Indonesia Menjadi Pemrakarsa Program Nuklir Asia Pasifik

Perutusan Tetap Republik Indonesia di Wina (PTRI Wina), Selasa (29/9), meluncurkan Regional Capacity Building Initiative (RCBI) untuk mendukung pengembangan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Pertemuan yang berlangsung di Vienna International Center, Wina, Austria, itu dihadiri representatif dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEI).

“Peluncuran program itu sebagai bagian dari pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai dan pembangunan,” kata Koordinator Fungsi Pensosbud Protkons KBRI/PTRI Winya Dody Kusumonegoro, Selasa, waktu setempat.

Peluncuran program tersebut dilakukan dalam pertemuan dengan negara-negara kontributor IAEA. RCBI ditargetkan menjadi platform kerja sama pengembangan kapasitas regional dalam riset, pendidikan, dan pelatihan dalam bidang iptek nuklir.

Pada saat peluncuran program yang dihadiri perwakilan IAEA di Wina, Wakil Kepala Perwakilan RI Febrian A Ruddyard mengharapkan, RCBI mampu menjadi insentif bagi negara anggota IAEA dalam mewujudkan komitmen terhadap upaya nonproliferasi dan perlucutan senjata nuklir. Kesuksesan program ini akan mengukuhkan Indonesia sebagai negara terdepan dalam mendorong pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai dan iptek.

Batan

Melalui skema RCBI, Indonesia memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik untuk belajar langsung dari pakar-pakar nuklir Indonesia. Program pelatihan, kata Febrian, akan didesain secara terstruktur dan sistematis dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik masing-masing negara peserta. “Pelatihan akan diselenggarakan secara bertingkat, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga advance. Dalam pelatihan ini, peserta akan diberikan sertifikat kompetensi yang terakreditasi.”

BATAN akan menyediakan fasilitas riset dan pelatihan di pusat-pusat riset milik badan tersebut.

Tingkat penguasaan teknologi nuklir Indonesia saat ini memperoleh pengakuan dari kalangan internasional, khususnya IAEA sebagai organisasi internasional di bidang nuklir. Sejak 2012, Indonesia berkontribusi dalam program kerja sama teknik IAEA di bawah skema Peaceful Uses Initiative melalui pemberian pelatihan SDM dan riset bagi negara di kawasan Asia dan Afrika.

Pada 2014 Indonesia meraih penghargaan Outstanding Achievement Award dari IAEA dan ILO untuk keberhasilan dalam mengaplikasikan teknologi nuklir di bidang pemuliaan tanaman (mutation breeding).

Dengan adanya platform RCBI, Febrian melanjutkan, bantuan teknis Indonesia tidak hanya mampu menjangkau negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, tetapi juga negara-negara Pasifik yang baru bergabung dengan IAEA.

Atase Ilmu Pengetahuan PTRI Wina Syahril menjelaskan bahwa teknologi nuklir di Indonesia tidak terbatas sebagai pembangkit listrik. Namun, hasil teknologi nuklir Indonesia tersebut juga dinikmati para pelaku bisnis, khususnya industri pertanian, pangan, kesehatan, dan manufaktur.

Penggunaan iptek nuklir di bidang pertanian melalui pemuliaan tanaman memungkinkan petani untuk mendapatkan varietas unggul padi, kedelai, dan gandum dengan tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dan tahan hama. Ia berharap, penggunaan varietas unggul tersebut mampu meningkatkan kapasitas produksi nasional sekaligus menekan tingkat ketergantungan pada impor pangan.

RCBI akan menjadi flagship PUI program bagi kawasan Asia Pasifik. Dukungan IAEA dan negara-negara anggota IAEA, khususnya dari kelompok negara maju menunjukkan pengakuan dan kepercayaan atas penguasan teknologi nuklir yang dicapai Indonesia. Dalam waktu dekat, dijadwalkan pertemuan lanjutan guna membahas teknis penyelenggaraan dengan melibatkan negara-negara donor, IAEA, dan negara-negara target penerima bantuan.

republika.co.id

Padang Siap Pecahkan Rekor dengan Penampilan Talempong Terbanyak

Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, siap memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori penampilan talempong terbanyak yang akan digelar di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) pada 20-23 Oktober 2015 mendatang.

“Kita sudah menyiapkan sebanyak 1.200 talempong (alat kesenian tradisional) untuk memecahkan rekor MURI tersebut,” kata Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) yang sekaligus ketua Panitia KTT IORA Didi Riyadi di Padang, Senin (05/10/2015).

Talempong

Didi mengatakan, rencananya pemecahan rekor MURI tersebut akan dilangsungkan di Pantai Padang di sela penyelenggaraan KTT IORA.

Talempong merupakan sebuah alat musik pukul tradisional khas Minangkabau yang biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan seperti tari piring dan tari pasambahan.

“Hal tersebut tentunya bertujuan untuk melestarikan serta memperkenalkan alat musik tradisional kita ke negara lain,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Padang Nasir Ahmad mengajak seluruh warga untuk ikut serta menyiapkan agenda itu secara matang sehingga kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat dapat dilaksanakan dengan baik.

“Mari kita berikan dukungan dan perhatian sungguh-sungguh kepada tamu-tamu yang datang,” katanya.

Menurutnya, cukup banyak dampak besar yang bisa diperoleh etelah penyelenggaraan IORA seperti peluang investasi dan wisatawan akan terus berdatangan ke Padang.

“Sehingga nantinya akan membuat Kota Padang menjadi kota metropolitan dan menjadi lebih baik,” pungkasnya.

gosumbar.com

Perwakilan Startup Indonesia Raih Juara 2 di Istanbul

iGrow, startup dari Indonesia berhasil menjadi juara 2 kompetisi internasional Startup Istanbul setelah sebelumnya melalui proses seleksi sejak September 2015 lalu. Senin (5/10) malam waktu Istanbul iGrow dinobatkan bersama NIM$, sebuah startup solusi keuangan dari Kenya dan Taskulu, serta project management system hasil karya startup Iran.

Startup Istanbul adalah ajang konferensi internasional tahunan, mentorship dan kompetisi untuk para pembuat dan eksekutor ide aplikasi digital di Asia dan Eropa. Berlangsung dengan seleksi sangat ketat, ratusan aplikasi disaring hingga menjadi 100 lalu 50 kemudian tersisa 15 peserta.

iGrow

100 startups harus masuk sesi pelatihan intensif di Microsoft Center di Turki selama 2 hari. Kelima belas peserta yang dipilih di bagian akhir harus mempresentasikan karyanya dalam 2,5 menit di hadapan 1.500 audiens dan 3 juri berpengalaman dari Silicon Valley. Proses seleksi tersebut disiarkan secara live ke seluruh dunia.

iGrow adalah solusi teknologi untuk membantu menggalakkan penanaman tanaman pangan dengan menginisiasi kolaborasi antara sponsor penanaman, petani lokal dan pemilik lahan. iGrow bercita-cita untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia, mengatasi kemiskinan petani sekaligus melakukan penghijauan dengan cara memanfaatkan lahan-lahan yang semuala tidak produktif.

Komentar juri saat presentasi penawaran (pitching) akhir sangat unik. Steve Blank, seorang ahli aplikasi digital dari Silicon Valley bahkan mengatakan bahwa iGrow menjadi semacam Simcity (sebuah game simulasi kehidupan sosial) untuk proyek pangan dengan hasil nyata. Apresiasi dari peserta juga luar biasa setelah melihat presentasi iGrow, yang menjadi inspirasi banyak negara terutama di Asia yang punya masalah yang sama soal lahan dan ketahanan pangan.Endy Kurniawan, ambassador Startup Istanbul untuk wilayah Indonesia yang datang mendampingi saat acara berlangsung mengatakan bahwa hasil dari kompetisi Startup Istanbul merupakan kemenangan ide dan inovasi. “Wakil dari Kenya & Indonesia (iGrow) mengalahkan banyak wakil dari Eropa seperti Bulgaria, Yunani, Rusia bahkan Turki sendiri serta Amerika dan Israel, negara yang disebut surganya startup. Ini bukti kreativitas & ketekunan adalah kuncinya, Indonesia tidak kalah,” komentar Endy.

Endy juga menambahkan bahwa Indonesia telah mengikutsertakan 3 wakil, yakni iGROW, QOLONI dan GALERINA pada kompetisi tahun 2015. “Tahun lalu (2014) tidak ada wakil. Tahun ini 3 startups dengan 1 juara. Semoga tahun depan akan lebih banyak yang ikut serta,” pungkasnya.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/06/perwakilan-startup-indonesia-raih-juara-2-di-istanbul/

Mobil Listrik Asli dari Gresik Siap Diproduksi Masal

Pengembangan mobil listrik nasional ternyata masih terus berjalan, meski tertatih dan banyak drama. Namun salah satu produsen mobil listrik dalam negeri asal Gresik, Jawa Timur tetap bertekad untuk bisa memproduksi mobil listrik nasional. Mereka siap menjual mobil listrik produksinya secara massal tahun depan.

PT. Great Asia Link alias ‘Grain’ telah menyatakan kesiapannya untuk memroduksi mobil listrik nasional yang salah satunya diberi nama ‘Ravi’. Perusahaan yang beralamatkan di Jl. Waringin Anom KM 37, Kedung Anyar, Gresik, Jawa Timur tersebut siap untuk memroduksi mobil yang hemat energi, ramah lingkungan dan minim perawatan.

“Program mobil listrik tidak mandek, masih terus berjalan. Pemerintah kan memang sedari awal targetnya pada 2017-2018 mobil listrik di dalam negeri mulai produksi massal. Nah, kalau kita mulai tahun depan rencananya sudah mulai dijual ke masyarakat,” ujar Komisaris PT Great Asia Link (Grain) J.E Sendjaya, seperti dikutip dari detikFinance, Senin (5/10/2015).

Mobil Listrik Grain

Sendjaya mengakui, sampai saat ini pihaknya masih terus aktif melakukan uji coba, agar mobil listrik yang diproduksi benar-benar bagus dan nyaman bagi masyarakat yang membelinya.

“Kan kita baru berdiri, hampir dua tahun sudah kita lakukan uji coba, pembelinya terbatas ke rekan bisnis, ke BUMN. Jadi kita pantau benar-benar apa kekurangannya, jangan sampai kita buru-buru jual ke masyarakat luas tapi banyak keluhan dan kekurangan,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, selama uji coba yang dilakukan, hasilnya sangat baik dan laporan dari pengguna mobil listrik ini sangat positif, tidak hanya hemat tapi juga bandel alias minim perawatan.

Mobil Listrik Grain

“Hasil uji coba sampai saat ini, saya sangat happy (senang). BUMN dan rekan bisnis kita yang sudah beli mengaku mobil buatan kami bandel sekali, sangat minim perawatan, dan yang paling penting hemat,” ujarnya.

Sendjaya juga menegaskan bahwa para konsumen mobil listrik ini tidak perlu khawatir masalah legalitas, karena PT. Grain sudah lolos dari persyaratan pemerintah seperti Kementrian Perhubungan dan Kementrian Perindustrian. Sehingga kelengkapan krusial seperti STNK juga telah diloloskan.

Seperti diketahui, mobil PT Grain merupakan salah satu pabrikan yang dikunjungi Dahlan Iskan ketika aktif menjadi Menteri BUMN. Dahlan sendiri pernah menjajal mobil listrik made in Gresik ini.

Perusahaan yang berdiri di Jalan Wringin Anom KM 37, Kedung Anyar, Gresik, Jawa Timur ini memiliki produk mobil listrik mulai dari jenis All Purpose Vehicle (APV) yang diberi nama Ravi, model Multi Purpose Vehicle (MVP), city car diberi nama Hivi dan pick up diberi nama Hevi.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/mobil-listrik-asli-dari-gresik-siap-diproduksi-masal/

“Map of Batik” Edukasi Budaya Tradisional Melalui Teknologi

Batik merupakan hasil karya dan budaya bangsa Indonesia semenjak ratusan tahun silam. Di dalam batik terkandung nilai spiritual dan filosofis yang amat lekat dengan kehidupan manusia, sejak dilahirkan hingga diantarkan ke liang lahat.

Motif batik memiliki cerita dan maknanya masing-masing, motif batik truntum misalnya, yang memiliki makna tentang rasa cinta yang bersemi kembali. Sehingga motif batik truntum biasa dikenakan baik oleh mempelai pengantin maupun oleh orang tua pengantin pada saat upacara pernikahan adat tradisional. Harapan yang hendak dicapai ketika mengenakan kain motif truntum pada saat upacara pernikahan adalah, semoga kelak kedua mempelai pengantin bisa menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan langgeng.

Setelah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009, setiap tanggal 2 Oktober dirayakan sebagai “Hari Batik Nasional.” Dalam rangka memperingati hari batik nasional di tahun 2015 ini, Sobat Budaya bersama Bandung Fe Institute meluncurkan aplikasi “Map of Batik” sebagai hasil riset dan inovasi atas upaya pengumpulan data batik yang dilakukan sejak tahun 2005.

Batik di Indonesia sangat beragam. Ia tidak hanya berkembang di Pulau Jawa saja, namun juga di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Papua. Nyaris hampir setiap daerah memiliki corak batik yang khas. Dalam proses pendataan budaya yang dilakukan secara bersama-sama oleh Sobat Budaya dan Bandung Fe Institute selama 9 tahun terakhir, melalui situs www.budaya-indonesia.org, telah terdokumentasikan setidaknya 5.849 motif batik, yang tersebar dari Aceh hingga ke Papua.

“Map of Batik” dibuat untuk tujuan melihat evolusi dan perkembangan batik di Indonesia, menjadi alat identifikasi asal usul batik, serta untuk alat edukasi kepada masyarakat. Masyarakat dapat menggunakannya untuk melihat deskripsi detail dari sebuah motif batik dan pola kekerabatannya dengan motif batik yang lain. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis bagi pengguna Android dan iOS.

Semoga aplikasi “Map of Batik” ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kecintaan kita terhadap batik, sebagai warisan tradisi adiluhung Nusantara.

Mari Mencintai Indonesia, Menginspirasi Dunia!

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/map-of-batik-edukasi-budaya-tradisional-melalui-teknologi/

Indonesia Ujung Tombak Kemajuan Kawasan Laut Hindia

Sebagai negara yang terpilih menjadi Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) untuk periode 2015-2017 Indonesia berkomitmen melihat Samudera Hindia sebagai masa depan dunia.

Saat ini IORA beranggotakan 20 negara dari 4 kawasan yakni kawasan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Bangladesh, India dan Srilangka. Kawasan Timur Tengah terdiri dari Iran, Oman, Uni Emirat Arab dan Yaman.

Kawasan Afrika terdiri dari Komoro, Madagaskar, Mauritius, Afrika Selatan, Tanzania, Seychelles, Kenya dan Mozambik. Selain itu ada pula Australia yang menjadi anggota IORA.

ocean

IORA memiliki tiga pilar kerja sama yang salah satunya terkait ilmu pengetahuan yakni Indian Ocean Rim Academic Group (IORAG) dimana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ditetapkan menjadi focal point IORAG Indonesia.

Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI yang juga bagian Focal Point IORAG Indonesia Adriana Elisabeth mengatakan selama menjadi ketua, Indonesia diharapkan membuat legacy dan mewujudkan visi dan misi pemerintah sebagai poros maritim dunia.

“Kawasan Samudera Hindia merupakan kawasan masa depan. Semua kerja sama yang dibangun bagaimana saling mendukung kerja sama perdagangan dan investasi,” katanya di Puslit Politik LIPI, Jakarta, Senin (21/9).

Di samping itu, sebagai focal point Indonesia akan mengembangkan kerja sama akademik dan ilmu pengetahuan sesuai dengan enam isu prioritas yakni keselamatan dan keamanan maritim, fasilitasi perdagangan dan investasi, manajemen sumber daya perikanan, kerja sama akademik dan iptek, pengelolaan risiko bencana dan perubahan iklim serta pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.

Di samping itu terkait perubahan iklim, posisi Indonesia dimana LIPI sudah memiliki pusat studi laut dalam Indonesia berada dalam posisi strategis terkait upaya penanganan perubahan iklim.

Semua pembahasan itu akan dibahas dalam pertemuan anggota-anggota IORA dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama sejak Indonesia menjadi ketua yang akan dilakukan pada 20-23 Oktober 2015 mendatang.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/indonesia-ujung-tombak-kemajuan-kawasan-laut-hindia/

Dua Anak Bangsa Menjadi Duta Lingkungan Untuk Ekspedisi Ke Kutub Utara

Dua anak muda dari Indonesia terpilih menjadi Duta Lingkungan Hidup untuk melihat secara langsung dampak perubahan iklim di Kutub Utara. Mereka adalah Yohanes Kevin Hendrawan dan Nesha K Inchida. Keduanya bersama para remaja asal berbagai negara lainnya akan tinggal selama dua minggu dengan ahli biologi dan peneliti, di kutub utara yang memiliki suhu minus 50 derajat Celcius.

kevin

Agustus lalu mereka hadir saat acara pelepasan Ekspedisi Youth4Planet-Research and Monitoring on Climate Change di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Keduanya terlihat antusias menjelaskan maksud dan tujuan mengikuti ekpedisi yang dilakukan sejak awal September lalu ini.

Mereka ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat Indonesia tentang perubahan iklim yang terjadi di Kutub Utara. Termasuk dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat, khususnya di Indonesia.

Yohanes Kevin Hendrawan atau yang lebih akrab disapa Kevin ini adalah pemuda 23 tahun lulusan STP Nusa Dua Bali, jurusan Pariwisata. Sebelum mengikuti ekspedisi ini, Kevin telah banyak berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Mulai dari penanaman pohon bersama dengan komunitas lingkungan, program 60+Earth Hour Program hingga bersih-bersih pantai yang dijadikan kegiatan rutin setiap dua minggu bersama anggota kampusnya.

Esainya menunjukkan minatnya di dalam Eco-Tourism yang mendorong kegiatan pariwisata sambil memberi dampak lingkungan positif, kontribusi sosial budaya dan ekonomi untuk kedua tujuan wisata dan masyarakat setempat.

Sementara Nesha Ichida merupakan remaja yang masih bersekolah di Universitas Terbuka Inggris, jurusan IPA. Sejak lama, gadis manis berusia 19 tahun ini telah mengikuti beragam program relawan di seluruh Indonesia.Pernah mengurus pusat satwa liar rehabilitasi di Sulawesi Utara, Jawa dan Bali, dan memiliki antusiasme dan minat yang kuat di alam dan lingkungan, sesuai dengan cita-citanya yang ingin menjadi seorang peneliti dan ilmuwan kelautan.

Nesha mendapat beasiswa dari Dewan Studi Lapangan di Inggris untuk bergabung dengan program mereka tentang komunikasi keanekaragaman hayati. Esainya yang membuatnya lulus ini mengambil tema kewajiban membuat perubahan untuk mendapatkan masa depan yang aman dengan mendidik generasi muda tentang cara merawat planet.

detik.com

Alat ECCT Buatan Anak Bangsa ini Mampu Sembuhkan Kanker

Seorang doktor lulusan Universitas Airlangga membuktikan alat terapi kanker Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) mampu mematikan sel-sel kanker. Selama ini temuan kedua (setelah ECVT-red.) pakar tomografi Warsito P. Taruno itu dianggap tak memiliki landasan ilmiah dalam mengatasi penyakit kanker.

“Kami melakukan penelitian eksperimental laboratorik in vitro menggunakan rancangan acak kelompok. Hasilnya, terdapat peningkatan persentase kematian yang signifikan atas sel-sel yang diberi pajanan alat terapi kanker ECCT,” kata Dr. dr. Sahudi Salim usai menjalani sidang terbuka doktor di Universitas Airlangga Surabaya, Senin, 28 September 2015.

Warsito Taruno

Dalam disertasi yang berjudul “Mekanisme Kematian Sel Akibat Pajanan Medan Listrik Energi Lemah dengan Frekuensi Menengah” itu, Sahudi ingin membuktikan efek pajanan medan listrik voltase rendah terhadap tiga macam kultur sel kanker. “Ada sel Hela, sel Kanker Rongga Mulut, dan sel Mesenkim Sumsum Tulang,” kata dia.

Ketiga sel itu dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing 8 replikasi, yaitu kelompok perlakuan yang dipajan dengan ECCT selama 24 jam dan kelompok kontrol. Setelah 24 jam, jumlah sel hidup dan sel mati dihitung dengan menggunakan pewarnaan Tryphan Blue, serta diperiksa ekspresi protein TubulinA, Cyclin B, p53, dan Ki-67.

“Dari hasil penelitian ekspresi protein ini ternyata sel kanker mati secara signifikan, sedangkan non kanker seperti sel-sel kontrol lainnya yang dibutuhkan tubuh, masih hidup,” ujarnya.

Sahudi berharap penelitiannya ini kelak mendorong penelitian-penelitian biofisika serupa guna menjawab tantangan pengobatan kanker. Ia mengatakan penelitian biofisika pada ranah keilmuan kedokteran selama ini sangat jarang, apalagi sampai tataran disertasi.

“Saya harap ini mendorong dokter-dokter lain untuk meneliti dari aspek biofisika. Sebab untuk menghadapi kanker, kita ini ibarat pendekar, harus dengan berbagai macam jurus,” kata dia.

tempo.co

Taman Pendidikan Panas Bumi Pertama di Indonesia ada di Sulawesi

Duta Besar Negara tersebut DR Trevor Matheson bersama tim yang melakukan kunjungan kerja ke Kota Tomohon, sekaligus menandatangani persetujuan kerjasama dalam pengembangan energy panas bumi di Sulawesi Utara yang dipusatkan di Kota Tomohon, Agustus lalu.

MoU ditandai dengan soft launching Lahendong Geothermal Park (peluncuran Taman Pendidikan Panas Bumi) oleh wakil Rektor P2M Universitas Gajah Mada dan Walikota Tomohon serta pembukaan pusat pendidikan gheothermal yang berlokasi di sekitar Danau Linou yang juga dalam rangkaian Gheothermal Festival bersamaan dengan acara presitisius Tomohon International Flower Festival 2015.

Panas Bumi

“Hadirnya taman pendidikan panas bumi yang juga merupakan tempat wisata dan lokasi belajar tentang panas bumi maka masyarakat dapat mempelajari ilmu pengetahuan tentang panas bumi dan teknologi pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan. Melalui kegiatan wisata dan pendidikan, masyarakat diharapkan dapat mengapresiasi kawasan panas bumi sebagai warisan alam yang perlu untuk untuk di kelola dengan mengedepankan kelestarian alam, hal ini akan memberikan dukungan bagi pengembangan energy panas bumi di Indonesia dan Sulawesi Utara bersama Tomohon khususnya,” papar Gubernur.

Walikota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak menyambut baik peluncuran penggunaan taman panas bumi yang lokasinya teritegrasi lansung dengan obyek wisata andalan Kota Tomohon yaitu danau Linou yang bersinggungan langsung dengan kegiatan olahraga yaitu Tomohon Linou Lake 10 K yang nantinya akan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Peresmian taman tersebut merupakan lanjutan dari komitmen Kota Tomohon untuk menjadi laboratorium alam Sulut dalam penggembangan dan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi. Sebagai pengantar, UGM yang menjadi mitra Universitas untuk program Taman Pendidikan Panas Bumi ini juga meluncurkan buku digital berjudul “Belajar dan Berwisata tentang Energi Panas Bumi di Lahendong” yang dapat diunduh gratis

Kelurahan Lahendong dipilih sebagai laboratorium alam kata Eman karena sebagai punya energi panas bumi.
Terletak pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut pada bentang alam vulkanik Minahasa. Lokasi ini diapit dua gunung aktif yakni Gunung Lokon 9 km kearah Utara dan Gunung Soputan 20
km kearah Selatan.

“Kota Tomohon merupakan daerah panas bumi yang pada umumnya merupakan daerah yang indah dan unik.
Manifestasi Panas Bumi merupakan pemandangan khas yang tidak di jumpai pada tempat wisata di luar daerah panas bumi,” pungkas Eman.

okemanado.com

Helm-helm Inovatif Karya Anak Negeri

Kali ini, kami ingin memberikan kumpulan karya anak bangsa terkait dengan helm yang dipatenkan dunia. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pengendara sepeda motor di Indonesia ini sangat banyak. Menurut data yang didapatkan, pabrikan motor Yamaha dapat menjual kendaraan versi sport mereka sejumlah 32.275 unit hanya pada bulan Februari 2015 kemarin. Bayangkan jika setahun, dan juga ditambahkan dengan keseluruhan pabrikan motor yang ada. Pastilah nilainya mencapai jutaan.

Disamping banyaknya unit motor yang terjual, hal ini juga memicu banyaknya kecelakaan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor roda dua. Berbeda dengan mobil dan kendaraan lainnya, motor dituntut untuk memiliki keseimbangan supaya dapat melaju. Untuk mengurangi resiko kecelakaan pihak kepolisian sudah menganjurkan untuk mengenakan helm berlabel SNI yang standar. Meskipun begitu helm tersebut belum bisa menjamin keselamatan berkendara 100%. Oleh karenanya disini kami rangkumkan untuk anda 3 helm inovatif karya anak negeri yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap benturan dan juga menambah rasa nyaman ketika berkendara.

1. Helm Berpendingin

Jangan bayangkan kalau helm ini dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) dalam pembuatannya. Namun prinsip yang digunakan hampir sama, yakni untuk menambah kenyamanan pengendara ketika berkendara menggunakan sepeda motor, apalagi ketika di siang hari. Helm ini dilengkapi dengan lapisan pendingin di bagian permukaan luar helm. Dengan begitu memungkinkan kita untuk tetap merasa dingin selama berkendara menggunakan helm ini.

Cara kerja helm ini sama dengan cara kerja kompres penurun panas demam. Menggunakan air yang disuntikkan ke dalam helm yang sudah diberi lapisan pendingin. Lapisan pendingin ini merupakan bahan Sodium Polycarbonate yang merupakan bahan sejenis bagian dalam popok bayi sekali pakai. Di bagian atas helm terdapat lubang kecil yang dapat disuntikkan air ke dalamnya untuk mereaksikan Sodium Polycarbonate menjadi gel ketika bertemu dengan air. Hal inilah yang akan tetap membuat suhu di dalam helm terasa dingin.

Menariknya lagi, helm ini diciptakan oleh Linus Nara Pradhana yang merupakan seorang pelajar SMP. Dia telah menyisihkan 206 peserta lainnya dalam ajang internasional bertajuk International Exhibition for Youth Inventors 2012 di Thailand. Peraihan medali emas ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki berbagai bibit unggul dalam dunia inovasi.

2. Helm Anti Gegar Otak

Lagi-lagi Linus Nara Pradhana kembali menelurkan sebuah karya. Helm anti gegar otak ini merupakan pengembangan dari inovasi yang dilakukan sebelumnya. Berbasis dari prinsip helm berpendingin, Linus Nara menggunakannya untuk membuat helm anti gegar otak. Nara terpicu dikarenakan banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gegar otak gara-gara kecelakaan yang mengakibatkan kepala terbentur oleh benda keras.

Meskipun sudah mengenakan helm, namun gegar otak yang diderita akan semakin menjadi ketika tidak segera dikompres. Dengan mengenakan helm anti gegar otak ini cairan berpendingin akan segera keluar ketika helm terbentur dan dengan cepat akan mendinginkan kepala supaya gejala gegar otak tidak terjadi atau dapat diminimalisir. Dengan menggunakan cairan kimia khusus, helm ini dapat mengkompres kepala hingga suhu 11,5 derajat celcius untuk meminimalisir terjadinya gejala gegar otak.

Dengan adanya inovasi helm anto gegar otak ini, Nara kembali menyabet gelar juara untuk ajang bertajuk Indonesian Science Project Olympiad pada Februari 2013. Serbuk pendingin yang dijadikan media kompres ini masih dirahasiakan oleh Nara untuk dipatenkan terlebih dahulu. Kedua helm buatan Nara tersebut sudah banyak beredar di pasaran dengan nama Naravation.

3. Helm Anti Kantuk

Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan adalah kantuk. Telah banyak nyawa melayang diakibatkan oleh kantuk saat berkendara di jalan raya. Salah satu inovasi anak bangsa ini menciptakan alat yang dapat mendeteksi kantuk saat berkendara. Inovasi ini dilakukan oleh dua orang mahasiswa dari Universitas Surabaya jurusan Teknik Manufaktur. Mahasiswa bernama Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan ini berhasil menciptakan inovasi helm anti kantuk.

Hasil inovasi kedua mahasiswa ini berhasil menorehkan medali emas di ajang International Invention, Innovation, and Design pada Agustus 2014 di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia. Perwakilan Indonesia ini berhasil menyisihkan 112 peserta lain dari berbagai negara. Cara kerja helm ini menggunakan sensor denyut nadi sebagai sensor untuk mengetahui kantuk. Jika denyut nadi menurun, maka secara otomatis akan aktif menghasilkan getaran yang akan menggugah pengendara sepeda motor.

Alat ini memerlukan kabel untuk menyambungkan prosesor dengan sensor denyut nadi ke pergelangan tangan, leher, atau bagian tubuh lain yang terdapat denyut nadi. Diharapkan dengan penggunaan sensor ini di helm, maka tingkat kesadaran pengendara akan semakin meningkat seiring dengan adanya getaran yang dikirimkan ketika mengantuk. Namun jika masih terasa mengantuk ada baiknya jika menepi sebentar untuk beristirahat.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/helm-helm-inovatif-karya-anak-negeri/