05
Aug 18

Sejarah Sumatera Utara

Pada zaman pemerintah Belanda, Sumatera Utara merupakan pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.

Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi yaitu, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu, Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur dan Keresidenan Tapanuli.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I) No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948 ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.

Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintah di Sumatera denga Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/Pem/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949 dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/ Sumatera Timur. Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950 ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera Utara.

Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956 dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.


04
Aug 18

Sumatera Utara

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia dan beribukota di Medan. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° – 4° Lintang Utara dan 98° – 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km².

Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif pada konsentrasi penduduknya dibandingkan dengan wilayah lainnya. Pada masa kolonial Hindia Belanda wilayah ini termasuk residentie Sumatra’s Oostkust bersama provinsi Riau.

Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.

Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau dan Aceh. Namun secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.

Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka).

Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli.

Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.

Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.

Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.

 


04
Aug 18

Kuliner Kota Aceh

Kuliner Kota Aceh – Traveling ke Aceh pastikan wisata kuliner jadi agenda liburan di sana. Orang Aceh pecinta makanan bisa dilihat dengan banyaknya jumlah tempat makan atau restoran. Mulai dari restoran yang ber-AC hingga ke kaki lima. Semua makanan yang ditawarkan menggugah selera.

Makanan Aceh merupakan perpaduan berbagai kebudayaan seperti Arab, India, Siam, Spanyol, China hingga Belanda. Namun yang paling banyak mempengaruhi adalah masakan Arab dan India yang menggunakan banyak bumbu dan rempah-rempah.

Orang Aceh sangat menghargai makanan, sehingga makanan pun digarap dengan serius. Tidak jarang pula ditemui orang yang makan hingga keringetan. Belum sah rasanya ke Aceh sebelum mencicipi makanan khas yang ada disana. Inilah beberapa makanan lokal yang digemari.

1. Ayam Tangkap

Ayam yang digoreng dengan berbagai macam rempah dan bumbu, seperti daun temurui, bawang merah, bawang putih dan cabai hijau. Biasanya disajikan dengan bumbu kecap dan nasi yang hangat.

2. Mie Aceh

Mie yang dimasak dengan berbagai macam rempah yang menggugah selera makan. Biasa ditawarkan dengan berbagai macam isi seperti kepiting, cumi-cumi, udang atau jamur.

3. Gule Plik U

Berbagai jenis sayuran segar yang dicampur dan dimasak dengan bumbu khusus. Plik U adalah kelapa yang sudah difermentasi.

4. Gule Kambing

Daging kambing yang empuk dimasak dengan potongan nangka muda. Memiliki rasa yang unik dan menggugah selera. Biasanya disajikan dengan minuman timun serut (I Boh Timon). Air timun ini juga berfungsi sebagai penetralisir agar tidak terjadi darah tinggi.

5. Daging Masak Putih (Sie Reboh Puteh)

Daging sapi yang direbus dengan santan dan bumbu lainnya ini memiliki rasa yang unik. Selain dagingnya yang empuk, rasa manis membuat makanan ini digemari anak-anak dan orang dewasa yang tidak menyukai masakan yang pedas dan asin.

6. Martabak Telur Aceh

Martabak ini terbuat dari tepung terigu yang ditutui dengan telur yang sudah dicampur dengan berbagai jenis sayur yang telah dipotong kecil-kecil. Biasanya disajikan dengan acar bawang merah dan cabe rawit.

7. Roti Canai

Tepung terigu yang sudah dibentuk bulat dimasak dengan menggunakan mentega. Kemudian disajikan dengan berbagai macam rasa seperti durian, kari ayam, kari kambing, cokelat ataupun hanya gula pasir.

8. Ikan Kayu

Ikan kayu atau eungkot Keumamah ini sudah terkenal sejak masa peperangan di Aceh. Ikan yang dikeringkan ini sangat nikmat bila dimasak dengan gulai Aceh.

9. Sate Matang

Sate yang terkenal karena dagingnya yang empuk, karinya yang lezat dan bumbu kacangnya yang gurih.

10. Bubur Kanji Rumbi

Bubur yang terbuat dari beras pulen, ditumbuk kasar yang direbus dengan campuran rempah-rempah seperti ketumbar, lada, bawang merah, jahe, biji pala dan adas manis. Biasanya disajikan dengan ayam, udang atau telur setengah matang di atasnya.


04
Aug 18

Wisata Kota Aceh

Wisata Kota Aceh – Aceh adalah sebuah provinsi di ujung Pulau Sumatera. Provonsi ini memiliki keindahan alam yang luar biasa, mulai dari pantai sampai pegunungannya. Setelah mengalami kerusakan akibat tsunami pada tahun 2004 di sebagian wilayahnya termasuk tempat wisatanya, Aceh kembali bangkit dan menata sektor pariwisatanya dengan baik.

Berencana liburan ke Aceh? Sudah tahu akan menghabiskan waktu libur anda di mana? Agar tidak bingung mau ke mana, simak dulu 10 tempat wisata di Aceh yang layak dikunjungi berikut ini:

1. Mesjid Raya Baiturrahman

Mesjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 ini telah menjadi ikon Aceh. Bangunan utama mesjid berwarna putih dengan kubah hitam besar dikelilingi oleh tujuh menara. Kesan megah semakin terasa dengan adanya kolam besar dan pancuran air di bagian depan mesjid yang mengingatkan pada Taj Mahal di India.

Mesjid ini menjadi tempat wisata religi di Aceh yang banyak dikunjungi karena keindahannya. Situs Huffington Post memasukkan Masjid Raya Baiturrahman ke dalam daftar 100 masjid terindah di dunia, bahkan Yahoo! menyebut masjid ini sebagai salah satu dari 10 masjid terindah di dunia.

2. Air Terjun Blang Kolam

Tempat wisata alam yang satu ini sayang untuk dilewatkan. Air Terjun Blang Kolam terletak di Desa Sidomulyo, Aceh Utara dan bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dari Lhokseumawe.

Anda bisa melihat air terjun kembar dengan tinggi 75 meter yang dikelilingi oleh pepohonan rindang. Di sekitar air terjun, ada banyak orang yang bermain air, berendam di kolam tampungan air terjun atau sekedar bersantai di tepiannya.

3. Air Terjun Suhom

????????????????????????????????????

Air terjun ini berada di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Untuk bisa mencapai tempat wisata ini, Anda harus melewati jalanan naik-turun dengan pemandangan pegunungan Paro dan Kulu. Di tengah perjalanan, jangan kaget saat melihat banyak monyet berkeliaran di jalan. Monyet-monyet ini biasanya meminta buah-buahan atau makanan ringan lain pada pengguna jalan yang lewat.

Air terjun setinggi 50 meter ini dibagi menjadi tiga tingkatan, namun Anda tidak boleh naik menuju tingkat dua dan tiga demi alasan keselamatan karena adanya pembangkit listrik bertegangan tinggi.

4. Pantai Lampuuk

Pantai ini disebut juga sebagai Pantai Kuta di Aceh. Pantai Lampuuk memiliki garis pantai sepanjang 5 km dari Selatan ke Utara dengan pasir putih lembut dan tebing karang di ujung pantai. Kegiatan yang menarik yang bisa Anda lakukan di tempat wisata ini adalah melihat upaya pelestarian penyu. Anda bisa ikut melepas tukik ke laut lepas.

5. Museum Tsunami

Tsunami yang pernah menerjang Aceh pada tahun 2004 menyisakan duka bagi warga Aceh yang selamat. Untuk mengenang sekaligus menghormati korban meninggal, dibangunlah sebuah Museum Tsunami di Jalan Sultan Iskandar Muda di tahun 2009.

Di dalam museum terdapat lorong panjang dengan suara gemuruh ombak dan kucuran air yang akan mengingatkan Anda pada bencana besar tersebut. Tempat wisata ini banyak dikunjungi wisatawan yang ingin melihat apa saja yang tersisa dari gelombang tsunami. Banyak benda-benda sisa bencana yang dipajang seperti sepeda milik korban. Selain benda sisa tsunami, ada foto korban meninggal dan cerita kesaksian korban selamat juga alat simulasi elektronik gempa bumi.


02
Aug 18

Sejarah Kota Aceh

Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh Darussalam (1511-1959) kemudian Daerah Istimewa Aceh (1959-2001), Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009), dan terakhir Aceh (2009-sekarang). Sebelumnya, nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin.

Jaman prasejarah

Aceh telah dihuni manusia sejak zaman Mesolitikum, hal ini dibuktikan dengan keberadaan situs Bukit Kerang yang diklaim sebagai peninggalan zaman tersebut di kabupaten Aceh Tamiang. Selain di kabupaten Aceh Tamiang, peninggalan kehidupan prasejarah di Aceh juga ditemukan di dataran tinggi Gayo tepatnya di Ceruk Mendale dan Ceruk Karang yang terdapat disekitar Danau Laut Tawar. Penemuan situs prasejarah ini mengungkapkan bukti adanya huniam manusia prasejarah yang telah berlangsung disini pada sekitar 7.400 hingga 5.000 tahun yang lalu.

Jaman kerajaan

Aceh juga pernah mengalami masa berkembangnya agama Hindu dan Buddha yang datang dari dataran benua Asia Selatan (India). Pada masa itu Aceh telah diwarnai dengan adanya beberapa kerajaan yang berdasarkan agama tersebu  t. Aceh juga dulu termasuk bagian dari kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di Nusantara ribuan tahun lalu.

Masih terjadi silang pendapat terkait persoalan dari sejak kapan Islam pertama kali disebarkan ke Aceh. Sebagian berpandangan sudah dimulai dari sejak masa kekhalifahan Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah kerasulan Muhammad SAW. Snouck Hurgronje dengan teori Gujaratnya menyebut Islam yang datang ke sana bukanlah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW tetapi Islam yang sudah berkembang matang. Bukan Islam dari Al-Quran dan Hadits, melainkan Islam dengan kitab-kitab Fiqh dan dogmanya dari 3 abad kemudian. Ada juga yang berpandangan bahwa Islam yang datang ke Aceh justru sudah dimulai sejak tahun pertama Hijriyah (618 M).

Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudra Pasai yang hancur pada abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di utara Pulau Sumatera dengan ibukota Kutaraja (Banda Aceh). Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperalisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

Jaman Penjajahan

Pada masa kekuasaan Belanda, bangsa Aceh mulai mengadakan kerja sama dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia dan terlibat dalam berbagai gerakan nasionalis dan politik. Saat Jepang mulai mengobarkan perang untuk mengusir Eropa dari Asia, tokoh-tokoh pejuang Aceh mengirim utusan ke pemimpin Jepang untuk membantu usaha mengusir Belanda dari Aceh.

Awalnya Jepang bersikap baik dan hormat kepada masyarakat dan tokoh-tokoh Aceh dan menghormati kepercayaan dan adat istiadat Aceh yang bernapaskan Islam. Ketika keadaan sudah membaik, pelecehan terhadap masyarakat Aceh khususnya perempuan mulai dilakukan oleh tentara Jepang. Rakyat Aceh disuruh membungkuk ke arah matahari terbit di waktu pagi sebuah perilaku yang sangat bertentangan dengan akidah Islam. Karena itu pecahlah perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang di seluruh daerah Aceh.


02
Aug 18

Kota Aceh

Kota Aceh – Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara Pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling Barat di Indonesia dengan Ibukota Banda Aceh. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman serta berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah Barat, Selat Malaka di sebelah Timur, dan Sumatera Utara di sebelah Tenggara dan Selatan.

Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah termasuk minyak bumi dan gas alam serta hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya.

Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh Darussalam kemudian Daerah Istimewa Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam dan terakhir Aceh. Sebelumnya nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin.

Kota Banda Aceh adalah salah satu kota yang berada di Aceh dan menjadi ibukota Provinsi Aceh, Indonesia. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Kota Banda Aceh juga merupakan kota islam yang paling tua di Asia Tenggara, di mana kota Banda Aceh merupakan ibukota dari Kesultanan Aceh.

Aceh menempati wilayah paling ujung Barat di Pulau Sumatera dan Negara Indonesia, di mana titik terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di Pulau Rondo sementara itu kilometer Nol Indonesia berada di Pulau Weh. Secara geografis Aceh terletak antara 2° – 6° lintang utara dan 95° – 98° lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125 meter diatas permukaan laut. Batas batas wilayah Aceh, sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan adalah satu-satunya perbatasan darat dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia. Luas Provinsi Aceh 5.677.081 ha dengan hutan sebagai lahan terluas yang mencapai 2.290.874 ha diikuti perkebunan rakyat seluas 800.553 ha. Sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu 3.928 ha.


31
Jul 18

Hello world!

Welcome to Jejaring Blog Unnes Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!


Skip to toolbar