Tari rapai ini berasal dari aceh, saking terlalu banyak nya tarian tari rapai terdiri dari beberapa bagian diantaranya
Rapai Daboh (debus)
Titik utama pada Rapai ini adalah kemahiran spiritual dalam menggunakan senjata tajam dengan berbagai ketangkasan dan menguji nyali para penontonnya. Setiap pemaian minimal memainkan 12 Rapai dan maksimal 60 buah Rapai. Pihak-pihak yang bertanding menuntut lingkaran dan diantara kedua pihak dibuat tanda batas. Seorang Khalifah berada ditengah-tengah pemain ia mengangkat tangan tinggi-tinggi sambil berteriak dengan lengkingan yang tinggi dan diikuti suara tabuhan Rapai secara serentak yang dilanjutkan dengan Likee (salam selamat datang). Ketika pemukulan rapai dimulai cepat, para debus mulai memperlihatkan permainan dengan kemahiran dan keberanian yang cukup tinggi dalam menggunakan senjata tajam dan membakar diri dengan api yang membuat setiap penonton menahan nafas. Apabila terjadi cedera atau terluka dalam atraksi tersebut karena kesalahan dalam memukul Rapai, maka Khalifah akans egera menolong dengan hanya menyapu bagian yang terluka menggunakan tangannya. Dalam sekejap darah akan berhenti mengalir dan lukapun lengak seketika. Pertunjukan ini biasanya berlangsung sampai dini hari atau menjelang subuh.
Rapai Passe (Gantung)
Rapai ini diperagakan dengan alunan syair-syair yang agamais dan sakral dengan rapai rapai kecil didepan dan rapai ukuran besar dibelakang. Rapai-rapai kecil berfungsi sebagai pendukung dan seluruh pemainannya berbaris melengkung dengan pakaian khas yang dipinpin oleh seorang Khalifah dengan penyajian syair yang selaran dengan irama tabuhannya.
Rapai Geuirimpang (rapai Macan)
Seni Rapai ini merupakan seni kreasi baru yang diciptakan oleh seniman yang merupakan perpaduan antara tari Pulon dengan jumlah pemaian 12 orang. Delapan orang pemain berfungsi sebagai penabuh sambil memperagakan konfigurasi, sementara empat orang lainnya berperan sebagai bak. canang, pangkhep dan sebagai penyair. Pertunjukannya diawali dengan mengangkat tangans erentak kepada penonton yang disebut saleum aneuk syahi yang dilanjutkan dengan saleum rakan yang isi pesan-pesannya sesuai dengan event pergelaran. diikuti pula oleh gerakan para artis yang sangan dinamis dan heroik serentak dengan tabuhan Rapai yang mengema yang dinamakan tingkah, kemudian diikuti dengan cakrum yang mengandung makna agamais. dibuat sebagai antispasi dan kerjasama yang mengandung abstrak.
Pertunjukan berikutnya disebut “kisah” didalam penyajiannya tidak dibenarkan adanya ada pelecehan yang mengakibatkan terjadinya perpecahan kemudian disusui dengan gabus lain atau lagu yang rentan waktunya disesuaikan dengan event dan kebutuhan