Salam Ceria…
Generasi Muda Berprestasi…
Dalam postingan kali ini, Saya akan mempublikasikan tugas Semester 1 dalam mata kuliah “Pendidikan Konservasi.” Tugas tersebut membahas tentang kesehatan dalam lingkungan masyarakat. Apakah Kalian sudah mengetahui tentang tatacara menciptakan lingkungan yang sehat? Kalau belum sebagai penambah wawasan saja, Silahkan lebih lanjut di baca artikel dibawah ini.
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan.
Kesehatan lingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan masyarakat, baik di lingkungan kampus maupun rumah atau kos. Karena lingkungan yang sehat bukan hanya untuk meningkatkan kesehatan fisik masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan kenyamanan hidup dan efisiensi atau kemudahan dalam belajar. Kampus yang sehat akan membuat kita nyaman dalam melakukan kegiatan perkuliahan, kemahasiswaan, akademik, maupun non-akademik. Begitupun dengan lingkungan rumah atau kos yang sehat, kita akan merasa nyaman berada di rumah atau kos. Udara yang kita hirup akan berkualitas, tidur atau istirahat kita akan lebih nyaman dan tentunya berkualitas.
Lingkungan juga mengambil andil dalam pembentukan dan pengembangan sifat dan tingkah laku individu. Seperti halnya di Fakultas Ilmu Sosial, pada awal program pengenalan akademik (PPA) dilanjutkan dengan pengenalan umum lingkungan sosiologi dan antropologi (PULSA), kita para mahasiswa baru diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan karena kita kampus konservasi, seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak merokok dikampus. Tapi pada kenyataannya setelah pengenalan program akademik (PPA) dan pengenalan umum lingkungan sosiologi dan antropologi selesai, hal itupun menjadi tak ada artinya. Banyak para kakak tingkat dan mahasiswa baru itu sendiri membuang sampah di sembarang tempat, banyak yang dengan santainya merokok di kampus. Hal itupun menyebabkan sampah-sampah berserakan dimana-mana dan menjadikan udara di Fakultas Ilmu Sosial menjadi tidak sehat. Asap rokok bebas menyebar dimana – mana. Begitupun juga di rumah atau kos, apabila sejak dini kita dibiasakan untuk menjaga lingkungan agar tetap sehat dan bersih, pasti akan terbiasa dan diterapkan pada saat sekarang ini. Sesuatu yang seharusnya mudah akan menjadi sulit karena kita tidak terbiasa. Seperti halnya menyapu, mengepel, dan mencuci. Bayangkan bagaimana bila di kos tidak pernah disapu ataupun dipel, tentu saja debu akan berterbangan kemana-mana dan secara otomatis udara yang kita hirup pun sangat kotor dan tidak sehat. Bayangkan pula bagaimana apabila cucian pakaian dan piring, gelas, sendok dan garpu dibiarkan menumpuk, itu pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Tidurpun akan menjadi sangat terganggu .
Oleh karena itu, sangat diperlukan kesadaran dan kebiasaan dari tiap-tiap individu untuk sadar dan terbiasa untuk menjaga kebersihan lingkungan agar tetap sehat dan berkualitas. Dari hal kecil, misalnya membuang sampah pada tempatnya dan tidak merokok di kampus, menyapu dan mengepel secara rutin kamar kos, segera mencuci pakaian dan piring, gelas, sendok, garpu, dan lain-lain yang sudah kotor. Hal ini sangat penting, karena menyangkut kesehatan diri sendiri dan orang banyak. Dengan demikian, dari hal yang sekecil apapun kita bisa memulai untuk menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA
- Diambil dari buku Kesehatan Lingkungan penerbit Graha Ilmu karangan Ricki M. Mulia
- Moeller Dade W., Environmental Health, England : Harvard University press, 1992
- Notoatmodjo, 5., Ilmu kesehatan masyarakat, Jakarta : penerbit Rineka Cipta, 2003
- Keputusan Menteri Negara kependudukan dan lingkungan hidup No. KEP. 03/MENKLH/11/1991
- Keputusan menteri Kesehatan RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.