Bentuk Perilaku Menyimpang


Ditulis pada Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Konflik, Kekerasan dan Perdamaian

Ditulis pada Sosiologi SMA Kelas XI | Tinggalkan komentar

Pemberdayaan komunitas lokal dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal

Ditulis pada Sosiologi SMA Kelas XII | Tinggalkan komentar

Macam-Macam Gejala Sosial dalam Masyarakat

Ditulis pada Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Pengaruh Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai adanya stratifikasi sosial (pelapisan sosial) dan diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dalam masyarakat. Seperti yang kita ketahui stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal,yang diwujudkan dari tingkatan masyarakat paling tingggi ke tingkatan paling rendah (umur, kekayaan,kepandaian). Sedangkan diferensiasi sosial lebih mengacu pada pembedaan masyarakat yang tidak bertingkat (horizontal) misalnya pengelompokan masyarakat atas dasar ras, agama, dan jenis kelamin.

Pengaruh dan perbedaan antara stratifikasi sosial dengan diferensiasi sosial masih sering dicampuradukkan. Misalnya kita masih mengenal apa yang disebut primordialisme, yaitu suatu paham atau perasaan bahwa kelompok “saya lah” yang paling baik atau paling unggul. Terlebih lagi dengan adanya paham ethnosentrisme dimana individu atau kelompok menganggap budaya sendiri atau suku bangsanya yang paling unggul dari suku bangsa lain serta menganggap remeh budaya/suku bangsa lain.

 

Diferensiasi antar jenis kelamin tertutama dalam hal menduduki suatu jabatan tertentu kadang-kadang masih diperdebatkan. Anggapan bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan kedudukan perempuan masih banyak melekat dalam falsafah hidup sebagian masyarakat kita.

 

Dengan demikian stratifikasi sosial juga akan mempengaruhi konflik dan integrasi sosial, karena stratifikasi sosial dapat membuahkan kesenjangan dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya juga akan membuahkan konflik dan bisa mengancam integrasi sosial. Diferensiasi sosial juga dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan ras, suku dan agama.

 

Sumber:

 

https://www.materisma.com/2015/01/pengaruh-diferensiasi-dan-stratifikasi.html?m=0

Ditulis pada Sosiologi SMA Kelas XI | Tinggalkan komentar

KETIMPANGAN SOSIAL

Secara umum, ketimpangan sosial diartikan sebagai kondisi adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan oleh adanya perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya. Contoh bentuk-bentuk ketimpangan sosial ini bisa kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti adanya perbedaan sosial antara si kaya dan si miskin, hukum yang tidak adil bagi masyarakat kalangan bawah, perbedaan akses pendidikan di kota dan di desa, perbedaan fasilitas publik di kota dan di desa, dan sebagainya.

  1. Pengertian Ketimpangan Sosial Menurut Para Ahli

Berikut definisi ketimpangan sosial menurut para ahli

  1. Budi Winarno mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.
  2. Jonathan Haughton mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan.
  3. Roichatul Aswidah mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
  4. William Ogburn mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
  5. Andrinof A. Chaniago mendefinisikan ketimpangan sosial sebagai buah dari pembangunan yang berfokus pada ekonomi dan melupakan aspek sosial.

Faktor-Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

Faktor penyebab ketimpangan sosial ini dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut.

  1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini berupa rendahnya kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh tingkat pendidikan atau keterampilan yang rendah, kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).

  1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini bisa berupa birokrasi atau kebijakan pemerintah yang membatasi akses seseorang. Misalnya, ketimpangan sosial terjadi bukan karena seseorang malas bekerja, melainkan ada sistem yang membatasi seseorang untuk bisa mendapat pekerjaan tersebut.

Dampak Ketimpangan Sosial

  1. Kemiskinan dan pengangguran

Ketimpangan sosial pada suatu negara dapat ditandai dengan tingginya tingkat masyarakat miskin dan/atau menganggur. Golongan masyarakat ini pastilah memiliki pendapatan rendah. Karena rendahnya pendapatan mereka, mereka juga memiliki daya beli yang rendah.

  1. Timbulnya kecemburuan sosial

Dampak kedua ini merupakan dampak beruntun dari dampak pertama. Masyarakat yang miskin dan menganggur dengan penghasilan dan daya beli yang minim tersebut akan mulai membandingkan keadaan mereka dengan keadaan masyarakat menengah atau bahkan kaya. Perasaan cemburu ini dapat mengarah ke masalah yang lebih serius, bahkan, mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

  1. Meningkatnya kriminalitas

Dampak terakhir yang akan dibahas adalah efek beruntun dari dampak pertama dan kedua, namun bukan akhir dari rangkaian dampak adanya ketimpangan sosial. Masyarakat miskin dan menganggur yang merasa cemburu tersebut dapat berbuat nekat dengan melakukan tindak kriminal dengan alasan putus asa karena keadaannya tidak kunjung membaik.

Upaya pemecahan masalah ketimpangan sosial

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ketimpangan sosial sebagai berikut

  1. Memberikan pendidikan gratis

Di Indonesia, pendidikan selama 12 tahun (SD, SMP, dan SMA) diberikan secara gratis bagi masyarakat. Tidak hanya pendidikan formal, banyak pula pendidikan keterampilan yang dapat diikuti secara gratis di berbagai tempat, misalnya di RPTRA. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing di dunia kerja.

  1. Meningkatkan lapangan kerja

Tidak berhenti di situ, di Indonesia, lapangan kerja juga diciptakan sebanyak-banyaknya. Banyak pula program pemerintah yang mengutamakan padat karya agar dapat menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran.emin

  1. Meminimalisir KKN dan memberantas korupsi

Dalam beberapa kasus khususnya korupsi dinilai masih tebang pilih sehingga pemrintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimalisir KKN yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

  1. Meningkatnya sistem keadilan di Indonesia

Melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum. Masih banyak mafia hukum merajalela di Indonesia yang membuat kesenjangan sosial yang makin mencolok

Sumber :

https://pahamify.com/blog/artikel/pengertian-dan-bentuk-bentuk-ketimpangan-sosial/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sosiologi/teori-ketimpangan-sosial-dalam-sosiologi/

Ditulis pada Sosiologi SMA Kelas XII | Tinggalkan komentar

RAGAM GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Gejala sosial merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara manusia baik secara individu maupun kelompok. Gejala sosial yang muncul mencakup gejala ekonomi, budaya, politik dan moral. Gejala sosial muncul akibat adanya hubungan sosial antarmanusia. Hubungan sosial yang terjalin antarmanusia dapat mengakibatkan kestabilan dan sebaliknya dapat menimbulkan masalah atau penyimpangan.

Ragam gejala sosial dalam masyarakat meliputi perbedaan sosial yang didalamnya terdapat materi struktur sosial, stratifikasi sosial. Perbedaan sosial dalam masyarakat juga meliputi multidimensi identitas dalam diri individu maupun kelompok, heterogenitas sosial dalam kehidupan masyarakat, penghargaan keanekaragaman, nilai dan norma sosial, sosialisasi dan pembentukan kepribadian, penyimpangan sosial serta pengendalian sosial.

Dalam kehidupan masyarakat suatu perbedaan sosial dikategorikan menjadi dua yaitu perbedaan sosial secara horizontal atau disebut diferensiasi sosial dan secara vertikal atau disebut stratifikasi sosial ( pelapisan ). Masyarakat yang dikelompokkan secara secara horizontal tidak terlepas dari status dan peranan sosial. Setiap status memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Salah satu contoh perbedaan peran dan status adalah individu yang berprofesi sebagai dokter umum akan berbeda dengan seorang insinyur teknik sipil meskipun keduanya sama-sama sarjana.

  1. STRUKTUR SOSIAL

Berikut pandangan beberapa ahli sosiologi tentang definisi struktur sosial

  1. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi(Dalam Soerjono Soekanto, 20;2005)
    Struktur sosial merupaka keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta lapisan-lapisan sosial
  2. Abdul Syani (Dalam Basrowri, 69;2005)
    Struktur sosial adalah suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok.
  3. D. Hendropuspito (89;1999)
    Struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian untuk jangka waktu yang relatif lama.
  4. Firth (Dalam Basrowri, 67;2005)
    Struktur sosial dianggap sama dengan organisasi sosial yang mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih fundamental yang  memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris.
  5. George Simmel, struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
  6. George C. Homans mengatakan bahwa struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
  7. William Kornblum, struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
  8. E.R. Lanchstruktur sosial adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.

 

Sumber

Maryati, Kun. Juju,Suryawati. 2016. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/06/9-pengertian-struktur-sosial-menurut-para-ahli-ciri-dan-fungsinya.html

 

Ditulis pada Sosiologi SMA Kelas X | Tinggalkan komentar

Masyarakat majemuk dan multikultural

Ditulis pada Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Jenis Lembaga Sosial

Ditulis pada Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Lembaga Sosial

Ditulis pada Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar