Materi Sosiologi SMA Kelas XI: Pembentukan Kelompok Sosial

kelompok

Pengertian

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Menurut Sorjono Soekanto kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Sedangkan menurut Hendro Puspito kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama. Jika merujuk Paul B. Horton & Chaster L. Hunt, kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:

  1. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuahkecamatan.
  2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
  3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.

Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:

  1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
  2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya 

Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.

Robert  K.Merton  menyebutkan 3 kriteria suatu kelompok yaitu :

  1. Memiliki pola interaksi
  2. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
  3. Pihak yang berintraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok

Proses pembentukan kelompok sosial

Manusia memiliki keistimewaan dibanding mahluk ciptaan lainnya yaitu akal pikiran. Dengan akal pikirannya manusia mampu bertahan hidup dan mengembangkan kehidupannya di dunia bersama manusia lain.

Dengan akal pikirannya manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuh-an hidupnya dengan mencari, membuat dan memanfaatkan segala sesuatu yang bisa untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Untuk memperoleh berbagai sarana pemenuhan kebutuhan selain menciptakan sendiri, ada berbagai sarana pemenuhan kebutuhan yang harus diperoleh dari orang lain. Oleh karena itu manusia akan selalu terus berhubungan dengan manusia lain selama masa kehidupannya.

     Hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya didasari oleh hasrat / keinginan pokok yang dimiliki manusia sejak lahir yaitu :

  • Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dalam masyarakat.
  • Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

Masyarakat indonesia yang multikultur memungkinkan terbentuknya kelompok-kelompok sosial. Berdasarkan ciri-ciri dan kategorinya, ada beberapa bentuk kelompok sosial yaitu:

  • In-group dan out-group

Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Adapun sikap-sikap out-group terkadang ditandai dengan antagonisme atau antipati. Misalnya steve adalah orang Amerika Serikat berkulit putih sehingga in-groupnya adalah masyarakat berkulit putih sedangkan out-groupnya adalah masyarakat Afro-Amerika (orang negro).

  • Primary group dan secondary group

Dalam hal ini digunakan klasifikasi berdasarkan perbedaan antara kelompok kecil dimana hubungan anggotanya rapat sekali, dan kelompok yang lebih besar. Menurut Charles Horton Cooley, primary groupmerupakan kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri saling mengenal anggotanya, kerjasama erat yang bersifat pribadi dan salah satu hasilnya adalah peleburan dari individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok. Sedangkan secondary group adalah kelompok besar yang terdiri atas banyak orang yang hubungannya tidak saling mengenal dan sifatnya tidak langgeng.

  • Paguyuban dan patembayan

Konsep ini dikembangkan oleh Ferdinand Tonnies yang kurang lebih sama dengan konsep primary group dan secondary group. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungannya adalah rasa cinta, misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan. Sedangkan patembayan adalah ikatan untuk jangka waktu yang pendek bersifat formal dan mekanis. Misalnya ikatan antar pedagang serta organisasi buruh dalam suatu pabrik.

Dari kedua bentuk tersebut dapat dilihat bahwa dalam masyarakat paguyuban, hubungan kelompok primer lebih dominan sedangkan dalam masyarakat patembayan yang dianggap penting adalah hubungan kelompok sekunder.

  • Membership groupdan reference group

Membership group adalah suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

Faktor Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial

Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :

  • Dorongan untuk mempertahankan hidup dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
  • Dorongan untuk meneruskan keturunan tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapai.
  • Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

  • Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan. Kedekatan geografis daerah asal, ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

  • Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain:

  • Kesamaan kepentingan

Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.

  • Kesamaan keturunan

Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.

  • Kesamaan nasib

Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.

Daftar Pustaka :

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Materi Sosiologi SMA KELAS XI : Pembentukan kelompok sosial

(Diakses Pada Tanggal 23-13-2015 Pukul 23.00)

https://ips-mrwindu.blogspot.co.id/2013/09/pembentukan-kelompok-sosial.html

(Diakses Pada Tanggal 23-13-2015 Pukul 23.00)

  1. No comments yet.

  1. No trackbacks yet.