Materi Antropologi SMA Kelas XI: Keterkaitan Antara Keberagaman Budaya, Bahasa Dialek, Tradisi dengan Kehidupan Masyarakat dalam Suatu Daerah
Keragaman budaya
Indonesia memiliki letak sangat strategis dan tanah yang subur dengan kekayaan alam melimpah ruah.. pengalaman masa lampau menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang sibuk dan menjadi salah satu urat nadi perekonomian yang ada di Asia Tenggara dan dunia yang menyebabkan banyak penduduk dari Negara lain datang ke Indonesia. Menurut Anthony Reid, Negara Indonesia merupakan negeri di bawah angin karena pentingnya posisi Indonesia di mata dunia. Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk yang memiliki beragam budaya. Kebudayaan itu sendiri merupakan salah satu bahasa yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan adalah hasil karya, cipta dan rasa yang dihasilkan oleh manusia. Hasil dari kebudayaan masing-masing suatu daerah atau kelompok berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki tersebut menimbulkan kebergaman disuatu daerah. Keadaan geografis yang strategis ini menyebabkan semua arus budaya asing bebas masuk ke Indonesia. Hampir semua budaya setiap etnis mulai Asia sampai Eropa ada di Indonesia. Budaya yang masuk itu memperkaya dan memengaruhi perkembangan budaya lokal yang ada secara turun-temurun. Perkembangan kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Lingkungan geografis induk bangsa, dan
- Kontak antarbangsa
Kebudayaan tidak sama dengan peradaban, secara sederhana, peradaban dapat diartikan sebagai kebudayaan yang tertinggi. Misalnya, konsep yang dipakai untuk menjelaskan tentang kehidupan lembah sungai Nil disebut peradaban Lembah Sungai Nil, kemudian baru berbicara tentang kebudayaan. Peradaban juga digunakan untuk menggambarkan system teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan system kenegaraan serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Indonesia terletak di wilayah yang menghampar dari ujung utara Pulau Weh sampai ke bagian timur di Merauke. Selain itu Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan keragaman budaya yang dimilikinya. Konsep mengenai budaya lokal telah mengalami perkembangan. Pengertian lama budaya lokal sangat berkaitan dengan wilayah. Hal ini dapat dilihat dari 19 wilayah kebudayaan yang diajukan oleh Koentjaraningrat.
1. Aceh
- (a.) Gayo, Alas, dan Batak, (b) Nias dan Batu
- (a) Minangkabau, (b) Mentawai
- (a) Sumatra Selatan, (b) Enggano
- Melayu
- Bangka dan Belitung
- Kalimantan
- Minahasa dan Sangir Taulud
- Gorontalo
- Toraja
- Sulawesi selatan
- Ternate
- Ambon, Kepulauan barat daya
- Irian
- Timor
- Bali dan Lombok
- Jawa tengah dan Jawa Timur
- Surakarta dan Yogyakarta
- Jawa Barat
Budaya lokal dalam pengertian tersebut langsung dengan daerah. Seiring perkembangan zaman dan system sosial budaya, dewasa ini budaya lokal dimaknai sebagai pengetahuan bersama yang dimiliki sejumlah orang.
Pengertian budaya lokal tidak dapat dibedakan secara tegas. Mattulada sebagaimana dikutip Zulyani Hidayah, mengemukakan lima cirri pengelompokan suku bangsa dalam pengertian yang dapat disamakan dengan budaya lokal.
Pertama, adanya komunikasi melalui bahasa dan dialek di antara mereka. Kedua, pola-pola sosial kebudayaan yang menumbuhkan perilaku dinilai sebagai bagian dari kehidupan adat istiadat yang dihormati bersama. Ketiga, adanya perasaan keterkaitan antara satu suku dan yang lainnya sebagai suatu kelompok dan yang menimbulkan rasa kebersamaan diantara mereka. Keempat, adanya kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli, terutama ketika menghadapi kelompok lain pada berbagai kejadian sosial kebudayaan. Kelima, adanya perasaan keterkaitan dalam kelompok karena hubungan kekerabatan, genealogis, dan ikatan kesadaran territorial diantara mereka. Dengan adanya keberagaman budaya lokal, maka masyarakat yang ada didalamnya tentu memiliki bahasa dan dialek sendiri yang digunakan dalam interaksi sehari-hari.
Bahasa dialek
Perbedaan bahasa antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain dalam suatu suku bangsa disebut dengan dialek. Dalek merupakan variasi penggunaan bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, dan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan perbedaan bahasa berdasakan lapisan sosial dalam masyarakat disebut sebagai tingkat sosial bahasa.
Menurut KBBI, bahasa adalah system lambing bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat dalam berkomunikasi memiliki dua arti atau makna yang tersirat dalam bunyi bahasa. Setiap bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum dikategorikan sebagai bahasa apabila bunyi bahasa tersebut tidak memiliki makna tertentu di dalamnya. Oleh karena itu, setiap kelompok masyarakat pemakai suatu bahasa telah memiliki kesepakatan mengenai struktur bunyi ujaran tertentu yang memiliki arti tertentu. Dengan demikian dalam setiap kelompok masyarakat bahasa akan terhimpun bermacam-macam susunan bunyi berbeda dengan yang lain yang mengandung arti serta makna yang berbeda-beda. Selanjutnya, hasil proses pembentukan bunyi bahasa yang telah mengandung arti tertentu tersebut membentuk perbendaharaan kata dari suatu bahasa di dalam masyarakat pemakainya.
Fungsi bahasa sendiri sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar anggota-anggota masyarakat yang diadakan dengan mempergunakan bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Oleh karena itu, meskipun komunikasi antar anggota masyarakat dapat mengambil bentuk-bentuk lain, berupa isyarat , bunyi lonceng, peluit, dan terompet, akan tetapi berbagai macam alat komunikasi tersebut tidak dapat disebut sebagai bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilakukan oleh manusia dengan mempergunakan sarana berupa alat ucap manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang paling efektif digunakan oleh berbagai anggota masyarakat.
Perkembangan bahasa suatu suku bangsa, terutama suku bangsa yang besar teridi atas beberapa juta pengujar senantiasa terjadi variasi-variasi karena adanya perbedaan daerah geografi atau karena adanya perbedaan lapisan dan lingkungan sosialnya. Misalnya, dalam bahasa Jawa, bahasa Jawa orang di Purwokerto , Tegal, Surakarta, atau Surabaya, masing-masing memiliki dialek yang berbeda. Perbedaan bahasa Jawa yang ditentukan oleh lapisan social dalam masyarakat Jawa juga sangat mencolok. Bahasa Jawa yang digunakan orang di daerah pedesaan jauh berbeda dengan bahasa yang dipakai dengan bahasa priyayi dan keduanyapun berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam keraton-keraton di Jawa Tengah. Perbedaan bahasa berdasarkan lapisan social dalam masyarakat bersangkutan disebut dengan tingkat social bahasa. Walaupun tidak seekstreem bahasa Jawa, namun perbedaan bahasa berdasarkan tingkat social sering terjadi. Oleh karena itu, terdapat perbedaan yang umum antara kelompok masyarakat bahasa satu dengan kelompok lainnya dalam bahasa suatu suku bangsa.
Perbedaan ragam bahasa dalam satu bahasa suatu suku banagsa tersebut disebut dialek. Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda menurut pemakai bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok social tertentu atau kurun waktu tertentu. Dialek suatu daerah dapat diketahui berdasarkan tata bunyinya. Bahasa Indonesia yang diucapkan dalam dialek orang Tapanuli dapat dikenali karena tekanan katanya lebih jelas. Perbedaan ragam dialek tersebut berkaitan dengan bahasa ibu penutur bahasa. Oleh karena itu, dalam penggunaan bahasa terdapat perbedaan dialek seperti bajasa Jawa yang dipergunakan oleh orang-orang di Pekalongan dan Tegal berbeda dengan bahasa Jawa yang dipergunakan di Solo atau Yogyakarta.
Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi manusia sebagai alat komunikasi dalam interaksi social. Kemajemukan bangsa Indonesia juga terjadi dalam beragamnya bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok etnik tertentu. Sebagai landasan dalam melakukan interaksi secara universal di Indonesiaa maka ditetapkanlah bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi antar masyarakat (lingua Franca) sebagai bahasa nasional, yaitu Bahasa Indonesia. Karena beragamnya bahasa yag dipakai di kelompok-kelompom etnik maka menghasilkan suatu dialek bahasa yang beragam pula. Dan beragamnya dialek bahasa ini dapat ditemui di beberapa komunitas dalam masyarakat.
Tradisi Lisan
Suatu masyarakat memiliki beberapa macam cara untuk mewariskan masa lalunya yang berupa kebiasaan, adat istiadat, dan sejarah kepada generasi penerusnya. Proses pewarisan kebudayaan tersebut dilakukan melalui bukti-bukti tertulis maupun penuturan secara lisan atau cerita dari generasi tua kepada generasi penerus. Proses kebiasaan masyarakat untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi berikutnya yang dilakukan secara lisan disebut tradisi lisan.
Tradisi lisan merupakan salah satu jenis warisan kebudayaan masyarakat setempat yang proses pewarisannya dilakukan secara lisan. Tradisi lisan muncul dilingkungan kebudayaan lisan dari suatu masyarakat yang belum mengenal tulisan. Dalam tradisi lisan terkandung unsure-unsur kejadian sejarah, nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, adat istiadat, cerita-cerita khayalan, peribahasa, nyanyian, serta mantra-mantra suatu masyarakat.
Salah satu bagian dari upaya pelestarian budaya yang ada di masyarakat adalah melalui proses pewarisan budaya. Ketika masyarakat belum mengenal tulisan (prasejarah) maka proses pewarisan budaya dilakukan secara lisan dengan bahasa. Hal ini kemudian menghasilkan suatu budaya yaitu tradisi lisan walaupun ketika manusia telah mengenal tulisan proses pewarisan budaya ada sebagian yang belum dalam bentuk tulisan. Terdapat banyak perkembangan tradisi lisan di Indonesia, seperti cerita rakyat, bahasa rakyat, sajak, peribahasa rakyat, teka-teki rakyat, maupun nyanyian rakyat.
Tradisi lisan memiliki suatu pesan tersendiri bagi keberlangsungan kehidupan social budaya dalam kelompok masyarakat. Di dalam tradisi lisan mengandung unsure-unsur kejadian sejarah, nilai moral, cerita khayalan, peribahawa, nyanyian maupun mantra-mantra suatu masyarakat.
Tradisi
Tradisi berasal dari kata “traditium” yang berari segala sesuatu yang diwarisi dari masa lalu. Tradisi merupakan suatu sikap dan perilaku manusia yang sudah diproses dalam kurun waktu yang lama serta telah dilakukan secara turun temurun sejak nenk moyang masih hidup.
Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari dari banyak pulau. Banyaknya pulau-pulau tersebut mengakibatkan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Indonesia adalah negara yang terdiri dari suku bangsa, ras, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda. Perbedaan itu tidak dijadikan pembeda antara suku bangsa yang satu dengan yang lain. akan tetapi keberagaman tersebut dijadikan sebagai pemersatu bangsa. Masing-masing suku bangsa atau kelompok masyarakat di Indonesia memiliki ragam budaya yang berbeda dengan kelompok masyarakat yang lain. Hal tersebut dijadikan sebagai identitas dari kelompok masyarakat itu sendiri. Kebudayaan sendiri terdiri dari tujuh macam unsur, antara lain bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Sama halnya dengan kebudayaan, bahasa dialek yang ada di Indonesia juga beranekaragam. Bahasa dialek ini digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota kelompok masyarakat. Dialek yang digunakan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui berdasarkan tata bunyi pelafalannya. Misalnya saja dialek yang digunakan oleh masyarakat Jawa dan Bali. Dialek yang sangat menonjol dari kelompok masyarakat tersebut adalah pada pelafalan bunyi “t” dan “d”. Dari dialek tersebut terdapat ciri-ciri khas seperti, pertama meliputi tekanan. Kedua, naik turunnya nada. Ketiga, panjang pendeknya bunyi yang membangun aksen yang berbeda-beda.
Kebudayaan, bahasa dialek, dan tradisi merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Dimana ketiganya merupakan saling mempengaruhi satu sma lain. adanya suatu kebudayaan memunculkan sebuah dialek yang berebda, serta menyebabkan adanya suatu tradisi yang menjadi ciri khas dari suatu kelompok masyarakat. Tradisi sendiri dapat muncul secara spontan dan tidak diharapkan yang melibatkan kelompok masyarakat. Tradisi ini dapat terjadi karena seorang individu dapat menemukan suatu hal yang sangat menarik. Kemudian penemuan tersebut diceritakan kepada masyarakat sehingga masyarakat tersebut tepengaruh pada temuannya. Dapat dikatakan bahwa tradisi ini lahir sama halnya dengan menemukan temuan baru, akan tetapi dalam hal ini tradisi lebih pada penemuan kembali yang sebenarnya temuan tersebut sudah ada sejak masa lampau. Selain itu, tradisi juga dapat muncul karena paksaan. Sesuatu yang dianggap oleh masyarakat sebagai sebuah tradisi yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan. Misalnya saja militer yang menciptakan sejarah pertempuran kepada pasukannya. Di indonesia sendiri berkembang beberapa tradisi seperti tradisi ngaben di Bali, tradisi tujuh bulanan yang berkembang di Jawa yang biasanya dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil, dan tradisi rambu solok di Tanah Toraja yang merupakan salah satu ritual pemakaman yang menghabiskan biaya yang sangat mahal.
Daftar Pustaka
https://rahmiajengefrianingsih.blogspot.co.id/2011/10/makalah-keberagaman-budaya-di-indonesia.html(diunduh pada tanggal 8 desember 2015)
https://www.informasiahli.com/2015/09/pengertian-tradisi-sejarah-fungsi-dan.html (diunduh pada tanggal 8 desember 2015)
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Siany L., dan Atiek Catur B. 2009. Khazanah Antropologi (jilid I untuk Kelas XI SMA dan MA). Jakarta: PT Wangsa Jatra Lestari
Sutardi, Tedi. 2007. Atropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (untuk kelas XI SMA/MA). Bandung: PT. Setia Purna Inves
https://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/12/11/keterkaitan-antara-keberagaman-budaya-bahasa-dialek-tradisi-lisan-dengan-kehidupan-masyarakat-dalam-suatu-daerah-materi-antropologi-kelas-xi-sma/ diunduh pada tanggal 15 Desember 2015
Tinggalkan Balasan