Mengapa guru banyak cerita di kelas?

May 29th, 2017 No comments

 

Saat kita menjadi siswa atau mahasiswa tidak sedikit atau malah sering kita mendengarkan kisah atau cerita dari guru atau dosen tentang kehidupan dan pengalaman pribadi. Terkadang atau bahkan sering kita merasa “bosan” atau malah menganggap tidak bermanfaat cerita tersebut. Benarkah? Itu hanya bentuk “kesombongan” atau “curhat” yang biasa-biasa saja. Yang kadang juga lebih banyak memakan waktu. Tak dipungkiri ada dosen yang lebih banyak cerita daripada memberikan materi perkuliahan.. sepertinya.

Memang, banyak sekali cerita itu. Terkadang juga keluhan. Kadang hanya untuk pamer. Tetapi, tak sedikit merupakan cerita “transfer nilai” bahkan “transfer peradaban”.

Ya, guru atau dosen kita mengharapkan ada makna yang bisa kita ambil. Entah dari cerita dan pengalaman pribadi maupun kisah lainnya. Inilah bentuk pendidikan karakter dalam satu upaya. Dengan demikian, guru dapat menyampaikan nilai-nilai kehidupan dari realitas sosial yang dialami. Karena kita lebih bisa memahami tentang hal-hal yang lebih nyata. Guru dan dosen kita telah melalui perjalanan panjang yang belum pernah kita lalui. Belajarlah dari pengalaman.

Saat ini, saya baru menyadari. Banyak makna yang bisa diambil dari cerita bapak ibu guru dan dosen kita. Kita bisa menghadapi suatu tantangan. Kita bisa melakukan terobosan yang lebih inovatif dari apa yang telah dilakukan oleh mereka. Kita diberikan arahan dan bimbingan.

Terimakasih, bapak dan ibu. Pengalaman adalah guru yang berharga. Dan mari kita ciptakan pengalaman luar biasa di kelas. Agar kelak kita termasuk yang dikisahkan gembira dan bangga oleh murid-murid kita.

 

mua, tarawih ke 4

Categories: suararia Tags:

Kecurangan Akademik; Fraud Triangle, Fraud Diamond, dan Fraud Pentagon

March 31st, 2017 No comments

 

Kecurangan akademik menjadi fenomena yang tidak pernah selesai untuk dipecahkan. Bentuknya beraneka ragam. Dan bisa terjadi kapan saja oleh siapa saja, baik mahasiswa maupun lainnya. Alasannya juga beraneka ragam. Sagoro (2013) berpendapat bahwa kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa sebenarnya ada yang disadari namun ada pula yang tidak disadari bahwa yang mereka lakukan sebenarnya merupakan sebuah tindakan kecurangan yang dapat dikenai sanksi. Adanya keinginan untuk memperoleh IPK tinggi, kebanggaan, atau hanya sebatas karena harga diri terkadang membuat mahasiswa melakukan tindakan kecurangan akademik. Hendricks (2004) dalam Sagoro (2013) mendefinisikan kecurangan akademik (academic dishonesty) merupakan berbagai bentuk perilaku yang mendatangkan keuntungan bagi mahasiswa secara tidak jujur termasuk didalamnya mencontek, plagiarisme, mencuri, dan memalsukan sesuatu yang berhubungan dengan akademis

Beberapa pendekatan digunakan untuk mendeteksi faktor determinan perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa, diantaranya konsep fraud triangle, fraud diamond, dan fraud pentagon. Konsep fraud triangle ini telah lama dikenal dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kecurangan keuangan. Konsep fraud triangle dikenalkan oleh Cressey (1953), seorang kriminolog dengan mengajukan argumentasi bahwa seseorang melakukan sesuatu (termasuk kecurangan) terdapat alasan yang mendasari. Elemen fraud triangle terdiri dari tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization) (Abdullahi dan Mansor, 2015; Tessa dan Harto, 2016).

Konsep fraud triangle ini telah diaplikasikan dalam memahami perilaku kecurangan akademik. Konsep fraud diamond kemudian dikembangkan untuk memahami faktor lain yang mempengaruhi perilaku kecurangan. Wolfe & Hermanson (2004) meyakini bahwa konsep fraud triangle dapat dikembangkan untuk pencegahan dan deteksi perilaku kecurangan dengan menambahkan satu elemen yaitu capability. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penipuan atau kecurangan tidak mungkin dapat terjadi tanpa orang yang memiliki kemampuan yang tepat untuk melaksanakan penipuan atau kecurangan tersebut. Kemampuan yang dimaksud adalah sifat individu melakukan penipuan, yang mendorong mereka untuk mencari kesempatan dan memanfaatkannya.

Konsep baru yang berkembang adalah fraud pentagon yang berusaha untuk lebih bisa menangkap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kecurangan. Tugas (2012) mengajukan elemen kelima dalam konsep fraud pentagon yaitu external regulatory influence. Jika pengaruh regulasi ekternal lemah maka akan sangat memungkinkan terjadinya kecurangan. Tessa dan Harto (2016) menjelaskan bahwa teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Elemen kelima yang dimaksud adalah arogansi (arogance).

Dengan memahami faktor determinan terjadinya perilaku kecurangan akademik dalam beberapa perspektif dimungkinkan untuk dapat menentukan kebijakan pengendalian yang lebih efektif. Penelitian yang mampu mengekplorasi faktor determinan terjadinya perilaku kecurangan akademik dapat dilakukan. Pandangan lain mengenai kecurangan akademik, misalkan perkpektif tindakan kriminal juga perlu dihadirkan.

 

Referensi;

Abdullahi, R. and Mansor, N. (2015). Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond Theory; Understanding the Convergent and Divergent For Future Research. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, 5 (4), pp. 38–45.

Sagoro, E. M. 2013. Pensinergian Mahasiswa, Dosen dan Lembaga dalam Pencegahan Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, XI (2), hal. 54-67.

Tessa G., C. Dan Harto, P. (2016). Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan dan Perbankan di Indonesia. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016.

Tugas, F. C. (2012). Exploring a New Element of Fraud: A Study on Selected Financial Accounting Fraud Cases in the World. American International Journal of Contemporary Research, 2 (6), pp 112-121.

Wolfe, D. T. And Hermanson, D. R. (2004). The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud. The CPA Journal, December 2004, page 39-43.

 

 

Categories: ilmiah Tags:

Kaulah, guru terbaikku

November 24th, 2016 No comments

Indah nian masa itu
Saat kau bergembira ria menghibur kami
Paling tidak dalam masa 2 tahun
Saat kami masih sangat imut dan nggemesin
Kaulah, guruku di masa kanak-kanak

Tak kurang dari 6 tahun
kau membersamai
Membuka pemahaman atas angka dan huruf
Kau, begitu telaten dan teladan
Kau, begitu bersemangat
Hingga kami menapaki jenjang menengah pertama
Kaulah guruku di sekolah dasar

Tak kurang dari 3 tahun
kau menggandeng
Mengajak kami menemukan hal baru
Memainkan peran tuk pahami sesuatu
Menasihati saat kami lakukan kesalahan
Mendukung kami lalui ujian nasional
Kaulah, guruku di tingkat pertama

Tak kurang dari 3 tahun
Kau membimbing kami menuju transisi
Mengenal dunia yang tiada sempit
Membongkar apa yang masih terpendam
Membentuk sebuah kepribadian
Meneguhkan kesiapan di masa yang kian terjal
Kaulah, guruku di menengah atas

Kau, juga guru kami
Empat tahun paling sedikit
Kau kian membuka cakrawala
Membuka pandangan kian cerah
Memahami dunia dan seisinya
Terkadang kau begitu mempesona
Terkadang kau membuat kami berkerut
Tetapi, kau sungguh berbeda
Karena kami telah kau anggap mandiri
Kaulah dosenku… Kaulah guruku…

Ya Allah, ku ingin sampaikan salam rinduku padanya
Kuhaturkan terimakasih setulusnya
Aku yakin, jasanya tak kan mampu kami balas dengan apapun
Sungguh, jasa mereka tiada terkira…

Ya Allah, lindungilah ia, jagalah ia
Bimbinglah ia hingga selalu dekat denganMu

Guruku, Selamat Hari Guru, 25 Nopember 2016

(xsegoro, 241116, 2025)

Categories: rehatia Tags:

Hanyalah sebuah titik kecil

October 9th, 2016 No comments

Begitu tampak jelas di hadapan
Berbagai titik titik yang kian membesar
Menampakkan keberadaannya
Kadang mendekat, di masa berikutnya menjauh

Dan aku di sini, bukan lah bagian darinya
Aku hanyalah titik kecil yang kian kabur
Sekedar bertahan dari terpaan angin perubahan
Begitu berat terasa

Andai saja mereka bersama dan bersatu
Tampaklah titik besar nan kuat
Tak kan tersapu hegemoni hedonisme
Bertahan dalam keyakinan tauhidi

Aku hanya bisa melihat mereka
Menatap zaman
Menata kemaslahatan
Dan aku tak mampu bersamanya
Aku hanyalah titik kecil tak bermakna
Tidak seperti mereka

Namun, aku punya harapan besar padanya
Singkirkan egoisme
Rawatlah musyawarah dan husnudzon
Integrallah dalam mengambil kebijakan

Aku yakin, titik-titik itu kan ngayomi
Solusi atas kegundahan umat
Aku yakin, titik-titik itu kan sadar
Bersama lebih baik daripada berjalan sendirian
Meraih cita dan kehormatan

Aku yakin… sekali…
Walau aku hanyalah titik kecil yang kian tidak jelas
Hilang dari peredaran

Categories: suararia Tags:

Pahamkan Mereka

October 7th, 2016 No comments

Seingatku dulu, tak sedikit guru yang takut jikalau muridnya lebih pandai
Sepemahamanku dulu, tak sedikit guru yang khawatir tersaingi kemampuan muridnya

Itu dulu… ingatan yang salah
Itu dulu… pemahaman yang keliru

Sadarlah kini
Guru yang sukses itu jikalau muridnya lebih hebat
Guru yang keren itu jikalau muridnya lebih kreatif

Tak usahlah khawatir wahai guru, jika muridnya satu langkah lebih maju
Tak usahlah resah wahai guru, jika muridnya berfikir lebih futuristik

Kita hanya perlu mendampinginya
Kita harus mau membimbingnya
Kita mau tidak mau selalu menyemangatinya

Walau sebenarnya kita sudah sangat malu
Atas ketidaktahuan kita
Atas ketidakmampuan kita
Atas kekuperan kita

Yakinkan mereka, murid-murid kita…
Penuh talenta
Beragam kecerdasan
Bisa lebih baik dari kita

Pahamkan mereka
Kehidupan ini untuk kehidupan selanjutnya

Categories: suararia Tags:

Doaku (1)

October 7th, 2016 No comments

Senja ini begitu syahdu
Sambut sang bulan baru
Syukur tiada aku jemu
Terpanjatkan hanya untuk Mu, wahai Rabb ku

Berjuta langkah telah aku lakukan
Tiada terhitung salah khilaf
Pagi teringat petang alpa
Dan taubatku tiada

Ya Allah, hamba pinta ampunan
Ya Allah, hamba mohon petunjuk
Hamba ingin menjadi lebih baik
Hamba sangat takut, tak mampu melakukannya…

Categories: reahatia Tags:
Skip to toolbar