Ada dua jenis kopi yang dibudidayakan di Sidikalang dari dahulu hingga sekarang. Menjadi saksi hidup bagaimana membudidayakan tanaman kopi di daerah tercinta ini membuat saya berniat untuk menuliskannya kepada teman-teman semua. Semasa saya kanak-kanak, saya sudah diajari oleh orang tua bagaimana menanam kopi arabika dan kopi robusta, bagaimana merawat kopi dengan memberikan kompos, biasanya kompos yang diberikan adalah kompos kotoran ayam yang telah dicampur pupuk urea, atau juga boleh dengan ampas gilingan padi ataupun ampas gilingan biji kopi itu sendiri.
Setelah dicampur maka ditaburi disekeliling batang pohon Arabika atau Robusta, jarak dari batang ke kompos kira-kira setengah meter atau sebatas daun pohon yang menutupi batang pohon kopi. Sungguh sangat gampang merawat pohon kopi ini, disamping kondisi dan kesuburan tanah di dairi yang sangat bagus, juga curah hujan yang teratur dan iklim yang bagus menjadikan tanaman ini tetap memberikan hasil yang maksimal dengan produksi sekitar 6.750 ton lebih untuk kopi Robusta dengan luas perkebunan sekitar 14.117 hektare. Sedangkan untuk kopi Arabika di kabupaten Dairi ada seluas 5.771,5 hektare dengan produksi sekitar 2.650 ton setiap tahunnya.
termasuk kopi khas dari Sumatra Utara yang tidak perlu diragukan kenikmatannya. Rasa dan aroma kopi sidikalang sejajar dengan kopi-kopi terbaik dari daerah yang lain di dunia. Sentra perkebunan kopi sidikalang berada di kawasan Bukit Barisan, tepatnya di dataran tinggi Dairi. Nama sidikalang diambil dari nama ibukota kabupaten Dairi. Udara yang sejuk dan dingin, dengan tanah pegunungan yang kaya mineral di kawasan Bukit Barisan menghasilkan biji kopi sidikalang yang bermutu tinggi. Sebagai pelengkap pengalaman Anda menikmati kopi khas Indonesia, kami hadirkan Kopi Sidikalang Arabika untuk Anda.
Source : https://www.ottencoffee.co.id