Analisi Singkat Mengenai Video.
Indonesia mengirim lebih dari 400 ribu buruh migran setiap tahunnya ke berbagai Negara kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Jumlah buruh migran perempuan lebih banyak sekitar 72% dari pada jumlah migran laki – laki. Penduduk Indonesia yang memiliki keterampilan yang terbatas seringkali memilih untuk menjadi TKI karena menurut mereka upah gaji yang di berikan apabila bekerja diluar negeri lebih menjanjikan. Banyak TKI yang bekerja di Hongkong, sekitar 120 ribu orang lebih warga Indonesia yang bekerja disana. Sebagian TKI di Hongkong menjadi pembantu rumah tangga , dimana rata – rata upah gaji yang diberikan adalah HKD 3850 atau setara dengan 5juta rupiah. Sehingga pemasukan devisa yang diperoleh dari TKI yang di Hongkong pada tahun 2003 sampai 2008 sebesar Rp.167 trilyun.
Dalam video ini terdapat dua perempuan tenaga kerja asal Indonesia yang di Hongkong. Perempuan yang pertama adalah seorah wanita muslimah yang berhijab bernama Wati. Ia masih lajang belum pernah menikah, ia bekerja di Hongkong sudah 10 tahun lebih sebagai pembantu rumah tangga, pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Ia memilih untuk bekerja diluar negeri karena memiliki pandangan bahwa menjadi pengajar di Indonesia belum tentu mendapatkan upah gaji yang setimpal, sedangkan ia memiliki 6 saudara kandung dan ia berkeinginan untuk membahagiakan orang tua dan membantu dalam perekonomian. Perempuan yang kedua adalah seorang wanita yang tomboy yang bernama Rian. Ia berpenampilan seperti laki – laki bahkan ia mempunyai pacar wanita di Hongkong. Ia pernah menikah saat umur 13 tahun karena di jodohkan oleh orang tuanya dan telah mempunyai anak kemudian mereka bercerai. Ia bekerja di Hongkong sudah hampir 6 tahun.
Wati memiliki masalah mengenai kesehatan dimana ia harus melakukan operasi melaui vaginanya. Sedangkan calon suaminya kurang bisa menerimanya karena belum mendapatkan penjelasan yang secara detail karena belum dapat bertemu. Wati mengidap penyakit sejenis tumor, sedangkan calon suaminya pernah memiliki istri dan istrinya meninggal akibat penyakit tumor sehingga mengalami trauma. Itulah yang menyebabkannya belum dapat menerima penjelasan dari Wati yang belum begitu mendetail. Calon suami Wati adalah seorang duda yang sudah mempunyai dua anak. Wati mau dengannya karena ia bersimpatik dengan anaknya sehingga ia mau menerima calon suaminya tersebut dengan ikhlas dan senang hati. Setelah kepulangan Wati ke Indonesia dan bertemu dengan calon suaminya serta telah menjelaskan mengenai penyakit yang ia derita, maka calon suaminya dapat menerimanya dengan lapang.
Sedangkan yang dialami pada Rian adalah penyimpangan sosial yang terjadi pada dirinya karena dia memilih untuk menyukai sesama jenis. Dia melakukan penyimpangan tersebut karena ia merasakan bagaimana perlakuan mantan suaminya yang memperlakukannya seperti budak. Sehingga ia lebih memilih untuk berhubungan dengan wanita, karena menurutnya ketika bersama wanita dia mendapatkan perhatian dan merasakan nyaman. Terlebih lagi di Hongkong hubungan sesame jenis tidak dipermasalahkan oleh pemertintahannya karena tergolong pada hak asasi setiap individu dalam mengambil keputusan. Majikan Rian pun memperbolehkannya melakukan hal tersebut asalkan jangan sampai mengganggu pekerjaannya. Rian selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan anaknya minimal 2 minggu sekali. Sehingga hubungannya dengan keluarga yang ada di Indonesia tetap terjalin dengan baik. Bahkan ia akan ijin kepada majikannya untuk mengambil cuti kerja agar dapat pulang ke Indonesia ketika liburan sekolah tiba untuk menemani anaknya berlibur.