Desa Jatinegara merupakan salah satu desa yang terletak di daerah Kabupaten Tegal, sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa Mereng, Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang. Antara kabupaten Tegal dengan Kabupaten Pemalang dipisahkan oleh Sungai Rambut, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Lebakwangi.
Saat ini Desa Jatinegara berada pada golongan desa Swasembada yang mana memiliki potensi fisik maupun non fisik yang baik. Desa ini memiliki sumber daya manusia dan keuangan yang memadahi sehingga menunjang desa untuk dapat berkembang dengan sangat baik. Kehidupan di Desa Jatinegarapun sudah modern dan hampir mirip dengan daerah perkotaan, desa ini juga sudah memiliki sarana prasarana yang sudah maju dan sumber mata pencaharian yang beragam. Hal ini disebabkan karena Desa Jatinegara berlokasi di kota kecamatan serta berada dijalur alternatif antara Kabupaten Tegal dengan Kabupaten Pemalang yang mana memungkinkan arus modernisasi dari luar dapat masuk ke desa ini dengan mudah.
A. Struktur Pemerintahan Desa Jatinegara Tahun 2014
1. Kepala Desa : Ibnul Aziz, S.Ag
2. Sekertaris Desa : Khanali
3. Bendahara : Elmi Fakih Riyanto
4. Kasi Pemerintahan : Faturrohman
5. Kasi Kes.Rakyat : Alwiudin
6. Kasi Pembangunan : Umaedah
7. Kasi Umum : Hartawan Wijayanto
8. Trantib : Agus Budi Prasetia
Desa Jatinegara memiliki banyak lahan pertanian dan perkebunan yang menyebar disekitar perumahan penduduk desa, model perumahan penduduk Desa Jatinegara adalah mengelompok dimana di sekitar perumahan mereka dikelilingi persawahan dan perkebunan milik masyarakat desa.
B. Stratifikasi yang ada di Desa Jatinegara
Factor yang mempengaruhi stratifikasi di desa ini adalah pendidikan, kekayaan, kekuasaan, dan keturunan. Meskipun faktor stratifikasi yang paling dominan adalah kekayaan, namun tidak menutup kemungkinan factor lain juga mempengaruhi kenaikan kelas atau paling tidak dihargai oleh masyarakat, dan faktor tersebut adalah kekuasaan dan pendidikan.
Dari sisi pendidikan, seseorang yang memiliki ilmu lebih dan didapatkannya melalui proses pendidikan tentu saja memiliki pengetahuan dan daya kreativitas yang tinggi dari pada yang lainnya, sehingga ia dipercaya sebagai pemimpin dalam proses pembangunan desa atau forum diskusi. Maka orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi menjadi pusat perhatian masyarakat.
Dari faktor kekuasaan tentu juga menjadi landasan untuk naik kelas, hal ini dapat dilihat dari salah satu tokoh masyarakat yang menjadi anggota DPRD. Awalnya dia adalah golongan masyarakat biasa yang memiliki kedudukan sama dengan yang lainnya. Namun, karena ia dapat mendapat keberhasilan dalam pendidikan dan ekonomi, kemudian bisa menjadi anggota DPRD yang otomatis kelas sosialnya menjadi meningkat dari golongan kelas bawah menjadi golongan kelas atas.
C. Mobilitas sosial
Mobilitas sosial dapat dilihat dari kegiatan penduduk menekuni profesinya. Dalam masayarakat Jatinegara kegiatan perekonomian yang ditekuni masyarakat sekarang dianggap mampu memperbaiki kondisi perekonomian sebelumnya. Banyak masyarakat yang memiliki obsesi untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya, terutama taraf hidup keturunannya. Maka dari itu mulai banyak warga yang menyekolahkan anaknya sampai pada pendidikan perguruan tinggi. Selain itu, banyak pengusaha kecil yang mulai meminjam modal ke koperasi dan bank untuk menambah modal, hal ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk meningkatkan penghasilan usahanya. Kehidupan masyarakat desa beraneka ragam, mulai dari pengusaha kecil sampai pengusaha besar, pemilik lahan dan penggarap, dan lain-lain.
Jenis-jenis mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Jatinegara :
a. Mobilitas Sosial Vertikal Naik
Salah satu contoh mibilitas sosial vertikal yang terjadi dalam masyarakat Desa Jatinegara adalah yang dialami oleh salah satu anggota DPRD, orang tuanya merupakan petani yang tekun menggeluti profesinya sehingga dapata menyekolahkan anaknya ke tingkat pendidikan sarjana yang mana hal tersebut mengantarkan anaknya menjadi anggota DPRD seperti sekarang ini. Selain itu banyak pengusaha kecil yang mulai meminjam modal untuk meningkatkan usaha mereka dengan harapan usaha semakin meningkat dan juga penghasilan meningkat, jika mereka sukses menekuni profesi mereka maka harapannya adalah status mereka dimasyarakat juga meningkat.
b. Mobilitas Sosial Vertikal Turun
Merupakan turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah. Contoh yang terjadi pada mayarakat Jatinegara adalah terdapat salah satu pengusaha yang terbelit hutang bank yang diharapkan dapat membantu meningkatkan modal dan penghasilan justru akhirnya menjadi kendala dan usahanyapun bangkrut, hal ini berdampak pada keluarganya yang sekarang anak-anaknya putus sekolah dan harus ikut mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
c. Mobilitas Sosial Horisontal
Mobilitas horizontal yaitu berpindahnya individu dari satu kelompok ke kelompok lain tapi masih pada strata yang sama. Hal tersebut terjadi pada warga desa Jatinegara yang mana orang tuanya hanyalah pengusaha kecil yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikaan yang lebih tinggi, sehingga anak tersebut juga memiliki nasib yang sama seperti orang tuanya yang juga ikut serta menekuni usaha orang tuanya tersebut.
D. Pranata Sosial di Desa Jatinegara
Pranata sosial merupakan suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang terpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Di dalam Masyarakat Jatinegara terdapat beberapa pranata sosial diantaranya adalah pranata keluarga, pranata pendidikan, pranata agama, dan pranata politik.
Pranata keluarga disana sama seperti pranata keluarga pada umumnya yang teridri dari ayah, ibu, dan anak, pranata ini termasuk dalam sosialisasi primer dimana pranata ini membentuk sikap dasar dan kepribadian anak.
Pranata pendidikan yang ada di masyarakat Jatinegara mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP )Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Pranata ini memberi pedoman pada masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku dan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Terdapat juga pendidikan nonformal meliputi kursus dan pelatihan khusus yang difokuskan pada ibu-ibu rumah tangga, adapun ketrampilan yang diajarkan seperti menjahit, memasak, menyulam, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan sebagai bekal para ibu rumah tangga untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Pranata agama, berfungsi sebagai pedoman masyarakat dalam bertingkah laku, dilingkungan sekitar desa Jatinegara dibangun Masjid, mushola, diadakan pengajian rutin setiap hari, dan lain-lain. Pada masyarakat desa Jatinegara sebagian besar beragama Islam, selain Islam juga terdapat agama Kristen yang dianut beberapa orang saja. Anak-anak pula mendapatkan pendidikan Al-Quran di TPQ dan Madrasah Diniyyah Awaliyah.
Pranata hukum, penyelesaian masalah diserahkan kepada pihak yang berwajib seperti kepolisian. Namun cara penyelesaian paling utama yang dilakukan adalah dengan musyawarah dengan cara mediasi oleh pamong desa. Dengan demikian apabila terdapat salah satu warga yang melanggar norma maka akan secara otomatis dikucilkan di lingkungan masyarakat.
Pranata politik, pranata politik disana meliputi berbagai macam partai politik. Selain itu dalam pemilihan kepala daerah menggunakan sistem yang demokratis, meskipun terdapat sistem politik uang, yaitu member uang kepada masyarakat agar memilih seseorang untuk menjadi pejabatsebelum pemilu dilaksanakan.
E. Interaksi Sosial
Interaksi adalah hubungan antar individu, kelompok, atau individu dengan kelompok. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memiliki dua syarat, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Di masyarakat Jatinegarapun juga melakukan hal ini, karena kita tahu apabila suatu masyarakat tidak melalui hal ini maka tidak akan terjadi interaksi sosial dalam masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat beberapa bentuk-bentuk interaksi, antara lain assosiatif atau kerja sama, akomodasi, dan proses disosiatif (persaingan, konflik, kontravensi). Dalam masyarakat Jatinegara juga tidak jauh dari hal ini namun didalam masyarakat ini tidak sampai menimbulkan konflik. Dan interaksi dalam masyarakat Jatinegara mulai luntur, hal ini karena kesibukan masing-masing individu. Ada interaksi secara langsung seperti dalam jual beli.
Interaksi dalam bentuk akomodasi juga dilakukan oleh masyarakat Jatinegara, seperti mereka bekerja sama mengumpulkan dana pada setiap RT untuk membangun pos-pos keamanan lingkingan, dalam pembangunan pos juga dilakukan secara gotong royong. Masyarakat disinipun masih menjunjung solidaritas, terbukti apabila ada salah satu warga yang sakit maka tetangga dan juga warga desa akan secara otomatis untuk menjenguk.
F. Norma sosial
Dalam teori, norma merupakan wujud konkrit dari nilai-nilai yang dianut masyarakat tertentu, yang mana nilai tersebut dianggap penting dan harus dihormati. Dalam kehidupan masyarakat Desa Jatinegara memegang teguh beberapa norma, yaitu norma agama, norma kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Selama ini belum ada pelanggaran besar yang dilakukan oleh warga Jatinegara, misalkan ada sistem pemberian sanksi secara bertahap mulai dari sanksi ringan sampai sanksi yang berat. Sanksi ringan meliputi cemooh, pengucilan, sanksi berat berupa pengusiran dari tempat tinggal.
Masyarakat Jatinegara masih mengenal tata karma, sehingga selalu menyambut hangat setiap orang yang datang ke kampungnya, tetapi kebanyakan dari mereka jika tidak disapa terlebih dahulu maka tidak akan menyapa, begitu sebaliknya jika disapa terlebih dahulu maka akan menyambut sapaan dengan hangat.
G. Kelompok Sosial
Kelompok sosial muncul secara sendirinya karena adanya interaksi dan sosialisasi dalam suatu masyarakat, dan kelompok sosial ini keberadaannya telah umum. Kelompok social yang berkembang adalah kelompok primer atau Gemeinschaf, dimana interaksinya masih kuat dan intim. Terdapat beberapa kelompok social seperti PKK, arisan ibu-ibu, paguyuban tukang, paguyuban supir, dan lain-lain.
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Terapan
Dosen Pengampu Dr. Trhywati Arsal, M.Si
Disusun Oleh : Anisa Aulia Azmi (3401413014)
Comments