Ingin mengerjakan tugas butuh internet, ingin main ke mana pun yang dicari pasti internet dan colokan. Memang sekarang zamannya internet yang sedang berkembang. Jika pergi ke kafe pasti mencari yang memiliki fasilitas Wi-Fi agar dapat mengakses internet. Tapi, tahukah kamu apakah wi-fi itu? Wi-fi adalah wireless fidelity atau gampangnya adalah jaringan komunikasi yang tanpa harus menggunakan kabel. Saat ini hampir semua tempat memiliki akses Wi-Fi yang mayoritas dapat diakses dengan gratis. Meskipun begitu, ada juga W-Fi yang bersyarat dengan kondisi kita harus berbelanja atau membeli suatu produk terlebih dahulu agar dapat mengaksesnya.
Jaringan Wi-Fi masih tergolong biasa dari segi kecepatan akses dan banyak pula yang dibatasi kuota aksesnya. Para ilmuwan di bidang komputer pun tidak henti-hentinya melakukan inovasi terhadap teknologi Wi-Fi ini karena dirasa masih memiliki banyak kekurangan. Inovasi yang paling banyak dilakukan adalah memperbaiki kecepatan akses dari jaringan komunikasi tersebut. Tahun 2014, pada Mobile World Congress yang diadakan di Barcelona, untuk pertama kalinya teknologi jaringan komunikasi internet terbaru dipamerkan. Teknologi ini disebut dengan nama PureLiFi, yang mengusung sistem terbaru jaringan yaitu Li-Fi. Teknologi Li-Fi diklaim sebagai temuan milik Harald Haas, seorang dosen di University of Edinburgh di Inggris.
Teknologi Li-Fi atau Light Fidelity System adalah jaringan komunikasi tanpa kabel yang bersifat bidirectional dan berkecepatan tinggi serupa dengan Wi-Fi. Li-Fi menggunakan spektrum cahaya untuk melakukan transmit data dan mampu mengirim data berkapasitas 10.000 lebih besar dibandingkan spektrum radio/ gelombang radio. Spektrum cahaya ini sangatlah besar dan bebas serta tidak berlisensi, sehingga dapat diakses oleh siapapun. Para ilmuwan mengungkapkan Li-Fi merupakan generasi baru dan masa depan internet. Teknologi Li-Fi tergolong sebagai teknologi yang lebih reliabel dari segi koneksi internet, bahkan bila para pengguna internet telah berkembang dari 3G, 4G, LTE, dan Wi-Fi. Teknologi Li-Fi ini diperkirakan mampu berjalan beriringan dengan teknologi-teknologi sebelumnya.
Dengan menggunakan gelombang cahaya dalam melakukan transfer data, Li-Fi akan mampu memfasilitasi tempat-tempat yang selama ini tidak mampu menggunakan teknologi Wi-Fi. Beberapa tempat tidak yang diperkenankan memasang Wi-Fi seperti kabin pesawat terbang, rumah sakit, dan juga lingkungan-lingkungan yang berbahaya seperti tempat pengembangan teknologi nuklir dikarenakan Wi-Fi menggunakan gelombang radio dalam melakukan transfer data dan ini mampu memengaruhi lingkungannya. Oleh karena itu, Li-Fi akan mampu memenuhi kebutuhan jaringan internet di tempat-tempat tersebut.
Selain kelebihannya yang mampu melakukan transfer data dengan kapasitas yang besar dan berkecepatan tinggi, teknologi Li-Fi yang menggunakan gelombang cahaya sebagai media pengirimnya mampu mengembangkan proses Mutiple-Input-Multiple-Output (MIMO) pada pengiriman data melalui LED. Hal ini dapat membantu pengembangan jaringan komunikasi internet pada penggunaannya di bidang telekomunikasi. Inovasi ini dapat membantu penyebaran akses internet di berbagai daerah yang sulit dijangkau seperti pegunungan.
Li-Fi yang menggunakan visible light communication (VLC) telah diuji coba oleh para penemunya dan tercatat mampu melakukan transfer data sebesar 224 gigabits per detiknya. Pada saat ini, Li-Fi sedang diterapkan di perkantoran dan lingkungan industri di Tallinn, Estonia. Dari hasil yang tercatat di lapangan, Li-Fi mampu melakukan transfer data sebesar 1GB per detik yang tentunya ini 100 kali lebih cepat dan dibandingkan Wi-Fi.
Di samping kecepatan aksesnya yang jauh lebih cepat dibandingkan Wi-Fi, Li-Fi memiliki kelebihan lain yaitu penggunaan cahaya LED (VLC) sebagai media penyalur datanya. Cahaya yang tidak dapat menembus dinding ini merupakan keunggulan dari teknologi Li-Fi, sehingga penggunaan Li-Fi menjadi lebih aman karena hanya terpaku pada satu ruangan yang menggunakan teknologi ini. Hal ini juga mengurangi risiko intervensi dari para pencuri jaringan di luar sana.
Tentunya Li-Fi tidak akan begitu saja menggantikan Wi-Fi karena hampir di seluruh belahan dunia, gedung-gedung perkantoran, tempat-tempat publik telah dipasang Wi-Fi sehingga akan membutuhkan dana yang begitu besar untuk menggantinya dengan Li-Fi. Selain itu, Li-Fi dan Wi-Fi kedepannya dapat digunakan secara beriringan untuk menghasilkan jaringan yang lebih baik lagi. Teknologi Li-Fi yang menggunakan cahaya ini pun diklaim sebagai teknologi internet yang lebih ramah lingkungan.
Teknologi Li-Fi diprediksi akan mampu menyebar keseluruh dunia dalam kurun waktu 3 hingga 4 tahun lagi. Pengembangan teknologi ini berkaitan dengan bagaimana membuat transmitter cahaya dan penangkap cahaya sebagai media transmit data pada Li-Fi mampu bekerja secara efisien di berbagai lingkungan. Selain harus mampu dipasang di berbagai lingkungan, panel-panel penangkap cahaya ini juga harus mampu di pasang di berbagai jenis gadget. Secara singkatnya, dalam membuat Li-Fi ini berfungsi dibutuhkan sumber cahaya di tiap perangkat. Sumber cahaya atau LED kemudian akan menyala yang lalu ditangkap oleh sumber cahaya lain dan membacanya sebagai biner 1. Ketika hal itu terjadi, maka transmit data telah berlangsung.
Ketika transmit data berlangsung menggunakan cahaya tersebut, Li-Fi akan menggunakan beberapa jenis cahaya sebagai indikatornya. Berbagai cahaya itu apabila menyala secara bersamaan maka akan terjadi transmit data secara besar sekaligus cepat. Pada penerapannya saat ini, Li-Fi masih menggunakan laser berwarna hijau dan merah. Meskipun masih menggunakan 2 warna, transmit data yang dilakukan sudah mencapai 1GB per detik, tentunya apabila warna yang digunakan lebih banyak lagi maka akan lebih besar dan lebih cepat lagi transmit data yang dilakukan.
Tingkat kecepatan transfer data pada Li-Fi begitu cepat dikarenakan LED yang digunakan pada Li-Fi memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis lampu lainnya. Lampu LED yang dipakai mampu melakukan switchingon dan off dalam waktu yang sangat singkat yaitu dalam hitungan nanodetik atau miliar detik. Kecepatan ini apabila dikonversikan dalam satuan data, maka diperoleh sekitar 1GB per detiknya.
Untuk dapat menggunakan teknologi Li-Fi ini tentunya membutuhkan perangkat-perangkat yang mampu menunjangnya. Karena dalam beroperasi, Li-Fi membutuhkan cahaya yang mengarah langsung pada perangkat penangkap cahaya (direct line of sight). Perangkat tersebut harus dilengkapi dengan penangkap khusus, jika kita ingat pada gadget zaman dulu yang dalam melakukan transfer data membutuhkan perangkat infrared dan harus didekatkan pada jarak tertentu, begitu pula dengan Li-Fi.
Inovasi terus dilakukan agar teknologi ini lebih efisien dari segi pemasangan dan penggunaan. Karena Li-Fi telah terbukti mampu menunjukkan kemampuan transfer data yang jauh lebih efisien dibandingkan teknologi terdahulu. Di masa yang akan datang, teknologi Li-Fi akan dikembangkan dalam bentuk microchip yang dapat dipasang di berbagai perangkat dan sebagai sumber cahayanya akan digunakan lampu-lampu LED di tiap tempat.
Jadi, sudah siapkah kamu memasuki zaman dengan teknologi seperti yang ada di film-film fiksi itu? Mungkin saja kedepannya kita dapat menggunakan teknologi seperti di film ‘Iron Man’ di kehidupan sehari-hari. Terbukti dengan banyaknya teknologi Virtual Reality yang semakin berkembang, apabila ditambah dengan teknologi Li-Fi ini maka tidak mustahil kamu akan segera masuk ke dunia digital di kehidupan sehari-hari secara nyata.