Materi Antropologi Kelas XII: Relativitas, Ketahanan, Inovasi Dan Asimilasi Budaya
Relativitas budaya
Secara epistemologis, relativitas budaya berasal dari Jerman yang berati merupakan sebuah tanggapan akan adanya etnosentrisme barat, apabila dibiarkan nantinya akan melahirkan rasisme. Rasisme sendiri merupakan sebuah kebencian dari suku bangsa yang satu terhadap suku bangsa yang lain.sedangkan secara teoritis, relativitas budaya berdasarkan pada perkembangan budaya bahwa antara budaya yang satu dengan yang lain tidak sama. Apabila perkembangan antar suku bangsa lain berbeda, maka kebenaran dan kebaikan yang menjadi patokan tiap suku bangsa juga berbeda. Maka dari itu terbentuklah nilai-nilai budaya yang bersifat relatif.
Ketahanan budaya
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Keberagaman tersebut harus dapat mempersatukan kesatuan antar suku bangsa. Hal yang demikian dapat terjadi apabila tiap masyarakatnya bangga akan adanya keberagaman tersebut. Sehingga setiap suku bangsa harus dapat menjaga, mendalami, serta dapat melestarikan keberagaman, kekhasan, dan keunikan budaya terutama pada budaya lokal. Setiap suku bangsa atau masyarakat tentunya memiliki beberapa warisan budaya. Oleh karena itu akan lebih baik apabila masyarakatnya dapat menjunjung tinggi warisan budaya yang telah kita miliki. Selain itu, masyarakat juga harus memahami artisebuah kebudayaan. Sehingga keanekaragaman budaya yang dimiliki dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa. Sehingga budaya yang diliki tetap terjaga kelestariannya dan tidak diklaim oleh bangsa lain.
Ketahanan nasional merupakan suatu kemampuan bangsa dan negara dalam rangka untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Ketahanan nasional sendiri dipengaruhi oleh beberapa aspek, diantaranya:
1) Ketahanan dan kestabilan politik
Politik sangat mempengaruhi sistem ketahanan nasional. Oleh karena itu dibutuhkan pemerintah yang jujur dan adil, serta dapat menciptakan sistem politik yang demikratis.
2) Ketahanan dan kestabilan ekonomi
Sistem perekonomian yang kuat harus bertumpu pada ketahanan dan kemampuan bangsa, baik dari segi sumber alam maupun sumber daya manusianya. Kekuatan dan kestabilan perekonomian dapat tercipta apabila dalam sektor moneter maupun rill mempunyai sistem dan pelasanaan yang baik.
3) Ketahanan dan kestabilan sosial budaya
Ketahanan dan kestabilan sosial budaya dipengaruhi oleh beberappa faktor, diantaranya:
• Nilai-nilai yang ditanamkan dan diyakini oleh masyarakat dan sistem sosial budaya yang diciptakan oleh pemerintah.
• Tingkat pendidikan masyarakat, masyarakat harus memeiliki kemampuan untuk bertumpu pada kekuatan lokal dan keunggulan yang dimiliki.
Asimilasi
Asimilasi biasa disebut juga dengan pembaharuan. Asimilasi merupakan prose perubahan kebudayaan secara keseluruhan karena bercampurnya dua kebudayaan atau lebih dalam suatu daerah tertentu sehingga kebudayaan asli yang dimiliki oleh daerah tertentu tidak tampak lagi. Menurut Koentjaraningrat, asimilasi merupakan proses sosial yang terjadi pada masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda. Kemudian keduanya saling berinteraksi secara intensif. Sehingga sifat khas dari masing-masing berubah dan membentuk unsur kebudayaan campuran. Selain itu Koentjaraningrat mengatakkan bahwa bahwa asimilasi terjadi disebabkan karena golongan manusia dengan latar belakang yang berebda, hubungan yang terjalin antara keduanya suudah lama, dan masing-masing kebudayaan mengalami perubahann dan hilang cirii khasnya, sehingga membentuk budaya baru yang berupa budaya camppuran. Koentjaraningrat juga menjelaskan bahwa asimilasi terjadi kkarena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. muncul perasaan takut dalam diri masyarakat kekuatan kebudayaan. Adanya superioritas individu terhadap kebufayaan yang dimiliki juga pendorong masyarakat mengalami prose asimilasi.
Menurut Harsojo proses asimilasi akan terjadi apabila dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
a. Faktor pendorong asimilasi
1) Toleransi, sikap saling mengahargai antar kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat sehingga mereka saling membutuhkan.
2) Simpati, kontak yang dilakukan dengan masyarakat lain yang didasari oleh sikap saling menghargai dan menghormati. Misalnya menghormati orang asing dengan menghargai kelebihan dan kelemahan kebudayaan yang dimilikinya.
3) Adanya sikap saling terbuka antara penguasa dalam masyarakat.
4) adanya amalgamasi atau perkawinan campuran.
5) Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan sehingga masyarakat merasa lebih nyaman satu engan yang lainnya.
b. Faktor penghambat asimilasi
1) Fanatisme dan prasangka, adanya rasa takut yang terjadi pada masyarakat inferior terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain.
2) Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang menimbulkan berkurangnya sikap toleransi dan simpati antar suku bangsa.
3) Adanya perasaan superior dalam diri individu terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain.
4) Terisolasinya masyarakat tertentu sehingga masyarakat tidak dapat bergaul atau tidak mendapat informasi dari dunia luar.
5) Adanya in-group yang kuat.
Daftar pustaka
www.zonasiswa.com/2015/09/asimilasi-budaya-pengertian-proses.html
(diunduh pada tanggal 11 Desember 2015)
https://kangyuyunnurulaen.blogspot.co.id/?m=1
(diunduh pada tanggal 11 Desember 2015)
Pentingnya Peranan Budaya Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional
(diunduh pada tanggal 11 Desember 2015)
Dikutip dari blog.unnes.ac.id/liasuprapti
Tinggalkan Balasan