Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara

Tempat wisata Indonesia itu kaya. Selain banyak spot-spot baru, jenis wisata nya pun ada banyak. Mulai dari wisata alam, bawah air, watersport, city tour dengan banyak arsitektur kuno nya, atau peninggalan sejarah dari zaman prasejarah maupun sejarah di Indonesia. Kali ini Jejakku bakalan menapaki Jejak peninggalan nenek moyang Indonesia di  Jawa Barat, yang menunjukkan keagungan budaya kita di masa lampau.

Ya! Ini dia Situs Gunung Padang! Situs ini masih diselimuti misteri, sehingga banyak yang menyebut Gunung Padang sebagai misteri arkeologi terbesar Indonesia abad ini. Apa saja misteri Gunung Padang? Yuk kita simak!

Gunung Padang

1. Ukuran Gunung Padang

Ini nih, salah satu situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara. Situs Gunung Padang sendiri sampai saat ini masih diteliti, dan masih banyak misteri yang menyelimutinya.

Merupakan bangunan punden berundak, situs Gunung Padang terbagi menjadi 5 teras mengerucut dan dibangun dengan batuan vulkanik alami yang berbentuk persegi panjang.

Arkeolog menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang masih menjadi misteri di Gunung Padang. Situs yang berada di perbukitan ini tingginya mencapai 220 meter, namun yang sampai sekarang sudah tergali baru seratusan meter. Bila dibandingkan dengan Borobudur yang tingginya hanya 32 m, Gunung Padang 3 kali lipat lebih tinggi. Begitu pula dengan luas nya, Borobudur memiliki luas 1,5 hektare, sedangkan gunung Padang hampir 20 kali lipat lebih luas.

 

2. Usia Gunung Padang

Menurut para ahi purbakala Indonesia, gunung Padang juga dibangun sekitar 5200 Sebelum Masehi, lebih tua dari Piramida Giza Mesir yang dibangun 2500 Sebelum Masehi.

Dua media asing yang mengulas misteri situs kuno di Gunung Padang itu adalah media Australia, Sydney Morning Herald dan media Inggris, Daily Mail. Dalam pemberitaan Kamis (2/4/2015), Daily Mail, menulis, piramida tua di Mesir berusia sekitar 5 ribu tahun. Namun, puing-puing bangunan di situs Gunung Padang usianya diperkirakan empat kali lebih tua dari piramida di Mesir.

Gunung Padang via Liputan6

3. Misteri Teknik Bangunan

Yang menarik dari situs purbakala Piramida Gunung Padang ini selain umurnya yang tertua di dunia adalah ditemukannya begitu banyak struktur yang terkubur dengan bahan sejenis semen yang telah digunakan sebagai bahan mortar atau-pun semacam perekat di bagian-bagian tertentu dari situs.

Dimana semua struktur bahan bangunannya terdiri dari 45 % biji besi, 41 % silika dan 14 % tanah liat. Dikatakan pula bahwa campuran ini memberikan dasar mortar yang sangat kuat dan tahan lama. Ini merupakan bukti mengejutkan dari tingkat kecanggihan teknik bangunan pada masa itu.

4. Gunung Padang, Bukti Atlantis ada di Indonesia?

Dalam “Signs of The Times”, Hancock menceritakan pengalaman dia dengan Danny Natawidjaja PhD., seorang ahli geologi senior dari Pusat Penelitian Geoteknologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Mereka mengunjungi Gunung Padang dan membahas implikasi dari penemuan ini. Menurut Natawidjaja, situs ini berumur lebih dari 22.000 tahun.
src : indocropcircle
“Bukti geofisika adalah jelas. Gunung Padang bukanlah sebuah bukit alami, akan tetapi sebuah piramida buatan manusia dan asal-usul pembangunannya jauh sebelum akhir dari zaman es yang terakhir. Ini adalah sebuah pekerjaan yang besar bahkan pada tingkat yang paling dalam. hal ini menjadi sebuah saksi jenis keterampilan konstruksi canggih yang dikerahkan dalam masa pembangunannya, melampaui pembangunan piramida Mesir atau situs megalitik terbesar di Eropa lainnya. Aku hanya bisa menyimpulkan bahwa kita sedang melihat suatu pekerjaan dari sebuah peradaban yang hilang dan yang cukup maju”, ungkap Natawidjaja.
Piramida Gunung Padang
Kawasan Nusantara pada zaman itu tidaklah berbentuk kepulauan seperti sekarang, namun merupakan Benua besar diantara dua Samudra.

Hancock menyatakan bahwa sangat sulit untuk membantah apa yang telah diungkapkan oleh Dany Natawidjaja Phd., dikaitkan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan bersama. Hal ini membuat kita percaya bahwa peradaban yang hilang yang dimaksud adalah suatu peradaban tertinggi yang pernah lahir dan ada pada puncak zaman es terakhir, dimana hal ini pula yang pernah dikemukakan oleh Plato yang didokumentasikan dalam dialog Timias filsuf Yunani dan Critias (dialog ini adalah satu-satunya sumber informasi tentang Atlantis dan semua spekulasi didasarkan pada deskripsi Plato)

 

www.jejakku.co

Di kelompok Candi Arjuna terdapat empat candi utama dan satu candi pendamping

Menyelisik Kompleks Candi Tertua di JawaDari kanan ke kiri: Candi Semar, Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra. Kelompok Candi Arjuna ini terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Dataran tinggi Dieng identik dengan suhu yang dingin, panorama yang indah, aneka kuliner yang menggoda. Satu lagi, Dieng adalah gunungnya para dewa.

Menurut sejarahnya, Dieng berasal dari kata “Di” yang berarti gunung dan “Hyang” yang berarti dewa. Kedua kata tersebut yang membentuk Dieng, dengan arti gunung dimana para dewa bersemayam. Candi-candi Hindu beraliran Syiwa yang ditemukan di Dieng memperkuat cerita tersebut.

Menurut data Perpustakaan Nasional, candi-candi Dieng pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris pada tahun 1814. Sekumpulan candi itu berada dalam kondisi terendam genangan air telaga. 40 tahun kemudian, Van Kinsbergen memimpin pengeringan telaga dimana candi-candi ini berada. Proses pembersihan diteruskan pada 1864, dan selanjutnya dilakukan pencatatan dan pemotretan oleh Can Kinsbergen.

Salah satu yang paling terkenal dan menarik perhatian wisatawan lokal maupun asing adalah kompleks Candi Arjuna. Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, kompleks Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektare.

Di kelompok Candi Arjuna terdapat empat candi utama dan satu candi pendamping. Empat candi utama itu adalah Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra. Keempatnya berjajar dari utara ke selatan. Satu candi pendamping bernama Candi Semar berada di sebelah barat Candi Arjuna.

Sebagian besar arca dari kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa yang terletak di Selatan komplek candi. Sementara, sebagian yang lain sudah hilang.

1. Candi Arjuna

Memiliki luas sekitar 4m2, tubuh candi berdiri di atas batur setinggi satu meter. Pintu masuk berada di bagian barat, dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar dari tubuh candi dan Kalamakara di bagian atas pintu.

Candi ini diperkirakan merupakan candi tertua di Jawa. Candi Arjuna juga merupakan satu-satunya candi dalam kelompok ini yang memiliki candi pendamping atau candi sarana, yaitu Candi Semar yang terletak menghadap Candi Arjuna.

2. Candi Semar

Seperti yang tertulis di atas, Candi Semar adalah candi pendamping Candi Arjuna. Konon, bangunan ini digunakan sebagai gudang menyimpang senjata dan perlengkapan pemujaan. Berdiri di atas batur setinggi 50 meter, dinding candi ini dihiasi lubang ventilasi. Atap candi berbentuk limasan, namun puncak atapnya sudah hilang.

3. Candi Srikandi

Tidak seperti tiga candi utama lain yang dibangun untuk menyembah Dewa Syiwa, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah Trimurti (tiga dewa), Syiwa, Brahma dan Wisnu. Hal tersebut ditunjukkan dari pahatan yang menggambarkan Wisnu di dinding utara, Syiwa di dinding timur dan Brahma di dinding selatan. Sayangnya, atap candi ini sudah rusak, sehingga tidak terlihat bentuk aslinya.

4. Candi Puntadewa

Batur yang menjadi alas candi ini cukup tinggi, 2,5 meter. Membuat candi ini tampak paling tinggi di antara candi-candi lain di kelompok ini. Selain bentuknya yang mirip dengan candi Sembadra, atap bangunan ini juga sudah hancur. Bahkan kini Candi Puntadewa “dihiasi” instalasi kayu untuk menopang tubuh candi.

5. Candi Sembadra

Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi 50 meter. Bentuk candi ini seperti bangunan tingkat dua jika dilihat sepintas. Lagi-lagi, puncak atap candi ini juga sudah hancur.

Source : https://nationalgeographic.co.id/berita/2015/08/menyelisik-kompleks-candi-tertua-di-jawa