Tips Untuk Mengatasi Disk 100% Windows

Komputer kamu sering hang? Kalo Windows emang sering gitu sih.. Kecuali kalau kamu menggunakan Windows 8.x atau Windows 10, tapi beberapa orang masih mengalami hal ini ketika menggunakan sistem operasi tersebut. Jadi kenapa komputer kamu sering hang?

Usut punya usut, ternyata sistem drive kamu berjalan dengan 100%. Tentu ini sangat tidak benar.. Versi terbaru Windows memiliki masalah dengan drive yang bekerja lebih keras, sehingga memperlambar sistem operasi. Masalah ini berpengaruh pada HDD dan SSD.

Kinerja Lambat? Check Disk Usage Terlebih Dahulu

Masalah kinerja kebanyakan terjadi dikarenakan Search (Windows+Q) untuk menemukan file dan program, atau apapun yang ada di drive kamu.

Untuk mengetahui apakah permasalahannya dari sini, kamu bisa mengetahuinya dengan menekan Ctrl+Alt+Del dan pilih Task Manager. Tapi perlu kamu perhatikan, perlu waktu yang agak lama untuk membuka Task Manager karena kinerja komputer yang lemot.

4 Tips Untuk Memperbaiki Disk Usage 100% Pada Windows

Pada tab pertama pilih Processes, kemudian klik kolom Disk. Jika kamu memiliki masalah dengan drive performance, akan muncul nilai 100% dan bewarna merah.

Untuk mengatasi masalah ini, kamu punya beberapa solusi yang bisa dilakukan.

 

1# – Mungkin Ada Malware yang Bersarang di Komputer Kamu

Seperti kebanyakan masalah komputer lemot, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan kalau komputer kamu belum terkena malware. Software antivirus harus bisa menangani masalah ini, entah itu gratis atau pun berbayar. Setidaknya antivirus bawaan Windows, Windows Defender sudah bisa menangani masalah ini kalau sering diupdate, meskipun drive terbebani karena proses scanning.

Jika ancaman ditemukan, maka segera hapus mereka dan restart komputer, sebelum proses scanning diteruskan. Mudah-mudahan dengan cara ini masalah dapat terselesaikan, jika tidak terselesaikan coba cara di bawah ini.

 

2# – Matikan Windows Search untuk Meningkatkan Disk Performance

Kemungkinan masalah yang terjadi selanjutnya adalah Windows Search. Ada sebuah bug dari Windows 10 dan Windows 8 yang disebut dengan “search loop” yang meningkatkan load pada system drive.

Untuk menghentikan hanya untuk sesaat saja sampai Windows reboot, buka Command Prompt (Admin) dengan mengklik kiri pada Start Menu dan ketikkan perintah seperti di bawah ini:

net.exe stop “Windows search”

Untuk mematikan Windows Search atau Indexing secara permanen, tekan Win+R dan ketikkan service.msc, tekan Enter. Pada window Service, temukan dan buka Windows Search sehingga akan terbuka Windows Search Properties. Di bawah Startup type, pilih Disabled. Disini kamu juga bisa klik Stop untuk menghentikan service. Klik Ok untuk menyimpan pengaturan.

4 Tips Untuk Memperbaiki Disk Usage 100% Pada Windows

Setelah beberapa saat mematikan Windows Search, kinerja Windows 8.x atau Windows 10 akan meningkat. Jika tidak kamu bisa melanjutkan cara di bawah ini.

 

3# – Disable XX Service

Untuk beberapa alasan, xx service menjadi salah satu masalah kinerja disk yang membuat komputer lemot di Windows 8.x dan Windows 10. Untuk mengatasi masalah ini, buka Command Prompt dan ketikkan perintah:

net.exe stop superfetch

4 Tips Untuk Memperbaiki Disk Usage 100% Pada Windows

Sekali lagi, butuh beberapa saat untuk meningkatkan kembali kinerja komputer kamu. Kamu juga harus menjalankan Check Disk di Command Prompt:

chkdsk.exe /f /r

Kamu akan diberitahukan kalau komputer harus reboot untuk menyelesaikan Check Disk, jadi pastikan kamu mengeluarkan semua aplikasi dan menyimpan data terselebih dahulu.

Jika cara di atas masih juga belum menyelesaikan masalah komputer kamu, ada kemungkinan bahwa hal lain yang menyebabkan masalah ini.

 

4# – Coba Cek Flash

Saat ini kita sudah jarang sekali melihat flash, ini dikarenakan ia menjadi salah satu aspek paling rentan, terjadi banyak serangan berasal dari Flash. Hal ini tampaknya menjadi salah satu penyebab paling umum untuk hard disk usage 100% pada Windows 10 dan versi awal Windows, ketika kamu menggunakan browser Chrome.

chrome://plugins

Kamu akan melihat plugin flash player dari sini, ia terpasang untuk melihat video atau game flash.

4 Tips Untuk Memperbaiki Disk Usage 100% Pada Windows

Klik tombol Disable dari Adobe Flash Player hingga ia bewarna abu-abu. Tunggu beberapa saat dan cek Task Manager. Masalah kinerja pada system drive akan teratasi. Coba restart ulang Chrome jika masalah ini masih terus berlanjut.

 

Disk Usage Selalu 100%??

Sederhananya jika komputer kamu selalu menampilkan disk usage 100% bahkan ketika kamu sudah menggunakan semua cara di atas, maka masalah sebenarnya ada pada hardware yang kamu gunakan. Beberapa waktu yang lalu WinPoin juga mengalami masalah ini, disk usage selalu 100%. Kami berspekulasi kalau hardisk yang rusak atau adanya bad sector, ternyata PSU yang rusak.

4 Tips Untuk Memperbaiki Disk Usage 100% Pada Windows

Mungkin hardisk kamu sudah berumur dan waktunya ganti, atau kabel yang harus diganti. Alternatifnya, mungkin ada masalah yang berhubungan dengan Windows defrag tool. Jika komputer kamu mencoba untuk defrag hardisk, tapi kamu menggunakan SSD, ini adalah masalah yang serius. Kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan Task Scheduler (Win+Q, masukan task scheduler) dan disable semua task scheduled.

 

Hal yang harus diperhatikan sebelum membeli Hardisk

Hardisk vs SSD

Hal pertama yang menjadi perhatian disini adalah pilihan antara Hardisk dan SSD. Sementara ini SSD adalah evolusi dari HDD, selain memenuhi kebutuhan HDD, SSD sendiri memiliki teknologi yang lebih baik dari HDD. Buat kamu yang belum tahu, SSD adalah drive yang menggunakan flash memory untuk menyimpan data berbeda dengan HDD yang menggunakan disk. Ia seperti flashdisk berukuran besar. Lalu apakah hanya itu saja perbedaan dari keduanya??

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

SSD memiliki proses yang lebih cepat untuk melakukan read dan write data. SSD membutuhkan power yang sedikit. SSD tidak menggunakan disk sehingga tidak berisik saat digunakan dan memiliki umur yang lebih lama. Kira-kira itulah kelebihan SSD. Sayangnya harganya SSD lebih mahal daripada HDD, selain itu untuk kapasitasnya lebih kecil dari HDD.

Jadi jika kamu memikirkan masalah biaya, lebih baik kamu memilih HDD. Kalau kamu ingin membutuhkan backup, sebaiknya kamu membeli HDD. Kalau kamu cuma menggunakan sistem operasi dan menangani banyak file atau software yang sering diakses setiap harinya, lebih baik pilih SSD. Ini akan mempercepat membuka file atau software ketika kamu bekerja.

Ukuran Fisik

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

Jika kamu telah memutuskan untuk membeli HDD atau SSD, hal yang perlu kamu pikirkan lainnya adalah ukuran dari keduanya. Tidak ada banyak pilihan ukuran drive, hanya drive 3.5 inc atau drive 2.5 inc.

Untuk HDD, data disimpan pada disk yang berputar, yang berarti membutuhkan lebih banyak disk untuk kapasitas yang besar. Untuk itu HDD desktop cenderung memiliki ukuran 3.5 inc dengan kapasitas maksimal 4TB, sedangkan HDD laptop cenderung berukuran 2.5 inc dengan kapasitas maksimal 2TB.

Di sisi lain, SSD dibuat lebih kecil karena mereka tidak memerlukan banyak komponen besar seperti disk. Karena itu juga SSD lebih banyak memiliki ukuran 2.5 inc. Tapi kamu juga bisa memasangnya di konektor 3.5 inc, ada adaptor tambahan untuk menghubungkannya ke 2.5 inc.

Hal lain yang bersakutan dengan HDD dan SSD adalah mereka berdua menggunakan konektor SATA. HDD yang lebih lama dibuat sebelum adanya SATA, biasanya menggunakan konektor IDE. Untuk hardisk external biasanya terhubung dengan port USB.

Spesifikasi dan Kinerja

Hal ketiga yang perlu kamu ketahui ketiga ingin membeli hardisk adalah spesifikasi dan kinerja dari HDD dan SSD. Dengan mengetahuinya maka kamu akan mengetahui apa yang pas untuk kebutuhan kamu.

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

Kapasitas penyimpanan: HDD memiliki banyak variasi kapasitas penyimpanan, untuk saat ini yang paling besar adalah 4TB. Disisi lain, SSD sangat kecil dan belum bisa mencapai 1TB.

Kecepatan transfer: Kinerja HDD ditentukan oleh banyak faktor, tapi yang terpenting adalah RPM (revolutions per minute atau putaran per menit). RPM yang tinggi berarti bisa mentransfer data lebih cepat ke drive lain. Selain itu jangan pedulikan kecepatan SATA. Misalnya, drive modern biasanya bertuliskan 3.0GB dan 7200 RPM. Tidak ada HDD yang bisa mencapai kecepatan 3.0GB, tapi drive 7200 RPM selalu lebih cepat dari drive 5400 RPM.

Cache space: Ketika hardisk melakukan transfer data dari satu bagian ke bagian lain, mereka membutuhkan area khusus dari memory yang disebut dengan cache. Cache yang besar akan memungkinkan data yang ditransfer lebih cepat. HDD modern dapat memiliki ukuran cache mulai dari 8MB sampai 128MB.

Access times: HDD memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, seperti waktu yang dibutuhkan melakukan proses read dan write ke drive. Tapi ada pula dua HDD yang memiliki 7200 RPM tapi salah satu dari mereka yang lambat ketika melakukan reposisi read. Tak ada standart yang bisa membandingkan access time. Tapi sebagian besar hardisk hari ini berada di tingkat yang sama.

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

Kalau kamu mencari yang bisa read dan write dengan cepat, SSD adalah jawabannya. Selama kecepatan konektor SATA mendukung, maka SSD bisa mencapai kecepatan maksimal.

Tingkat failure: Karena HDD menggunakan mekanik, keausan pasti terjadi dari waktu ke waktu, tapi tidak semua HDD mengalami keausan yang sama. Beberapa model cenderung akan rusak 6 bulan dan yang lain memiliki masa hidup melebihi 6 tahun. Untuk SSD, dari data StorageReview mereka bisa bertahan lebih lama dengan tingkat failure 2 juta per jam dari HDD yang tingkat failure 1,5 juta per jam. Tapi untuk penyimpanan jangka panjang yang tidak digunakan sehari-hari, HDD lebih bisa diandalkan daripada SSD.

Harga

Setelah kamu bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhkan, kini kamu juga perlu melihat dompet. Hitung kebutuhan data kamu sehingga kamu bisa berhemat beberapa giga dari kapasitas hardisk yang seharusnya kamu beli.

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

Sebagai contoh, HDD WD Black 1TB harganya Rp 1,2 juta yang artinya pergiga berharga Rp 1200. Sedangkan WD Black 2TB harganya Rp 2,2 juta yang artinya pergiga berharga Rp 1100. Sedangkan untuk kapasitas paling tinggi, WD Black 4TB berharga Rp 3,8 juta yang artinya pergiga berharga Rp 925. Jika kamu membandingkannya dengan kapasitas langsung tentu akan mahal, tapi jika kamu hitung tiap giga harganya lebih murah. Jika data kamu lebih penting daripada uang tentu tidak masalah kamu mengambil yang 4TB.

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

Sedangkan untuk SSD memang terkenal sangat mahal. Sebagai contoh kita akan mengambil CORSAIR Force Series LS 60 GB berharga Rp 800 ribu yang berarti Rp 13.000 pergiganya. Untuk CORSAIR Force Series LS 120 GB berharga Rp 1,2 juta yang berarti Rp 10.000 pergiganya. Sedangkan untuk kapasitas paling tinggi dari SSD CORSAIR adalah Neutron Series GTX 480 GB berharga Rp 5,8 juta yang berarti Rp 12.000 pergiganya.

Seperti yang kamu lihat dari ilustrasi di atas, HDD menawarkan harga yang murah untuk kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan SSD.

External vs Internal

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Membeli Hardisk

Hal terakhir yang perlu kamu ketahui sebelum membeli hardisk adalah apakah hardisk ini diletakkan di komputer sebagai internal atau hanya untuk backup sebagai external.

Drive external biasanya digunakan untuk backup. Mereka biasanya terhubung dengan komputer menggunakan USB 2.0 yang memiliki kecepatan maksimal 480 Mb/s atau model yang baru dengan USB 3.0 dengan kecepatan maksimal 5Gb/s. Oleh sebab itu sangat tidak cocok untuk digunakan kegiatan sehari-hari karena transfer data yang lambat, seperti misalnya menjalankan sistem operasi. Untuk kelebihan drive external, kamu bisa mebawanya kemana saja. Mereka bisa dipasang di komputer manaja saja ketika kamu membutuhkannya.

Jika kamu membutuhkan kecepatan dan tidak perlu dibawa kemana-mana, atau sistem kamu membutuhkan hardisk yang baru maka kamu bisa memilih menggunakannya sebagai internal. Selain itu drive external biasanya juga terhubung dengan komputer menggunakan kabel SATA atau IDE untuk drive model lama.

Sekarang kamu telah mengetahui ketika ingin membeli hardisk baru. Tentu setelah membelinya kamu harus tetap melakukan perawatan secara rutin agar umur hardisk atau SSD awet. Apakah kamu punya tips lain ketika akan membeli hardisk atau SSD? Jika iya tinggalkan lah di kolom komentar di bawah ini

Source : https://winpoin.com