1. Kehidupan pedagang dalam kehidupan sehari-hari
Bapak Karjo adalah seorang pedagang ayam potong yang berusia 53 tahun. Memiliki seorang istri yang bernama Sijah yang berusia 43 tahun sebagai seorang ibu rumah tannga. Dan memiliki tiga orang anak, anak pertama bernama Rina Sugiarti berusia 26 tahun seorang pegawai swasta di Bogor, anak kedua bernama Putri Novitasari berusia 19 tahun seorang mahasiswi di Universitas Negeri Semarang, dan anak ketiga bernama Agung Apriyanto berusia 16 tahun sekarang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama di Brebes.
Beliau sudah menjadi pedagang ayam potong sekitar 15 tahun. Dalam jalur distribusi beliau termasuk pedagang besar karena beliau membeli ayam dalam jumlah besar kemudian di jual kembali kepada pedagang lain. Beliau termasuk dalam pedagang profesional karena aktivitas dari perdagangan tersebut merupakan sumber pendapatan utama dan satu-satunya bagi perekonomian keluarga. Karena permintaan pasar yang meminta ayam potong maka beliau di bantu oleh 5 karyawan yang membantunya untuk proses pemotongan sampai pendistribusian. Beliau memiliki tempat khusus untuk melakukan proses pemotongan dari tahap awal sampai tahap akhir.
Setelah proses pemilihan ayam di tempat peternakan, beliau mengontrol pengolahan pemotongan ayam ditempat miliknya sendiri. Pengontrolan dimaksudkan agar proses pemotongan dari tahap awal sampai akhir mendapatkan produk yang bagus. Tidak jarang jika permintaan ayam potong sedang meningkat maka beliau ikut terjun langsung membantu para karyawannya. Tapi hanya sebagian kecil saja dalam membantu karyawannya.
Proses pemotongan selasai selanjutnya ayam potong di distribusikan kepada para pedagang seafood yang ada di kota Bogor. Sudah banyak penjual seafood yang berlangganan ayam potong kepada beliau. Ayam potong beliau sudah memiliki langganan di berbagai daerah di Bogor, misalnya saja di Jalan Baru, Taman Cimanggu, Yasmin, Salabenda, Parung, Cibinong, Pomad, Sentul, Ciomas, Jungle.
2. Makna waktu bagi pedagang
Beliau berangkat sesudah shubuh ke tempat peternakan ayam potong untuk memilih ayam yang akan dibelinya. Beliau berangkat sesudah waktu shubuh supaya tidak keduluan oleh pedagang besar lainnya dan supaya pilihan ayam potong masih banyak. Jika waktu siang sedikit saja maka pilihan ayam potong hanya tinggal sedikit. Meskipun beliau memiliki karyawan tetapi dalam proses pembelian ayam yang akan di potong, beliau lebih memilih untuk pergi sendiri ke tempat peternakan ayam. Hal itu di karenakan agar mendapatkan kualitas ayam yang bagus dan tidak mengecewakan pedagang lain yang akan membeli ayam potongnya.
Dalam mendistribusikan ayam potong kepada pedagang seafood langganannya, beliau memilih waktu pada siang hari. Dipilihnya waktu siang hari yaitu agar sampai pada pedagang lain yang akan memproduksinya dapat langsung diolah dan ayam potong tersebut masih tetap terjaga kesegarannya. Para pedagang seafood membuka tempat penjualannya sore hari sehingga pengiriman ayam potong tidak boleh sampai hingga sore hari karena itu akan mengecewakan para pelanggannya.
Namun ketika permintaan bertambah maka tidak menutup kemungkinan pada malam harinya beliau akan mendistribusikan ayam potong kepada pejual seafood. Biasanya ketika weekend seperti harii sabtu dan minggu serta hari libur nasional permintaan ayam potong akan meningkat.
Ada waktu-waktu tertentu yang beliau persiapkan untuk menambah jumlah pembelian ayam potong. Biasanya ada waktu-waktu tertentu yang akan memepngaruhi bertambahnya jumlah permintaan ayam potong. Waktu tersebut misalnya malam tahun baru, hari sabtu dan minggu, tanggal merah atau hari libur nasional, hari libur sekolah, malam lebaran, dan hari natal. Biasanya diwaktu-waktu seperti permintaan ayam potong akan meningkat hingga dua kali lipat dan tentunya harga pun ikut naik hingga dua kali lipat.
3. Pengahsilan Perbulan
Pengahsilan pedagang tentunya tidak menentu karena setiap harinya jumlah permintaan barang diinginkan tidak stabil. Tetapi dalam sehari beliau dapat memproduksi ayam potong kurang lebih 100 ekor, 1 ekor beliau beli dari tempat peternkan seharga 15.000 beliau menjual kepada pedagang lain seharga Rp 25.000 jadi keuntungan setiap 1 ekornya Rp 10.000. Hasil dari penjualan perhari beliau bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 2.500.000. Jadi hasil kotor penghasilan perbulan sebesar Rp 75.000.000.
Pendapatan perbulan sebesar Rp 75.000.000 tentunya bukan semuanya diambil oleh beliau, tentunya dibagi lagi untuk memutar modal untuk membeli ayam dari peternakan milik pedagang lain. Jika penghasilan perhari Rp 2.500.000 maka sisanya diambil Rp 1.500.000 untuk modal keesokan harinya. Jadi pengahasilan bersih perhari sebesar Rp 1.000.000. Sebulan beliau bisa menghasilkan sebesar Rp 30.000.000. Rp 30.000.000 di bagi lagi untuk para karyawannya, dimana setiap karyawannya mendapatkan upah sebesar Rp 1.500.000 jadi total untuk membayar kelima karyawannya sebesar Rp 7.500.000. jadi penghasilan bersih beliau setiap bulannya sebesar Rp 22.500.000.
4. Jumlah tanggungan keluarga
Bapak Karjo memiliki satu orang istri dan tiga orang anak. Anak pertama yang bernama Rina Sugiarti sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta yang ada di Bogor. Sedangkan anak kedua yang bernama Putri yang sekarang sedang melanjutkan di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Semarangdan anak ketiga bernama Agung yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Istrinya yang bernama ibu Sijah bekerja sebagai ibu rumah tangga jadi tidak menghasilkan pendapatan. Jadi jumlah anggota yang di tanggung oleh beliau berjumlah empat orang yaitu bapak Karjo, ibu Sijah, Putri, dan Agung.
5. Rencana Masa Depan
Rencana beliau untuk kedepannya adalah melebarkan sayapnya dengan usaha kuliner yaitu dengan memiliki warung seafood seperti para pelanggannya. Namanya saja seafood tentunya menjual makanan dari hasil laut seperti kepiting, udang, kerang, cumi, ayam, dan berbagai macam ikan seperti ikan lele, ikan gurame, ikan bawal, ikan kakap, ikan baronang, ikan kue.
Namun dalam mendirikan usaha warung seafood dibutuhkan banyak modal dan harus disiapkan segala sesuatunya misalnya dari letak tempat penjualan yang harus strategis agar banyak menarik pengunjung, membayar lebih banyak karyawan, peralatan memasak untuk mengolah makanan, peralatan makanan pun harus disiapkan dengan sedemikian rupa.
Beliau sudah memiliki keinginan ini sejak lama sudah beberapa tahun terakhir ini namun harus memikirkan masalah-masalah yang disebutkan diatas. Dengan berjalannya waktu mengumpulkan untuk modal dan menambah referensi dari pedagang warung seafood.
6. Strategi yang dilakukan untuk mencapai rencana-rencananya
Dalam mencapai keinginan yang direncanakan maka beliau menyusun beberapa strategi. Adapun strategi yang dilakukan yang paling utama adalah mengumpulkan modal, dari setiap penghasilan yang beliau dapatkan setiap bulannya selalu disisihkan sebagian untuk ditabung dan dijadikan modal untuk membuka usahanya. Yang kedua memperbanyak relasi pertemanan kepada para pedagang seafood yang sudah sukses. Mensurvei tempat yang stretegis untuk membuka warung sehingga banyak pengunjung yang datang. Yang ketiga mempelajari perlengkapan apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuka usaha tempat makan seaafood tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta : Kencana
Blognya udah menarik. kalo bisa temanya sesuain sama materinya misal yang berkaitan sama sosiologi dan antropologi.
Penulisannya lebihh dirapikan lagi put biar tambah bagus. Semangat menulis say 😀
Artikelnya menarik sist, rapikan lagi tulisannya put biar tambah kece. Semangat kuliah & semangat ngblog 😀
artikelnya sudah bagus neng, semangat membuat artikel-artikel yang lebih menginspirasi lg yaa 🙂
tampilan sudah baik, teruskanlah 😀
semangat ngeblog yah kak 🙂
spasinya di rapikan lagi ya kak… 😉