RUMAH KOMPOS UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS KONSERVASI BEREPUTASI

RUMAH KOMPOS UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS KONSERVASI BEREPUTASI

Sampah organik diyakini sebagai penyumbang terbesar meningkatnya akumulasi sampah yang ada di kampus. Hal ini terjadinya karena banyaknya pepohonan yang ada dikampus, sehingga setiap hari banyak sekali dedaunan yang berjatuhan. Hal ini menyebabkan semakin terbatasnya lahan yang tersedia sebagai tempat pembuangan sampah maka perlu dilakukan upaya-upaya mengurangi sampah organik tersebut. Salah satu upaya mengurangi sampah tersebut yaitu mendirikan rumah kompos agar dapat mengolah sampah organik dengan metode pengomposan.
Rumah kompos ini nantinya dijadikan sebagai tempat membuat kompos. Pengomposan yang dilakukan di rumah kompos untuk mengelolaan sampah organik, yang berprinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan non-organik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme berupa bakteri, jamur, juga insekta dan cacing. Sistem pengomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain menghasilkan produk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia dan terdiri dari bahan baku alami. Selain itu memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal. Unsur hara dalam pupuk kompos ini juga bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan serta dapat mengembalikan unsur hara dalam tanah sehingga tanah akan kembali produktif.
Klasifikasi pengomposan berdasarkan ketersediaan oksigen yang diperlukan pada proses pembuatannya dapat dikelompokkan menjadi aerobik (bila dalam prosesnya menggunakan oksigen/udara) dan anaerobik (bila dalam prosesnya tidak memerlukan adanya oksigen). Pengomposan aerobik lebih banyak dipilih karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat, serta temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing sehingga kompos yang dihasilkan lebih higienis
Rumah kompos ini menggunakan metode pembuatan kompos yang paling sederhana kita ambil dengan menggunakan komposter sederhana yang relatif sangat mudah dibuat. Kita dapat memanfaatkan gentong atau drum plastik bekas wadah cat untuk digunakan sebagai wadah pembuatan kompos. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan kompos yang sangat mudah dilakukan, yaitu :
1. Sediakan drum atau sejenisnya.
2. Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah.
3. Tanam drum dengan kedalaman sekitar 10 meter dari permukaan tanah.
4. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
5. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos.
6. Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama 3 bulan.
7. Keluarkan isi drum dan angin-anginkan selama 2 minggu. Kompos sudah dapat digunakan.
Kualitas kompos yang dihasilkan tergantung pada kandungan-kandungan yang ada dalam kompos tersebut. Kualitas kompos juga tergantung pada material-material lain yang dicampurkan dalam materi organik tersebut. Apabila kompos terbuat dari bahan baku sampah organik, maka pemilahan harus dilakukan secara ketat sehingga bahan-bahan yang merugikan terhadap kualitas pupuk kompos dapat dihindari. Ciri-ciri kompos yang yang berkualitas baik antara lain tidak berbau (bau tanah), warna coklat kehitaman, PH netral, rasio karbon/nitrogen: 15 – 20, kadar air kompos ± 30 % serta bebas bakteri patogen.
Berbeda dengan produk dari sampah anorganik, pupuk kompos yang merupakan hasil pengolahan dari sampah organik, kualitasnya relatif dapat dikontrol. Namun demikian, pupuk kompos pun tidak dapat disamakan dengan pupuk kimia. Secara jangka pendek, pupuk kimia akan kelihatan menguntungkan, namun dalam jangka panjang akan merusak unsur hara dalam tanah. Berbeda dengan pupuk kompos, justru akan memperkaya unsur hara dalam tanaman.

#1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: