Fadilah Sholawat

 Barang siapa yang menulis sholawat kepada Nabi SAW maka malikat tidak henti-henti memintakan ampunan kepada orang itu selama tulisan itu masih ada.
 Barang siapa yang memperbanyak membaca sholawat dalam hidupnya, maka Alloh akan memerintahkan ke semua makhluknya untuk memintakan ampunan kepada dirinya setelah orang itu meninggal.
 Perbanyaklah membaca sholawat. Karena sholawat akan menjadi nur (cahaya)ndi dalam kubur, nur di dalam shirotol mustaqim, dan nur didlam surga.
 Perbanyaklah membaca solawat karena sholawat dapat memadamkan marahnya Alloh dan menghalag-halangi godaan syaitan.

intermezo….

Intermezo….
“Kapan kau mati Abu Nawas?” goda seseorang kepada Abu Nawas. Dengan heran abu nawas menjawab: “Mengapa kau bertanya begitu?”
“Oh, gak papa kok, memang ada perlu sedikit.” Jawab enteng orang ersebut. “Keperluan apa itu?” desak Abu Nawas. “Itu…. Cuma mau nitip surat untuk ayahku !” jawab orang tersebut. “Oh, salah alamat kamu!” sahut Abu Nawas. “Kenapa?” tanya orang tersebut. “Aku kan tidak mampir ke neraka, silahkan nitip oarang lain saja.”jawab Abu Nawas dengan tersenyum lebar. Lalu pergilah orang tersebut dengan muka masammenahan rasa malu. “Kalah aku…. abu Nawas dilawan!!!”

Nasehat guru kepada murid

Nasehat guru kepada Murid
 Wahai muridku, semoga kamu diberi kecerdasan oleh Alloh dan dapat mewujudkan amal yang bagus. Kamu sangat membahagiakanku jika kamu: terliat sehat dan kuat badannya, bersih hatinya, baik budi pekertinya, menjaga tata krama, menjauhi perbuatan maksiat,menyayangi teman-teman disukai oleh teman-teman, menyayangi orang fakir ,mengampuni kesalahan,memafkan kesalahan orang lain, dan tidak menyepelekan ibadah
 Wahai muridku, jika kamu tidak patuh kepadaku, kepada siapa kamu akan patuh? Pa gunanya kamu duduk(belajar) dihadapanku?
 Wahai muridku, sesungguhnya guru sangat menyukai murid yang sholeh yang ahli tata krama sehingga dapat membahagiakan guru. Apabila gurumu tidak rido, jangan berharap kamu akan menjadi orang baik.
 Wahai muridku, ketika kepandaianmu tidak dihiasi dengan akhlak yang baik, maka kepandaian itu akan menjadi madorot (bahaya) bagi dirimu. Sebab, orang yang bodoh masih bisa dimaafkan karena kebodohannya, tetapi orang yang pintar tidak bis adimaafkan jika kealimannya itu tidak benar dan tidak didasari dengan akhlak mulia.

Orang pintar VS orang benar

Sekarang ini banyak sekali orang yang pintar, namun jarang sekali ditemukan orang yang benar. Tidak semua orang pintar itu benar, tidak semua orang benar itu pintar. Banyak orang pintar yang tidak benar, banyak orang benar yang tidak pintar. Lebih baik menjadi orang benar walaupun tidak pintar. Karena memintarkan orang benar itu mudah, dan membenarkan orrang pintar itu sulit.