Kalkulus Lanjut – Integral Tak Wajar

Posted by: Amelia Octaviasari in Uncategorized No Comments »

Hai kawan, hari ini saya akan membagi power point tentang integral tak wajar, semoga bermanfaat ya 🙂

#Click here to download

Presentasi Integral Tak Wajar dan Pengenalan Deret fix

Kunci Latihan soal

Skripsi Konservasi#2

Posted by: Amelia Octaviasari in Uncategorized No Comments »

Berbicara tentang konservasi, apa yang pertama kali muncul dalam benar Anda?

Lingkungan yang banyak pohonnya kah? Lingkungan yang bebas polusi kah? Atau lingkungan yang hijau, bebas polusi (bersih), dan nyaman untuk disinggahi?

Menurut Departemen Kehutanan Indonesia, konservasi berarti upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan, masa depan. Dari pengertian di atas jelas bahwa konservasi merupakan upaya masyarakat untuk mempertahankan kelestarian masyarakat, tetapi tetap memperhatikan kebutuhan saat ini maupun kebutuhan generasi mendatang.

Seperti yang kita tahu, konservasi dapat kita wujudkan tidak hanya dengan menanam pohon saja, tetapi menggunakan sumber daya yang ada dengan bijak merupakan salah satu upaya konservasi. Lalu bagaimana jika upaya konservasi diterapkan pada pembuatan tugas akhir, apakah bisa?

Sebagai tugas akhir, terutama bagi mahasiswa, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, merupakan tugas akhir yang sangat wajib dibuat oleh mahasiswa dan sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa itu sendiri. Penyususnan skripsi sendiri juga berbeda-beda di setiap universitas. Namun, pernahkah kita berfikir bahwa penyusunan skripsi atau tesis atau disertasi yang hanya didasari dengan keindahan saja merupakan tindakan yang tidak konservasi?

Dalam penyusunan tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi, kita tahu bahwa mahasiswa selalu menggunakan satu halaman saja pada setiap lembarnya dalam penyusunan tugas akhirnya, dan beberapa mahasiswa juga menambahkan kertas warna sebagai pembeda setiap bab pada tugas akhir tersebut. Namun, bukankah hal semacam itu merupakan tindakan yang tidak konservasi?

Sebagai universitas konservasi sekaligus sebagai rumah ilmu, Unnes masih menerapkan sistem yang sama dalam pembuatan tugas akhirnya, yaitu menggunakan satu halaman pada setiap lembarnya. Akan lebih menghemat sumber daya alam yang ada jika Unnes mulai menerapkan prinsip konservasinya yang terdapat dalam ke tujuh pilar konservasi, yaitu paperless, dalam pembuatan tugas akhirnya. Yaitu dengan memanfaatkan ke dua sisi kertas dalam pembuatan tugas akhirnya, dan tidak menggunakan kertas warna sebagai pembatas bab, karena hal tersebut dirasa kurang efektif dan hanya membuang-buang kertas saja (pemanfaat kertas yang berlebihan).

Dengan penerapan konservasi pada tugas akhir, tentunya memberikan banyak keuntungan bagi berbagai pihak. Selain dapat menghemat dana yang dikeluarkan untuk mencetaknya, tetapi secara tidak langsung juga melakukan penghematan dalam penggunaan kertas, sehingga secara tidak langsung pula, kita juga menghabat proses penebangan pohon. Jika program ini berhasil dilaksanakan, maka proses menghambat penebangan pohon itu pasti akan berhasil. Dalam selang waktu proses yang menghambat penebangan pohon itu, dapat kita manfaatkan dengan melakukan rotasi tanaman yang ada di lingkungan sekitar terlebih dahulu, seperti mengganti tanaman yang sudah tua dan hampir tumbang dengan bibit baru dengan jenis yang sama dengan tanaman sebelumnya, mengadakan penanaman kembali pada tanah yang sudah gundul dengan bibit tanaman yang disesuaikan dengan lingkungannya, melindungi tanaman muda agar dapat tumbuh dengan baik, dan masih banyak lagi.

Upaya tersebut tentunya sangat efektif untuk menghambat penebangan liar yang masih merajalela di Indonesia ini. Selain tetap memenuhi kewajiban mahasiswa untuk memenuhi persyaratan kelulusan dengan mengerjakan tugas akhir, mahasiswa tersebut juga menerapkan prinsip konservasi kedalam pembuatannya. Dengan demikian Unnes yang sudah mendapatkan slogan sebagai universitas konservasi, juga dapat disebut sebagai “Rumah Ilmu yang Berbasis Konservasi dan Bereputasi”, karena di dalamnya, Unnes sendiri telah menerapkan ke tujuh pilar konservasi, yang tidak hanya diterapkan pada lingkungan di sekitar Unnes saja, tetapi juga pada tugas akhirnya, yang juga termasuk sebagai bidang akademik. Jadi, sebagai mahasiswa Unnes dapat melaksanakan kewajibannya dalam pembuatan tugas akhir dan juga meneraapkan nilai-nilai konservasinya pada tugas akhirya tersebut, sebagai perwujudan membangun Unnes sebagai rumah ilmu yang konservatif bereputasi.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Varians – Pengantar Probabilitas

Posted by: Amelia Octaviasari in Uncategorized No Comments »

Hai kawan, bagaimana kebar kalian? Semoga sehat selalu ya.. 🙂

Hari ini, saya akan berbagi materi “Varians” pada Matakuliah Pengantar Probabilitaskawan, semoga bermanfaat ya 🙂

#Click here to download file “Varians

Arigatou gozaimasu 🙂

Selamat berkunjung kembali 🙂

Sebagai salah satu kampus hijau yang ada di Indonesia, Unnes sering kali disebut sebagai “Universitas Konservasi”. Dimana semua aktivitas dan penataan ruangnya telah diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi dan layak disebut sebagai kampus konservasi. Semua itu telah tercakup dalam tujuh pilar konservasi. Penataan bangunan dan taman yang sesuai membuat Unnes menjadi rumah ilmu yang nyaman untuk disinggahi dan dijadikan tempat untuk menuntut ilmu. Meskipun saat ini di beberapa tempat di wilayah Unnes sedang dalam proses pembangunan, akan tetapi itu tidak begitu berpengaruh terhadap keindahan dan kenyamanan proses pembelajaran di dalam kampus itu sendiri. Selain itu ketersediaan transportasi internal yang ramah lingkungan cukup menunjang untuk memberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses pembelajaran.

Tak hanya terkenal sebagai kampus hijau saja, sejak dahulu Unnes sudah terkenal sebagai universitas kependidikan, dimana sebagian besar wisudawannya adalah calon-calon guru yang berkompeten dibidangnya. Dalam upaya membangun Unnes sebagai “Rumah Ilmu”, diperlukan inovasi-inovasi dalam proses pelaksanaannya. Sebagai contoh adalah inovasi dalam proses pembelajarannya. Saya mengambil contoh pembelajaran pada jurusan Matematika. Selama ini, mahasiswa jurusan Matematika dalam proses pembelajarannya lebih banyak pembelajaran dalam hal penguasaan materi dari pada penerapannya. Praktik dalam jurusan matematika, terutama pada prodi pendidikan matematika, hanya berpusat pada bagaimana cara menyampaikan materi kepada siswa dan bagaimana cara membuat alat peraga yang sesuai untuk digunakan dalam penyampaian materi kepada siswa.

Tak sedikit mahasiswa itu sendiri benar-benar memahami fungsi daripada materi yang telah mereka pelajari selama ini. Mereka tahu, akan tetapi itu hanya berdasar pada apa yang tertulis di buku atau yang ada pada internet saja. Begitu pula saat mahasiswa mencari masalah kontekstual yang berhubungan dengan suatu materi. Mereka cenderung mencari contohnya di internet dari pada terjun langsung untuk mencari di dunia nyata. Akibatnya ketika ada sebuah materi yang tidak mereka mengerti dan mereka kesulitan dalam mencari contoh permasalahan kontekstualnya, mahasiswa tersebut akan merasa stress dan merasa malas untuk mengerjakan tugas yang bersangkutan dengan materi tersebut.

Untuk menghindari permasalahan-permasalahan sepele yang tidak terduga, di perlukannya inovasi pada proses pembelajarannya. Seperti halnya “One Day for Math Contextual Problem” dimana mahasiswa jurusan matematika diberikan kesempatan untuk mencari berbagai hal yang berhubungan dengan materi yang sedang mereka pelajari, seperti membuat masalah kontekstual dari apa yang mereka lihat. Untuk langkah awalnya dapat dilakukan di area sekitar kampus. Program ini akan lebih mudah diibaratkan sebagai inovasi pembelajaran berbasis konservasi, dimana mahasiswa dapat menerapkan secara langsung nilai-nilai konservasi yang ada.

Materi pembelajarannya itu sendiri kita dapat mengambil contoh pos satpam, dari pos satpam, mahasiswa akan melihat bangun apa saja yang membentuk bangunan tersebut atau jika ingin mengecat bangunan tersebut memerlukan biaya berapakah dalam proses pengecatannya, berapa peluang yang dimiliki oleh kampus dalam hal pengeluaran biaya yang sedikit tetapi mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengecatan tersebut, dan masih banyak masalah kontekstual lainnya.

Praktik langsung seperti itu terkadang sangat membantu siswa dalam memahami suatu materi. Hal itu dikarenakan sesuka apapun mahasiswa jurusan matematika suka terhadap Pelajaran Matematika, pasti ada suatu materi dimana mereka tak sepenuhnya bisa menguasai materi tersebut. Oleh karena itu inovasi pembelajaran ini dirasa cukup membantu mahasiswa untuk benar-benar mengerti materi yang sedang mereka pelajari dan apa penerapannya dalam dunia nyata. Sehingga jika suatu saat ada yang bertanya apa kegunaan dari materi yang mereka pelajari mereka dalam menjelaskannya dengan mudah dan jelas dan tentunya sangat berguna saat mereka telah memasuki dunia kerja, terutama pada prodi pendidikan matematika.

Sangat jelas bahwa inovasi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan agar mahasiswa dapat menyerap materi dengan maksimal dengan tidak hanya mendengarkan dan melihat saat dosen mengajar maupun rangkaian materi yang disajikan dan ditampilkan pada slide presentasi. Pastilah akan merasa bosan dan minat belajarnya pun menjadi berkurang jika hanya mendengar dan melihat materi yang disampaikan oleh dosen atau membaca slide materi saja. Dan inovasi seperti ini tentunya akan berguna tak hanya pada perguruan tinggi saja, tetapi pada semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu dalam upaya mewujudkan Unnes sebagai “Rumah Ilmu yang Konservatif” diperlukan inovasi-inovasi baru, seperti halnya inovasi pada proses pembelajarannya, dengan tujuan agar mahasiswa dapat benar-benar memahami apa yang mereka pelajari dan apa gunanya pada kehidupan nyata. Selain itu inovasi berbasis konservasi seperti yang telah dicontohkan di atas, dapat membentuk suasana pembelajaran baru dimana nilai-nilai konservasi dapat diterapkan secara langsung oleh mahasiswa itu sendiri.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini  adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Geometri

Posted by: Amelia Octaviasari in Uncategorized No Comments »

Selamat sore kawan 🙂

Hari ini, saya ingin mengajakmu untuk mengulas sedikit hal tentang geometri.

Kita tahu bahwa tak sedikit dari kita yang beranggapan bahwa pelajaraan geometri itu merupakan pelajaran yang cukup sulit dipahami secara normal. Mengapa? karena kita perlu mengimajinasikan permasalahan yang di berikan kepada kita agar kita dapat memahami maksud dari pertanyaan tersebut, dan tentunya untuk membantu kita dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Untuk menguji pemahaman kita secara awam, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan.

  1. Apa yang kamu ketahui tentang bangun persegi?
  2. Termasuk apakah kertas lipat itu?

Cobalah fikirkan ke dua pertayaan di atas terlebih dahulu.

Sekarang saya akan mengajakmu untuk menyelesaikan ke dua permasalahan di atas. Untuk pertayaan yang pertama, “Apa yang kamu ketahui tentang bangun persegi?”. pastilah yang ada di fikiran kita adalah sebuah bangun yang berbentuk seperti gambar di bawah ini

persegi

Bila kita menerjemahkan bangun persegi dalam sebuah kalimat maka kita akan mengatakan bahwa persegi merupakan sebuah bangun datar segi empat yang ke empat sisinya memiliki panjang yang sama dan ke empat sudut yang saling berhadapan sama besar. Namun, taukah kamu, bangun persegi di atas, bukanlah bangun persegi yang sesungguhnya, melainkan “gambar bangun persegi panjang”. Karena pada dasarnya bangun persegi merupakan bangun yang “abstrak”. sedangkan yang kita lihat selama ini adalah “gambar bangun persegi” atau “model bangun persegi”.  Untuk membedakan antara “gambar bangun persegi” dan “model bangun persegi” sangatlah mudah. Jika bangun persegi itu hanya dapat kita lihat, dan tergambar di atas suatu benda (kertas, papan tulis, dan lain-lain), maka itu di sebut dengan “gambar bangun persegi”, sedangkan sesuatu dapat dikatakan sebagai “model bangun persegi”, jika sesuatu tersebut berbentuk bangun persegi panjang dan kita dapat menyentuhnya (bersifat nyata). Salah satu contohnya adalah kertas lipat (sekaligus untuk menjawab pertanyaan nomor 2). Untuk kertas lipat itu sendiri, kita pastikan kita dapat menyentuhnya dan kita tahu bahwa benda tersebut berbentuk persegi. Jadi kertas lipat itu disebut dengan contoh model bangun persegi. Pemahaman semacam itu berlaku untuk semua bangun yang ada di dunia ini, baik itu bangun datar maupun bangun ruang.

Uraian di atas hanya untuk memberikan kejelasan mendasar dari suatu bangun dan pemilihan kata yang tepat dalam menyebutnya.

Nah, kali ini saya selain berbagi penjelasan di atas, saya juga ingin berbagi ilmu tentang geometri ruang. Yang ingin saya fokuskan di sini adalah cara untuk membuat bangun yang stereometris dengan beberapa ketentuan yang telah di tentukan. Untuk lebih mudahnya akan dijelaskan dalam file berikut ini tugas kelompok stereometri.

Pahami dan jangan takut untuk mencoba menggunakan ketentuan yang lain ya, selamat mencoba dan semoga file tersebut dapat membantu 🙂

Semangat!!

Welcome to my blog..

Hope it is useful and let’s enjoyed 🙂

Skip to toolbar