Arsip Kategori: Kabare Wonosobo

Goyang Lidah dengan Mi Ongklok Khas Wonosobo

Liputan6.com, Jakarta

Jika berkunjung ke Wonosobo, Jawa Tengah, Anda tidak seharusnya melewatkan mi ongklok. Keunikan rasa sajian khas Wonosobo ini dapat menggoyang lidah Anda.

Dari tampilannya, mi ongklok sudah terlihat berbeda dengan mi pada umumnya. Kuahnya yang kental dengan taburan daun kucai, disajikan dengan satai sapi dan tempe kemul.

Kuah kental mi ongklok ternyata disebut dengan loh. Terkstur kuah loh yang kental dibuat dari kanji, gula jawa, ebi, serta rempah. Supaya rasanya lebih enak, mi ongklok diguyur juga oleh bumbu kacang. Agar lebih lezat, biasanya penyajiannya ditambahkan merica dan bawang goreng.

Sementara potongan kol dan daun kucai dipilih sebagai pelengkap mi ongklok karena Wonosobo merupakan penghasil keduanya. Kucai sendiri adalah daun yang terkenal berfungsi sebagai penurun darah tinggi.

Satai sapi dan tempe kemul juga tak ketinggalan melengkapi kelezatan mi ongklok. Tempe kemul sendiri sebenarnya merupakan tempe biasa, tetapi digoreng dengan tepung hingga garing. Ini adalah hidangan khas Wonosobo, disebut kemul berarti selimut. Mungkin udara dingin Wonosobo membuat tempe pun harus berselimut.

Sebutan ongklok ternyata berasal dari semacam keranjang kecil dari anyaman bambu yang dipakai untuk membantu proses perebusan mi. Penggunaan alat bantu ini khas daerah setempat sehingga diberikanlah nama mi rebus ini sesuai dengan alat tersebut.

Mi ongklok dijual di banyak tempat di Wonosobo. Harganya cukup terjangkau antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Biasanya orang yang menyukainya akan langsung jatuh cinta pada suapan pertama.

Ponpes PPTQ Sabilillah Wonosobo Libas Nurul Ali Secang 10-0

MUNGKID – Hujan gol mewarnai pertandingan sepakbola Liga Santri Nusantara (LSN) Regional Jateng III di Stadion Gemilang Kabupaten Magelang. Kesebelasan Pondok Pesantren (Ponpes) PPTQ Sabilillah Wonosobo melibas Ponpes Nurul Ali Secang, Kabupaten Magelang dengan skor meyakinkan 10-0, Senin (5/9). Pertandingan ini merupakan laga pembuka LSN Regional Jateng III.

Sebelum jalannya pertandiangan, Penasehat LSN Regional Jateng III KH Muhammad Yusuf Chudlori membuka acara dengan menendang bola ke tengah lapangan. Hadir pula, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang Yogyo Susaptoyono bersama anggota dewan. anggotanya juga nampak hadir di acara tersebut. Diantaranya Sukardiyono, Islah, dan Grengseng Pamuji.

Babak pertama sepak bola, kedua tim saling serang. Namun hanya pemain Ponpes PPTQ Sabilillah Wonosobo yang mampu mengkonversikan tendangan menjadi gol. Tim dari Wonosobo ini mampu mencetak 6 gol.

Di babak kedua, tim Wonosobo tidak mengendurkan permainan. Babak kedua berakhir dengan skor 10-0. Beberapa pemain yang berhasil mencetak gol ada Yuda, Toni, dan Pandu.

Setelah Ponpes Sabilillah Wonosobo mengalahkan Nurul Ali Secang, pertandingan berikutnya adalah Ponpes API Asri Tegalrejo melawan Al Huda Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Pertandingan kedua ini tidak kalah seru. Setelah bersusah payah, tim Ponpes API Asri Tegalrejo menang dengan skor 3-1. Selanjutnya, tim pemenang dalam dua pertandingan tersebut (Wonosobo dan Tegalrejo) akan bertanding hari Selasa (6/9).

Di temui di sela pertandingan, Penasehat LSN Regional Jateng III KH Muhammad Yusuf Chudlori menegaskan, hadirnya liga tersebut diharapkan memunculkan bibit-bibit atlet potensial.

“Santri itu memiliki basik mental yang kuat. Tinggal dibina skill-nya, ” kata KH Muhammad Yusuf Chudlori.

Ia berpesan pada santri, agar menjunjung tinggi sportivitas. Selain itu juga menonjolkan akhlak dan jiwa persahabatan yang diajarkan di pondok pesantren. Karena, dua hal tersebut yang membedakan LSN dengan liga sepakbola lain.

Penanggungjawab LSN Regional Jateng III Sholahuddin Al-Ahmadi mengatakan, total ada empat tim yang ikut LSN. Yakni, Pondok Pesantren PPTQ Sabilillah Wonosobo, Api Asri Tegalrejo,  Al Huda Mertoyudan, dan Nurul Ali Secang.(ady/hes)