KOMENTAR TENTANG BERITA PANEN DI DESA KUDUS

Kali ini saya akan memposting aartikel tugas kuliah semester  4  pada mata kuliah  sosiologi pedesaan mengenai panen yang ada di desa Kudus

Yuk, langsung saja membaca dan memahami isi artkel dibawah ini

Baca: Panen Bertepatan Musim Hujan, Harga Gabah di Kudus Anjlok

Juwari menjelaskan, jumlah luas lahan itu diketahui setelah pihak asosiasi melakukan sensus di setiap desa di lima kecamatan terdampak banjir. Akibat gagal panen tersebut, petani mengalami kerugian hingga Rp 84 miliar. “Kalau satu hektarenya menghabiskan modal sekitar Rp 70 juta, kalau dikalikan 1.200 hektare ya kerugiannya sekitar Rp 84 miliar,” kata Juwari.

Pantauan Tempo di Desa Siasem, Kecamatan Wanasari, daun tanaman bawang merah tidak membentuk lagi. Padahal, biasanya tanaman yang sudah berusia 30-40 hari daunnya sudah setinggi sekitar 15-20 sentimeter dan berwarna hijau. “Bagaimana tidak rusak, wong sudah terendam selama empat hari empat malam,” kata Juwari.

Salah seorang petani di desa setempat, Taslam, 52 tahun, mengaku telah mengeluarkan modal sekitar Rp 70 juta untuk keperluan bibit dan pupuk. Namun harapannya akan sukses saat panen raya bulan ini pupus. “Kalau panen ya hasilnya bisa Rp 200 juta,” kata petani yang memiliki lahan seluas 1 hektare tersebut.

https://nasional.tempo.co/read/news/2017/02/20/058848464/

KOMENTAR

Manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, sejak bayi hingga tua. Oleh karena itu, manusia butuh hidup berkelompok, bermasyarakat dengan sesamanya. Masyarakat pelaku di bidang pertanian juga mengalami interaksi dengan sesama masyarakat dan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan usaha taninya. Di dalam masyarakat petani juga terdapat suatu kerja sama, perselisihan, pertikaian, persaingan yang muncul akibat dari tindakan petani itu sendiri. Di dalam pertanian juga sangat di tentukan hubungan antara hubungan manusia dan tanah, oleh hubungan pekerjaan mereka satu dengan yang lainnya atau juga oleh sistem ekonomi dan masyarakat yang ada di atas mereka atau tata kekuasaan di desa

Di dalam berita yang berjudul tentang : Panen Bertepatan Musim Hujan, Harga Gabah di Kudus Anjlok Desa Siasem, Kecamatan Wanasari, telah mengalami gagal panen karena adanya banjir yang sedang melanda di kampung tersebut sehingga di desa tersebut banyak sekali mengalami kerugian. Dan di desa tersebut memiliki tanah yang sangat luas sehingga modal yang harus keluar juga banyak untuk membeli pupuk dan bibitnya agar mendapatkan hasil yang memuaskan, tetapi apa yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan keinginan mereka karena adanya dampak banjir yang terendam selama 4 hari sehingga petani akan mengalami kerugian besar.

Menurut saya dalam melakukan pertanian tersebut mengalami kerugian karena kesalahannya sendiri karena melakukan pemodalan terlalu besar dan tidak memikirkan dengan kondisi alam terlebih dahulu sebelum memanen padi. Dan tanah seluas 1200 hektar setidaknya jangan memanen padi atau bawang merah saja, memanen jagung juga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih banyak lagi dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar juga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: