Pendidikan merupakan kebutuhan di era sekarang ini namun kurang meratanya pendidikan di Indonesia merupakan salah satu persoalan pendidikan yang tak kunjung selesai dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Terutama daerah – daerah terluar dan terdepan yang seolah-olah dianak tirikan, Minimnya guru dan kuarangnya fasilitas atau sarana prasarana pendukung pendidikan merupakan polemik utama yang harus segera diselesaikan.
Sebalikmya dengan pendidikan diperkotaan yang didikung sarana dan prasarana yang mendukung namun banyak lingkungan sosial mereka yang tak kondusif bagi proses perkembangan anak yang cenderung gemar meniru apa yang dilakukan oleh orang yang lebih dewasa dibandingkan dirinya, terutama kebiasaan buruk dalam berbicara dan berperilaku seperti yang terjadi di Gunusari Jomblang kecamatan Candisari kabupaten Semarang. Di pinggiran kota semarang ini juga banyak anak-anak yang turun kejalan untuk mencari uang, kebanyakan diatara mereka memilih untuk berjualan makanan dan minuman ringan dengan harga yang lebih mahal dari harga sebenarnya agar mendapat keuntungan yang lebih. Karena keuntungan yang cukup banyak bagi mereka inilah yang menjadiakn mereka betah dan rela berjualan di jalanan meski panas dan merampas jatah bermain meraka yang pada hakikatnya hak adalah belajar dan bermain.
Dalam kasus ini lingkungan sekitar dan kebudayaan sangat berperan penting terhadap perilaku yang terjadi pada anak-anak yang hidup di pinggiran kota semarang ini. Banyak diantara anak-anak ini yang sering berkata kotor ketika berbicara dengan teman sebaya dan kakak yang usianya sedikit diatas mereka. Tak banyak penduduk yang peduli atau bahkan untuk sekedar mengerti keadaan mereka yang jika boleh memilih mereka akan memilih untuk bermain dan belajar dengan teman-teman mereka di sekitar rumah. Karena banyak diantara mereka yang bercita-cita tinggi seperti kanaya yang bercita-cita menjadi dosen, dan temannya yang bernama agustien agnez mayasari yang bercita-cita menjadi polwan. Selain itu masih banyak lagi diantara mereka yang mempunyai cita-cita tinggi.
Dalam hal ini ada beberapa orang yang peduli terhadap anak-anak di pinggiran kota semarang, mereka tergabung dalam yayasan setara semarang. Yayasan setara ini bergerak dalam menegakkan hak-hak anak yang terampas karena harus bekerja atau dipekerjakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang serba kekurangan. Dalam yayasan setara ada bebrapa kegiatan seperti yang dilakukan rutin tiap harinya diberbagai pinggiran kota semarang, kegiatan ini dilakukan di beberapa sekolah SD dan di desa pinggiran kota semarang seperti gunung sari jomblang dan delik rejo. Kegiatan setara bertujuan agar anak tidak bekerja setelah pulang sekolah dan menjauhkan anak-anak dari lingkungan mereka yang kurang kondusif bagi perkembangan diri mereka.
5 comments
Lompat ke formulir komentar
apakah ada kebijakan dari pemerintah yang berkaitan dengan kasus yang ada di atas mas?
bagaimana dengan peran pemerintah?
sangat menarik
sangat menginspirasi 🙂
bisa disertakan dokumentasinya