Pada kali ini, saya akan menjelaskan secara singkat apa saja yang termasuk dalam tipe-tipe lembaga sosial. Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya ingin tahu bukan, apa saja sih yang termasuk tipe lembaga sosial? Kita semua pasti bertanya-tanya. Maka itu, saya akan menjelaskan satu persatu. Sebelumnya, saya akan menjelaskan dahulu apa itu pengertian dari lembaga sosial itu sendiri.
Lembaga Sosial merupakan lembaga yang mendasar yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia pada setiap individu maupun kelompok.
Tipe-tipe lembaga sosial dibagi menjadi 5. Yaitu, berdasarkan perkembangannya, berdasarkan penyebarannya, berdasarkan nilainya, berdasarkan sudut penerimaan masyarakat, dan berdasarkan fungsinya. (lebih…)
1. Norma Dalam Masyarakat
Supaya hubungan manusia/masyarakat dapat baik maka diciptakan suatu norma. Asal mula norma terbentuk secara tidak sadar, lama kelamaan terbentuk atau dibuat secara sadar.
Contoh: Dahulu, dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan, tetapi lama kelamaan, bahwa seorang perantara harusmendapatkan bagian, dan ditetapkan siapa yang menanggung, pembeli atau penjual. Ada juga suatu perjanjian yang tertulis seperti masalah pinjam-meminjam uang, sewa menyewa rumah, dan lain-lain.
Dengan demikian norma-norma yang ada dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Untuk membedakan kekuatan mengikat dari norma-norma tersebut, dibedakan adanya empat pengertian sebagai berikut. (lebih…)
Dampak Perubahan Sosial
Dampak Perubahan Sosial – Perubahan sosial dalam masyarakat memiliki dampak/akibat baik itu dampak positif maupun dampak negatif dalam kehidpan masyarakat antara lain sebagai berikut..
1. Dampak Positif Perubahan Sosial
Dampak positif dalam perubahan sosial menunjukkan bahwa memberikan pengaruh dalam kemajuan kehidupan masyarakat. Macam-macam dampak positif perubahan sosial adalah sebagai berikut..
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Perkembangan iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru untuk mendorong berbagai inovasi dalam kemudahan kehidupan masyarakat menuju (lebih…)
Relativitas Budaya
berbicara mengenai relativiame budaya, tentunya negara Indonesia lah yang paling cocok untuk menkaji masalah tersebut. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keberagaman multi etnis yang tinggi dan terpencar di tiap jengkal daratan ribuan pulau. Lebih dari lima ratus bahasa daerah dijadikan bahasa pengantar masyarakat di Indonesia yang membuktikan, bahwa tingkat pluralitas etnis sangatlah tingg. Pluralitas etnis menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang kompleks. Dari masing-masing etnis tersebut pastinya memiliki kharakteristik yang berbeda-beda oula. Karakteristik sistem lingkungan masyarakat Indonesia yang mayoritas terpencar di pulau-pulau dengan tipologi daratan berupa bukit dan pegunungan yang dipisahkan oleh hutan belantara menyebabkan terjadinya diversitas budaya. Kondisi geografis tersebut memungkinkan intensitas interaksi antar masyarakat rendah, sehingga kebudayaan masyarakat berkembang mandiri dengan karakteristik budaya yang berlainan.
Adanya Perbedaan sistem tata nilai, norma, adat istiadat, dan hukum adat masyarakat menyebabkan penerapan suatu budaya luar belum tentu sesuai dengan budaya lokal masyarakat. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh sistem budaya yang dianut masing-masing masyarakat berlainan. Sistem tata nilai budaya yang dianggap baik di suatu daerah, belum tentu di daerah lain akan dianggap baik. Realita ini memunculkan suatu teori yang disebut relativisme budaya. Berdasar teori relativisme budaya pemahaman mendalam terhadap kultur masyarakat merupakan persyaratan mutlak sebelum ditarik suatu penilaian budaya. Hal ini berlaku pula bagi identifikasi gejala sosial budaya, penentuan program pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat yang memiliki karakteristik sistem nilai, norma, adat isitiadat dan hukum adat yang berbeda. Khususnya, masyarakat desa hutan yang tinggal di dalam dan sekitar belantara hutan.
Asimilasi dan Inovasi Kebudayaan
Pengertian Asimilasi
Asimilasi atau assimilation merupakan suatu proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru.
Golongan yang Mengalami Proses Asimilasi
Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan menyesuaikan diri dengan kebudayaan mayoritas; sehingga lambat laun kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.
Faktor-faktor penghambat Terjadinya Asimilasi
Asimilasi ini umumnya dapat terjadi apabila ada rasa toleransi dan simpati dari individu-individu dalam suatu kebudayaan kepada kebudayaan lain . Sikap toleransi dan simpati pada kebudayaan ini dapat terhalang oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Minimnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
b. Rasa takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain
c. Adanya perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
Inovasi Kebudayaan
Pengertian Inovasi
Inovasi Kebudayaan merupakan proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru dan mengesampingkan cara-cara lama yang telah melembaga.Proses penyesuaian dari penemuan baru dengan kebutuhan masyarakat melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. didalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalammasyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh karena itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.
Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya. Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.
Ketahanan Budaya Nasional
Sejak dulu sampai sekarang negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis. Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.
Disini ketahanan budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam, secara langsung maupun tidak langsung. Wujud ketahanan budaya tercermin dalam kondisi social budaya manusia yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kehidupan social budaya Indonesia. Disadari atau tidak, pengaruh budaya luar pasti sulit ditolak, namun hal yang perlu diwaspadai adalah pengaruh dampak negative yang mungkin akan terjadi yang dapat membahayakan kepribadian bangsa. Tidak menutup kemungkinan bahwa pihak luar sengaja menyebarkan pengaruhny melalui sarana tekhnologi komunikasi yang akan menguntungkan bagi negaranya. Terhadap pengaruh semacam ini bnagsa Indonesia harus waspada dan memiliki daya tahan untuk menanggulanginya. Dengan demikian, persoalan yang harus dipecahkan adalah bagaimana caranya mengerahkan perubahan social itu, mengingat pengaruh kebudayaan asing tidak dapat dicegah, sehingga tidak merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat dan kepribadian bangsa Indonesia.
Diperlukan upaya bela negara untuk mewujudkan ketahanan budaya yang berkesinambungan. Dalam usaha meningkatkan ketahanan social dan budaya tersebut perlu sosialisasi pengembangan budaya lokal, pengembangan kehidupan beragama yang serasi, peningkatan pendidikan kepramukaan yang mencintai budaya nusantara, dan penolakan budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Disisi lain budaya harus dipertahankan adalah menjaga harmoni dalam kehidupan sebagai nilai esensi manusia, menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan alam, sesama manusia (masyarakat), Tuhan dan keseimbangan lahir, batin. Faktor diatas apabila dihubungkan dengan ketahanan budaya dapat menunjukan bahwa pengaruh budaya luar yang negatif dapat membahayakan kelangsungan hidup budaya nasional. Untuk mencegahnya diperlukan filter dimana unsur-unsur budaya bangsa, pendidikan nasional, dan kepribadian nasional memegang peranan penting dalam menepis ancaman tersebut.
Saat ini bangsa kita kurang memperhatikan ketahanan di bidang sosial budaya. Hal ini dapat dilihat dari penafsiran yang keliru terhadap kebebasan justru mengakibatkan konflik. Untuk itu diperlukan bela negara dalam perspektif buaday untuk membentuk ketahanan buadaya demi mempertahankan kedaulatan budaya nusantara. Dalam ketahanan di bidang budaya harus diingat bahwa demokrasi harus menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya di bidang politik saja, melainkan juga bidang budaya dan agama. Oleh karena itu sudah saatnya anak bangsa,seluruh elemen bangsa mengembangkan ketahanan nasional dalam bidang budaya bukan hanya untuk kepentingan keamanan dan kesejahteraan seluruh bangsa agar dapat hidup aman ,damai dan berbudaya dengan mengedepankan nilai-nilai pancasila.
06
Desember
Written by bagusmustofa.
Posted in: SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas : XII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Silabus-Sosiologi-Kelas-XII
06
Desember
Written by bagusmustofa.
Posted in: SILABUS
Satuan pendidikan : SMA/MA
Kelas : XI
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Silabus-Sosiologi-Kelas-XI
06
Desember
Written by bagusmustofa.
Posted in: SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
Silabus-Sosiologi-Kelas-X
- Dimensi Empiris Agama
Istilah “empiris” dari ungkapan “dimensi empiris” agama tidak dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan manusia dengan yang “sakral”, dalam artian “manusia dapat mengalami hal yang suci”, melainkan ditunjukkan hubungan metodologis antara si peneliti dengan agama sebagai sasaran penelitian. Jadi, dimensi empris agama berarti segi-segi empiris agama yang dapat “dialami” seorang peneliti ilmiah, yang dapat diamati, diteliti, untuk mendapatkan keterangan ilmiah. Jelasnya, yang dapat diamati, diteliti, untuk (lebih…)
Bronislaw Malinowski (1884-1942) adalah salah satu pendiri antropologi modern. Dalam serangkaian karya yang luar biasa ditulis sebagian besar di tahun 1920, ia menunjukkan pentingnya observasi etnografi yang kaya. Sementara itu akan salah untuk menyarankan baik bahwa semua mitos memiliki fungsi politik atau bahwa kepentingan atau nilai dari setiap mitos yang diberikan dapat dikurangi dengan fungsi politik instrumentalnya.
Mitos bukan teks lepas, tetapi merupakan peristiwa sosial yang hidup, yang hanya dapat dipahami dalam konteks manusia yang sebenarnya, di tempat kang sungguh-sungguh dan yang berupaya melestarikan hubungan-hubungan polotik. Mitos seperti yang ada dalam masyarakat biadab, yaitu, dalam bentuk primitif yang hidup, tidak erely kisah yang diceritakan tapi kenyataan hidup. Ini bukan sifat fiksi, seperti yang kita iklan hari ini di sebuah novel, tetapi merupakan kenyataan hidup, diyakini telah pernah terjadi
Mitos merupakan salah satu unsur penting dari peradaban manusia, itu bukan kisah menganggur, tapi kekuatan aktif keras bekerja, itu bukan penjelasan intelektual atau citra artistik, tapi piagam pragmatis tentang mitos primitif dan kebijaksanaan moral.
Saat ini mari kita melirik subyek beberapa mitos khas [dari Kepulauan Trobriand]. Ambil, misalnya, pesta tahunan kembalinya orang mati. kembalinya orang mati. cerita yang menceritakan bagaimana kematian mulai menghukum manusia, dan bagaimana kekuatan peremajaan kekal hilang. Hal ini mengatakan mengapa roh harus meninggalkan desa dan tidak tetap di perapian, akhirnya mengapa mereka kembali sekali dalam setahun. Dalam hal ini ada mitologi dalam mantra, dan bahkan tindakan suci mengandung unsur-unsur yang hanya dipahami ketika kisah kano terbang, ritual, serta sihir.
Dalam rangka untuk membuat titik di masalah cukup jelas, mari kita sekali lagi membandingkan kesimpulan kami dengan pandangan antropologi modern, agar kita dapat membuat kesimpulan dari pengetahuan terkini, memberikan pengakuan karena untuk apa yang telah kita terima, dan negara di mana kita harus berada jelas dan tepat.
Akan menjadi yang terbaik untuk mengutip pernyataan kental dan berwibawa, dan saya akan memilih untuk tujuan ini definisi analisis yang diberikan dalam Catatan dan Pertanyaan tentang Antropologi, oleh C.S. Burne dan Profesor JL Myres. Dalam bukunya yang berjudul “Cerita, Ucapan, dan Lagu,” kita diberitahu bahwa “bagian ini mencakup banyak upaya intelektual masyarakat” yang “mewakili upaya awal untuk berolahraga alasan, imajinasi, dan memori.
Mitos Asal
Kami terbaik dapat mulai dengan awal hal, dan memeriksa beberapa mitos asal. Dunia, mengatakan penduduk asli, awalnya berasal dari bawah tanah. Manusia telah mempunyai seorang pemimpin yang mana pemimpin tersebut sama halnya dengan pemimpin yang kita miliki sekarang ini.
Ada sejumlah tempat khusus – gua, rumpun pohon, tumpukan batu, singkapan karang, mata air, kepala anak sungai – disebut “lubang” atau “rumah” oleh penduduk asli. adik sebagai kepala keluarga dan saudara sebagai walinya datang dan mengambil kepemilikan tanah, dan memberikan totem, industri, magis, dan sosiologis karakter kepada masyarakat sehingga dimulai masalah peringkat yang memainkan peran besar dalam sosiologi mereka diselesaikan dengan munculnya dari satu lubang khusus, yang disebut Obukula, dekat desa Laba’i.
Tradisi Bulusan
Tradisi bulusan merupakan sebuah tradisi yang ada di kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, lebih tepatnya di desa Sumber Hadipolo. Tradidi bulusan ini berlangsung Cuma 1 hari yaitu pada lebaran hari ke-8, bisa disebut sebagai lebaran ketupat. Bagi sebagian orang lebaran ketupat hanya tentang hari dimana mereka bisa makan ketupat sepuas-puasnya. Namun berbeda bagi mereka masyarakat yang tinggal di daerah Sumber Hadipolo maupun daerah sekitarnya. Hari itu merupakan hari yang istimewa, sebab mereka bisa melaksanakan sebah tradisi yang sudah berlangsung secara turun-temurun di lakukan oleh leluhur mereka. Tapi taukah kalian tentang sejarah dari tradisi bulusan ini bisa terjadi ?
Jika kita membahas tentang tradisi ini, maka tidak akan lepas dari pengaruh penyebaran islam daerah Kudus. Cerita singkatnya seperti ini. Dulu pada waktu zaman walisongo masih menyebarkan islam di pulau jawa. Suatu ketika ada pertemuan yang di hadiri oleh kesembilan wali, yang kalau tidak salah bertempat di daerah demak, yang sebagai tuan rumah adalah beliau Sunan Kalijaga. Sesembilan wali menghadiri acara tersebut. Acara tersebut berlangsung sampai malam hari. Setelah acara tersebut kesembilan sunan pulang ke rumahnya masing-masing, begitu pula dengan Raden Umar Sa’id (Sunan Muria).
Beliau pulang bersama rombongannya menuju kediamannya di daerah Gunung Muria, Kudus. Beliau bersama rombongan pulang melewati daerah Hadipolo. Sewaktu mereka melintasi sebuah jembatan Sunan Muria mendengar suara aneh, suara tersebut terdengar terus menerus. Karena penasaran, Maka Sunan Muria menyuruh salah satu pengawalnya untuk mencari tahu dari mana suara itu berasal. Setelah mencari cukup lama, pengawal tersebut menemukan sumber suara ersebut, ternyata suara orang yang baru menanam benih padi di sawah. Setelah tahu asal muasal suara tersebut, kemudian pengawal tersebut kembali ke rombongan dan matur kepada Sunan Muria, bahwa asal muasal dari suara aneh tadi itu berasal dari suara para petani yang sedang menanam benih padi. Setelah mendengar tersebut Sunan Muria menjadi terheran-heran. Owh, itu suara orang menanam benih pada tho, bekerja kok malam-malam, kayak bulus (kura-kura air tawar). Entah karena karomah yang dimiliki Sunan Muria, atau emang sudah takdir, para petani tadi seketika itu berubah menjadi bulus. Mereka kaget dengan kejadian itu. Dan bertanya-tanya kenapa kejadian itu bisa terjadi.
Kemudian rombongan Sunan Muria melajutkan perjalanan, namun sewaktu melewati daerah persawahan, beliau mendengar ada suara seseorang yang menangis. Yang ternyata suara tersebut berasal dari para bulus. Dan Sunan Muria bertanya kepada bulus tersebut, kenapa kalian bisa menangis. Kemudian pada ubulus tapi menceritakan tentang kejadian yang mereka alami. Setelah mendengar penjelasan dari pada bulus, Sunan Muria jadi teringat akan perkataannya yang tadi “itu suara orang menanam benih pada tho, bekerja kok malam-malam, kayak bulus (kura-kura air tawar” dan menyesali kalena telah berkata seperti itu. Akhirnya Sunan Muria mengambil sebuah tongkat dan tongkat tersebut di tancapkan di tanah. Dan saat tongkat itu dicabut, keluarlah sumber mata air yang sangat jernih. Kemudian Sunan Muria berkata “ tenaglah kalian, terimalah takdir kalian ini dan jangan tangisi terus-menerus kejadian ini. Kalian disini tidak akan kelaparan, kebutuhan kalian akan tercukupi semuanya, jadi janganlah kalian bersedih” setelah berkata demikian, Sunan Muria beserta rombongan pergi meninggalkan bulus tadi. Dan semenjak kejadian itu, tempat tersebut selalu ramai dikunjuni oleh warga setempat maupun sekitarnya hinga sampai sekarang.
Hasis Analisis
Jika dikaitkan dengab pengertian mitos menurut Malinowski maka cerita tentang asal muasal dari tradisi bulusan ini bisa termasuk kedalam sebuah mitor. Sebab ini mengisakan sebuah peristiwa sosial yang terjadi di suatu masyarakat, dan masyarakat tersebut meyakini bahwa mitos tersebut memang benar-benar terjadi di sana dan tidak perlu diperdebatkan lagi mengenai bagaimana mitos tersebut bisa terjadi.
Kemudian, disini masyarakat juga mencoba untuk selalu melestarikan tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun ini. Walaupun tradisi ini hanya berlagsung satu hari setahun, namun antusias masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam peraaan itu tidak menurun sama sekali, malahan dari tahun ke tahun semakin ramai jumlah pengunjungnya.
Meskipun mitos ini jiga di pikir dengan akal sehat tidak akan ketemu dan tidak akan pernah bisa terpikir, namun inilah kepercayaan bagi masyarakat desa Hadipolo dan sekitarnya, bahwa peristiwa bulusan itu emang bener-bener terjadi. Dan hal ini tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Islam, Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Pengertian Islam menurut Al-Quran tercantum dalam sejumlah ayat. Diantaranya : Islam secara ilmu etimolgi berasal dari bahasa arab aslama-yuslimu yang berarti berserah diri, patuh, taat dan tunduk. Kata islam juga berasal dari kata aslim artinya perdamaian, kerukunan dan keamanan. Islam juga di ambil dari kata salimun artinya suci dan bersih. Islam mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan (lebih…)