Kategori untuk Arsip Antropologi SMA
Materi Antropologi Kelas XI BAB 1: Keterkaitan antara keberagaman budaya, bahasa dialek, tradisi lisan dengan kehidupan masyarakat dalam suatu daerah.
Ditulis oleh Afnada Saffanata dalam Antropologi SMA pada 19 Desember 2015
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki banyak budaya, dimana setiap daerahnya memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Perbedaan kebudayaan ini menyebabkan keunikan tersendiri, seperti yang disebutkan oleh Nasikun (2000) bahwa Indonesia memiliki struktur masyarakat yang unik secara horizontal yang ditandai adanya keberagaman tata cara kehidupan, bahasa yang digunakan, seni budaya yang dimiliki maupun tradisi dan secara vertikal yang ditandai adanya kelas-kelas dalam masyarakat seperti lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Berbicara mengenai keberagaman, tentunya tidak terlepas dari bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi manusia baik lisan maupun tertulis yang di setiap daerahnya memiliki bahasanya sendiri. Secara tradisional, bahasa dirtikan sebagai alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan. Fungsi bahasa sendiri sebagai alat komunikasi antar daerah yang ada di Indonesia sekarang ini masih mendapat pengaruh dari dialek masing-masing daerah. Perbedaan dialek di daerah satu dengan daerah lainnya dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Baca hingga selesai »
Materi Antropologi Kelas X BAB 5: Budaya Lokal, Budaya Nasional, Budaya Asing, Hubungan antar Budaya di Era Globalisasi
Ditulis oleh Afnada Saffanata dalam Antropologi SMA pada 19 Desember 2015
Budaya Lokal
Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikankonsep budaya lokal. Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yangberkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.
Kemajemukan budaya lokal di Indonesia tercermin dari keragaman budaya dan adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas di daerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.
Materi Antropologi Kelas X BAB 4: Perilaku Menyimpang dan Sub Kebudayaan Menyimpang
Ditulis oleh Afnada Saffanata dalam Antropologi SMA pada 19 Desember 2015
Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat.
Menurut MZ. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dari sistem sosial dan mneimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
Menurut Paul B. Horton Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Faktor penyebab perilaku menyimpang
1. Perilaku menyimpang karena faktor sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi karena ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialissi, pengambilan yang salah dari generalized other atau belajar sub kebudayaan yang menyimpang. Baca hingga selesai »
Materi Antropologi Kelas X BAB 3: Internalisasi Budaya dalam Pembentukkan Kepribadian dan Karakter
Ditulis oleh Afnada Saffanata dalam Antropologi SMA pada 19 Desember 2015
Definisi Internalisasi
Secara etimologis, dalam kaidah bahasa Indonesia kata yang berakhiran-isasi mempunyai definisi sebuah proses. Sehingga internalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui binaan, bimbingan dan sebagainya.
Proses internalisasi merupakan proses yang kita dapat sejak kita lahir, dengan memperoleh aturan-aturan melalui sebuah komunikasi, seperti sebuah sosialisasi dan pendidikan. Dalam proses internalisasi pola-pola budaya ditanamkan kedalam sistem syaraf individu yang kemudian di bentuk menjadi sebuah kepribadian. Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat dari individu, yaitu dimulai dari dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis. Manusia memiliki bakat yang telah terkandung dalam gen untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat , nafsu dan emosi dalam kepribadian individunya. Tetapi wujud dan pengaktifannya sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang berada dalam alam sekitar, lingkungan sosial maupun budayanya. Baca hingga selesai »
Komentar Terbaru