Proses Penyelesaian Transaksi Jual Beli Saham

Bursa Efek adalah lembaga yang memfasilitasi kegiatan perdagangan,‭ ‬sedangkan penyelesaian transaksi‭ (‬settlement‭) ‬difasilitasi oleh‭ ‬2‭ ‬lembaga lain yaitu Lembaga Kliring dan Penjamin atau disingkat LKP dan Lembaga penyimpanan dan Penyelesaian atau disingkat LPP.

Sebagai gambaran,‭ ‬di BEI setiap hari terjadi puluhan bahkan ratusan ribu transaksi bisnis saham / jual beli saham yang mana selanjutnya dilakukan proses penyelesaian oleh LKP dan LPP.‭ ‬Penyelesaian transaksi saham‭ ‬membutuhkan waktu selama‭ ‬3‭ (‬tiga‭) ‬hari bursa.‭ ‬Istilah penyelesaian tersebut dikenal dengan singkatan T‭ ‬+‭ ‬3.‭ ‬Apa artinya‭ ? ‬T artinya transaksi dan ditambah‭ ‬3‭ ‬hari untuk penyelesaian.‭ ‬Dengan kata lain,‭ ‬seorang investor akan mendapatkan haknya pada hari keempat setelah transaksi terjadi.

https://www.ellen-may.com/v3/wp-content/uploads/2015/10/trading-automatico-350x350.jpg

Via https://www.ellen-may.com

Corporate Action
Umumnya pembicaraan mengenai‭ ‬corporate action mengacu kepada aktivitas emiten seperti‭ ‬stock split,‭ ‬Saham Bonus,‭ ‬Right issue,‭ ‬dan pembagian deviden saham.

Menurut peraturan perdagangan BEI,‭ ‬corporate action‭ ‬merupakan tindakan emiten yang memberikan hak kepada seluruh pemegang saham dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham,‭ ‬hak untuk memperoleh deviden tunai,‭ ‬saham deviden,‭ ‬saham bonus,‭ ‬Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,‭ ‬Waran atau hak-hak lainnya.

Keputusan‭ ‬corporate action‭ ‬harus disetujui dalam suatu rapat umum baik RUPS‭ (‬Rapat Umum Pemegang Saham‭) ‬atau RUPSLB‭ (‬Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa‭)‬.‭ ‬Persetujuan pemegang saham adalah mutlak untuk berlakunya suatu‭ ‬corporate action‭ ‬sesuai dengan peraturan yan ada di pasar modal.

Umumnya‭ corporate action ‬memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepentingan pemegang saham,‭ ‬karena‭ ‬corporate action‭ ‬yang dilakukan emiten akan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar,‭ ‬komposisi kepemilikan saham,‭ ‬jumlah saham yang akan dipegang pemegang saham,‭ ‬serta pengaruhnya terhadap pergerakan saham.‭ ‬Dengan demikian maka pemegang saham harus mencermati dampak atau akibat‭ ‬corporate action ‬tersebut sehingga pemegang saham kan mendapatkan keuntungan dengan melakukan keputusan atau antisipasi yang tepat.

Bagi pemegang saham,‭ ‬jika suatu saham telah masuk kedalam sistem‭ ‬scripless,‭ ‬maka secara otomatis‭ (‬tanpa perlu registrasi‭) ‬saham tersebut akan mendapatkan hak-hak atas‭ ‬corporate action.‭ ‬Terutama saham-saham baru,‭ ‬saat dicatatkan sudah sepenuhnya tanpa warkat‭ (‬scripless‭)‬.‭

Kapan Transaksi Jual Beli Saham di BEI Dilakukan
Transaksi jual beli / bisnis saham di Bursa dilakukan pada hari kerja yang di sebut Hari Bursa yaitu‭ ‬:

  • Sesi‭ ‬1‭ ‬:‭ ‬
    Senin‭ – ‬Kamis,‭ ‬jam‭ ‬09:00-12:00
    Jumat,‭ ‬jam‭ ‬09:00-11:30
  • Sesi‭ ‬2‭ ‬:‭ ‬
    Senin‭ – ‬Kamis,‭ ‬jam‭ ‬13:30-16:00
    ‏Jumat,‭ ‬jam‭ ‬14:00-16:00‭

Kurs Mata Uang

KURS JUAL BELI
USD 13620.00 13590.00
SGD 9730.44 9700.44
EUR 15541.34 15441.34
AUD 9983.90 9903.90

Sumber: KlikBCA.com

https://www.belajarinvestasi.net/saham/cara-berbisnis-jual-beli-saham-di-bursa-efek

Memahami Investasi Obligasi

Berbeda dengan saham yang memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya, obligasi sebenarnya merupakan pinjaman yang Anda berikan kepada suatu perusahaan. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal (nilai pari / par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Karena Anda memberikan pinjaman uang kepada perusahaan atau pemerintah, maka peminjam (perusahaan atau pemerintah) akan mengembalikan pinjaman tersebut ditambah dengan bunganya selama jangka waktu tertentu.

Obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku merupakan salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia saat ini.

Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal yang harus dikeluarkan untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu. Nilai obligasi yang diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar. Masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Semakin panjang durasinya maka semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Anda dapat menjual obligasi yang Anda miliki pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga pasar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya memberikan keuntungan dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi Anda juga memiliki peluang untuk medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual). Suatu obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo) dengan harga yang lebih atau kurang dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar. Siapa yang memiliki obligasi pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran kembali sejumlah nilai pari tersebut. Harga-harga obligasi dapat berfluktuatif oleh karena beberapa hal, seperti : tingkat bunga yang dibayar obligasi, tingkat kepastian pembayaran kembali atau kondisi ekonomi secara keseluruhan terutama tingkat inflasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga bank.

Umumnya nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito, tetapi lebih rendah dari suku bunga pinjaman (kredit) bank. Harga obligasi akan berfluktuasi, besarnya fluktuasi tergantung kepada permintaan, penawaran dan suku bunga yang terjadi di pasar. Harga obligasi berkorelasi negative dengan tingkat suku bunga. Faktor lain penurunan harga dari obligasi dapat berasal dari peningkatan resiko perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Resiko gagal bayar pada sebuah obligasi tercermin dalam peringkat (rating) dari obligasi tersebut.

Didalam prospektus yang disampaikan kepada para calon investor, disajikan ringkasan fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting. Misalnya tentang anggaran dasar perusahaan, bidang usaha perusahaan termasuk mencantumkan jumlah nominal obligasi dan tujuan penggunaanya. Data-data penting seperti laporan keuangan terbaru dilampirkan secara utuh. Riwayat singkat emiten dan para pemegang saham, struktur perusahaan, kegiatan dan prospek usaha. Pada bagian awal prospektus akan dituliskan ringkasan penawaran umum yang akan menjelaskan identitas obligasi tersebut.

Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang dikarenakan jangka waktu investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat suku bunga yang dibayarkan suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh temponya disebut kurva hasil (Yield Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor dapatkan dari hasil menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi menyatakan yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunakan current yield untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi.

YTM (Yield To Maturity) adalah cara untuk memprediksi keuntungan dalam suatu jangka waktu. YTM menghitung tingkat bunga obligasi yang dihubungkan dengan harga, dengan selisih harga penjualan terhadap nilai pari, dengan tahun-tahun tersisa hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Nilai YTM ditentukan oleh tiga hal yaitu jumlah pembayaran yang diterima secara periodik, harga perolehan serta jangka waktu jatuh tempo.

Biasanya, Obligasi diterbitkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  • Tanggal jatuh tempo (maturity date) obligasi, yaitu tanggal yang sudah ditetapkan oleh peminjam untuk melunasi hutangnya. Walaupun ada tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam suatu obligasi bukan berarti Anda harus memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo, karena Anda dapat memperjualbelikannya pada pasar obligasi.
  • Tingkat bunga (coupon rate) obligasi, yaitu tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada Anda secara periodik. Tingkat bunga yang diberikan dapat tetap (bunga yang dibayarkan kepada Anda adalah tetap setiap tahun) atau tingkat bunga mengambang (bunga yang dibayarkan akan disesuaikan secara periodik).
  • Nilai nominal (face value atau par value) obligasi yaitu sejumlah uang tertentu yang dipinjamkan kepada perusahaan tersebut, jumlah ini yang akan menjadi pokok pinjaman.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, obligasi dapat dikeluarkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah.

Obligasi pemerintah memiliki tingkat keamanan tertinggi (savereign risk) karena pemerintah memiliki kemampuan untuk membebankan pajak dan mencetak uang. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah biasa dikenal sebagai obligasi ritel /ORI.

Tapi ketika Anda hendak memutuskan untuk memilih obligasi perusahaan, pilihlah selalu dari obligasi yang memiliki peringkat tertinggi terlebih dahulu. Peringkat ini mencerminkan resiko kegagalan dalam membayar bunga atau pokok.

Peringkat AAA memiliki resiko paling rendah, lalu disusul AA, A, BBB dan seterusnya sampai D yang menandakan bahwa obligasi tersebut sudah gagal bayar (wanprestasi). Selain resiko kegagalan seperti di atas, ada beberapa resiko lagi yang terdapat dalam obligasi seperti : resiko suku bunga, resiko kesempatan investasi kembali (re-investment risk) dan lain-lain.

Resiko suku bunga
Harga Obligasi bergerak berlawanan arah (berkorelasi negatif) dengan pergerakan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Misalkan Anda memiliki obligasi pemerintah senilai Rp. 5.000.000,- dengan tingkat bunga 10%. Anda membeli obligasi tersebut awal tahun 2005. Namun sejak tahun 2008 pemerintah menerbitkan obligasi baru dengan tingkat bunga 15%. Bunga yang Anda terima tetap 10% sementara orang lain mendapatkan bunga yang lebih tinggi dari hari ini yaitu 15%. Dengan demikian berapa harga yang akan pemodal tawarkan kepada Anda sebagai pemegang obligasi tersebut ? Sudah tentu harganya akan lebih rendah dari Rp. 5.000.000,- karena obligasi yang Anda miliki memberikan bunga yang lebih rendah dari tingkat bunga obligasi di pasar. Semakin panjang tanggal jatuh tempo obligasi, semakin tinggi resiko suku bunga yang terdapat dalam obligasi tersebut karena fluktuasi suku bunga lebih tinggi dalam jangka panjang.

Resiko inflasi
Resiko berikutnya adalah resiko inflasi. Anda harus memperhatikan kondisi ekonomi dari waktu ke waktu untuk dapat mengamati pergerakan laju inflasi. Jika Anda melihat kemungkinan akan naiknya inflasi, maka juallah obligasi yang Anda pegang secepatnya karena bila inflasi meningkat maka suku bunga juga akan meningkat. Sebab jika Anda memegang obligasi yang memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, Anda akan kehilangan daya beli dari bunga yang Anda terima.

Resiko lainnya
Resiko lainnya adalah resiko kesempatan investasi kembali (reinvestment risk) Anda tidak dapat berharap kondisi investasi saat itu sama dengan ketika Anda membeli obligasi tersebut pertama kali, khususnya bila Anda membeli obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat Anda hendak menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Dan ada juga beberapa jenis obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untuk membeli kembali (buy back) obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah menjadikan resiko ini harus diperhatikan dengan baik, agar investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs.

Sekarang Anda sudah tahu mengenai obligasi, cara dan keuntungan investasi obligasi, bagaimana obligasi tersebut diterbitkan dan resiko-resiko apa saja yang terkandung dalamnya. Jika Anda memiliki preferansi yang moderat dalam resiko, Anda lebih baik memilih berinvestasi dalam obligasi yang memberikan penghasilan tetap secara periodik.

Source :https://www.belajarinvestasi.net/obligasi/memahami-investasi-obligasi