Apakah sebenarnya antropologi itu?
Secara umum antropologi dikenal sebagai suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia dan mempunyai cabang yakni antropologi budaya dan antropologi sosial. Namun dalam pengertian tersebut mengakibatkan kebingungan masyarakat terhadap antropologi. Orang-orang berpikir antropologi adalah ilmu yang tidak penting, karena orang-orang berpikir kenapa manusia harus dipelajari? Apa yang ada di manusia sehingga harus dipelajari?. Antropologi pertama kali muncul bersifat teoritis, banyak muncul ide dan gagasan oleh para antropolog mengenai kebudayaan suatu masyarakat.
Kita tidak akan habisnya kalau berbicara tentang manusia dari segala aspek. Oleh karena itu dalam suatu ilmu pasti terdapat batasan-batasan dimana ilmu itu harus dipelajari. Seperti antropologi yang mempelajari manusia, antropologi juga mempunyai batasan-batasan apa saja yang harus dipelajari dari manusia tersebut. Sehingga antropologi mempunyai batasan yang spesifik untuk dipelajari. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia antropologi adalah ilmu tentang manusia, tentang asal-usul, adat istiadat, bentuk fisik dan kepercayaan. Dan dari pengertian tersebut banyak orang tahu antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia primitif pada zaman kuno yang berupa kehidupan di dalamnya seperti alat-alat yang mereka gunakan serta kebiasaan-kebiasaan mereka dan makna-makna dari simbol yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dulu antropologi hanya sebatas mempelajari kebudayaan manusia yang berada dalam suatu masyarakat yang berupa ciri-ciri dan sifat-sifat manyarakat: bagaimana manusia berhubungan dengan satu sama lain, dan bagaimana serta mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu.
Dengan berjalannya waktu, dan perkembangan zaman antropologi juga mengalami perkembangan yang begitu pesat. Antropologi bukan saja hanya bersifat teoritis namun mucul antropologi terapan dimana teori-teori yang ada diterapkan ke dalam masyarakat untuk memberikan solusi dalam suatu fenomena-fenomena sosial. Peran antropologi semakin terlihat dan bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Sekarang ini antropologi bukan hanya mempelajari tentang kebudayaan, sekarang ini antropologi bertambah cabangnya seperti antropologi kesehatan, antropologi pendidikan, antropologi politik, antropologi ekonomi, antropologi pembangunan, dll. Sehingga antropologi ini mempelajari bidang yang lebih luas lagi mengenai ciri-ciri masyarakat, kondisi masyarakat dalam menghadapi perkembangan. Antropologi berkembang karena keadaan dimana banyaknya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Sehingga antropologi bekerja untuk menuju suatu pembangunan yang terencana.
Masalah apa yang dihadapi antropologi?
Antropologi ini merupakan ilmu lunak karena antropologi tidak mampu meramalkan atau memprediksi kejadian-kejadian sosial dengan akurat. Antropologi juga kurang sistematik mengenai kondisi manusia (Saifuddin, 2005:13). Suatu pemikiran sering dianggap lama yaitu dikaitkan dengan masa lampau yang dianggap tidak berlaku lagi untuk masa kini, dan dapat muncul lagi dalam bentuk pemikiran yang telah mengalami modifikasi. Hal tersebut terjadi karena antropologi berkembang berdasarkan kenyataan melalui penelitian lapangan. Antropologi berkembang sesuai zaman, dan mengalami perubahan secara dinamis mengikuti perubahan sosial-budaya dalam suatu masyarakat. Sehingga banyak teori-teori mengenai masyrakat yang dikembangkan lagi.
Antropologi dalam masa lampau bersifat teoritis, dan dalam masa kekinian antropologi bersifat terapan, dan perkembangan zaman ini membuat antropologi mengalami dilema. Peran antropologi dihadapkan oleh dua hal: harus mempertahankan dan melestarikan suatu kebudayaan tanpa adanya kemajuan dalam berpikir? Atau harus mengurangi tradisi yang ada karena tuntutan zaman untuk menuju suatu pembangunan?. Contohnya saja, dalam hal kesehatan. Suku-suku pedalaman di Indonesia lebih percaya dukun yang mereka anggap bisa mengobati mereka dari penyakit menggunakan jampi-jampi atau tradisi yang berlaku disana. Namun mereka tidak tahu tradisi-tradisi tersebut kadang tidak berpengaruh untuk mengobati penyakitnya. Dan peran antropologi ini adalah terjun langsung ke masyarakat untuk mesosialisasikan bahwa sekarang ini sudah ada pengobatan medis (dokter, peralatan medis, dan obat-obatan) yang bisa mengobati penyakit. Dalam hal tersebut antropologi mengalami dilema, apabila mereka (antropolog) berhasil memberikan pengertian akan pengobatan modern maka masyarakat akan beralih ke dokter sehingga tradisi-tradisi yang ada di masyarakat tersebut sedikit demi sedikit akan luntur, apabila antropolog tidak mensosialisasikan maka tradisi mereka tetap terjaga namun masyarakat tidak akan berkembang menuju suatu pembangunan.
Hal tersebut merupakan dilema bagi antropologi maupun antropolog. Karena tidak seorang pun yang mampu mengendalikan arah, bentuk, dan isi perkembangan sosial dan kebudayaan suatu masyarakat, meskipun sebagian antropolog mencoba meramalkannya.
Gambaran dan peluang jurusan antropologi?
Pada masa lampau antropologi bersifat teoritis, sehingga banyak muncul teori pemikiran-pemikiran dari berbagai tokoh mengenai kebudayaan masyarakat. Teori-teori tersebut sangat luas dan banyak sehingga perlu waktu yang lama dalam memahami teori-teori tersebut. Teori tersebut dapat dipahami ketika seseorang sedang belajar pada jenjang perkuliahan sebab antropologi adalah ilmu yang spesifik yang mulai dipelajari di perguruan tinggi. Para mahasiswa sukar memahami antropologi karena belum mengenal cukup baik ilmu tersebut. Sedangkan di Indonesia buku-buku mengenai antropologi tidak mencukupi, dan buku-buku tersebut mengandung gambaran dan bahasa yang rumit. Hai itu disebabkan makasiswa mulai mengenal antropologi bukan dari awal, dan belum siap mengenai teori-teori antropologi.
Setiap mahasiswa antropologi diharapkan menempatkan dirinya pada posisi objektif, apabila mahasiswa sudah mempelajari dengan baik paradigm-paradigma yang ada dia seharusnya menempatkan diri dalam suatu jarak mental tertentu, make a distance yang artinya membangun sikap skeptik agar dia menjadi sensitif terhadap konsep-konsep yang dihadapinya (Saifuddin:6).
Lulusan jurusan antropologi kebanyakan berorientasi pada alasan ke arah non-akademis karena pekerjaan seorang antropolog adalah terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan penelitian lapangan untuk mengetahui kondisi masyarakat sehingga membantu dalam suatu pembangunan terencana. Seorang antropolog berperan besar dalam membantu pemerintah untuk membangun fasilitas negara ke dalam masyarakat. Karena antropolog bekerja mencari tahu bagaimana tata kelakuan dan keadaan masyarakat. Walaupun saat ini sering orang beranggapan bahwa antropolog tidak penting dan tidak terlalu dibutuhkan, karena dalam melakukan penelitian lapangan antropolog memerlukan waktu yang lama agar tahu keadaan suatu masyarakat. Waktu penelitian yang lama ini membuang-buang waktu, karena pemerintah ingin bekerja cepat dalam suatu pembangunan.
Daftar Pustaka:
Marzali, A. (2005). Antropologi & Pembangunan Indonesia Jakarta Kencana.
Komentar Terbaru