Kontan.co.id JAKARTA. Penyakit diabetes atau yang biasa dikenal kencing manis atau penyakit gula cukup akrab di masyarakat. Namun kebanyakan orang tidak mengetahui kalau dirinya terjangkit penyakit ini karena tidak menyadari gejalanya dan tidak pernah melakukan pemeriksaan dini.
Padahal, diabetes bisa dikenali gejalanya. Diantaranya, sering buang air kecil, kerap merasakan haus secara berlebihan, mudah emosi, stres dan penglihatan kabur.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya ditanggapi serius sebelum terjadi komplikasi. Sebab penanganan diabetes tidak bisa instan.
Penanganan penyakit gula ini harus berlangsung seumur hidup yakni dengan menjaga pola makan dan asupan kalori.
Ratna Irawati, dokter Klinik Antara bercerita, setiap bulan dirinya menerima 250 pasien-300 pasien. Sebanyak 10% dari pasien mengeluh soal diabetes.
Menurut Ratna, pada dasarnya, diabetes merupakan dampak dari penurunan insulin dan peningkatan gula darah dalam tubuh. Pola hidup membuat seseorang bisa terkena diabetes.
“Kalau dulu (diabetes) biasanya karena turunan, sekarang lebih ke pola hidup,” ujar Ratna.
Pola hidup yang dimaksud, seperti kebiasaan makan banyak, kegemukan, merokok, malas bergerak dan malas berolahraga. Kebiasaan tersebut membuat potensi orang mengidap diabetes jauh lebih besar.
Orang yang tubuhnya membawa gen diabetes memang bisa saja terjangkit diabetes. Tapi jika orang tersebut mengimbanginya dengan pola hidup sehat, belum tentu dia kena penyakit diabetes.
Ratna menambahkan, makan yang sudah terjaga kalorinya memang sangat penting. Tapi sebaiknya, pasien juga harus rajin berolahraga agar bisa saling berimbang dan kalori yang masuk bisa terbakar.
“Kebanyakan penderita diabetes karena kebiasaan makan-makanan instan yang mungkin ada pengawetnya. Dan kebiasaan itu sering dilakukan jelang tidur malam,” tutur Ratna.
Pada pasien yang menderita diabetes, Ratna menyarankan tiga hal.
Pertama, jika pasien penderita diabetes level rendah, maka diet karbohidrat menjadi pilihan.
Kedua, bagi pasien yang mengidap diabetes level menengah, harus rutin berolahraga.
Ketiga, diabetes tingkat tinggi mengharuskan penderitanya mengonsumsi obat dan melakukan kontrol teratur baik harian maupun mingguan.
Pemanis buatan
Ratna menyarankan penderita diabetes yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan makan-makanan manis, sebaiknya menghindari gula murni dan mulai mengkonsumsi pemanis buatan. Sebab pada intinya, penderita diabetes itu harus menjaga asupan kalori.
Yunita Chandrawati, Brand Manager Diabetasol Sweetener Kalbe Farma, menambahkan, penderita diabetes tidak boleh kekurangan kalori, tapi juga tidak boleh kelebihan kalori. Karena itu, fungsi pemanis buatan adalah untuk menghindari atau sedikit mengurangi asupan kalori.
Dengan pemanis buatan, penderita diabetes masih bisa merasakan nikmat makanan.
Tak hanya bagi penderita diabetes, kata Yunita, pemanis buatan juga baik bagi orang yang ingin menjaga asupan kalori.
Pemanis buatan biasanya memiliki ratusan kali rasa manis dibandingkan gula pasir. Yunita mencontohkan, produk pemanis buatan Kalbe mengandung sucralose yang tingkat kemanisannya 500 kali dari gula biasa.
“Jika setiap dua sendok teh gula mengandung 40 kalori. Kalau sucralose tidak ada kalorinya alias nol kalori,” jelas dia.
Selain sucralose, ada beberapa macam jenis pemanis buatan lain, seperti saccharine.
Namun, Yunita menambahkan, salah satu yang membedakan sucralose dengan pemanis buatan yang lain adalah tidak menimbulkan pahit meskipun dimasak dalam suhu tinggi atau suhu dingin.
Nah, apakah Anda sudah mulai menjaga asupan kalori agar terhindar dari penyakit diabetes?