Menurut MZ. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dari sistem sosial dan mneimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
Menurut Paul B. Horton Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Faktor penyebab perilaku menyimpang
- Perilaku menyimpang karena faktor sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi karena ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialissi, pengambilan yang salah dari generalized other atau belajar sub kebudayaan yang menyimpang.
- Perilaku menyimpang karena anomie
Secara sederhana, anomie diartikan sebagai suatu keadaan dimasyarakat tanpa norma. Menurut Emile Durkheim, anomie adalah suatu situasi tanpa norma dan tanpa arah, sehingga tidak tercipta keselarasan antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Ini terjadi pada masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai, tetapi nilai dan norma itu saling bertentangan. Yang terjadi adalah konflik nilai, bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi tidak mempunyai pegangan untuk menentukan arah perilaku masyarakat yang teratur. Gejala ini merupakan kenyataan dasar pada masyarakat modern.
- Perilaku menyimpang karena differential association
Menurut Edwin H. Sutherland, pemyimpangan terjadi akibat adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap kejahatan. Semakin tinggi derajat interaksi dengan orang yang berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan seseorang belajar bertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini bergantung pada frekuensi, prioritas, durasi, dan intensitas.
- Perilaku menyimpang karena pemberian julukan (labeling)
Teori in menyebutkan bahwa perilaku menyimpang lahir karena adanya batasan (cap, julukan, sebutan) atas suatu perbuatan yang disebut menyimpang. Bila kita member cap terhadap seseorang sebagai orang yang menyimpang, maka cap tersebut akan mendorong orang itu berprilaku yang menyimpang.
Teori-teori Penyimpangan Sosial
Ada beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain:
- Teori Differential Association (pergaulan berbeda)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland yang berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya.
Contoh: Proses menghisap ganja dan perilaku homoseksual.
2. Teori Labelling
Teori ini disampaikan oleh Edwin M. Lemerd yang berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpangan, maka orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan skunder (tahap lanjut) dengan alasan “kepalang tanggung”.
Contoh: Seorang yang pernah sekali mencuri dengan alasan kebutuhan, tetapi kemudian oleh masyarakat dijuluki penduri, maka ia akan terdorong menjadi perampok.
3. Teori Merton
Teori ini dikemukakan oleh Robert K Merton adalah perilaku penyimpangan merupakan bentuk dari adaptasi terhadap situasi tertentu. Merton mengidentifikasi 5 cara adaptasi, diantarnya:
- Komformitas, adalah perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut atau cara konvensional dan melembaga.
Contoh: Seorang anggota kelompok etnis Aceh berperilaku sebagai orang Aceh.
- inovasi, adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat.
Contoh: Penggunaan obat bius pada dokter untuk tujuan membius orang yang akan dioperasi itu boleh tetapi jika disalahgunakan merupakan perbuatan yang menyimpang.
- Ritualisme, adalah perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan oleh masyarakat.
Contoh: Upacara di Ngaben di Bali.
- Retretism, (pengasingan diri), adalah perilaku yang meninggalkan, baik tujuan konvensional maupun cara pencapaiannya.
Contoh: Pecandu obat bius, pemabuk, gelandangan.
- Rebellion (pembenrontakan), adalah penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru.
Contoh: Para reformotor agama.
A. Teori Fungsi
Teori ini dipelopori oleh Emile Durkhem adalah bahwa kesadaran moral dari semua masyarakat adalah faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.
Contoh : Orang yang orang tuanya penjahat, dan tinggal dilingkungan yang tidak baik maka ia berpeluang besar untuk jadi penjahat
B. Teori Konflik
Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx yang berpendapat bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Menurut Marx perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa, dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.
Contoh: Banyak pengusaha besar melakukan pelanggaran hukum tetapi tidak diajukan ke pengadilan.
Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang
- Penyimpangan primer
Adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.
Ciri-ciri penyimpangan primer, antar lain:
- a) Bersifat sementara
- b) Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang.
- c) Masyarakat masih metolelir/menerima
Contoh: Siswa yang membolos atau menyontek pada saat ujian dan pelanggaran peraturan lalu lintas.
- Penyimpangan skunder
Adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang.
Contoh: Pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan,
- Sifat-sifat Perilaku PenyimpangPenyimpangan positif
Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif.
Contoh: Seorang ibu rumah tangga dengan terpaksa harus menjadi sopir taksi karena desakan ekonomi.
- Penyimpangan negatif
Adalah penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk.
Contoh: Pembunuhan dan pemerkosaan
Daftar Pustaka
Saptina, H, Sri, dkk. 2008. Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2008 Sosiologi SMA/MA. Jakarta : Grasindo.
Lestari,puji.2009. Antropologi Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan