Tidak ada anak yang nakal, adalah tidak adil bila seorang anak dicap sebagai anak yang nakal kalau hanya dilihat dari sisi perilakunya saja. Ibarat sebuah buku kita menghakimi isinya hanya dengan melihat sampul luarnya saja. Bagi saya sejauh seorang anak tidak melakukan tindakan kriminal dia tidak bisa dikatakan nakal, yang ada hanyalah seorang anak yang belum bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima, maka dia akan terseret pada perilaku “nakal”.
Seorang anak yang akan melakukan hal yang sama pada orang lainnya karena ia adalah “korban” dan berusaha untuk membalas dendam. Seorang anak kecil belum bisa berfikir apakah yang dia lakukan sebuah kenakalan, yang dia tahu saat ada sesuatu yang tidak dia suka maka akan menolak dengan cara dia sendiri. Biasanya seorang anak akan mengekpresikan kemarahanya dalam bentuk kenakalan. Lalu siapa yang salah dalam hal ini??? Jangan dicari siapa yang salah tapi carilah dimana letak kesalahanya. Perbuatan anak tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan peranan mendidik orang-orang disekitarnya. Maka seorang anak harus berada di lingkungan yang kondusif agar menjadi individu yang berkuwalitas.
Setiap orang pasti pernah merasakan jadi seorang anak kecil, tapi anak kecil belum pernah merasakan dewasa. Setidaknya orang dewasa yang harus tahu bagaimana bersikap dengan seorang anak kecil, bukan orang dewasa yang bersikap kekanak-kanakan yang menginginkan seorang anak kecil memenuhi keinginannya. 😀
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”
