Pemanfaatan Sumber Daya Alam Masyarakat Kalipucang
Kec. Welahan – Kab. Jepara
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembangunan yang berkelanjutan banyak memberikan peluang bagi banyak orang. Apalagi ditunjang pendapatan yang semakin meningkat sehingga memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti properti. Dari hal inilah sebuah peluang muncul dalam pengadaan material utama pendukung dalam pembangunan properti yaitu batu bata.
Meskipun dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat dinding bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat masih menggunakan batu bata. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, batu bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada diatasnya.
Kecamatan Welahan merupakan salah satu daerah di kabupaten Jepara yang sampai saaat ini masih aktif dalam segi kreativitasnya dalam berpeluang usaha. Yang lebih bagusnya lagi, pemanfaatan tersebut dilaksanakan secara massal oleh masyarakatnya. Beberapa desa sudah terkenal dari segi kekhususannya dalam berpeluang usaha. Misalnya masyarakat Troso dengan hasil tenunnya, masyarakat karanganyar dengan mainan anak-anaknya, desa kriyan dengan haasil karya monelnya, tak tertinggal juga masyarakat kalipucang yang memang dari segi pemanfaatannya, telah melaksanakan pengelolaan lahannya dalam pembuatan batu bata.
Masyarakat desa Kalipucang yng merupakan masyarakat asli kecamatan Welahan, Jepara dalam segi pemanfaatan lahan tanah merahnya untuk pas dijadikan sebagai aset dalam melangsungkan kehidupannya sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
- Kendala apa saja yang timbul dalam proses pemanfaatan potensi alam mereka
- Bagaimana upaya masyarakat dalam hal mempertahankan aset daerah dengan memanfaatkan potensi tanah tersebut?
3. Tujuan
- Menganalisa dan menjelaskan kendala yang timbul dalam pemanfaatan alam masyarakat Kalipucang, Welahan.
- Menjelaskan upaya masyarakat dalam hal mempertahankan aset daerah dengan memanfaatkan potensi tanah yang mereka mliki tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kendala Yang Timbul dalam Proses Pemanfaatan Potensi Alam.
Mulai pelaksanaan sampai sekarang memang tak jarang masyarakat yang mengalami kendala yang mengakibatkan bisa meruginya usaha tersebut. Karena konsumen juga aktif selalu dalam menggunakan atau memakai produk dalam hal pemakain batu bata sebagai dinding rumah atau lainnya. Ditambah lagi, sekarang banyak beberapa usaha bermunculan sama dengan bisnis sejenis karena sekarang banyak alat pencetak batu bata yang modern dan lebih praktis didapatkan, sehingga memperbanyak persaingan dalam menjalankan usaha ini. Baik dalam tingkat produksi ataupun segi pemasarannya. Untuk itu masyarakat desa Kalipucang, Welahan akan sebaik-baiknya memanfaatkan peluang bisnis ini dengan sangat maksimal. Karena juga sekarang semakin banyak pabrik-pabrik batu bata di daerah sekitar. Dalam menjalankan usaha yang memang digeluti masyarakat secara turun temurun, maka mereka selalu memberikan kualitas yang terbaik dalam hal produksi mereka.
Dalam prosesnya tidak serta merta berjalan dengan lancar. Tantangan yang mereka hadapi adalah bagaimana persaingan diantara pengrajin batu bata saat ini yang semakin banyak, khususnya pada masyarakat kalipucang sendiri yang sama-sama memanfaatkan sumber daya alamnya dalam pembuatan batu bata tersebut. Oleh karena keberlangsungan tersebut harus terjaga dengan baik, maka masyarakat di wilayah tersebut senantiasa bergotong-royong dalam upaya mensukseskan apa yang telah dikerjakannya selama ini.
Peran pemerintah kabupaten Jepara ternyata juga berpengaruh dalam hal penyaluran hasil karya (batu bata) yang telah mereka buat, sehingga mampu mempertahankan upaya mereka dalam hal pemanfaatan sumber daya alam hingga sampai sekarang ini.
2. Upaya Masyarakat dalam Mempertahankan Aset Daerah Dengan Memanfaatkan Potensi Tanah
Para pengelola tidak memiliki keterbatasan waktu dan usia, sehingga tidak dapat mengontrol bisnis sesering mungkin. Selanjutnya dalam hal promosi atau pemasaran yang kurang. Karena dengan kurangnya promosi atau pemasaran jasa dan produk yang ada yaitu misal, papan nama toko/pabrik kurang jelas, tidak ada spanduk maupun lebel yang cukup mencolok sehingga mudah dilihat orang terpampang di tempat usaha. Terakhir dalam mengelola managemen keuangan kita pasti kurang professional atau belum sempurna artinya pengelola tidak mempertimbangkan faktor-faktor bisnis dalam keuangan tetapi menggunakan cara-cara managemen keluarga.
Setiap pembuatan sangat dipengaruhi oleh factor alam yaitu cuaca, tidak memungkinakan jika terjadi hujan. Dalam pergantian dari hujan ke musim kemarau, kita memanfaatkan untuk memproduksi batu bata sebanyak-banyaknya. Namun kondisi cuaca yang dianggap ekstrim ini menjadi gangguan bagi perajin batu bata. “Penyebabnya adalah terhambatnya proses pengeringan akibat curah hujan yang sering terjadi jika musim hujan tiba. Sehingga akibat kendala cuaca tersebut biasa yang kami mengalami penurunan produksi hingga 50 persen” kata salah seorang pembuat batu bata.
Salah satu cara masyarakat Kalipucang dalam mempertahankan penghasilannya, terlebih dalam mengolah sumber daya alam mereka agar tetap eksis, maka harus sabar dan tahu apa yang diiginkan konsumen. Dimaksudkan juga agar dapat menghindari eksploitasi masyarakat baru yang memanfaatkan sumber daya yang telah ada secara penuh. Seperti halnya barang produk batu bata juga mempunyai kekurangan atau kendala yang beraneka ragam. Misal pelanggan yang selalu complain atau minta diberi stok barang tapi membayarnya nanti di waktu lain. Hal tersebut kita harus cermati dan tidak boleh gegabah. Kita wajib memaksimalkan kinerja kita dengan selalu mengingatkan dan tidak malu dalam menarik/menagih. Hal sekecil itu juga menentukan jalan atau tidaknya bisnis, tergantung sikap-sikap konsumen.
Adapun hal-hal selama ini dalam mengahadapi konsumen :
- Siap menerima komplain baik dalam segi ucapan atau tindakan, karena ini banyak hal-hal yang selalu menjadi kendala dalam masalah produksi.
- Permintaan harus selalu tepat waktu dan tidak menunggu lama dalam mentransfer/mengirimi biaya kepada konsumen. Pada waktu sekarang masyarakat selalu menginginkan sesuatu dengan kwalitas baik.
- Ramah dan sopan kepada pelanggan tidak pernah membeda-bedakan siapa saja yang membeli. Kita harus menghargai dan memberikan waktu yang lebih kepada setiap pelanggan kita. Tidak ada rasa jengkel dan marah kepada pelanggan yang selalu memberikan komplain.
- Melayani pelanggan dengan baik.
- Memberikan keamanan kepada pelanggan dan rasa nyaman ,sehingga pelanggan selalu percaya. Karena suatu kepercayaan hal yang palinh utama dalam menjalani usaha.
Secara khusus, untuk mengatasi kendala atau masalah yang ada, masyarakat setempat sudah mempunyai rencana tersendiri yaitu dengan melakukan hal-hal yang membuat usaha ini lebih berkembang dan tidak akan mengalami kegagalan/bangkrut. Adapun hal itu :
- Aku akan mengurusi usaha ini dengan mengurus perizinan, kewajiban pajak serta retribusi usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga bila ada pemeriksaan dari petugas maka telah mengantongi izin usaha.
- Toko dan pabrik usaha kita harus mempunyai tempat usaha yang cukup strategis diantara fasilitas umum, atau lainnya yang terpenting dapat mendukung usaha ini.
- Kita harus mempunyai usaha lain selain pengahasil batu bata,missal kita akan memproduksi genting/atap rumah yang disebabkan bahan yang digunakan sama.
- Mempunyai karyawan yang mengerti keutamaan kwalitas barang kita, yakni mengerti kemauan pelanggan/pemakai batu bata.
BAB III
PENUTUP
Hasil dari usaha produksi batu bata ini adalah batu bata merah sebagai bahan untuk pembuatan dinding bangunan, yang tingkat kekuatan dan kesejukannya dalam pembuatan rumah sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu bata pres. Banyak wirausahawan baru yang mencoba untuk menggeluti bisnis batu bata ini. Namun ternyata para wirausahawan batu bata ini hanya mampu bertahan dalam hitungan bulan saja, karena mereka tidak mampu menghadapi berbagai kendala saat menjalani usaha batu bata. Liku-liku dalam pemasaran ada yang menyenangkan ada juga yang menyusahkan sepertihalnya pada waktu jemput bola. Dalam pemasaran usaha banyak terjadi kata-kata yang menyakitkan dari sebagian konsumen. Tapi hal itu wajar dalam dunia bisnis tergantung sebagai wirausaha harus menyikapi dengan positif dan tidak buruk sangka. Seperti halnya masyarakat yang bergotong-royong dalam rangka mewarisi dan memanfaatkan
Peran pemerintapun tidak kalah pentingnya, justru ketika pemerintah memperhatikan hal tersebut secara seksama dan sungguh, maka itu akan memperkaya khazanah kawasan atau wilayah pemanfaatan sumber daya alam masyarakat Kalipucang, Welahan, Jepara.
DAFTAR PUSTAKA
Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta
ITB. 2004. Ekosistem sebagai lingkungan hidup manusia. Diakses pada 11 April 2010.
Artikel dapat diunduh disini
:thumbup
Oke makasiihhh….
untuk postingan ini, saya langsung tertuju pada ‘rumusan masalah’ dan ‘tujuan’, hanya masalah penataan nomor. hehe
kemudian secara tampilan blog, bagus.. namun secara pribadi, saya kurang suka ‘Tulisan’ baik berupa link atau lainnya yang dominan warna biru. saran saya, diubah hitam sepertinya lebih elegan. hehe
terima kasih.. 😀
Baik kakak, untuk link saya perbaiki di bawah, kemudian rumusan masalah dan tujuan saya rapikan.