Pengertian konflik
Menurut Morton Deutsch (1973) dalam Budiyono (2009), konflik yang timbul dalam masyarakat dikarenakan pola saling ketergantungan yang negative antar masyarakat. Konflik berasal dari bahasa latin “configure” yang berarti saling memukul. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia juga didefinisikan sebagai percekcokkan, perselisihan atau pertentangan. Maka dari itu, konflik merupakan dua hal atau lebih yang saling bertentangan dan juga berusaha saling menyingkirkan salah stu pihak dengan cara membuat tidak berdaya
hingga menghancurkannya. Terjadinya konflik dalam masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor pendukung.
Faktor-faktor penyebab konflik
Konflikyang ada di masyarakat dapat menimbulkan perpecahan atau persatuan. Hal ini tergantung pada bagaimana masyarakat dalam menyikapi konflik yang ada. Berikut ini merupakan beberapa penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat antara lain:
- Perbedaan pendirian dan keyakinan antar individu yang menyebabkan mereka saling menjatuhkan satu sama lain
- Perbedaan kebudayaan dalam kelompok yang menyebabkan pola pikir dan tingkah laku tiap orang dalam kelompok berbeda.
- Perbedaan kepentingan karena masing-masing pihak berusaha memenuhi kebutuhannya.
- Perubahan sosial dalam masyarakat
- Ketidakadilan dalam masyarakat.
- Terkikisnya nilai-nilai kebersamaan dan keharmonisan
Jenis-jenis konflik
Adanya konflik dapat memicu terjadinya konflik dalam masyarakat jika masyarakat tidak memiliki integrasi yang cukup kuat. Konflik-konflik yang timbul di masyarakat tersebut beraneka ragam. Berikut ini merupakan jenis-jenis konflik antara lain:
- Konflik Pribadi
Konflik ini adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu lainnya. Konflik ini biasanya terjadi pada orang yang baru kenal maupun orang yang sudah saling mengenal dalam kurun waktu yang lama. Terjadinya konflik ini ditandai dengan masing-masing individu mengejek, memaki bahkan berkelahi secara fisik dengan individu lainnya.
- Konflik Rasial
Merupakan pertentangan yang terjadi dalam kelompok ras yang berbeda kebudayaan. Penyebabnya bisa dikarenakan oleh perbedaan kepentingan. Terjadinya konflik ras biasanya diawali karena adanya rasa primordialisme (sikap mengagungkan budaya sendiri) sehingga masing masing ras merasa bahwa kebudayaan merekalah yang paling baik dibandingkan kebudayaan ras lainnya. Contohnya konflik ras di Afrika Selatan dimana mayoritas kelompok kulit hitam yang berada di wilayah tersebut dikuasai oleh ras kulit putih (politik apartheid).
- Konflik Politik
Konflik yang terjadi antar golongan dalam masyarakat maupun antar negara dalam kaitannya dengan perebutan kekuasaan. Konflik ini nantinya akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam masyarakat.
- Konflik Antar Kelas Sosial
Konflik yang terjadi antara golongan yang berbeda dalam pelapisan sosial yang ada dalam msyarakat. Contoh yang termasuk dalam konlik ini adalah konflik yang terjadi antara kaum buruh dengan pemilik pabrik dimana para buruh menginginkan kesejahteraan baginya sedangkan pemilik pabrik tidak dapat memenuhi permintaan kaum buruh.
- Konflik Antar Kelompok
Konflik antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas.
- Konflik Internasional
Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Konflik ini bermula dari dua Negara yang saling bertikai karena masalah politik atau ekonomi. Namun karena masing-masing Negara mencari sekutu maka konflik ini menjadi luas dan melibatkan banyak Negara.
Dampak konflik
- Dampak negatif
Adanya konflik menimbulkan dampak bagi masyarakat, baik dampak negatif maupun positif. Berikut ini merupakan dampak negatif dari adanya konflik, antara lain:
- Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok
- Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia
- Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-hal positif atau negative
- Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
- Dampaak Positif
Selain dampak negatif, berikut ini merupakan dampak posisitif yang ditimbulkan dari adanya konflik dalam masyarakat, antara lain:
- Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang masih perlu ditelaah.
- Konflik memungkinkan penyesuaian nilai, norma dalam masyarakat
- Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
- Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
- Sebagai sarana menyeimbangkan kekuatan dalam masyarakat
- Konflik dapat memunculkan komitmen baru antar pihak yang bertikai
- Kekerasan
Pengertian konflik
Kekerasan didefinisikan sebagai bentuk lanjutan dari konflik social dimana kekerasan ini biasa dilakukan untuk melukai atau mencederai seseorang yang menyebabkan kerusakan fisik maupun barang, dalam Dani Ramdani (2015). Kekerasan juga dapat berupa tindakan langsung (melukai dengan sengaja, membunuh, memperkosa) maupun tidak langsung (memfitnah dan meneror).
Teori kekerasan
Berikut ini merupakan beberapa teori yang menjelaskan tentang kekerasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Teori Faktor Individual
Tingkat agresivitas seseorang sangat mempengaruhi besarnya tindak kekerasan yang mungkin ditimbulkan. Teori faktor individual ini biasa berhubungan dengan factor kejiwaan atai factor social yang erat kaitannya dengan individu.
- Teori Faktor Kelompok
Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik antarsupoter bola
- Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan timbul karena perubahan social yang terjadi secara cepat dan masyarakat belum siap dengan perubahan tersebut.
Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Konflik yang terjadi dalam masyarakat telah menjadi suatu permasalahan tersendiri. Konflik jika terus dibiarkan makan dapat mengancam integrasi yang terjalin antar masyarakat. Pada dasarnya konflik itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Konflik hanya dapat dihentikan ketika tidak ada lagi masyarakat. Akan tetpai, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan konflik seperti misalnya:
- Konsiliasi
Pengendalian konflik yang dilakukan dengan bantuan lembaga tertentu yang diharapkan mampu memberikan keputusan yang adil untuk kedua pihak.
- Mediasi
Pengendalian konflik dengan bantuan pihak ketiga sebagai mediator dimana pihak ketiga ini akan member solusi pemecahan masalah.
- Arbitrasi
Penyelesaian konflik dimana pihak yang bertikai sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu.
Daftar Pustaka
Budiyono. 2009.BSE Sosiologi 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta : Pusat Perbukuan
Ramdani, Dani. 2015. “Materi Kelas XI Bab 4 Konflik Kekerasan”.tersedia : https://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id (dikutip 3 Desember 2015)