Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok. Teruskan membaca
Des 16
Materi Sosiologi SMA Kelas X : Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
A. Realitas Sosial
Peter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul The sosial Construction of Reality, mengemukakan bahwa realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Teruskan membaca
Des 16
Materi Sosiologi Kelas X: Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
1. MENGENALI GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Konsep dasar yang sudah dipelajari pertemuan kemarin dapat membantu mengenali gejala-gejala sosial yang terjadi dalam kehidupan suatu masyarakat. Gejala-gejala sosial tersebut ada yang dianggap wajar, adapula yang dianggap tidak wajar. Namun, ada pula gejala yang dianggap wajar tersebut adakalanya berlangsung secara tidak normal atau tidak dikehendaki. Teruskan membaca
Des 16
Materi Sosiologi SMA Kelas X: Fungsi Sosiologi Untuk Mengenali Gejala Sosial Dalam Masyarakat
Manusia hidup dalam masyarakat, mereka saling berinteraksi dan berbagi budaya yang sama sehingga tak dipungkiri dalam proses tersebut berbagai gejala sosial terjadi. Gejala sosial merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok, yang melibatkan perilaku dari individu itu sendiri. Teruskan membaca
Des 08
Ketimpangan Sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi
A. Mengapa Terjadi Ketimpangan Sosial?
Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Teruskan membaca
Des 08
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
A. Realitas Sosial
Peter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul The sosial Construction of Reality, mengemukakan bahwa realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Berger dan Luckman melihat melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif dilihat dari adanya lembaga atau pranata sosial beserta nilai dan norma yang menunjukan bahwa masyarakat cenderung menginginkan keteraturan. Teruskan membaca
Des 02
SILABUS SOSIOLOGI KELAS X, XI, DAN XII
SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI
(PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Teruskan membaca
Nov 16
Kepercayaan Terhadap Roh Bukan Manusia pada Orang Bukit
KEPERCAYAAN TERHADAP ROH BUKAN MANUSIA PADA ORANG BUKIT
Orang bukit merupakan masyarakat yang bersahaja dan selalu hidup selaras dengan alam. Alam bagi mereka adalah suatu hal yang harus dijaga keseimbagannya agar senantiasa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan proses pemenuhan kebutuhan manusia yang sangat bergantung pada alam, adalah padi. Sebuah tanaman yang bukan hanya digunakan sebagai makanan pokok orang gunung melainkan lebih dari itu, padi adalah tanaman satu-satunya yang dipercaya sebagai tumbuhan langit yang diturunkan ke bumi (tempat gelap) untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam memperlakukan padi orang bukit tidak embarangan, karena manusia dan padi adalah saling mempengaruhi satu sama lain, harus saling menjaga dan menghormati serta memperlakukan padi sebagaimana layaknya tanaman yang tinggi derajatnya, Teruskan membaca
Nov 11
Fenomena Hastag di Media Sosial
#saveHajiLulung, Rakyat Jakarta Berkabung, dengan Umpatan yang Menggunung
Akhir-akhir ini ditelevisi ataupun media online ramai dengan berita perseteruan antara DPRD DKI dengan bosnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, seperti intuisi didalam dongeng anak-anak atau kisah sinetron yang sudah tertebak alurnya tetapi masih mengundang peminat untuk melihatnya. Borok pemerintahan DKI sebenarnya sudah terendus oleh hidung-hidung peka yang memakai pikiran bersih bukan berdasarkan kekuasaan, didalamnya terdapat permainan uang APBD yang bergulir tanpa sepengatahuan rakyat yang justru menafkahi APDB tersebut. Bagaimana bisa, menurut laporan Ahok, sistem UPS (Uninterruptible Power System) memmiliki anggaran per sekolah mencapai 4.5 miliar,lebih mencengangkan lagi, tender pemenang pengadaan UPS tersebut kabarnya hanya kantor yang bekerja dibildng percetakan.
Teruskan membaca
Nov 11
RITUAL PROTES GAYA JAWA-YOGYA, SEBUAH ANALISIS ANTROPOLOGI-STRUKTURAL
REVIEW MENGENAI RITUAL PROTES GAYA JAWA-YOGYA, SEBUAH ANALISIS ANTROPOLOGI-STRUKTURAL
Ritual protes yang ada di Yogyakarta dilakukan dengan alasan mengkritisi kebijakan atau kinerja yang telah dilakukan penguasa, raja, atau presiden, dalam hal ini, masyarakat Jawa ataupun Yogyakarta melakukan ritual protes untuk memprotes kekuasaan presiden Soeharto pada 20 Mei 1998. Terdapat beberapa landasan untuk melihat ritual protes gaya Jawa-Yogya tersebut, salah satunya adalah dengan perspektif strukturalisme varian Levi-Strauss, perspektif ini tidak hanya menganalisa secara teks semata, melainkan fenomena budaya Jawa juga masuk dalam analisisnya. Erat kaitannya dengan persoalan penguasa yang memang memiliki kuasa secara mutlak, menimbulkan berbagai asumsi yang secara tidak langsung mengarah kepada kritik atau protes kepenguasa itu sendiri. Teruskan membaca
Komentar Terbaru