Kesetaraan
Pada dasarnya kesetaraan sama halnya dengan kesederajatan. Kesetaraan sendiri berasal dari kata setara atau sederajat. Sehingga segala sesuatu yang sederajat tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih rendah atau yang lebih tinggi. Kesetaraan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu manusia dan sosialnya. Kesetaraan manusia merupakan kesetaraan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan dengan tingkat atau kedudukan yang sama. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang mulia dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk yang lain. Sedangkan kesetaran sosial merupakan kesetaraan yang bersifat personal. Di dalam masyarakat seseorang memiliki status yang sama, baik dalam mengajukan pendapat, kebebasan berbicara, memperoleh hak suara, mendapatkan perlindungan hukum yang sama, mendapatkan keamanan, dan lain sebagainya.
Kesetaraan atau kesederajatan mempunyai prinsip yang mensyaratkan dalam menjamin persamaan derajat, hak, dan kewajiban. Beberapa hal yang menjadi indikator kesederajatan adalah :
1. Adanya persamaan derajat yang dilihat dari aspek agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
2. Adanya persamaan hak yang dilihat dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
3. Membangun suatu pola komunikasi untuk menciptakan interaksi antar umat beragama, media masa, dan harmonisasi dunia.
Pengertian Perubahan Sosial Budaya
• Max Weber
Pengertian perubahan sosial budaya menurut pendapat Max Weber bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur di dalamnya (ditulis dalam buku Sociological Writings)
• Selo Soemardjan
Selo Soemardjan mengemukakan pendapat mengenai perubahan sosial : adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,di mana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosialnya. Perubahan sosial yang dimaksud mencakup nilai-nilai dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Proses Perubahan Soaial Budaya
Tahukah kamu, bagaimana suatu perubahan sosial budaya terjadi dalam masyarakat? Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat umumnya dilakukan melalui akulturasi, asimilasi, dan difusi.
1. Akulturasi
Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya.
2. Asimilasi
Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis. Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya.
3. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.
2. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut.
• Kontak dengan kebudayaan lain.
• Sistem pendidikan yang maju.
• Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.
• Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
• Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
• Keadaan masyarakat yang majemuk.
• Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
• Orientasi hidup ke masa depan.
• Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.
2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Kamu sudah tahu faktor apa saja yang menjadi pendorong perubahan sosial budaya. Nah, tahukah kamu, faktor apa saja yang menjadi penghambat perubahan sosial budaya? Sekarang, kamu akan belajar beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat perubahan (rasistance to change) sosial budaya dalam masyarakat yaitu sebagai berikut.
• Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
• Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
• Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
• Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
• Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
• Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.
• Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
• Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.
• Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

Daftar Pustaka
Nurhadi, Budi dkk. 2006. Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas IX. Bandung: PT.Karsa Mandiri Persada
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparmin, Lia Candra dan Subitantoro, S. 2014. Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk Kelas SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Mediatama