati peringkat ke-20, diikuti Vietnam (21), Singapura (26), Malaysia (35), Filipina (40), Myanmar (44), Kamboja (96), dan Laos (117). Sementara itu, lima negara dengan kekuatan militer terbawah dalam daftar ini adalah Libya, Zambia, Mali, Mozambik, dan Somalia.

Editor : Ervan Hardoko – Kompas.com
Sumber Global Firepower

Ekspedisi Kapsul Waktu, RI Menuju Tujuh Dekade Ke Depan

Apakah Anda memiliki mimpi? Adakah dari mimpi tersebut yang memperlihatkan bagaimana Indonesia di masa yang akan datang? Akankah impian tersebut bisa terwujud? Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa sebuah mimpi akan lebih bisa terwujud bila tertuliskan pada sesuatu. Sehingga beberapa sekolah usia dini di berbagai negara sudah memulai tradisi untuk menuliskan impian dan menanamnya dalam sebuah kapsul untuk waktu yang lama. Kemudian akan kembali dibaca dan dilihat impian-impian siapakah yang terwujud. Mereka menyebutnya sebagai Kapsul Mimpi.

Tim Ekspedisi Gerakan Ayo kerja berusaha untuk melakukan hal yang sama untuk Indonesia. Ekspedisi ini akan membawa sebuah kapsul yang ‘dipanggul’ menggunakan mobil yang akan berkeliling nusantara. Mobil kapsul yang akan mengumpulkan segenap mimpi rakyat Indonesia telah diberangkatkan, hari ini. Mobil itu akan mulai berkeliling negeri, mengumpulkan impian dari seluruh Indonesia.

Kapsul

Perjalanan tidak selalu tentang impian tetapi juga tentang harapan, tekad, dan resolusi dari segenap insan di nusantara. Semuanya akan ditulis, yang kemudian akan dikumpulkan dalam kapsul yang dipasang di belakang mobil tim ekspedisi ayo kerja. Kapsul, lantas ‘ditanam’ di Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Papua dan baru akan dibuka 70 tahun kemudian di tahun 2085.

“Pasti kita sudah meninggal saat itu karena akan dibuka pada 2085. Tabung kapsul itu disimpan di Monumen Kapsul Waktu di Merauke,” kata anggota Tim Ekspedisi Kapsul Waktu Ali Maempo seperti dikutip dari Metrotvnews di sela-sela peluncuran itu di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Pengumpulan mimpi-mimpi tersebut melibatkan tim ekspedisi yang akan singgah di 43 kota dari 34 provinsi melewati Sabang sampai menuju Merauke sejauh sekitar 30.500 km. Durasi perjalanannya ditempuh diperkirakan akan menghabiskan waktu selama 96 hari.

Tim ekpedisi akan bergerak dari Jakarta menuju Banda Aceh. Dari sana ujung barat Indonesia tersebut, direncanakan pada 22 September 2015, mereka mulai mengumpulkan mimpi-mimpi dari kota Sabang. Setiap kertas berisikan mimpi itu akan dibubuhi tanda tangan stakeholder setempat. Pengumpulan diharapkan akan bisa berakhir pada 21 Desember 2015 di Merauke, Papua.

dXSRrFW8Xr

Pengumpulan mimpi dari setiap daerah tersebut akan mengajak masyarakat setempat untuk memunculkan ekspresinya melalui banyak hal. Diantaranya adalah pertunjukan seni, kegiatan ilmiah, aktivitas olahraga, pelatihan keterampilan, festival, dan karnaval budaya. Tidak akan ada sekat-sekat budaya, ras, suku, dan agama yang terlibat dalam pengumpulan impian tersebut. Seluruh rakyat Indonesia akan diajak untuk peran serta.

Mereka akan diberi kesempatan menyampaikan terlebih dahulu bentuk-bentuk mimpi tersebut sambil tim ekspedisi menyampaikan pesan yang dibawa oleh Gerakan Ayo Kerja, hingga akhirnya mimpi-mimpi anak bangsa itu disimpan rapat-rapat dalam sebuah tabung kapsul selama 70 tahun lamanya.

Waktu yang cukup lama merupakan upaya untuk membuktikan apakah semua mimpi dan harapan yang diimpikan dan dinyatakan secara tertulis itu memang benar-benar terwujud atau tidak. Terhitung dari ketika Gerakan Ayo Kerja mulai dicanangkan di tahun 2015 sampai nanti 2085.

Gerakan ini adalah semangat yang digerakkan dalam bentuk upaya penciptaan karya-karya yang bernilai dan bermakna. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah akan terus memberikan kemudahan-kemudahan pengurusan segala hal yang dapat membuat rakyat Indonesia menjadi produktif dan terus mengejar mimpi.

Gerakan Ayo Kerja disebut sebagai upaya memahami bahwa kristalisasi dari hasil banting tulang dan cucuran keringat untuk sebuah kesuksesan niscaya tidak akan tercapai jika kita hanya duduk menunggu peluang datang. Nenek moyang kita yang seorang pelaut andal tidak akan pernah menjadi pelaut yang andal bila mereka menunggu sambil berdiam diri kapan datangnya laut yang tenang.

“Ini mimpi yang dirumuskan anak bangsa dirangkai dari satu provinsi dari Sabang sampai Merauke. Itulah simbolisme yang dilakukan tim ekspedisi 70 tahun Ayo Kerja Indonesia. Kita mengukuhkan Indonesia sebagai negara besar. Jayalah Indonesia yang direfleksikan dengan kegiatan ayo kerja ini,” ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

metrotvnews.com

Surat Untuk Anak Muda Indonesia

By JS Khairen *

Pada 2045, Indonesia akan berusia 100 tahun. Saat itu yang akan menjadi pemimpin di berbagai tempat ialah generasi muda sekarang.

Siapkah kita menyongsong satu abad Nusantara? Akan seperti apa bangsa ini nantinya? Akankah terus tenggelam atau berjaya? Mana pun, ada peran kita di dalamnya. Masa depan dibangun dari sekarang, bukan diwariskan oleh orang tua. Tanggung jawab besar ini kita pikul bersama, kawan. Generasi muda Indonesia hari ini disebut generasi sok tahu dan penuh wacana.

Duduk di kafe dengan gadget di tangan. Sebuah kemewahan semu. Sebagai generasi wacana, apa saja selesai oleh mereka tapi minim praktik. Hanya sampai di ujung bibir, tak ada langkah nyata. Hampir semua sisi kehidupan diprotesnya, tapi tingkahnya tak semakin baik. Mewah dan pura-pura mewah, pura-pura maju, pura-pura kaya. Padahal bangsa ini kenyang perkataan, haus perbuatan kata Alfatih Timur.

Indonesia sedang menggenggam generasi yang rapuh penuh simbol, gadget, mal, nongkrong, jalan-jalan, ketawaketiwi dan tak peduli dengan mereka yang tertatih menjalani kehidupan hari demi hari. Generasi hampa, tidak kukuh dan tentu saja tidak militan. Tapi di tengah situasi semacam itu muncul beberapa anak muda yang kreatif yang bisa menjadi ladang nafkah bagi banyak orang.

Memberikan Sesuatu Pada Negara?

Puluhan tahun lalu, mantan Presiden Amerika Serikat JF Kennedy, berpidato “Jangan tanyakan apa yang negaramu bisaberikanpadamu, tapitanyakan apa yang bisa kau berikan pada negaramu.” Kalimat ini dikagumi hingga saat ini. Sering digunakan untuk membangkitkan semangat patriotisme di belahan dunia mana pun. Bagi saya sendiri, dulunya ungkapan ini berkesan negatif.

Bagaimana mungkin nelayan miskin, buruh yang dihimpit utang, atau pasukan oranye yang harus bangun di pagi buta sempat memikirkan untuk memberikan sesuatu pada negara yang bahkan belum bisa membuat mereka sejahtera ini. Bukankah harusnya kita bertanya, apa yang sudah diberikan negara ini pada penambang di Ijen yang harus mengangkat seratus kilogram lebih sulfur setiap harinya? Atau kenyamanan publik apa yang sudah didapatkan para pembayar pajak?

Sudahkah negara ini menyelamatkan kaum miskinnya? Kita pun dihadapkan pada tantangan multidimensi. Kusut masai di mana-mana. Saya baru memahami ucapan JF Kennedy setelah merenungkan itu semua. Kita harus bangun tempat hidup yang lebih baik di masa depan dengan kecintaan pada bidang masingmasing. Tempat hidup itu bernama Indonesia.

Bukan Warisan

Membaca teori dari Prof Rhenald Kasali mengenai selfdriving, anak muda mana yang tidak terbakar emosinya? Dalam hati, saya berceletuk “Seenaknya ini profesor mengatakan kebanyakan anak muda kita adalah passenger.” Teori itu menyindir bahwa “Kita adalah burung dara yang diikat sayapnya.” Namun jika merunut pada pemaparan Prof Rhenald Kasali dan berkaca pada realita keseharian, saya berpikir “Benar juga ini, gawat!” Kurang lebih teori itu mengatakan; setiap manusia diberikan kendaraan yaitu dirinya sendiri.

Jika berhasil menjadi good driver untuk diri sendiri maka ia bisa lanjut ke tahap selanjutnya yaitu drive others, drive your society dandrive your nation. Bagi yang terperangkap akan menjadi passenger. Potensi yang ia miliki terkubur di alam pikirannya. Nyaris tak ada karya nyata karena dikerubungi badai wacana.

Takut mengambil risiko dan minim inisiatif. Lebih jauh lagi, di beberapa negara dikenal istilah strawberry generation. Yaitu mereka yang kreatif, banyak akal, gemilang dan berprestasi. Tapi akan halnya stroberi, generasi ini lembek tidak tahan pada tekanan. Sedikit saja dimarahi langsung depresi. Tidak mendapat yang diinginkan, langsung galau berkepanjangan.

Sebagian besar empati kita, semangat kita yang menggebugebu, kreativitas kita yang tak pernah terbayangkan oleh generasi sebelumnya telah terkubur. Namun, itu semua masih bisa dibangkitkan. Kita masih bisa keluar dari badai wacana untuk Indonesia masa depan.

The Conritium Cell

Mungkinkah Soekarno- Hatta hanya duduk merenung berkepanjangan, dan tiba-tiba Indonesia merdeka? Mungkinkah seorang pelajar SMA merenung saja sambil menggigit ujung pena dan sekerlip mata ia menjadi lulusan UI, UGM atau ITB? Jawabannya tidak mungkin. Semua itu hanya bisa tercapai karena wacana yang dikonkretkan. Kita dianugerahi kemampuan membangun visi.

Uniknya, tak kita iringi dengan memperkuat concritium cell atau “sel mengonkretkan sesuatu” pada diri kita. Tentunya hingga saat ini sel ini tidak ada secara ilmu biologi, melainkan hanya kiasan saya saja. Ada teman-teman kita yang sebagian besar wacananya selalu ia konkretkan, kita bisa belajar darinya karena concritiumcell -nya kuat. Mengasah sel ini, tentu diperlukan daya dobrak dan daya juang.

Pendahulu kita yang telah sukses, pasti berdarahdarah sebelumnya. Mereka rela tidur lebih sedikit untuk berkarya. Jika Anda ingin mengasah ini, triknya adalah Anda harus keluar dari zona nyaman. Bawa keresahan dan kegalauan Anda terhadap apa pun itu menjadi bahan bakar untuk sebuah karya, agar Anda tidak ikutikutan seperti kebanyakan anak muda yang bisanya mengumpat atau mengata-ngatai orang saja. Selain itu, bisa juga dengan melakukan perjalanan ke luar negeri sendirian.

Negeri yang jauh, yang asing sehingga Anda benar-benar tak punya tempat untuk bersandar selain diri sendiri. Seperti yang saya dan rekan-rekan mahasiswa FE UI tuliskan dalam buku berjudul “30 Paspor,” yang akan segera difilmkan. Konon katanya, Anda baru tahu siapa diri Anda setelah menjadi minoritas. Seperti kata penulis Agustinus Wiboro, “perjalanan fisik adalah perjalanan yang jauh ke dalam hati”.

Jika hari ini kita menganggap banyak hal buruk berseliweran, jika hari ini kita menganggap Indonesia masih terpuruk, maka jangan biarkan generasi setelah kita mengatakan dan melihat hal serupa nantinya. Kawan, ini suratku untukmu. 30 tahun lagi, jika kau kembali membacanya, pastikan kau tersenyum saat itu.

*Novelis, Kepala Divisi Kreatif Rumah Perubahan Rhenald Kasali @JS_Khairen

(ars)

source: https://nasional.sindonews.com/read/1043308/18/surat-untuk-anak-muda-indonesia-1441941485

Ternyata Produk Alam Indonesia ini Menghasilkan 85% Wewangian di Dunia

Indonesia memang pantas bila dinobatkan sebagai Negeri dengan sejuta kekayaan alam. Bukan hanya dari segi sumber daya pertambangannya saja yang sangat kaya, namun juga dari produk olahan alamnya. Seperti minyak nilam yang digunakan oleh dunia untuk bahan pembuatan parfum.

Sekitar sepertiga parfum di dunia memakai minyak nilam atau patchouli untuk memberikan aroma yang kuat. Begitu kuatnya hasil distilasi tanaman nilam ini, sekitar 50 persen parfum pria di dunia pasti mengandung ekstrak nilam.

Sayangnya, belum banyak orang tahu bahwa ternyata Indonesia merupakan negara produsen nilam terbaik. Padahal, sekitar 85 persen parfum dan kosmetik di dunia memakai hasil distilasi tanaman nilam dari Indonesia. Fakta ini merujuk pada data Direktorat Jenderal Perkebunan yang menjelaskan bahwa volume ekspor nilam dari Indonesia mencapai angka 1.057 triliun pertahun.

Parfum

Menurut seorang pakar parfum dari Singapura, Anne Sylvie, Indonesia sangat beruntung dengan letak geografis yang strategis sehingga dapat memproduksi minyak nilam kualitas wahid.

Seperti dikutip dari CNN Indoensia Anne mengatakan “Indonesia terletak di khatulistiwa sehingga tanahnya baik untuk tumbuhan nilam. Tidak seperti negara lain, Indonesia hanya memiliki dua musim jadi ada banyak waktu untuk prosesnya.”

Menurutnya, untuk mendapatkan produk minyak yang baik, nilam harus ditanam hingga 5-6 bulan. Setelah dipanen, tanaman harus dikeringkan 4-5 hari kemudian memasuki tahap distilasi selama 8 jam. Dari 200 kilogram nilam, hanya akan didapat 1 kilogram minyak.

Selama proses tersebut, kata Anne, Indonesia tidak mengalami perubahan cuaca yang drastis sehingga kualitas nilam tak terganggu.

Namun, Anne membocorkan bahwa aroma dari satu tanaman sangat tergantung pada keadaan detail cuaca dan daerah saat penanaman. “Kalau di Indonesia, minyak nilam terbaik itu didapatkan dari yang ditanam pada musim hujan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, sebagian Jawa, Kalimantan, dan Bali,” katanya.

Dengan kualitas tinggi tersebut, minyak nilam dari Indonesia pun dikirimkan ke berbagai negara, seperti Singapura, Amerika Serikat, Spanyol, Swiss, Inggris, bahkan Perancis.

CNN Indonesia