Cetak Jiwa Cinta Lingkungan Melalui Pendidikan Konservasi

Pendidikan merupakan salah alat yang berfungsi sebagai pengembang dan pembentuk kemampuan, kepribadian, watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup terhadap generasi penerus bangsa. Dalam tingkat universitas, implementasinya adalah dengan pengadaan mata kuliah umum Pendidikan Konservasi.

Mata kuliah Pendidikan Konservasi yang kini telah dan semakin marak diterapkan di bangku perkuliahan adalah untuk membangun jiwa cinta lingkungan, dengan harapan bahwa generasi berikut menjadi generasi yang berbudaya lingkungan dan menjadi sebuah habit atau kebiasaan bagi semua civitas akademika.

Dalam pelaksanaanya tersebut, Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu kampus konservasi membagi mata kuliah Pendidikan Konservasi ke dalam beberapa kegiatan, yaitu:

  1. Pembelajaran umum
  2. Tari dan senam konservasi
  3. Penanaman pohon oleh mahasiswa.

Selain itu, telah banyak kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam serta sebagai realisasi pendidikan konservasi yang telah mereka dapatkan. Salah satunya adalah Aksi Konservasi dalam rangka aksi menyelamatkan bumi yang diwadahi oleh HIMA Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 31 Oktober 2015. Kegiatan ini berupa penanaman pohon bakau di Desa Tambakrejo yang diikuti oleh ratusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

CIRI-CIRI AGEN KONSERVASI

Dalam dunia perkuliahan, kita sering mendengar orang mengatakan “agent of change”. Itu sudah biasa. Mau tahu yang luar biasa?

Kali ini, Indonesiaku akan membahas mengenai “Agent of Conservation”. Agent of Conservation (Agen Konservasi) adalah seseorang yang telah disiapkan untuk meneruskan upaya menjaga kelestarian alam  yang memiliki pengetahuan, kemampuan, serta kesadaran mengenai konservasi sumber daya dan mampu untuk menyebarluaskannya kepada masyarakat.

Dengan adanya agen konservasi ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya konservasi dan mulai menerapkan hidup sehat, serta memerhatikan keselarasan antara kebutuhan dengan terbatasnya sumber daya yang ada. Sehingga akan tercipta dunia yang damai tidak terjadi bencana seperti tanah longsor, kebakaran hutan, hujan asam, dan banjir, yang sebenarnya manusia itu sendiri dalangnya. Mereka seenaknya membuang sampah, asal membuang puntung rokok di hutan,melakukan illegal logging, perburuan hewan langka serta  dan pembangunan yang tidak disertai kaidah-kaidah konservasi . Para generasi penerus pun terancam tidak bisa melihat betapa indahnya alam ini.

Maka dari itu dibutuhkannya agen konservasi yang bisa menyadarkan masyarakat akan fakta tersebut. Nah, seperti apakah agen konservasi ini? Inilah ciri-cirinya:

  1. Cara pandang dan berpikirnya

Cara berpikir seorang agen konservasi adalah berpikir sebelum bertindak. Jadi sebelum melakukan sesuatu , mereka harus memikirkan apa akibat yang akan ditimbulkan atas tindakan yang akan mereka lakukan. Jangan sampai hal tersebut akan merusak kelestarian alam meskipun bisa dibilang perbuatan itu dianggap sepele oleh orang lain. Misalnya para agen koservasi pasti memungut sampah, meskipun itu hanya sebuah bungkus permen kecil. Mereka berpikir,apabila dibiarkan saja, lama kelamaan akan menumpuk dan menghasilkan bibit penyakit serta akan mengurangi keindahan lingkungan tersebut.

  1. Kebiasaan atau perilakunya sehari-hari

Dalam kesehariannya, seorang agen konservasi bertingkah laku dengan menerapkan nilai-nilai konservasi yang ada. Selain itu, mereka juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan koservasi dan aksi menyelamatkan bumi serta menyebarluaskan pengetahuan mengenai pentingnya konservasi kepada masyarakat luas.

  1. Teman disekitarnya

Seorang agen konservasi akan menjadi contoh bagi teman-temannya. Perilaku hidupnya yang bersih, jujur, berjiwa pemimpin, disiplin, suka membantu membuat orang akan merasa nyaman. Orang disekitarnya pun akan terangsang untuk mengikuti jejaknya.

  1. Lingkungan sekitarnya

Seorang agen konservasi tentunya akan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumahnya. Sebab, hal tersebut merupakan cerminan dirinya sendiri. Agen konservasi mengerti dengan baik pentingnya lingkungan yang bersih. Dari lingkungan yang bersih kita bisa belajar dengan baik, sehingga bisa menciptakan pemikiran-pemikiran yang dapat mengubah Indonesia ini menjadi lebih baik.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Konservasi dalam Islam

Konservasi merupakan tugas dari setiap manusia di bumi. Hal ini tersirat dalam firman Allah Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

https://1.bp.blogspot.com/-UIIeLSS15Wo/UcGiKX0W2VI/AAAAAAAAAEc/8Ch_HxsxYwI/s640/Baqarah.jpg

https://1.bp.blogspot.com/-UIIeLSS15Wo/UcGiKX0W2VI/AAAAAAAAAEc/8Ch_HxsxYwI/s640/Baqarah.jpg

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS. Al Baqarah : 30)

Dari surat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah menciptakan manusia, selain untuk beribadah kepada-Nya, tapi juga menjadi wakil Allah, menjadi khalifah di muka bumi ini.

Lalu apa hubungan konservasi dengan khalifah di muka bumi?

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, manusia harus memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat, serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud kedamaian dan kesejahteraan segenap manusia. Dengan kata lain manusia harus melakukan konservasi. Memanfaatkan sumberdaya untuk kemaslahatan namun tetap menjaga kebertadaanya agar tetap lestari. Tidak merusak apa yang ada di alam, karena itu akan merugikan manusia itu sendiri.

Maka dari itu, manusia wajib menjaga kelestarian alam serta menerapkan nilai-nilai konservasi dalam kehidupan sehari-hari. Bila semua itu sudah dilakukan berarti kita termasuk orang yang telah menjalankan amanah dari Allah SWT. Aamiiiiin…..

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

UNNES: Festival Parikan

 https://www.google.com/search?q=UNNES&client=firefox-a&rls=org.mozilla:id:official&channel=fflb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIp9eb3s-KyQIVgbiUCh0IOgYq#imgrc=gz8YHECH41o5_M%3A

https://www.google.com/search?q=UNNES&client=firefox-a&rls=org.mozilla:id:official&channel=fflb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIp9eb3s-KyQIVgbiUCh0IOgYq#imgrc=gz8YHECH41o5_M%3A

Salam konservasi!
Edisi pertama, Indonesiaku mau bagi-bagi info nih…
Kali ini datang dari Universitas Negeri Semarang yang menyelenggarakan Festival Parikan, Tari dan Senam Konservasi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka konservasi budaya terutama parikan.

Parikan sebagai salah satu sastra jawa, sekarang ini telah ditinggalkan penikmatnya sehingga berada di ambang kepunahan. Universitas Negeri Semarang sebagai kampus konservasi berusaha ikut menjaga serta melestarikan parikan agar tidak tergerus oleh kebudayaan barat yang semakin marak di Indonesia saat ini.

Sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa baru UNNES 2015 sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah pendidikan konservasi. Mereka diwajibkan membuat parikan yang berjumlah tiga bait. Dengan diadakannya Festival Parikan yang telah dilaksanakan pada 9 -12 November 2015 ini, mahasiswa diharapkan akan lebih mengenal akan budaya Jawa yang mereka miliki.

Skip to toolbar