Perjalananku Menuju Gerbang PGSD (Zumrotul Muflikhah)

Kuliah. Satu kata yang sangat kudambakan ketika aku masuk bangku kelas 10 SMA. Suatu kata yang terdengar wahhh bagi orang-orang kampung, namun begitu biasa bagi orang kota. Berbicara tentang perjalanan menuju PGSD Ngaliyan tidak lengkap rasanya jika tidak menceritakan perjalananku di SMA sampai menggapai gerbang PGSD Ngaliyan ini. Memang SMAku berada di desa, tapi aku sangat senang disana aku berteman dengan teman-teman yang baik, asyik, dan masih polos-polos. Teman yang tau kekurangan dan kelebihanku, teman yang klop, sehingga semua bisa kujadikan sahabat. Kelas 10 adalah awal diriku memikirkan aku mau ngapain besok ya, setelah lulus SMA??? Apa aku bisa seperti mbak Tutur Urip, orang pendiem dari sekolahku yang dapet beasiswa bidikmisi FISIKA di UNDIP???

Malam-malam aku berpikir.. Jika aku tidak masuk SNMPTN Bidikmisi mungkin aku tidak kuliah. Biaya darimana coba… ”Pokoe aku kudu sinau. SINAU SINAU SINAU, pokoe aku kudu iso jupuk kedokteran UNDIP .. Aminnn“. Perkataan sengaja yang langsung menjerumuskanku ke gerbang pemikiran dewasa. Pengambilan rapot semester pertama telah tiba saatnya hatiku dag dig dug derrr. Alhamdulllah. aku masuk tiga besar di kelas 1 semester 1 dan sampai di kelas tiga alhamdulilllah aku selalu masuk peringkat 3 besar se sekolah. Maaf, saya lancang… Bukan nermaksud pamer, toh aku sekolah di desa masih kalah rating sekolahnya dengan sekolah di kabupaten. Jadi kalau ranking satu disini belum tentu se kabupaten juara dan yang pasti masih kalah dengan sekolah elite. Namun, aku sangat senang aku bisa mempertahankan prestasiku bisa masuk tiga besar sejak kelas sebelas sampai kelas dua belas. Ketika udah masuk kelas tiga semester akhir, guru guru SMA banyak yang menanyaiku kemana kamu akan melanjutkan.

“ Zumrotul, kamu mau melanjutkan kemana setelah SMA.” Tanya Bu Lilik.

“ Ga tau buk, aku masih bingung.” Jawabku dengan rasa ntrenyuh dalam hati.

“ Masuk Kimia aja Zum, biar kayak ibuk” Ajak bu Lilik.

“ Iya buk, ntar gampang takpikir dulu, tapi aku bingung masalah biaya buk”

“ Yo wiss ntar kamu ikutan bidikmisi aja.”

“Ya buk pasti. Doain ya buk,”

“ Semoga sukses. Jangan lupa berdoa.”

Itu contoh dari pertanyaan guruku yang lainnya sam saja seperti itu aku hanya mengiyakan. Tapi dalam pikiranku aku pengen banget jadi dokter. Pokoknya dokter titik. Hmmm.. tapi gimana ya bayar biayanya aku kasihan bapakku. Setelah aku pikir-pikir aku harus mendiskusikan hal ini pada BK. Di waktu istirahat aku sempatkan untuk bertemu pak Saifudin, aku mengungkapkan masalahku memilih jurusan kedokteran UNDIP. Ketika aku bertanya bagaimana kalau aku masuk kedoktern beliau menjawab, “apa tidak dipertimbangkan dulu Zum, itu jurusan tingkat tinggi lhoo. Sekolah kita masih kalah rating dengan sekolah lain di kota. Nilai 90 disini masih kalah dengan nilai 80 dikota.”

Jujur aku langsung JLEBBB. Aku bingung banget sumpahh. Aku langsung bilang sama mbakku. Beliau menyarankan agar aku masuk PGSD UNNES. Jujur dulu, aku kurang tertarik dengan jurusan itu. Jurusan yang berkutik dengan anak-anak SD. Intinya aku kuarang srek dengan jurusan itu. Ya Alllah aku milih apaya, belum lagi orang tuaku yang menyuruhku untuk masuk PGSD. Aku jadi bingung. Mau ikut tes STIS aku ga punya uang buat daftar, ya wis aku pasrah. Sebenarnya selain kedokteran aku juga pengen masuk yang berbaur dengan IPA. Tapi orang tua tidak merestui, ya sudahlah, aku ikut kata hati orang tua. Siapa tahu itu lebih baik dari pilihanku. Aku nyoba ikut SNMPTN dan mengambil jurusan yang pilihan pertamanya PGSD Semarang dan kedua ketiganya jurusan yang berbau IPA.

“ Kamu mau ngambil jurusan SNMPTN apa Zum,” Tanya guruku

“ PGSD buk”

“ Ohh. PGSD ya,,” Jawaban yang kira-kira lebih meremehkan

“ Iya buk” aku mencoba mengiyakan saja. Memang, awalnya aku sangat drop mendengar perkataan itu. Tapi aku berpikir jika aku ters-terusan seperti ini aku ga bisa sukses. Langsung kuhiraukan semua perkataan itu, itu malah menjadi penyemangatku bahwa aku bisa mengubah image itu. Sehari sebelum pegumuman SNMPTN aku sangat was-was ga tau perasaanku mau gimana. Kuserahkan semuanya padamu Ya Allah, mana yang diterima diantara ketiga itu aku pasti akan sangat bersyukur. Walaupun itu bukan asli awal pilihanku. Hari pengumuman SNNMPTN tiba, tepat pukul 17.00 pengumuman dibuka. Aku tidak langsung membuka berita itu, tapi menunggu sampai beberapa waktu. Aku, ayah, dan Ibu ada di ruang TV dan melihat pengunguman itu bersama lewat hp nokia model lama, tapi sangat berkesan. Ya Allah, Alhamdulillahirobbilalamin.. Aku lolos SNMPTN PGSD Semarang. Terimakasih Ya Allah, engkau telah menjawab doa-doa kami. Tahajud, mujahadah kami terkabulkan. Suasana sore itu berubah menjadi haru. Tangis bahagia dari aku dan Ibu bertumpah ruah. “ Kamu berhasil nduk” Berkata sambil mencium pipiku.

Aku sangat senang, walaupun sebenarnya itu bukan benar-benar jurusan pilihanku tapi aku yakin PGSD yang akan mengantarku ke gerbang kesuksesan. Ridho Allah ada pada ridho orang tua, dan saat ini aku berubah prisip. Aku suka PGSD. PGSD JAYA..12108268_732434476889598_4301905417149401090_n