Interaksi Disasosiatif

Proses Disasosiatif dan Konflik sosial

Kehendak untuk maju sering menuntut masyarakat bergesekan dengan nilai dan norma sosial. Untuk meraih keberhasilan sesorang harus berkompetisi dengan yang lain. Bahkan tidak jarang pula kita terlibat pertentangan dengan pihak lain. Interaksi yang berbentuk kompetisi ( persaingan atau pertentangan bisa dikatakan sebagai aspek dinamis dari masyarakat. Bentuk-bentuk interaksi yang tergolong dalam proses disosiatif ini memang mengarah pada konflik sosial. Namun konflik sosial tidak selalu berarti jelek untuk Mayarakat.

Wujud oposisi atau proses disosiatif dibedakan menjadi tiga bentuk

  1. Persaingan ( competition )

Merupakan suatu proses sosial ketika berbagai pihak saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Persaingan terjaddalam acarai apabila bebrapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi perhatian umum. Contohnya persaingan 12 besar penyanyi dalam acara Liga dangdut Indonesia yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Persaingan dilakukan secara sehat dilakukan dengan nilai dan norma yang diakui bersama. Kecil kemungkinan persaingan menggunakan kekerasan atau ancaman. Dengan kata lain persaingan dilakukan secara sehat atau sportif. Hasil dari persaingan akan diterima oleh berbagai pihak . persaingan juga secara tidak langsung meningkatlan prestasi. Persaingan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

  1. menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut untuk dipenuhi padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak
  2. menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat terutama yang menimbulkan konflik
  3. menyeleksi individu yang pantas memperoleh status dan perna yang sesuai dengan kemampuannya
  4. Kontravensi ( contavention )

Merupakan proses sosial yang ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan, penolakan dan penyangkalan terhadap kepribadian seseorang atau kelompok yang tidak diungkapkan secara terbuka, kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi agar tidak sampai terjadi perselisihan secara terbuka. Penyebab kontravensi antara lain perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat atau pendirian dari masyarakat itu sendiri. Contohnya perang dingin, karena tujuannya membuat lawan tidak tenang atau resah. Dalam hal ini lawan tidak di serang secara fisik tetapi secara psikologis yang beratti merupakan hal yang tersembunyi.

Menurut Leopold von wiese dan Howard Becker terdapat lima bentuk kontravensi sebagai berikut :

  1. kontravensi umum contohnya penolakan, perlawanan, protes, gangguan, dan mengancam
  2. kontravensi sederhana contohnya menyangkal pernyataan orang didepan umum dan memaki melalui surat selebaran atau mencerca
  3. kontravensi intensif contohnya penghasutan penyebaran desas desus dan memfitnah.
  4. kontravensi taktis contohnya mengejutkan pihak lawan, provokasi dan intimidasi.
  5. kontravensi rahasia contohnya pembocoran rahasia, khianat dan subversi

Akibat positif dari adanya kontravensi yang mengarah pada terjadinya keteraturan sosial

  1. Permusuhan atau konflik

Suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan. Pengertian konflik yang paling sederhana adalah saling memukul ( configure ). Namun konflik tidak hanya berwujud pertentangan fisik semata. Dalam definisi yang lebih luas konflik diartikan sebagai sesuatu proses sosial antara dua pihak atau lebih yang didalamnya pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Sebagai proses sosial konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang sulit didamaikan. Perbedaan tersebut antara lain menyangkut fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat dan keyakinan. Konflik dalam cakupan kecil misalnya konflik dalam keluarga. Adapun konflik dalam cakupan besar misalnya konflik antargolongan atau antarkampung.

Faktor penyebab terjadinya konflik sebagai berikut

  1. perbedaan individu meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
  2. perbedaan latarbelakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
  3. perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok diantaranya menyangkut bidang ekonomi, politik dan sosial
  4. perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

Konflik memiliki bentuk-bentuk khusus diantaranya

  1. konflik pribadi
  2. konflik rasial
  3. konflik antarkelas sosial
  4. konflik politik dan konflik internasional

 

 

Tulisan ini dipublikasikan di Sosiologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: