Materi Ajar Sosiologi Kelas XI (Materi Pokok Pertama) : Pembentukan Kelompok Sosial

pembentukan-kelompok-sosial

Kelompok Sosial

Sebagai makhluk sosial manusia juga akan cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan. Interaksi tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, tetapi juga bisa terjadi antara satu individu dengan kelompok individu, atau antara kelompok individu dengan kelompok individu lain. Sebelum  kita memahami pengertian kelompok sosial dan faktor pembentuk kelompok sosial, kita perlu memahami terlebih dahulu konsep dari kelompok sosial.

Bierstedt menggunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu ada tidaknya organisasi, hubungan sosial diantara anggota kelompok, dan kesadaran jenis. Berdasarkan ketiga kriteria tersebut bierstedt kemudian membedakan empat jenis kelompok, yaitu: kelompok-kelompok statistik (statistical group), kelompok kemasyarakatan (societal group), kelompok sosial (social group), dan kelompok asosiasi (associational group) (Sunarto 2004: 126). Kelompok statistik merupakan kelompok yang tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut diatas, kelompok yang tidak merupakan organisasi, tidak ada hubungan sosial antara anggota, dan tidak ada kesadaran jenis. Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang hanya memenuhi satu persyaratan, yaitu kesadaran akan persamaan diantara mereka. Didalam kelompok jenis ini belum ada kontak dan komunikasi diantara anggota, dan juga belum ada organisasi. Kelompok sosial merupakan kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Misalnya kelompok teman, kerabat, dan sebagainya. Kelompok asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi ketiga kriteria tersebut diatas. Dalam kelompok ini para anggotanya mempunyai kesadaran jenis, dan menurut bierstedt dalam kelompok ini juga dijumpai persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.

Selanjutnya, Robert K. Merton salah seorang sosiolog yang banyak menulis mengenai konsep kelompok. Dalam salah satu tulisannya merton mendefinisikan konsep kelompok sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan. Merton menyebutkan tiga kriteria objektif bagi suatu kelompok. Pertama, kelompok ditandai oleh sering terjadinya interaksi. Kedua, pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka sebagai anggota. Ketiga, pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.

Konsep lain yang diajukan pula oleh merton ialah konsep kategori sosial (social categories). Kategori sosial adalah suatu himpunan peran yang mempunyai ciri sama seperti jenis kelamin atau usia. Antara pendukung peran tersebut tidak terdapat interaksi.

       Setelah kita memahami konsep dari kelompok sosial tersebut, kita perlu memahami pula apa sih yang di maksud kelompok sosial? Menurut Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Lebih lanjut soerjono soekanto mengatakan suatu himpunan manusia bisa dikatakan sebagai kelompok sosial manakala memenuhi persyaratan berikut ini:

  1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia bagian dari kelompok tersebut.
  2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
  3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, ideologi politik yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, dan lain-lain.
  4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
  5. Bersistem dan berproses

            Jadi, kelompok sosial dapat kita pahami sebagai sekumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi sehingga tumbuh rasa kebersamaan dan rasa memiliki. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat itu sendiri. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku anggotanya.

            Dalam membentuk kelompok sosial, manusia didorong oleh beberapa faktor-faktor, diantaranya yaitu:

Faktor-faktor pendorong timbulnya kelompok sosial.

  • Dorongan untuk mempertahankan hidup.
  • Dorongan untuk meneruskan keturunan.
  • Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

Dasar pembentukan kelompok sosial.

  • Kesatuan genealogis atau faktor keturunan.
  • Kesatuan religious.
  • Kesatuan teritorial (community).
  • Kesatuan kepentingan (associaty).

Klasifikasi Kelompok Sosial

Durkheim : Salah seorang ahli sosiologi awal yang secara rinci membahas perbedaan dalam pengelompok. Ia membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik, dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organik. Seorang anak, misalnya, dengan cepat dapat melakukan apa yang dilakukan ayahnya seperti berburu, berladang atau bertani.

Tonnies : Tokoh sosiologi klasik lain-lain ini dari Jerman yang juga mengutas secara rinci perbedaan pengelompokkan dalam masyarakat. Ia mengadakan pembedaan antara dua jenis kelompok, yang dinamakannya Gemeinschaft dan Gesellschaft. Disini Gemeinschaft digambarnya sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif, suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir, misalnya menggambarkan ikatan pernikahan sebagai suatu “Gemeinschaft of life.” Ia pun berbicara mengenai suatu Gesellschaft di bidang ilmu atau perdagangan.

Cooley : Masalah perubahan dalam kualitas pengelompokan pun menarik perhatian ahli sosiologi dari Amerika. Pada tahun 1909 Charles Horton Cooley memperkenalkan konsep primary group, yang  sebagai kelompok yang di tandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim, Menurutnya ruang lingkup terpenting dari kelompok primer ini adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, dan rukun warga serta komunitas pada orang dewasa.

Sumner : Suatu klasifikasi lain, yaitu pembedaan antara in-group dan out-group. Sumner mengemukakan bahwa” masyarakat primitif,” yang merupakan kelompok kecil yang tersedar di suatu wilayah, muncul diferensiasi antara kelompok kita (we-group) atau kelompok dalam (in-group) dengan orang lain: kelompok orang lain (other-group) atau kelompok luar (out-groups). Sebagai contoh antara lain mengacu pada orang Yuhudi yang menganggap semua orang biadab.

Merton : Robert K. Merton memusatkan perhatiannya pada kenyataan bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok tidak berarti bahwa seseorang akan menjadikan kelompoknya menjadi acuan bgi cara bersikap, menilai maupun bretindak. Kadang-kadang perilaku seseorang tidak mengacu pada kelompok yang di dalamnya ia menjadi anggota, melainkan pada kelompok lain.

Parsons : Seorang tokoh sosiologi modern, memperkenalkan perangkat variabel pola (pattern variables) yang oleh banyak ahli sosiologi sering dianggap sebagai salah satu sumbangan teoritisnya yang terpenting.

Geertz : Suatu klasifikasi yang digali Geertz dari masyarakat Jawa (khususnya masyarakat suatu  ialah kota di jawa Timur serta daerah pedasaan di sekitarnya) ialah pembedaan antara kaum abangan, santri dan priayi.

Daftar Rujukan :

Soekanto, soerjono. 2007.Sosiologi; suatu pengantar. Jakarta: Pt. raja grafindo persada.

Sunarto, kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi ;(edisi revisi), Jakarta: lembaga penerbit : fakultas ekonomi universitas Indonesia.

Geertz, Clifford. 1989. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: