Es Krim Buah Naga bawa Indonesia Juarai Kompetisi Socialpreneurship Se-ASEAN

Tim OSIRIS dari Indonesia memenangkan Kompetisi Social Business Plan ASEAN Young Socialpreneur 2015. Kompetisi yang digelar oleh Global Engagement Office (GEO) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut melibatkan berbagai perguruan tinggi di ASEAN.

Sebanyak 20 tim, seperti dari Filipina, Malaysia, Sangapura, Thailand, Kamboja dan Indonesia sebagai tuan rumah ambil bagian dalam kesempatan itu. Masing masing tim mempresentasikan model bisnis yang berbasis sosial di hadapan para juri dari kalangan akademisi dan praktisi social enterpreneurship.

Direktur DEQPI FEB-UGM, Rika Fatimah berharap, kegiatan ini dapat membangun wirausaha-wirausaha muda. “Sekaligus bisa mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat khususnya di berbagai negara yang ada di ASEAN,” tutur Rika.

Buah Naga

Pemenang kedua adalah Tim AKABA dari Filipina. Tim IWAK ME dari Indonesia meraih predikat Pemenang Ketiga. Sementara runner up dipegang oleh Tim Greenovation dari Indonesia.

Ketiga tim itu dinilai dewan juri memiliki proposal bisnis sosial yang aplikatif. Proposal mereka juga memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan di masa depan. Bahkan, memiliki dampak sosial yang luas dan bermanfaat bagi masyarakat.

Tim OSIRIS sebagai pemenang pertama, mengusung isu pemberdayaan kelompok masyarakat penyandang disabilitas di Desa Sidomulyo, Yogyakarta. Program pemberdayaan kelompok masyarakat ini, dikemas dalam suatu ide yang cukup unik, yakni pembuatan Es Krim Buah Naga.

Salah satu anggota Tim OSIRIS, Sheila menyampaikan pembuatan buah naga sebagai es krim cukup mudah, seperti pembuatan es krim lainnya.

“Hanya mungkin masih jarang ditemukan es krim menggunakan buah naga, mungkin itu yang menarik,” kata Sheila Reswari, Senin (21/9/2015).

Mahasiswa FEB UGM Yogyakarta ini menyebut es krim adalah makanan yang disukai oleh banyak orang. Tak hanya anak kecil, orang dewasa dan bahkan orangtua menyukainya sehingga pasar terbuka lebar.

Rika Fatimah menyebut, pPengangkatan isu pemberdayaan masyarakat dengan disabilitas inilah yang menjadi nilai tambah dari tim OSIRIS. Mereka membuka lapangan pekerjaan bagi kelompok masyarakat yang pada umumnya cukup sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

“Inclusive wealth through inclusive opportunities to work, itu adalah poin pentingya,” ujar Rika.

Tim OSIRIS yang diperkuat juga oleh Aldo Egi Ibrahim dan Ali Bahtiar Sirry berhak mendapatkan hadiah berupa modal bisnis untuk implementasi program sebesar USD2.500 dari PT Pertamina Indonesia dan sesi pembinaan bisnis selama satu tahun dari Shell Indonesia. Sedangkan juara dua dan tiga mendapat biaya modal bisnis sebesar USD1.000, dan USD500 untuk runner up.

okezone.com

Pulau Mungil di NTB ini Menjadi Destinasi Tokoh-tokoh Dunia

By Anton Tri

Sebagian besar dari kita mungkin akan bertanya-tanya dengan Pulau Moyo. Bagi warga Indonesia, tak banyak yang mengetahui keberadaan Pulau yang berada di utara Pulau Sumbawa, NTB. Tapi untuk wisatawan dari mancanegara, pulau ini sudah memiliki nama.

Satu-satunya hotel berbintang lima yang ada pulau Moyo adalah Amanwana Resort. Keunikan dari resort ini adalah bentuk bangunannya yang didesain berbentuk tenda-tenda besar. Terletak di teluk terpencil yang menghadap Laut Flores, Amanwana seperti sebuah tempat persembunyian di belantara Pulau Moyo. Di resort inilah, para tokoh dunia seperti Lady Diana, Penyanyi Mick Jagger, hingga mantan pesepakbola yang pernah membela Manchester United, David Beckham dan Edwin van Der Sar pernah menghabiskan liburannya.

Resort di Pulau Moyo (richehotels.com.au)

Pulau Moyo ini termasuk bagian dari Kabupaten Sumbawa. Dengan luas 32.044,86 ha, Pulau berpenduduk 2.000 jiwa ini dijadikan Taman Wisata Alam Laut dengan luas 6.000 hektar mulai tahun 1986.

Air Terjun di Pulau Moyo (panoramio)

Tak cuma pemandangan sunset di pantai yang menjadi alasan traveler pergi kesini. Pulau Moyo juga menawarkan keindahan air terjun yang masih alami, yakni air terjun Diwu Mbai dan Mata Jitu. Air terjunnya benar-benar segar. Pantas saja, Putri Diana pernah menyempatkan diri mandi dan merasakan kesegaran air terjun di tengah hutan.

Berenang di Pantai yang Sebening Kaca (1.bp.blogspot.com)

Snorkling di Pulau Moyo (Priyo S.)

Untuk menuju Pulau Moyo, salah satu caranya dengan naik perahu rakyat dari Pelabuhan Muara Kali yang biasa membawa penumpang dari Pulau Moyo ke Sumbawa begitu juga sebaliknya. Ayo, coba backpackeran kesini dan yang terpenting, jangan meninggalkan sampah, ya!

viva.co.id

Ada Komponen Buatan Indonesia di Pesawat Boeing dan Airbus

Pabrikan pesawat kelas dunia seperti Boeing dan Airbus merupakan konsumen dari Honeywell Aerospace, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang pabriknya berlokasi di Bintan, Kepulauan Riau.

“Kita bikin 15% komponen pesawat. Jadi pesawat seperti Boeing dan Airbus itu ada bagian dari Honeywell,” ungkap Alex Pollack, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, di Bintan, akhir pekan lalu.

Beberapa komponen tersebut antara lain Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS), KSN (radar digital), KX155A (sistem komunikasi navigasi), dan AV850A (sistem audio). Boeing dan Airbus sudah cukup lama bekerja sama dengan Honeywell.

“Kerja sama ini sudah berlangsung lama, dan berfungsi sangat baik,” imbuhnya.

Pollack menambahkan, baik Airbus maupun Boeing biasanya langsung berurusan dengan perusahaan induk di AS. Dia pun mengaku tidak mengetahui harga dari produk tersebut.

“Jadi dari ini ekspor ke AS dan dibeli sama Airbus atau Boeing. Kemudian pesawat itu dijual ke perusahaan seperti Garuda dan Lion. Barang itu pun kembali ke Indonesia,” terangnya.

Pollack menyebutkan, dari total karyawan yang mencapai 200 orang hampir 90% adalah tenaga kerja asli Indonesia. Sehingga layak disebutkan bahwa produk yang dihasilkan adalah buatan Indonesia.

“Ada banyak karya teknologi dalam produk ini. Saya menyebutkan bahwa produk ini adalah made in Indonesia,” tukasnya.

(Detikcom)

Kalahkan Tuan Rumah, Greysia/Nitya Juara di Korea Open 2015

Korea Selatan mungkin kini menjadi tempat keberuntungan bagi Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Setidaknya hingga hari ini, Greysia/Nitya berhasil mencetak sejarah di kejuaraan yang berlangsung di negeri ginseng tersebut.Keduanya baru saja merebut gelar super series perdananya sejak berpasangan. Pasangan ganda putri andalan Indonesia ini memastikan kemenangannya usai berhadapan dengan Chang Ye Na/Lee So Hee, Korea. Dalam waktu 48 menit, Greysia/Nitya bukukan kemenangan dua game langsung, 21-15 dan 21-18.

“Saat ini kami bisa bilang Korea merupakan tempat favorit kami, tempat keberuntungan kami. Di sini kami bisa merebut gelar super series pertama kali dan sebelumnya juga menjadi juara Asian Games 2014 di Korea,” kata Greysia.

Tahun lalu pada Asian Games, Greysia/Nitya juga sukses menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Kala itu di partai final, Greysia/Nitya mengalahkan wakil Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo.

Raihan emas Greysia/Nitya saat itu semakin menggembirakan karena berhasil menyudahi penantian emas selama 36 tahun dari ganda putri. Pasangan ganda putri Indonesia yang terakhir meraih emas di Asian Games adalah Imelda Gunawan/Verawaty Fajrin, tahun 1978 di Bangkok.

“Rasanya tentu bahagia sekali, bisa menciptakan sejarah di Korea. Semoga kedepannya semakin banyak prestasi yang bisa kami raih. Tidak hanya di Korea tapi di tempat-tempat lain juga. Kami tidak boleh cepat puas,” ujar Greysia lagi.

Catatan manis lainnya di Korea juga pernah ditoreh oleh Greysia. Tahun 2006, Greysia pernah mencapai babak final Korea Open bintang enam, atau saat ini sejajar dengan level super series premier. Saat itu Greysia berpasangan dengan Jo Novita, di ganda putri.

“Waktu itu saya masih kecil, masih 19 tahun. Bisa mencapai prestasi tersebut tentu punya kesan tersendiri bagi saya,” tambah Greysia yang bernaung di klub Jaya Raya Jakarta tersebut.

FinalKoreaOpen_GreysiaNitya10

Di set pertama, Greysia/Nitya langsung menunjukkan kepercayaan diri dengan permainan ofensif. Hal ini membut Chang Ye Na/Lee So Hee kerepotan, Greysia/Nitya pun menang 21-15.

Pada awal set kedua, terjadi kejar-mengejar poin antara dua pasangan ini. Akan tetapi, ganda putri terbaik Merah Putih itu langsung tampil dominan dan memimpin sampai 11-6.

Chang Ye Na/Lee So Hee mencoba bangkit, namun Greysia/Nitya meredam serangan-serangan pasangan tuan rumah. Set kedua pun dimenangi Greysia/Nitya dengan skor 21-18.

Dalam pertandingan yang berlangsung selama 47 menit tersebut, ganda putri Indonesia tampil bersemangat. Dukungan publik tuan rumah tidak membuat Greysia/Nitya kecut untuk berusaha meraih gelar pertama di Korea Open 2015.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/22/kalahkan-tuan-rumah-greysianitya-buat-indonesia-raya-berkumandang-di-korea-open-2015/

Bijih Pahit Endemik Indonesia ini Ternyata Bisa Membuat Awet Muda

Siapa sangka bahwa melinjo yang merupakan buah/biji endemik Indonesia ternyata sangat baik bermanfaat yaitu membuat manusia awet muda. Biji/buah melinjo tersebut ditemukan dapat menghambat penuaan tubuh manusia. Seperti hasil penelitian dari satu tim yang terdiri dari lima peneliti senior di Jepang.

“Dengan makan melinjo, penuaan manusia dapat terhambat, anti aging dapat berjalan dengan baik pada manusia,” kata Takahiko Shimizu, PhD, peneliti senior, Associate Professor Universitas Chiba, ahli anti aging, salah satu anggota tim tersebut, seperti dikutip dari Tribunnews, Jumat (11/9/2015).

melinjo

Upaya diet sampai sekarang, menurutnya, umum terjadi di masyarakat. Untuk mencegah penipisan kulit dilakukan dengan pertumbuhan dan antioksidan dari sel-sel kulit. Upaya anti penuaan kulit dapat diharapkan dengan berbagai upaya dan ternyata melinjo sangat ampuh untuk hal tersebut.

“Saya telah meneliti selama dua tahun dari sekitar tahun 2012 hingga tahun lalu dan hasilnya cukup menarik,” tambahnya.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah di Amerika Serikat dan Inggris dengan tema “Oksidatif Kedokteran dan Seluler Panjang Umur”. Sebuah kemungkinan masa depan menciptakan kulit indah, dan antisipasi penuaan melalui perawatan terbaiknya.

Ketika kita memiliki usia tua, metabolisme kulit berkurang, ketebalan epidermis dan dermis lapisan hilang. Ini adalah penipisan kulit. Ketika terjadi perubahan kulit menipis dengan cepat, terjadi perubahan seperti elastisitas kulit berkurang, keriput, bintik-bintik usia, kering.

Hal ini dapat menyebabkan penyembuhan luka lambat. Tapi kali ini, menurut Shimizu, dengan mengonsumsi melinjo setiap hari, terjadi regulasi ekspresi pertumbuhan dan penuaan gen dari sel-sel kulit, produksi kolagen dan tindakan antioksidan.

“Percepatan penipisan kulit ditemukan ternyata dapat dicegah,” katanya.

Menariknya Doktor Shimizu sendiri ternyata belum pernah memegang melinjo asli.

“Yang saya kerjakan adalah sari melinjo dari sebuah produsen obat YB yang bekerjasama dengan universitas Chiba,” tambahnya.

Perusahaan ini umumnya memproduksi produk terkait madu. Tapi kali ini juga memproduksi yang terkait melinjo sebagai obat anti aging yang efektif.

Shimizu pun bahkan baru tahu bahwa melinjo selalu dipakai dalam makanan Sayur Asem jika di Indonesia, serta bisa dibuat emping.

“Jarang sekali yang tahu melinjo di Jepang dan mulai sekarang saya akan lebih banyak lagi melihat melinjo dengan mendatangi restoran Indonesia yang ada di Jepang, pesan Sayur Asem ya,” ungkapnya lagi sambil tertawa.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/22/bijih-pahit-endemik-indonesia-ini-ternyata-bisa-membuat-awet-muda/

Indonesia Mampu Membuat Benang Bedah Sendiri

Produk-produk kesehatan termasuk alat-alat kedokteran di Indonesia saat ini memang masih banyak didominasi produk impor. Namun ternyata produsen lokal pun tak kalah berkualitas. Seperti pabrik alat kesehatan Triton Manufactures yang memproduksi berbagai jenis benang operasi, hernia mesh, penanda kulit untuk bedah, kain pembersih badan dan sebagainya.

Menurut Ahli bedah digestive, Prof Aryono D. Pusponegoro, adanya pabrik alat kesehatan milik anak bangsa ini juga memacu praktisi kesehatan untuk mengembangkan inovasi alat kesehatan.

benang

Di sisi lain, ahli bedah digestive dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Syamsu Hidayat menuturkan, keunggulan produk alat kesehatan dalam negeri ini adalah pengunaan tanpa masa tunggu barang.

“Operasi apa saja, di seluruh dunia, tentu berharap penggunaan alat steril yang bisa menekan infeksi sampai nol persen. Nyatanya, di Indonesia kasus infeksi masih berkisar 5 persen, jauh perbandingannya dengan di luar negeri 1,5-2 persen. Ini karena alat kesehatan tergantung massa tunggu kedatangan barang,” ujarnya.

Setidaknya, kata dia, produk alat kesehatan milik anak bangsa ini dapat menekan kasus infeksi karena barang yang masuk ke rumah sakit dalam keadaan baru (fresh). “Upaya kita, alat kesehatan jangan terlalu lama dari pabrik ke kamar operasi untuk mengurangi kontaminasi.”

Perintis Triton Manufactures, drg Wawan Lukman mengatakan, saat ini pabriknya telah menghasilkan 1 juta sachet alat kesehatan per tahun. Dan dapat memenuhi 15-20 persen market di Indonesia.

“Triton juga bekerjasama dengan beberapa organisasi profesi seperti Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Ikatan Ahli Bedah Indonesia, Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia dan lainnya,” katanya, melalui keterangan pers, ditulis Senin (21/9/2015).

Menteri Kesehatan Nila Moelek pun turut mengapresiasi pembuatan alat kesehatan dalam negeri. Dia mengatakan, produsen anak bangsa telah mampu menghasilkan hospital furniture, sphymomanometer, stetoskop, handshoen, alat kesehatan elektromedik (infant incubator, nebulizer, O2, concentrator, dental chair, EKG, fetal Doppler, dan lainnya), alat kesehatan disposable, medical apparels dan produk consumable.

“Dengan beroperasinya pabrik Triton XV akan mendorong tumbuhnya pabrik alat kesehatan lainnya sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada luar negeri. Diharapkan, kebutuhan alat kesehatan secara bertahap juga dapat terpenuhi,” katanya.

liputan6.com

Insinyur Perminyakan Indonesia ini Menjadi Orang Asia Pertama yang Menerima Penghargaan SPE

Ahli Perminyakan Indonesia mendapat penghargaan bergengsi Perkumpulan Insinyur Perminyakan Internasional (Society of Petroleum Engineers / SPE). SPE adalah organisasi professional perminyakan internasional yang terpandang dan berkantor pusat di Texas Amerika Serikat serta telah berdiri sejak 1957 dan memiliki kurang lebih 143.000 anggota di seluruh dunia.

Adalah Ardian Nengkoda yang sukses meraih penghargaan SPE untuk bidang kategori Proyek, Fasilitas dan Konstruksi untuk regional Timur Tengah. Ardian merupakan anggota aktif Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Komisariat Arab Saudi dan telah berkontribusi lebih dari 11 tahun dalam mega proyek perminyakan tersebar di Arab Saudi, Oman, Kuwait, Abu Dhabi, dan Qatar.

Minyak

Ia juga aktif dalam memberikan kontribusi bagi komunitas perminyakan di Timur Tengah, menjadi narasumber dalam konfrensi perminyakan, sumbangsih tulisan teknis serta karya ilmiah dan aktif menjadi sukarelawan dalam acara-acara sosial SPE di seputar Timur Tengah. Atas prestasi ini, Ardian menjadi insinyur perminyakan Indonesia dan Asia pertama yang mendapatkan penghargaan SPE di Timur Tengah.

Ardian Nengkoda

Trofi penghargaan diserahkan langsung oleh Fareed Abdulla, Direktur SPE Timur Tengah serta Afrika Utara dan Janeen Judah, Presiden SPE 2017 yang juga sebagai GM Chevron untuk Afrika Selatan dalam acara upacara penghargaan dan gala makan malam 15 September 2015 lalu di Jumeirah Etihad Tower Abu Dhabi, tak jauh dari Emirates Palace di kota Abu Dhabi, Uni Emirate Arab. Acara gala dinner tersebut juga bertepatan dengan dilangsungkannya pameran dan konfrensi internasional tentang Intelligent Oilfield dan Reservoir Characterisation dan Simulation.

Tujuh penghargaan teknikal lainnya serta empat penghargaan professional juga diberikan kepada para professional perminyakan di Timur Tengah. Dalam sambutannya, SPE mengucapkan terima kasih atas kontribusi luar biasa dari para professional perminyakan tingkat regional dan memberikan penghargaan setinggi-tinginya atas kontribusi terhadap komunitas perminyakan, memajukan keperdulian atas keselamatan kerja dan lindung lingkungan serta usaha untuk bersama-sama dalam mengembangkan keahlian teknis.

republika.co.id

Indonesia Juarai Amsterdam Cup dalam Ajang HWC 2015

Tim Indonesia dari Rumah Cemara pulang dengan membawa hasil. Meski gagal di Homeless World Cup (HWC) 2015, skuad besutan Gimgim Sofyan itu berhasil meraih gelar juara Amsterdam Cup usai mengalahkan tim Norwegia 6-5 di final, Sabtu (19/9).

Hasil itu merupakan kemenangan Indonesia yang kedua atas tim Norwegia. Sebelumnya, tim Indonesia berhasil menang adu penalti atas tim Norwegia pada laga kelima babak kedua Grup A HWC 2015, Kamis (17/9).

Tim Cemara

Tim Indonesia dari Rumah cemara gagal menembus babak ketiga HWC 2015. Sebab Rokim dkk. hanya finis di posisi kelima babak kedua Grup A HWC 2015. Hasil itu membuat tim Indonesia harus turun ke perebutan trofi Amsterdam Cup yang merupakan turnamen kasta ketiga di HWC 2015.

Meski harus berlaga di Amsterdam Cup, kesempatan itu tidak disia-siakan tim Indonesia. Tim Indonesia berhasil membuktikan permainan terbaiknya dengan memenangi semua laga di Amsterdam Cup.

Tercatat, tim Indonesia mengalahkan tim Irlandia Utara 7-3 di perempat final. Kemudian mengalahkan tim Argentina 6-5 di semifinal dan akhirnya menang tipis dengan Norwegia di Final.

HWC merupakan adalah turnamen sepak bola tingkat dunia yang para pemainnya merupakan Orang-orang dengan HIV-AIDS (ODHA), Kaum miskin kota, dan mantan pecandu narkotia (Napza), mereka dikategorikan sebagai masyarakat yang terpinggirkan (homeless). Tim Indonesia pernah finis di posisi keempat babak ketiga pada tahun 2012 di Meksiko. Itu adalah capaian terbaik sejak keikutsertaan Indonesia di ajang HWC.Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia melalui Asisten Deputy Olahraga Layanan Khusus Bayu Rahadian mengatakan atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan penghargaan dan apresiasi dan rasa bangga atas prestasi yang ditorehkan timnas street soccer Rumah Cemara manjadi juara 1 Amsterdam Cup dalam ajang Homeless World Cup (HWC) tahun 2015 di Belanda.

“Ini prestasi yang sangat membanggakan bagi bangsa khususnya para pecinta sepak bola nasional dan semoga memotivasi prestasi olah raga sepak bola Indonesia,” ujar Bayu.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/22/indonesia-juarai-amsterdam-cup-dalam-ajang-hwc-2015/

Aero Aswar Bawa Nama Indonesia lewat Jetski di Kancah Internasional

Atlet jetski Indonesia Aero Sutan Aswar mampu mengharumkan nama Indonesia di seluruh dunia. Hal itu tak lepas dari kesuksesannya meraih gelar kejuaraan jetksi dunia, World Finals di kelas Pro Runabout Stock pada 12 Oktober 2014 yang lalu.

“Senang ketika saya menjadi juara dunia. Kegembiraan menjadi juara dunia itu sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu kan sudah menjadi target dan cita-cita saya. Hingga akhirnya bisa tercapai,” ujar Aero.

Aero menjadi juara dunia jetski 2014 (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Berkat prestasi apik itu, nama Aero langsung menyita perhatian seluruh dunia. Khususnya Indonesia yang merupakan tanah kelahirannya.

Indonesia boleh berbangga atas pencapaian Aero. Pria kelahiran Jakarta itu mendapat apresiasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Hari Olahraga Nasional (Haornas), Rabu 9 September 2015. Ia diberikan bonus sebesar Rp300 juta atas pencapaiannya itu.

Aero butuh perjuangan ekstra keras untuk mencapai prestasi itu. Ia harus rela terbang jauh ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan latihan sebelum mengikuti kejuaraan dunia.

“Saya sampai tinggal di AS selama enam sampai delapan bulan untuk latihan. Di sana saya melakukan latihan bersama personal trainer. Ayah juga yang mengurus latihannya. Saya juga latihan bersama tim mekanik dan tim sponsor yang juga mendukung,” papar Aero.

“Tentunya, saya juga latihan di gym. Ayah saya juga membantu mengawasi dan membantu memberi masukan untuk personal trainer apa saja yang harus dilakukan untuk atlet jetski. Saya juga harus jaga makan dan lari pagi saat latihan. Persiapan mekanik juga sangat diperhatikan. Kebetulan mekanik tim kami nomor satu dunia,” sambungnya.

Awal Prestasi di Negeri Paman Sam

AS bukan negara hal asing bagi Aero. Pria kelahiran 4 Desember 1994 itu berhasil meraih beberapa prestasi di negeri paman sam selama tampil di kejuaraan jetski.

Aero pertama kali mendapat penghargaan di AS saat berusia 16 tahun. Kala itu, ia sukses meraih gelar Iron Man Offshore Champion 2011 di kompetisi Mark Hahn 300, Arizona pada Februari 2011.

Gelar itu melanjutkan kiprah apik Aero yang sebelumnya  mendapatkan medali emas pada ajang Asian Beach Games di Muscat, Oman pada 2010.

Nama Aero mulai populer ketika ia berhasil mencatatkan prestasi gemilang di kejuaraan dunia pada 2013. Ia meraih posisi ketiga pada kejuaraan itu.

Dari Olahraga Umum Hingga Memilih Jetski

Aero mungkin tak akan pernah menyangka menjadi atlet jetski profesional. Apalagi bisa berprestasi di bidang itu. Bagaimana tidak. Aero awalnya bukan diarahkan untuk bermain jetski. Ia justru diperkenalkan beberapa cabang olahraga balap seperti motocross dan gokart. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk memilih jetski sebagai olahraga kesukaannya.

“Sejak kecil memang saya sudah diperkenalkan jetski. Tapi awalnya saya diarahkan ke beberapa cabang olahraga seperti motocross dan gokart. Akhirnya saya memilih jetski. Menurut saya olahraga ini lebih seru dan menantang,” tegasnya.

“Saya langsung tertarik ketika sudah cocok dengan olahraga ini. Apalagi, ayah sering mengajak ke beberapa event internasional. Jadi hal ini lebih membuat saya tergoda untuk bermain jetski. Saya pun akhirnya memiliki cita-cita untuk menjadi juara dunia,” kata Aero.

Aero punya motivasi ketika mengambil keputusan untuk menjadi atlet jetski. Ia memiliki satu ambisi yaitu ingin membuat olahraga aquatic bisa populer di Indonesia.

“Indonesia negara maritim. Saya ingin olahraga laut di Indonesia bisa lebih dikenal lagi,” tutur Aero.
HIL

metrotvnews.com

Siswi SMA asal Bandung akan Mewakili Indonesia di Sidang Umum PBB ke-70

Seorang siswi Sekolah Menengah Atas Negeri I Banjaran, Bandung, Sabtu 19 September 2015 lalu berangkat ke New York, Amerika Serikat, untuk mewakili Indonesia dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-70. Dia adalah Putri Gayatri, remaja kelahiran Bandung, 12 Februari 2000, ini mengikuti acara tersebut atas usulan Non-Governmental Organization (NGO) Save The Children. Putri mengenal NGO saat duduk di kelas II sekolah menengah pertama. Ia sering mengikuti acara kampanye NGO.

Putri menjadi bagian 20 delegasi dari 19 negara. Nantinya, mereka akan menyampaikan aspirasi dan permasalahan anak-anak yang ada di negara mereka masing-masing.

Sebelum tampil, Putri akan mengikuti briefing bersama delegasi lain di sana. Ia juga akan mengikuti rangkaian acara lain, seperti pertemuan dengan perwakilan NGO, perwakilan United Nation, dan ketua sidang.

Putri Gayatri (Foto: Mawardah Hanifiyani/Tempo.co)

Pada sidang tersebut, Putri akan menceritakan mengenai permasalahan yang ada di sekitarnya, terutama mengenai generasi muda. Ia akan secara khusus bicara soal isu pernikahan dini.

Remaja belia ini akan membawa isu mengenai pernikahan dini. Ia menilai pergaulan bebas yang kerap terjadi belakangan ini, sering berakhir dalam pernikahan di usia muda. Di era globalisasi, media sosial dan media televisi, dinilai Putri merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh. “Kita kan gak bisa menghentikan globalisasi. Jadi ya kita harus punya kesadaran sendiri,” kata Putri.

Di lingkungan Putri pernikahan dini masih sering kali terjadi. Ia mengatakan pernikahan dini ini sering kali berakhir dengan dikeluarkannya siswa tersebut. “Menurut saya, mereka seharusnya masih punya hak untuk mendapat pendidikan,” ujarnya.

Anak-anak yang melakukan pernikahan dini, menurut Putri tetap tidak boleh putus sekolah. Ia menilai dengan berhenti sekolah akan memperpanjang rantai kemiskinan.

Untuk mengikuti sidang ini, persiapan yang dilakukan Putri adalah dengan mengajak teman-temannya untuk berdiskusi dan menampung aspirasi mengenai masalah di sekitarnya.”Insy Allah akan saya sampaikan, permasalahnya ada yang merokok di bawah umur, pergaulan bebas yang berdampak ke pernikahan dini, dan ada juga bullying,” ucap Putri.

Hasil pertemuan itu akan dirumuskan menjadi beberapa target dan tujuan yang akan berusaha dicapai dalam kurun 2015-2030. Hal ini merupakan kelanjutan dari program tahun 2000-2015 yang dikenal dengan sebutan Millennium Development Goals (MDGs).

Saat ditanya apa yang akan dilakukan Putri sekebalinya ke Indonesia, ia menyampaikan keinginannya untuk membuat forum untuk memfasilitasi generasi muda di lingkungannya. “Putri udah buat rencana, kalau pulang dari sana putri mau buat forum di lingkungan putri untuk diskusi soal permasalahan remaja,” katanya dengan semangat.

tempo.co