Mahasiswa IPB Mengharumkan Nama Indonesia dengan Inovasi GUCAKUSI

Kebutuhan Indonesia terhadap bahan pangan terus menerus meningkat, namun tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri yang mencukupi akhirnya memaksa pemerintah banyak untuk melakukan impor. Salah satu bahan pangan yang banyak di impor ke Indonesia adalah gula.

Gula selama ini hanya diproduksi dari ekstraksi tebu atau sugar cane yang banyak di tanam di daerah-daerah tandus di Indonesia. Produksi gula dengan tebu ini semakin menurun karena adanya penyusutan lahan sehingga diperlukan sebuah inovasi untuk menjaga produksi gula tetap tinggi. Permasalahan inilah yang kemudian coba di jawab oleh empat mahasiswa IPB yang belum lama ini mendapatkan penghargaan dari inovasi mereka yang memanfaatkan singkong.

Inovasi yang mereka temukan adalah ternyata kulit dari singkong mampu digunakan untuk memproduksi gula cair. Bahkan gula dari singkong ini dipercaya memiliki tingkat kalori yang lebih rendah dari gula tebu, sehingga dapat mencegah obesitas.

Singkong

“Gula cair dari kulit singkong mengandung energi lebih rendah yakni kurang dari sepertiga dari energi yang terdapat dalam gula pasir. Gula cair kulit singkong ini mengandung energi 106 kilo kalori per 100 gramnnya, sedangkan gula pasir mengandung 364 kkal per 100 gram ” kata Farauq Arrahman seperti di kutip dari Tempo.

Rupanya inovasi ini berangkat dari sebuah konsep tentang nol limbah atau zero waste yang artinya setiap jengkal dari sumber alam harus bisa dimanfaatkan tanpa harus membuang sisa-sisa sampah.

“Berangkat dari konsep “zero waste” kami melihat produksi singkong Indonesia cukup besar, salah satunya di Ciluar Bogor juga terdapat sentra pengolahan singkong untuk tepung tapioka,” imbuh Farauq.

Proses pembuatan gula cair dari kulit singkong juga relatif mudah. Kulit singkong direndam dulu selama tiga hari kemudian diblender dengan air lalu diambil patinya.

Kulit singkong yang sudah menjadi bubur kemudian dimasukkan sejumlah enzim alfa-emilase. Selanjutnya tahap sakarifikasi dengan cara pati yang telah terpecah menjadi dekstrin didinginkan dari suhu 105 derjat celcius menjadi 60 derjat celcius, kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca sakarifikasi dengan penambahan enzim amiloglukosidase.

Setelah melalui proses sakarifikasi kemudian masuk ke dalam proses pemucatan dengan arang aktif. Tahap selanjutnya, dilakukan penyaringan dan proses penguapan (Evaporasi) untuk memekatkan hasil gula cair. Gula cair inilah yang kemudian dapat digunakan dan dikonsumsi.

Inisiator inovasi Abdul Aziz mengatakan, Indonesia termasuk lima negara penghasil singkong terbesar di dunia. Angka BPS 2014 menyatakan produksi singkong nasional mencapai 23.458.120 ton. Pengolahan singkong menghasilkan limbah sekitar 15-20 persen dari berat umbi, dengan persentase lapisan periderm sebesar 0,5-2 persen dan kulit bagian dalam (corteks) berwarna putih mencapai 8-19,5 persen.

“Ini potensi yang besar jika kita mampu memproduksi gula cair dari kulit singkong kenapa kita harus bergantung pada impor gula,” katanya.

Inovasi ini mendapatkan medali emas dalam Macau International Innovation and Invention Exhibition (MIIIE) pada Juli 2015 lalu. Tim dari IPB yang terdiri dari Farauq Arrahman, Galih Nugraha, Putri Vionita, dan Abdul Aziz tersebut menang dengan membawa produk gula cair. Produk yang diberi nama GUCAKUSI (Gula Cair dari Kulit Singkong) tersebut mengalahkan 250 pesaing dan 80 inovasi lainnya yang berasal dari 22 negara di dunia seperti Thailand, Philipina, Cina, Kanada, Korea Selatan, Polandia, Taiwan, dan negara-negara lainnya.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/18/mahasiswa-ipb-mengharumkan-nama-indonesia-dengan-inovasi-gucakusi/

Buah ini Menjadi Asal Nama Kerajaan Majapahit.

Konon, saat Raden Wijaya menerima sebidang tanah yang kemudian dibangunnya menjadi kerajaan besar, seorang prajuritnya memakan buah maja yang berasa pahit. Dari sanalah kemudian lahir nama Majapahit.

Tapi benarkah buah maja berasa pahit?. Buah maja yang dikenal umum di Indonesia adalah buah sebangsa jeruk-jerukan bernama latin yang masih berkerabat dekat dengan Kawista. Buah ini tidak berasa pahit, justru buahnya beraroma harum dan berasa manis. Mungkin saja yang dimakan prajurit Majapahit adalah buah maja yang masih muda.

Buah Maja

Selain itu, buah maja juga sering dipertukarkan dengan buah berenuk yang terkadang juga disebut buah maja. Bahkan kedua buah ini sama-sama menjadi Maskot Mojokerto, Jawa Timur. Buah maja (Aegle marmelos) menjadi maskot kota Mojokerto, sedang buah berenuk (Crescentia cujete) menjadi maskot kabupaten Mojokerto.

 

Buah maja (Aegle marmelos) di pohonnya

 

Buah maja dikenal juga sebagai maja legi, dan maja batu. Di beberapa daerah dikenal sebagai bila (Bali), Maos (Madura), dan kabila (Alor). Di Melayu disebut sebagai bilakatau bel. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai bel fruit, bael fruit, atau wood apple. Maja mempunyai nama latin Aegle marmelos yang bersinonim dengan Belon marmelos W. F. Wight, dan Crateva marmelos L.

Tanaman maja (Aegle marmelos) merupakan pohon berkayu keras dengan tinggi sekitar 10-15 meter. Batangnya bulat mempunyai permukaan kulit yang kasar berwarna coklat. Pohon ini mempunyai banyak cabang. Daunnya tunggal berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal meruncing, dan tepi daun bergerigi. Bunganya majemuk.

Buah Berenuk

Buah maja berbentuk bulat agak lonjong dengan panjang sekitar 5-12 cm. Kulit buah berwarna hijau ketika muda dan menjadi coklat setelah tua. Daging buah berwarna kuning hingga jingga. Buahnya berair, beraroma wangi dan berasa manis. Satu pohon bisa menghasilkan 300-an butir buah. Buah maja biasanya masak pada musim kemarau bersamaan dengan daun-daunnya yang meluruh.

 

Buah maja (Aegle marmelos)

Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim.

Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.

Buah yang mengilhami pemberian nama kerajaan terbesar di Indonesia, Majapahit ini ternyata tidak pahit. Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah Crescentia cujete yang terkadang disebut juga maja.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Upakelas: Rosidae; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Aegle; Spesies: Aegle marmelos.

Referensi dan gambar:

Siswa SD asal Semarang ini Temukan Alat detektor Berat Tas

Bagi siswa sekolah, tas merupakan salah satu piranti yang tidak pernah tertinggal. Tas tersebut dapat difungsikan untuk menyimpan buku pelajaran maupun kebutuhan sekolah lain. Namun, tidak banyak siswa atau bahkan orang tua yang tidak menyadari jika siswa membawa beban terlalu berat di dalam tas sekolah akan dapat mengakibatkan beberapa penyakit, antara lain pegal-pegal hingga dislokasi tulang.

Mencari solusi untuk permasalahan tersebut seorang siswa kelas 5 SD AL Azhar 29 Semarang, Rafi Yudha Hidayat membuat alat deteksi yang berfungsi untuk mengukur berat tas sekolah yang digunakan sehari-hari oleh siswa. Detektor yang diberi nama Bag Over Weight Sensor (BOS) tersebut juga menjadi pemenang favorit dalam kompetisi inovasi siswa tingkat nasional, Kalbe Junior Scientist Award 2015. Alat tersebut kemudian dipatenkan oleh pihak Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI).

Rafi

Rafi yang memenangkan penghargaan tersebut mengungkapkan bahwa dirinya harus bersaing dengan 118 peserta dari 22 provinsi di Indonesia. Dari kesemuanya itu, setiap peserta disaring dan akan diambil 18 proposal peserta terbaik. Kemudian masing-masing siswa yang mengirimkan proposal tersebut melakukan presentasi di Jakarta di depan dewan juri.

Saat pengembangan BOS bocah yang lahir pada 24 Juni 2005 silam ini mengaku sempat mengalami kegagalan sampai dua kali. Saat uji coba pertama, ia memakai dua sistem pegas yang ditaruh pada tali tas. Tetapi yang terjadi, beban pegas tali punggung sulit untuk diatur sehingga gagal.

“Percobaan kedua, saya memakai kontrol pemberat yang diatur melalui mikro kontroler di bawah tas. Tetapi keakuratannya berkurang, karena mikro kontroler tersebut digital. Selain itu, beban dari barang bawaan di dalam tas tidak dapat tertimbang semuanya. Baru ketiga yang ini langsung berhasil,” kata Rafi seperti dikutip dari Radar Semarang.

Bag Over Weight Sensor merupakan alat yang berfungsi untuk mengetahui berat tas sekolah siswa yang berisi buku dan kebutuhan sekolah yang lain. Selama ini, berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri, setiap harinya Rafi selalu membawa tas sekolah yang memiliki beban lebih dari 15 kilogram. Tas tersebut berisi buku pelajaran, bekal, dan pakaian ganti.

Sementara itu, guru pembimbing Rafi, Titan Ajiyana yang merupakan kepala SMP Alazhar 29 berharap, temuan Rafi tersebut dapat diaplikasikan dan digunakan oleh banyak siswa, mengingat beban pelajaran siswa yang besar setiap hari dituntut membawa piranti belajar yang lengkap pula.

lipi.go.id

Prihatin dengan Krisis Energi Pria ini menemukan Alat Penghemat Listrik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berakselerasi cepat akan terancam bila kebutuhan terhadap energi tidak mampu dipenuhi. Untuk mencegah terjadinya krisis energi tersebut para peneliti berusaha merumuskan solusi-solusi yang mudah untuk diimplementasikan di masyarakat secara umum.

Seperti yang dilakukan oleh Gunawan Marsianto, penemu dari alat penghemat listrik. Penemuannya dianggap mampu untuk merevolusi penggunaan energi listrik di Indonesia bahkan dunia.

Listrik

Pria kelahiran Surabaya 30 November 1968 ini mengungkapkan bahwa penemuan ini berawal dari keprihatinan terhadap krisis energi listrik di Indonesia. Semakin menipisnya energi yang tidak terbarukan untuk kebutuhan pembangkit listrik mendorongnya untuk menciptakan teknologi yang mampu menghemat energi dalam skala rumah.

Gunawan yang sebelumnya berkerja di salah satu produsen alat listrik menjelaskan, prinsip dari teknologi yang diciptakannya tersebut dengan memanfaatkan arus searah (DC / Direct Current) bersumber dari energi terbarukan. Keunggulan energi DC diantaranya, sumber energi tidak akan habis, bersifat konstan, dapat disimpan, lebih mobile, alat listrik lebih awet, radiasi rendah, limbah lebih ramah lingkungan, pemeliharaan lebih murah, serta output dapat diupgrade sesuai kebutuhan.

Seperti dikutip dari Antaranews, prinsip kerja penemuan Gunawan ini sama dengan powerbank yang dipergunakan untuk mengisi baterai ponsel, hanya saja dibuat dalam kapasitas lebih besar serta tetap dapat diisi ulang menggunakan energi yang dapat diperbarui seperti teknologi sel surya. Teknologi yang dikembangkan Gunawan Marsianto dan telah mendapatkan hak paten ini dinilai mampu menghasilkan energi yang ramah lingkungan.

Gunawan Marsianto

“Ada lima yang sudah mendapat pengakuan WIPO, itupun perjalanannya sangat panjang karena sebelumnya harus lolos uji dari ahli-ahli negara anggota,” kata Gunawan.

Gunawan menggandeng PT Terang Dunia Lestari sebagai pemegang paten, sudah memasarkan alat yang diberi nama sebagai Freeneg tersebut ke kalangan industri agar dapat diproduksi secara masal.

“Hasil penemuan energi baru terbarukan dengan mengembangkan penelitian yang akurat, tepat, dan andal akan banyak memberikan manfaat pada kebijakan energi nasional. Dimana saat ini kita masih membutuhkan energi pasokan listrik dari segala lini termasuk solar cell (sel matahari) maupun wind turbin (turbin angin) maupun PLTA, PLTG, PLTU, dan PLTD,” pungkasnya.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/19/prihatin-dengan-krisis-energi-pria-ini-menemukan-alat-penghemat-listrik/

Lukisan-Lukisan Terbaik Asal Indonesia Dipamerkan Di Jepang

Beberapa karya lukisan terbaik pelukis Indonesia dipamerkan di Museum Seni Asia Fukuoka Jepang mulai bulan September ini hingga Desember mendatang. Salah satu karya terbaik itu adalah karya pelukis Affandi yang dibuat tahun 1967 dengan tema Pohon Sakura di Washington.

“Kita memang hanya memamerkan karya-karya yang terbaik dari Asia sekitar empat bulan ini,” kata Kuroda Raiji, Kepala Kurator Museum Seni Asia Fukuoka, seperti dikutip dari Tribunnews.

Selain karya Affandi juga dipamerkan karya pelukis terkenal lainnya seperti karya Agus Suwage. Lukisan tersebut merupakan lukisan minyak dan arang penuh warna warni yang dibuat tahun 1996, berjudul The Horn Bill and The Missionary.

Agus Suwage

Kemudian juga karya pelukis I Dewa Putus Sena, pelukis Taring Padi, pelukis Mohamad Ucup Yusuf, I Ketut Budiana, Wayan Bendi, dan Lucia Hartini.

Selain karya-karya seni dari Indonesia juga dipamerkan karya-karya dari seniman negara-negara asia lainnya yang berasal dari berbagai negara seperti Filipina, India, Korea, Thailand, dan banyak lagi.

Menurut Kuroda, perhatian warga Jepang selama ini memang sangat besar kepada para seniman Indonesia dan Asia lainnya.

“Masalahnya adalah masih banyak yang belum diketahui orang Jepang mengenai karya-karya seni terbaik di Asia seperti dari Indonesia, sehingga itulah gunanya adanya museum seperti ini yang dapat memperkenalkan karya-karya dari Asia termasuk dari Indonesia kepada masyarakat Jepang,” jelasnya.

Perlu diketahui, untuk memasuki museum ini pengunjung diharuskan membayar 200 yen per orang dan lokasinya tepat di tengah Kota Fukuoka, di Shimokawabatamachi 3-11, Hakata. Selain pameran karya, juga terdapat Open Studio untuk ajang belajar dan latihan para pengunjung atau artis serta tempat seminar bagi kalangan dunia seni.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/19/lukisan-lukisan-terbaik-asal-indonesia-dipamerkan-di-jepang/

Ilmuwan Makasar ini Temukan Terapi Genetik Penyakit Jantung

Seorang ilmuwan asal Indonesia kali ini berhasil menemukan terapi genetik baru untuk penderita kelainan jantung bawaan. Terapi ini mentransgenikkan asam amino mutan pada pasien ke arah asam amino normal.

Penyakit jantung merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia, khususnya Aritmia atau gangguan irama dan denyut jantung, yang dalam dunia medis disebut ‘ventrikular fibrilation’. Saat ini sudah jutaan warga di dunia mengidap gangguan yang sering mengakibatkan kematian mendadak tersebut.

Meski ada obatnya, namun sering kali efek sampingnya malah memperburuk kondisi penderita. Bahkan penggunaan alat pacu jantung pun masih memiliki keterbatasan.

Taruna Ikrar

Para dokter ahli jantung akhirnya mencoba metode terapi genetik dengan memodifikasi defisiensi deaminase adenosin. Lainnya bahkan mengembangkan alat pacu jantung biologis, berupa gen, dengan menggunakan vektor virus atau sel mesenchymal.

Terapi gen didefinisikan sebagai transfer asam nukleat sel somatik sebagai molekul terapi yang berguna untuk memperbaiki kecacatan genetik, yang menjadi faktor pencetus aritmia atau kegagalan jantung.

Penemuan tersebut merupakan hasil pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ahli Neuroscience asal Indonesia, Dr. Taruna Ikrar dan timnya, yang telah lebih dahulu membuktikan bahwa KCNQ1 adalah gen utama yang menyandi fungsi jantung.

Seperti dikutip dari Viva.co.id Dr. Taruna Ikrar menjelaskan bahwa “Mutasi yang terjadi pada gen tersebut (KCNQ1) akan menyebabkan penyakit jantung bawaan pada ratusan ribu anak dan akan menimbulkan gangguan rhytm atau irama jantung dengan penderitaan seumur hidup. Kondisi ini pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung atau Cardiac suddent dan kematian,”

Fakta ini mendorong Doktor yang juga merupakan Adjunct Professor di University of California, Amerika sekaligus merupakan staf Badan POM Republik Indonesia ini bersama timnya berusaha mencari solusinya dengan metode terapi genetik melalui modifikasi defisiensi deaminase adenosin. Ada juga yang mengembangkan alat pacu jantung biologis, berupa gen, dengan menggunakan vektor virus atau sel mesenchymal.

Terapi gen didefinisikan sebagai transfer asam nukleat sel somatik sebagai molekul terapi yang berguna untuk memperbaiki kecacatan genetik, yang menjadi faktor pencetus aritmia atau kegagalan jantung.

Pria yang lahir di Makassar 15 April 1969 ini memang memiliki minat yang sangat mendalam terhadap Neurosains. Bahkan saat ini dirinya sedang memimpin puluhan penelitian diberbagai bidang. Beberapa diantara penemunannya yang telah mendapat paten adalah High Precision and Fast Functional Mapping of Cortical Circuitry Through A Novel Combination of Voltage Sensitive Dye Imaging and Laser Scanning Photostimulation dipatenkan tahun 2010. Kemudian Mapping Inhibitory Neuronal Circuits by Laser Scanning Photostimulation atau sistem pencitraan dinamika pada otak manusia ini yang dipatenkan tahun 2011.

Dirinya tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Desa Sirinjala, Kabupaten Gowa, Sulawesi. Ia mengaku hanya berasal dari keluarga sederhana. Namun, putra pasangan Abubakar (almarhum) dan Hasnah Lamawi ini memiliki kesung­guhan dalam mewujudkan cita-­citanya. ‘’Sejak kecil saya sangat haus akan ilmu pengetahun,’’ katanya.

Doktor dan ilmuwan di bidang farmasi, jantung dan saraf yang telah hijrah dari Indonesia sejak 15 tahun lalu ini mengaku dirinya ingin bisa kembali ke Indonesia suatu saat nanti. Dirinya hanya berharap suatu saat Indonesia kembali memberikan kesempatan untuk berperan lebih banyak untuk para talenta-talenta anak bangsa yang tersebar di segala penjuru dunia khususnya dalam hal riset sains dan teknologi.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/20/ilmuwan-makasar-ini-temukan-terapi-genetik-penyakit-jantung/

Telah dibuka Ruang Pamer Hasil-Hasil Riset Kesehatan di Indonesia

Banyak penelitian telah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), namun sayang tak semua orang tahu tentang hasilnya. Melihat fakta tersebut akhirnya Balitbangkes berinisiatif untuk membuka galeri riset yang terbuka untuk masyarakat umum.

Galeri Riset kesehatan yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan Profesor Dr. dr. Nila Moeloek pada Jumat (17/9/2015) yang lalu ini terletak di Balitbangkes, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat.

Mikroskop

Nila mengatakan galeri ini akan bermanfaat untuk membuka wawasan bagi orang awam serta menarik calon-calon peneliti muda untuk melakukan riset sejak usia dini. Semakin banyak bibit peneliti maka semakin berkualitas pula penelitian yang akan datang.

“Saya dulu datang ke sini memang sayang kalau tak bisa melihat apa yang ada di Litbangkes. Jadi saya hanya duduk menunggu sambil dikasih majalah yang menurut saya juga bukan majalah ilmiah,” kata Nila.

“Sekarang kita semua bisa melihat dari (riset) etnografi sampai apa yang dibilang basic research,” lanjutnya.

Di dalam galeri ini terdapat 11 pojok yang dibagi-bagi berdasarkan tema. Beberapa tema penelitian yang dipamerkan adalah riset vektora (agen pembawa penyakit), riset pencemaran lingkungan, riset tumbuhan obat dan jamu, serta riset etnografi.

depkes.go.id

6 Aplikasi Buatan Anak Indonesia yang Mendunia


Dunia teknologi informasi berupa software berkembang pesat tiap harinya. Salah satu teknologi tersebut adalah perangkat lunak mobile. Di ujung dunia bagian A baru dikenalkan dengan salah satu teknologi tertentu namun di ujung dunia yang lain teknologi tersebut sudah tidak dipakai dan ditinggalkan, itulah keadaan teknologi di dunia saat ini.

Lalu bagaimana dengan dunia teknologi informasi di Indonesia khususnya perangkat lunak berbasis mobile? Jangan salah, di bawah ini ada 6 aplikasi mobile buatan anak negeri yang telah mendunia.

1. Icon Pop Quiz

Salah satu perusahaan dalam negeri, Alegrium, membuktikan bahwa Indonesia pun sebenarnya bisa bersaing dengan luar negeri di bidang Teknologi Informasi. Dengan berprinsip pada “kebahagiaan” perusahaan ini membuat games multi platform pada smartphone. Icon Pop adalah salah satu produknya.

Game Icon Pop ini sebenarnya cukup mudah untuk dimainkan, cukup menebak apa nama icon yang muncul bisa dari nama orang, film, brand, ataupun karakter imajinatif. Ketika berhasil menebaknya kita akan mendapatkan poin yang akan diakumulasi sampai pertanyaan terakhir yang bisa kita jawab.

Game ini pernah menjadi salah satu aplikasi “Top Free”dan pernah menduduki peringkat pertama di beberapa negara misalnya Inggris, Australia, Kanada, Filipina, dan Indonesia.

2. Picmix

Fenomena berfoto dan selfie adalah salah satu kegiatan yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Dengan semakin pintarnya mobile phone kita dan difasilitasi dengan fitur kamera yang begitu canggih membuat siapapun ketagihan berfoto dan tak jarang pengguna memberikan filter dan efek-efek tertentu pada hasil foto agar konon memberikan hasil gambar yang “kekinian”.

Indonesia patut berbangga karena salah satu karya anak bangsa berupa editor foto bernama Picmix mampu bersaing dengan aplikasi editor foto di dunia. Picmix sangat mudah digunakan dan salah satu fitur unggulannya adalah dapat langsung dibagikan langsung pada jejaring sosial. Selain itu terdapat fitur filter dan frame.

3. Catfiz

Begitu banyak aplikasi instant messenger yang terpasang pada smartphone kita, mulai dari buatan Amerika, Kanada, China, Korea Selatan dan lain-lain. Putra – putri di Indonesia pun tidak mau kalah. Beberapa alumni dari salah satu Institut Teknologi di Surabaya pun mempunyai ide untuk mengembangkan aplikasi instant messenger bernama Catfiz. Nama Catfiz terinspirasi dari Lele “ Catfish” harapannya agar binatang yang gampang dikembangbiakkan serta mudah beradaptasi di semua tempat di Indonesia dan ia bersama tim berharap dapat mengembangkan aplikasi ini dengan mudah.

Saat ini tercatat sekitar 6,5 juta pengguna dengan 3,5 juta pengguna aktif. Untuk perbandingan pengguna berkisar antara 50:50 dari pengguna Indonesia dan luar Indonesia.

4. Scoop

Scoop merupakan aplikasi e-reading yang membuat pengguna dapat mengunduh dan membaca majalah,buku dan koran secara gratis maupun berbayar di Indonesia , Malaysia dan Singapura pada perangkat smartphone atau tablet. Aplikasi ini dapat diunduh melalui perangkat android, iPad, iPhone dan Windows Phone. Tersedia pula versi web dari aplikasi ini pada getscoop.com .

5. Save the hamster

Mahasiswa dari Indonesia pun tak mau kalah dengan developer senior diatas mereka. 3 mahasiswa yang berasal dari Universitas Trunojoyo pun membuktikan hal tersebut hingga akhirnya mereka berhasil memenangkan juara kedua kategori game pada Imagine Cup 2013 yang diselenggarakan di Rusia.

Game ini sangat cocok bagi anak – anak yang sedang belajar menghitung karena pada tiap levelnya ada soal-soal operasi matematika dasar seperti penjumlahan dan pengurangan yang harus diselesaikan. Namun, selain anak-anak orang dewasa pun juga dapat memainkan permainan ini karena selain belajar matematika aplikasi ini juga mengajarkan penggunanya untuk mencari strategi terbaik untuk mencapai tujuan.

6. Infinite sky

Infinite Sky adalah game yang menampilkan pesawat tempur dengan tampilan grafis 3D. Game ini tersedia untuk perangkat iPhone dan Android. Seperti namanya, Infinite Sky  yang berarti langit tanpa batas menampilkan aksi terbang tanpa henti. Selama pesawat belum hancur, pemain bisa terus menerbangkannya.

Beberapa waktu yang lalu Infinite Sky berhasil menduduki 10 besar aplikasi paling banyak diunduh di Apple App Store. Dan tercatat pernah menduduki di posisi 9, Top 10 Apps (semua katgeori) di Amerika Serikat dan di Inggris pernah menempati posisi ke 5.

Masih ragu dengan kemampuan anak negeri? Coba pikirkan lagi karena 6 aplikasi di atas adalah salah satu bukti dedikasi anak negeri di bidang Teknologi Informasi yang telah diakui oleh dunia.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/21/6-aplikasi-buatan-anak-indonesia-yang-mendunia/

Ayam Hitam Legam Asli Indonesia ini Jadi Tren di Amerika Serikat

Indonesia memiliki ayam dengan genetika yang eksotis. Ayam ini seluruh tubuhnya berwarna hitam legam yang disebut sebagai Ayam Cemani. Ayam ini dianggap sebagai ayam langka di Indonesia dan banyak pemburunya. Namun tidak hanya di Indonesia, ternyata Ayam Cemani juga sedang naik daun di Amerika Serikat.

Ayam Cemani yang sedang menjadi tren baru di Amerika Serikat membuat sebuah perusahaan peternakan di Florida, AS, Greenfire Farms, meraup untung besar dari melonjaknya permintaan terhadap ayam yang dianggap eksotis karena seluruh bagian tubuhnya berwarna hitam ini.

Ayam Cemani

Menurut mereka, pembeli rela mengantre, meski seekor ayam Cemani yang baru menetas, dihargai 200 dollar AS, atau sekitar Rp 2,6 juta. Harga itu tergolong fantastis, karena di Indonesia, ayam Cemani anakan, ditengarai harganya hanya di kisaran Rp 200 ribu.

“Kita tidak akan bisa tahu, apa yang sebenarnya membuat orang-orang menyukai ayam ini,” kata Paul Bradshaw, pemilik peternakan Greenfire Farms. Hanya dalam setahun, Paul mengaku sudah menjual lebih dari 500 ekor ayam ini.

Entah apa yang membuat ayam ini begitu populer di AS sebagai peliharaan, tapi yang jelas, menurut Paul, orang-orang tahu bahwa ayam jenis ini merupakan ayam khas Indonesia, dan terlihat eksotis dengan warna mereka.

Orang kini bahkan menjuluki ayam Cemani sebagai ayam ‘Lamborghini’, mengingat harganya yang wah dan rupanya yang unik dan eksotis.

Paul juga mengaku menjelaskan ke para pembeli, bahwa di Indonesia, terutama oleh orang Jawa, ayam ini digunakan untuk kepentingan klenik dan spiritual. Ayam ini tidak diimpor langsung dari Indonesia, karena adanya larangan impor terkait bahaya flu burung di Asia. Mereka membiakkan sendiri, setelah mendatangkan indukan langsung dari Indonesia.

kompas.com

Kerajinan hasil UKM Indonesia di Minati di Inggris

Kerajinan peralatan makan dari kayu asal Indonesia seperti tempat makan dan minum, cangkir, gelas, piring, mangkok, talam, tatakan buah serta perabotan rumah tangga lainnya termasuk vas bunga ternyata diminati masyarakat Inggris. Hal ini terlihat dari tingginya minat warga lokal Birmingham meramaikan paviliun Indonesia pada Birmingham Autumn Fair yang berlangsung di gedung NEC dari tanggal 6 – 9 September 2015 yang lalu.

Seperti dikutip dari Antaranews Bambang Haryono, salah seorang peserta pameran dari Oesing Craft mengaku “Saya bangga bisa ikut dalam Birmingham Autumn Fair yang difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM.”

Selama pameran berlangsung produk peralatan makan dari Oesing Craft yang banyak memberdayakan masyarakat di wilayah Banyumas itu pun laku dijual secara ritel dan ada juga yang ingin menggalang kerjasama untuk mengekspor produk Oesing yang selama ini sudah masuk pasar di Jepang dan Spanyol, demikian Bambang Haryono.

Kerajinan Kayu

Selain itu perekonomian yang cukup stabil di Eropa, khususnya di Inggris, dianggap bisa menjadi pasar yang potensial. Sehingga promosi produk seperti ini bisa terus berlanjut. Kementerian Koperasi dan UKM menfasilitasi sembilan pengusaha yang tergabung dalam unit usaha kecil dan menengah (UKM) dengan berbagai ragam jenis usaha mengikuti pameran Autum Fair untuk pertama kali nya.

Sementara itu Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha pada Kementerian Koperasi dan UKM , Ir Emilia Suhaemi kepada Antara London Rabu mengatakan kementerian koperasi dan UKM menfasilitasi UKM untuk mempromosikan produknya di Inggris dalam upaya merambah pasar Eropa khususnya Inggris.

Sebab tidak hanya produk kerajinan kayu asal Indonesia saja yang laris di Inggris. Dirinya mengakui bahwa Inggris merupakan pangsa yang potensial dengan ikutsertanya sembilan pengusaha UKM yang bergerak di bidang fashion dari batik seperti Batik Chic, Batik Kunto, Batik Pakidulan, Batik Sekar Putri, Oli Batik dan Batik Kleuren akan membuka peluang bagi industri kerajinan masuk ke pasar UK.

Selanjutnya UKM Batik dengan merek KLeuren, Fina Syarief mengakui keikutan Batik KLeuren di pameran Autumn Fair sangat bermanfaat dalam upaya mempromosikan produk lokal Indonesia agar lebih di kenal oleh pasar Internasional.
Selain untuk mengenal selera pasar di Eropa Barat serta pengembangan usaha kedepannya, khususnya untuk produk UKM, ujar Fina.

Fina mengatakan hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku UKM adalah quality control dari produk dan juga time deliver nya saat mendapatkan buyer dari luar negeri.

Para pengusaha UKM dari Indonesia juga melakukan penjajakan dengan berbagai pihak untuk menggalang kerjasama seperti yang dilakukan pemilik Batik Chic Novita Yunus dengan bantuan dari KBRI London.

rimanews.com