Materi Sosiologi SMA KELAS X : Individu, kelompok dan hubungan sosial

Pengertian Individu

Individu berasal dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (Gerungan, 1981) atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan (Lysen, 1981). Individu yang dimaksud adalah insan (manusia), Aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti kemampuan-kemampuan Vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan Sensitif (bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan Intelektif (kecerdasan).

Pengertian Kelompok Sosial

Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono Soekanto (1982 : 111) mengemukakan beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :

  1. Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
  2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok.
  3. Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang merupakan unsur  pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.
  4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku. Mac Iver (1961 : 213) Kelompok sosial adalah : “Kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan untuk tolong menolong”.
  1. Hubungan social, adanya sebuah interaksi sosial diantara masyarakat.

Pengertian Interaksi Sosial

Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau konsep-konsep. Jadi, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian. Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yang bermacammacam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari masyarakat, yaitu prosesproses tingkah laku yang dikaitkan dengan struktur sosial. Interaksi sosial ini dapat terjadi di pasar, di ladang, dalam rapat, atau di mana saja karena memang di dalam interaksi sosial, lokasi terjadinya tidak penting.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan suatu proses fundamental dalam masyarakat. Tipe-tipe interaksi itu sangat mempengaruhi ciri-ciri masyarakat, tetapi interaksi itu juga dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang ada di masyarakat.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa kontak sosial dan komunikasi.

  1. Kontak sosial memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
    1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negative.
    2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder.
  1. Komunikasi

Lima unsur pokok dalam komunikasi

  1. Komunikator
  2. Komunikan
  3. Pesan
  4. Media
  5. Efek

Ciri-ciri interaksi sosial sebagai berikut :

  1. Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain.
  2. Adanya kontak sosial dan komunikasi.
  3. Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan.
  4. Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
  5. Pola interaksi sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan yang nyata, efektivitas, efisiensi, penyesuaian diri pada kebenaran, penyesuaian pada norma, tidak memaksa mental, dan fisik.

Tujuan dan Dasar-dasar Interaksi Sosial

Proses interaksi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya melalui tatap muka langsung. Secara tidak langsung dapat melalui sarana-sarana komunikasi misalnya surat, radiogram, telepon, dan interlokal.

Tujuan dari interaksi sosial sebagai berikut.

  1. Untuk menjalin hubungan persahabatan.
  2. Untuk menjalin hubungan dalam bidang perdagangan.
  3. Untuk melaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan.
  4. Untuk membicarakan dan merundingkan sesuatu masalah yang timbul.
  5. Untuk meniru kebudayaan orang lain yang lebih maju dan lain-lain.

Dasar Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasari oleh faktor-faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah atau dalam keadaan yang bergabung.

  1. Faktor Imitasi dapat mendorong seseorang untuk memusuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, tetapi juga bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, sebab yang ditiru mungkin tindakan-tindakan yang menyimpang.
  2. Faktor Sugesti, ini berlangsung kalau seseorang memberi sesuatu pandangan yang berasal dari dirinya, yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti, dapat juga terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi.
  3. Faktor Identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun dengan disengaja.
  4. Faktor Simpati, yaitu suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.

Pentingnya Kontak Sosial dan Komunikasi Dalam Interaksi Sosial

  1. Kontak Sosial merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial tersebut dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
  2. Antara orang-perorangan, misalnya kalau anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga.
  3. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya antara partai politik dengan anggotanya.
  4. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, misalnya dua buah kontraktor saling kerja sama memborong bangunan.

Suatu kontak dapat juga bersifat primer atau sekunder.

  1. Kontak primer terjadi kalau yang mengadakan hubungan langsung
    berhadapan dan bertemu muka dengan berjabatan tangan, saling
    tersenyum, dan lain-lain.
  2. Kontak sekunder terjadi kalau disertai perantara.
  3. Komunikasi

Komunikasi terjadi kalau seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak dan komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuji terhadap suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing yang sempurna terjadi, kalau ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Adanya kehidupan terasing dikarenakan secara badaniah mereka memang diasingkan dari hubungan dengan orang lain. Padahal perkembangan jiwa seseorang banyak ditentukan oleh pergaulan dengan orang lain. Apabila seorang anak sejak kecil diasingkan dari pergaulan
dengan orang dan berdekatan dengan hewan, misalnya berada di hutan, berakibat kelakuannya mirip dengan hewan. Anak tersebut tak dapat berbicara, perkembangan jiwanya jauh terbelakang. Terasingnya seseorang menurut Drs. Achmad dapat disebabkan:

  1. karena pengaruh dan perbedaan ras atau suku,
  2. adanya perbedaan tingkat kebudayaan,
  3. daerahnya sangat terpencil jauh dari kehidupan
  4. pada masyarakat yang berkasta di mana gerak vertikal sangat sulit, dan
  5. adanya cacat indera, syaraf, lumpuh yang terpaksa mengurung di rumah atau pengasingan.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Hubungan antara Keteraturan Sosial dan Interaksi Sosial
Keteraturan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan oleh setiap warga. Menurut proses terbentuknya, keteraturan sosial terjadi melalui tahap-tahap berikut.

  1. Tertib sosial (social order)
  2. Order
  3. Keajegan
  4. Pola

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Menurut Gillin, interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis proses sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Proses asosiatif mengarah pada persatuan atau integrasi sosial. Proses Sosial yang Bersifat Asosiatif meliputi bentuk-bentuk antara lain :

  1. Kerja sama didefinisikan sebagai usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila seseorang menyadari dirinya mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama dengan orang lain. Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki lima bentuk :
  1. Kerukunan atau gotong royong
  2. Bargaining
  3. Kooptasi
  4. Koalisi
  5. Joint venture

Selain itu beberapa ahli juga membagi kerja sama dalam beberapa bentuk berikut:

  1. Kerja sama spontan (kerja sama serta merta)
  2. Kerja sama langsung (hasil dari perintah atasan atau penguasa)
  3. Kerja sama kontrak (kerja sama atas dasar tertentu)
  4. Kerja sama tradisional (kerjasama sebagai bagian antarunsur dalam sistem sosial.
    1. Akomodasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan sebagai proses. Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi antarindividu atau antarkelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
      Akomodasi sebagai sebuah proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu:
    2. Koersi
    3. Kompromi
    4. Arbitrase
    5. Mediasi
    6. Konsiliasi
    7. Toleransi
    8. Stalemate
    9. Ajudikasi
    10. Segregasi
    11. Eliminasi
    12. Subjugation atau domination
    13. Keputusan mayoritas
    14. Minority consent
    15. Konversi
    16. Gencatan senjata,
    17. Asimilasi merupakan usaha mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.
    18. Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing.

Sebaliknya, proses disosiatif, yang disebut juga proses oposisi, cara melawan seseorang atau sekelompok orang demi meraih tujuan tertentu. Proses sosial yang Bersifat Disosiatif. Proses sosial disosiatif atau oposisi dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu :

  1. Persaingan adalah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu ciri dari persaingan adalah perjuangan yang dilakukan secara damai dan sportif (fair play).
  2. Kontravensi pada hakikatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi cenderung bersifat rahasia.
  3. Pertentangan atau konflik adalah perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.

Status dan peran seseorang mempengaruhi cara atau bentuk interaksi sosialnya.

Menurut Ralf Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga macam status:

  1. Ascribed status
  2. Achieved status.
  3. Assigned

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Peran adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peran tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran.

Daftar Pustaka

https://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id/2015/02/materi-sosiologi-kelas-x-bab-2-hubungan.html

blog.unnes.ac.id/frieda

blog.unnes.ac.id/imas

Horton, Paul.B dan Chester L. Hunt. 2010. Sosiologi Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: