Pengertian dan Macam-Macam Konjungsi dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Pengertian dan Macam-Macam Konjungsi dalam Kalimat Bahasa Indonesia

 
Pengertian dan Macam-Macam Konjungsi dalam Kalimat Bahasa Indonesia – Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar kalimat, dan konjungs antar paragraf.

Jenis-Jenis Konjungsi

Berdasarkan fungsinya konjungsi dikelompokan ke dalam tiga bentuk, diantaranya adalah:
1. Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa adalah kata hubung yang mengubungkan dua buah klausa atau lebih. Ada tiga macam konjungsi antara klausa, yaitu, korelatif, subordinatif, dan koordinatif.
A. Konjungsi korelatif
konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara.
Macam-macam konjungsi korelatif:
baik … maupun …
tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
bukan hanya …, melainkan …
(se)demikian (rupa) … sehingga…
apa(kah) … atau …
entah … entah …
jangankan…,…pun… .
Contoh:
Baik Riski maupun Nasar keduanya adalah anak yang baik.
Budi bukan hanya pelukis yang handal, tetapi juga sebagai seniman yang cerdas.
Jangankan uang segudang, sepeser pun aku tak punya.
Aku tidak tahu harus berbuat apa entah pergi saja entah datang menemuinya.
Dia menghias bunga itu sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah.
B. Konjungsi subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang tidak sama (bertingkat).
Macam-macam konjungsi subordinatif:
…..sebelum…
jika…., maka….
…agar….
Meskipun/bagaimanapun….. , …..
dan lain-lain.
Contoh:
Ani telah pergi ke Jakarta sebelum Budi datang menyusulnya.
Meskipun dia miskin, dia sangat dermawan kepada setiap orang.
Saya giat belajar agar tidak menjadi anak yang malas.
Jika aku memliki banyak uang, aku akan pergi ke luar negeri.
Meskipun dia sangat nakal, bagaimanapun juga orang tuanya tetap menyayanginya.
c. Konjungsi koordnatif
Konjungsi ini sama seperti korelatif yaitu menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana.
Macam-macam konjungsi koordinatif
…. dan …
… tetapi …
… atau …
Contoh:
Andi membeli buku dan baju di toko itu.
Aku ingin pergi tetapi tidak diijinkan oleh ayahku.
Kau boleh datang bersamaku tau bersama Indri.
 2. Konjungsi antar kalimat
Konjungsi antar kalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain sehingga kalimat menjadi logis.
Macam-macam konjungsi antar kalimat:
Menyatakan konsekuensi/akibat:
Dengan demikian, akibatnya, konsekuensinya.
Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu:
Biarpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, Meskipun demikian/begitu
Menyatakan suatu kebalikan dari pernyataan sebelumnya:
Sebaliknya, berbeda dengan
Menyatakan peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya:
Kemudian, sesudah/setelah itu, selanjutnya
Menyatakan keadaan yang sebenarnya terjadi:
Bahwasanya, sebenarnya , sesungguhnya
Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya:
Bahkan, Tak hanya itu, malahan
Mempertentangkan keadaan sebelumnya:
Sayangnya, Akan tetapi, namun, kecuali
Oleh karena konjungsi ini merupakan penghubung antar kalimat, maka konjungsi-konjungsi tersebut diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
Andi suka sekali menolong orang banyak. Akibatnya dia menjadi popular di kalangan wanita.
Pertama-tama kita harus membuat kerangka. Setelah itu kita mulai mendesignnya.
Dewi alergi terhadap buah durian. Bahkan dia akan muntah jika mencium baunya.
Shinta adalah gadis yang sangat cantik. Sayangnya sikapnya tidak seperti rupa wajahnya.
Dia hidup dengan sangat sederhana. Sebenarnya dia adalah anak orang kaya.
Kakak Budi orang yang sangat pintar. Sebaliknya Budi adalah anak yang bodoh.
3. Konjungsi antar paragraf
Konjungsi antar paragraf adalah kata-kata penghubung yang menghubungkan antar paragraf. Konjungsi ini berguna untuk menjadikan suatu paragrag unity, coherent, dan sistematis.
Macam-macam konjungsi antar paragraf:
Terlebih lagi
Disamping…..
Tak hanya sebagai …
Oleh karena itu…
Berdasarkan …
Contoh:
Burung adalah hewan yang sangat banyak ditemui. Hampir di semua tempat di dunia ini bisa kita jumpai berbagai macam burung seperti di dalam hutan, perkotaan. Bahkan ada juga di padang pasir. Hal ini karena daya adaptasi burung yang sangat bagus terhadap lingkungannya.
Selain itu, burung juga memiliki tingkat reproduksi yang baik. Pada umumnya setiap induk burung mampu menghasilkan 4 atau lebih telur dalam sekali bereproduksi.
Terlebih lagi, burung juga sangat berguna bagi manusia seperti menjadi hewan peliharaan, bahan makanan, dan lain-lain. tak heran burung sering dikembangbiakan oleh manusia.
Oleh karena itu, populasi burung di dunia ini tetap terjaga dan sulit untuk punah. Hal tersebut mungkin terjadi karena daya adapatasinya yang tinggi, reproduksinya yang cepat, dan juga dikembangbakan oleh manusia.
sumber:https://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-macam-macam-konjungsi-dalam-kalimat-bahasa-indonesia.html

Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem Pencernaan Pada Manusia

 sumber:https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2012/10/sistem-pencernaan-pada-manusia-materi_25.html

setiap-makanan-yang-kita-makan-akan-[1]

Salah satu ciri makhluk hidup adalah memerlukan makanan. Makanan yang telah dimakan akan diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi, komponen penyusun sel dan jaringan, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu sistem kompleks dalam tubuh adalah sistem pencernaan. Nah, apa sajakah bagian-bagian dari sistem pencernaan pada manusia? Langsung saja kita simak selengkapnya…..

1. Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1.1. Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

1.2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

1.3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.

1.4. Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

1.5. Penyingkiran

Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.

2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:

2.1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

3. Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia

Bagian-Bagian-Sistem-Pencernaan-Pada[1]
  1. Kelenjar ludah
  2. Parotis
  3. Submandibularis (bawah rahang)
  4. Sublingualis (bawah lidah)
  5. Rongga mulut
  6. Amandel
  7. Lidah
  8. Esofagus
  9. Pankreas
  10. Lambung
  11. Saluran pankreas
  12. Hati
  13. Kantung empedu
  14. duodenum
  15. Saluran empedu
  16. Kolon
  17. Kolon transversum
  18. Kolon ascenden
  19. Kolon descenden
  20. Ileum
  21. Sekum
  22. Appendiks/Umbai cacing
  23. Rektum/Poros usus
  24. Anus

4. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:

  • Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
  • Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
  • HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
  • Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:

  1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
  2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

5. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:

5.1. Gastritis

Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

5.2. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.

5.3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.

5.4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.

5.5. Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.

5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.

5.7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.

5.8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.

5.9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.

5.10. Malnutrisi (kurang gizi)

Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

6. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia

Terdapat 6 organ utama dalam sistem pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Berikut adalah 6 organ pencernaan manusia beserta bagian-bagiannya.

6.1. Mulut

Mulut adalah pintu masuk makanan. Di dalam mulut terdapat lidah, rongga mulut, kelenjar ludah, dan gigi. Jadi fungsi mulut bermacam-macam yaitu menghancurkan makanan, mencerna makanan, mengecap rasa makanan, dan membantu menelan makanan. Di dalam mulut terjadi pencernaan mekanis (dengan gigi dan lidah) dan pencernaan kimiawi (dengan ludah yang mengandung enzim ptialin). Berikut adalah gambar anatomi mulut beserta bagian-bagiannya:
gambar anatomi mulut
Mulut terdiri dari:
  1. Langit-langit
  2. Gigi
  3. Gusi
  4. Tulang langit-langit
  5. Pembuluh darah dan saraf langit-langit
  6. Amandel
  7. Lidah
  8. Anak lidah

6.2. Kerongkongan

Kerongkongan adalah penghubung antara mulut dan lambung. Kerongkongan disebut juga esofagus. Kerongkongan berbentuk tabung dan terdapat otot. Otot pada kerongkongan berfungsi untuk membawa makanan dari mulut ke lambung dengan menggunakan gerak peristaltik. Berikut adalah gambar anatomi kerongkongan beserta bagian-bagiannya:
kerongkongan
Kerongkongan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
  1. Bagian superior yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.
  2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot polos.
  3. Bagian inferior yang terdiri dari otot polos.

6.3. Lambung

Lambung adalah organ pencernaan yang berfungsi untuk mencerna berbagai zat-zat makanan. Letak lambung berada di bawah sekat rongga badan. Di dalam lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan menggunakan enzim pepsin, enzim renin, enzim lipase, dan asam lambung (HCl). Berikut adalah gambar anatomi lambung beserta bagian-bagiannya:
lambung
Lambung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kardiak, fundus, dan pilorus. Di ujung bagian atas lambung yang berbatasan dengan kerongkongan terdapat sfingter yang berfungsi untuk menjaga makanan agar tidak keluar dari lambung dan dimuntahkan kembali. Sedangkan di bagian bawah yang berbatasan dengan usus dua belas jari disebut sfingter pilorus.

6.4. Usus Halus

Usus halus adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Disini juga terjadi proses pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim tripsin, enzim disakarase, enzim erepsin, dan enzim lipase. Sari-sari makanan diserap melalui jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Seluruh sari makanan kecuali asam lemak dan gliserol diangkut melalui vena porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa. Berikut adalah gambar anatomi usus halus beserta bagian-bagiannya:
usus halus
Di usus halus juga terdapat duodendum (usus dua belas jari), jejunum, dan ileum.

6.5. Usus Besar

Usus besar adalah usus yang terbesar. Fungsi usus besar adalah untuk memilah kembali hasil pencernaan. Disini terjadi penyerapan air dengan jumlah yang terbesar daripada organ lain dan terjadi proses pembusukan sisa-sisa makanan dengan bantuan bakteri. Berikut adalah gambar anatomi usus besar beserta bagian-bagiannya:
usus besar
Struktur usus besar terdiri dari:
  1. Usus buntu
  2. Kolon asedens (kolon naik)
  3. Kolon transversum (kolon datar)
  4. Kolon desendens (kolon turun)
  5. Rektum. Tempat menyimpan feses sebelum dikeluarkan melalui anus.

6.6. Anus

Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar tubuh. Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi (buang air besar). Berikut adalah gambar anatomi anus beserta bagian-bagiannya:
gambar anatomi anus
Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah untuk membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk menyimpan feses sementara waktu.

Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia

Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.

1. Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar :
a. lamina panistalis di sebelah luar
b. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.

Bagian-bagian jantung

 

Gambar: Bagian-bagian jantung

Jantung memiliki katup atrioventikuler (valvula bikuspidal) yang terdapat di antara serambi dan bilik jantung yang berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi selama sistol dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang berfungsi mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama diastole.

2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.

Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.

Macam-macam Pembuluh Darah

Pembuluh darah terbagi menjadi :

A. Pembuluh darah arteri
1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
4. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung
5. Terdiri atas :
5.1 Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
5.2 Arteriol yaitu percabangan arteri
5.3 Kapiler :
a. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
b. Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal
6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
6.1 Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
6.2 Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
6.3 Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis

B. Pembuluh Balik (Vena)
1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari :
5.1. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.
5.2. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
5.3. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.

Diagram alur peredaran darah manusia
Gambar: Diagram alur peredaran darah manusia

Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari :

1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.

Peredaran darah panjang/besar/sistemik

2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal

Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.

Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
a. Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
b. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.

Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.

Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah

Kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah antara lain:
1. Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid (lemak)
2. Anemia yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah
3. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah di betis
4. Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur
5. Ambolus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
6. Trombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak .
7. Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku (diturunkan secara hereditas)
8. Leukemia (kanker darah ) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara tidak terkendali.
9. Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
10. Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen pembentuk hemoglobin yang bersifat menurun.
11. Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi akibat arteriosklerosis

 

sumber:https://www.pintarbiologi.com/2014/12/sistem-peredaran-darah-manusia.html

Materi Sistem Gerak pada Manusia (Rangka, Tulang, Otot dan Persendian)

Materi Sistem Gerak pada Manusia (Rangka, Tulang, Otot dan Persendian)

Sistem Gerak pada Manusia – Di dalam melakukan aktifitas sehari-hari pastinya kita melakukan banyak gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk bergerak tentunya dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia untuk melakukannya. di dalam biologi, kerjasama organ-organ tersebut dikenal dengan sistem gerak. sistem gerak meliputi tulang/rangka, otot, serta sendi-sendi. Khusus untuk materi kali ini Gudang Biologi akan mengupas tuntas mengenai sistem gerak pada manusia, yuk mari langsung saja kita amati bersama penjelasannya berikut ini:

Sistem Gerak pada Manusia

Tulang/rangka

Tulang memiliki fungsi utama sebagai alat gerak pasif. artinya tulang hanya bisa bekerja/bergerak apabila ada bantuan dari otot.
Tulang atau rangka pada manusia tergolong ke dalam alat gerak pasif dikarenakan tulang hanya akan bisa bergerak apabila ada aktifitas yang terjadi pada otot. tulang sendiri terbentuk oleh kandungan kalsium yang berbentuk garam yang merekat erat dengan bantuan kalogen. di dalam masa perkembangannya, bentuk tulang dapat berubah atau mengalami kelainan apabila ada gangguan yang dibawa sejak lahir seperti adanya infeksi penyakit, faktor nutrisi dan gizi, ataupun posisi tubuh yang salah. tulang yang satu dengan yang lain biasanya terhubung oleh sendi-sendi. Materi mengenai persendian akan kita bahas setelah pembahasan mengenai tulang berikut ini:

Fungsi Rangka pada Manusia

Kerangka pada tubuh manusia memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:
  • Penegak tubuh
  • Pembentuk tubuh
  • Tempat Melekatnya otot
  • Tempat terjadinya proses pembentukan sel darah merah
  • Alat gerak pasif
Kerangka pada manusia dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu: Bagian tengkorak, Bagian badan, serta Bagian anggota gerak.

Bagian Tengkorak

Bagian tengkorak pada sistem gerak manusia tersusun atas tulang-tulang pipih yang menjadi tempat terjadinya proses pembentukan sel-sel darah merah dan putih. Bagian tengkorak pada manusia terdiri dari:
Sistem Gerak pada Manusia
Source: Google Images
Masing-masing tulang tersebut berjumlah 2 buah kecuali tulang lidah, tulang tengkorak, dan tulang dahi (1 buah)

Bagian Badan

Bagian rangka badan pada manusia dipisahkan ke dalam 5 kelompok yaitu Ruas-ruas tulang belakang, Tulang rusuk,  Tulang dada,   Gelang bahu, dan Gelang panggul seperti dapat dilihat di dalam gambar berikut ini:
Sistem Gerak pada Manusia
Source: Google Images

Bagian Anggota gerak

Bagian ini juga terbagi lagi ke dalam 2 bagian yaitu anggota gerak atas dan bawah:

Anggota gerak atas

Anggota gerak ini terdapat pada tangan kanan dan tangan kiri, terdiri dari:
Sistem Gerak pada Manusia
Source: Google Images

Anggota Gerak Bawah

Untuk anggota gerak bawah tentunya merupakan rangka penyusun kaki kanan dan kiri yang terdiri dari:
Sistem Gerak pada Manusia
Source: Google Images

Jenis-jenis Tulang

Brdasarkan kepada jenisnya, tulang yang terdapat di dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Tulang Rawan

Tulang rawan merupakan tulang yang disusun oleh sel-sel tulang rawan. Tulang ini bersifat lentur karena terdapat ruang pada aantar sel tulang rawan. Tulang ini mengandung zat kapur dan zat perekat. Diantara contoh tulang rawan adalah ujung tulang rusuk, hidung, telinga, trakea, laring, bronkus, dan di antara ruas-ruas tulang belakang.

Tulang Keras

Seperti namanya, tulang keras memiliki tekstur yang lebih padat dan bersifat keras daripada tulang rawan. Jenis tulang ini disusun oleh osteoblas (sel pembentuk tulang). Terdapat banyak zat kapur diantara sel tulang keras dengan sedikit zat perekat. itulah yang membuat jenis tulang ini menjadi keras. Di dalam tulang keras kita dapat menjumpai saluran havers. di dalam saluran havers ini terdapat pembuluh-pembuluh darah. Diantara contoh tulang keras adalah: tulang kering, tulang lengan, dan tulang selangka.

Bentuk Tulang

Tulang dibedakan menjadi 3 macam jika didasarkan kepada bentuknya, yaitu:

Tulang Pipa

Bentuk tulang ini panjang dan bulat dengan rongga di tengahnya seperti pipa. contoh tulang pipa adalah tulang jari tangan, tulang paha, dan tulang lengan atas.

Tulang Pipih

Bentuk tulang ini gepeng atau pipih. contohnya adalah tulang dada, tulang belikat,dan tulang rusuk.

Tulang Pendek

Tulang yang berbentuk bulat dan pendek. contohnya adalah: ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan kaki, dan tulang pergelangan tangan. Tulang pipih memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya proses pembentukan sel darah merah dan putih.

Kelainan pada Tulang

Berikut ini adalah eberapa contoh kelainan pada tulang :
Skoliosis
Merupakan kelainan pada tulang punggung yang mengakibatkan posisinya menjadi membengkok ke samping kanan atau kiri. hal ini bisa terjadi karena terlau sering mengangkat beban pada salah satu bahu atau lengan. atau juga bisa disebabkan oleh kebiasaan duduk dengan posisi yang miring sehingga beban tubuh bertumpu pada salah satu lengan.
Kifosis
Merupakan kelainan tulang punggung terlalu membengkok kearah belakang, kelainan ini biasanya dikarenakan oleh kebiasaan duduk dengan posisi yang terlalu membungkuk atau sering memanggul beban yang berat dengan menggunakan punggung.
Lordosis
Kebalikan dari kifosis yaitu kelainan tulang punggung yang terlalu membengkok ke depan, posisi duduk dengan membusungkan dada bisa menjadi penyebab dari kelainan ini.
Polio
kelainan ini disebabkan oleh adanya infaksi virus polio, penderitanya akan mengalami kondisi tulang yang kian lama kian mengecil sehingga berujung pada kelumpuhan.
Rakhitis
Kelainan yang terjadi akibat kekurangan asupan  vitamin D, sehingga tulang kakinya berbentuk menyerupai huruf  X atau O.

Persendian

Seperti kalian ketahui, ada banyak sekali tulang yang menyusun rangka pada tubuh manusia. masing-masing tulang tersebut tentu saling berhubungan. setidaknya ada 200 tulang yang posisinya saling berhubungan di dalam tubuh manusia. Hubungan yang terdapat diantara 2 tulang itulah yang disebut sebagai sendi ataupun artikulasi. Di dalam sistem gerak pada manusia, persendian memiliki fungsi serta peranan yang amat penting di dalam proses terjadinya aktivitas ataupun gerakan.

Macam-macam Sendi

Berdasarkan kepada sifat pergerakannya, sendi dibedakan kedalam 3 macam, yaitu:

Sendi Mati (Sinartrosis)

Sendi yang tidak mempunyai celah sendi sehingga tidak mungkin terjadi pergerakan pada sendi tersebut. Contoh dari sendi mati adalah sendi-sendi yang menghubungkan antar tulang pada bagian tengkorak.

Sendi Kaku (Amfiartrosis)

Sendi yang dapat digerakkan namun terbatas. contohnya adlah sendi pada ruas tulang belakang, sendi pada pergelangan tangan, serta sendi pada tulang dada.

Sendi Gerak (Diartrosis)

Sendi yang dapat digerakkan secara bebas. Sendi gerak dibedakan menjadi:

Sendi engsel

Seperti engsel pada pintu, sendi ini memungkinkan pergerakan tulang pada satu arah. contoh sendi engsel adalah sendi pada lutut dan siku.

Sendi Pelana

Pada sendi peana, salah satu tulang dapat digerakkan menuju dua arah. contohnya adalah sendi yang menghubungkan ruas jari dengan telapak tangan.

Sendi Geser

Sendi ini memungkinkan terjadinya gerakan pergeseran pada tulang. contohnya adalah sendi-sendi pada ruas tulang belakang.

Sendi Putar

Pada jenis sendi ini, salah satu tulang dapat bergerak karena memiliki poros pada tulang yang lain. contohnya adalah sendi yang menghubungkan tulang hasta dan tulang pengumpil.

Sendi Peluru

Pada sendi ini salah satu tulang berbentuk bonggol sehingga tulang itu dapat bergerak ke segala arah. contohnya adalah sendi yang menghubungkan tulang lengan dengan tulang gelang bahu serta tulang paha dan tulang gelang panggul.

Otot

Otot merupakan jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia yang fungsinya adalah sebagai alat gerak aktif untuk membantu tulang agar bisa bergerak. Tanpa adanya otot, tubuh manusia tidak akan bisa bergerak karena ototlah yang bisa membuat tulang bergerak.

Jenis-jenis Otot

berdasarkan jenisnya, otot dibedakan menjadi 3, yaitu:

Otot Polos

merupakan jaringan yang terbentuk oleh sel-sel otot yang bentuknya seperti gelondong dimana dibagian ujungnya cenderung meruncing.

Otot Jantung

Otot yang terletak pada dinding jantung.

Otot Lurik

biasa disebut juga sebagai otot rangka karena otot ini biasanya melekat pada rangka. disebut lurik karena bila dilihat dengan menggunakan mikroskop akan tampak terlihat garis gelap terang pada serabut otot ini.

Gerak dan Kerja Otot

Otot bergerak secara kontraksi dan relaksasi. Ketika otot berkontraksi maka ukurannya akan memendek menjadi keras dan akan membentuk gelembung pada bagian tengah. dengan adanya kontraksi pada otot maka tulang akan tertarik. untuk mengembalikan tulang tersebut pada posisi awal maka dibutuhkan relaksasi. artinya harus ada otot lain yang berkontraksi agar bisa menarik tulang itu kembali ke posisi awal. jadi untuk bisa menggerakan tulang setidaknya dibutuhkan kerjasama dari dua macam otot dengan cara kerja yang berbeda.
Dengan berdasarkan kepada cara kerjanya, maka otot dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu otot sinergis dan otot antagonis.

Gerak Sinergis

Merupakan gerak selaras dari dua otot atau lebih. Pada gerak sinergis, otot-otot tersebut akan berkontraksi dan berelaksasi secara bersamaan. contohnya adalah gerakan pada otot punggung dan leher.

Gerak Antagonis

Gerak berlawanan antara dua atau lebih otot untuk menggerakan pada suatu bagian tubuh. contohnya adalah ketika lengan bawah terangkat maka otot bisep akan berelaksasi sementara otot trisep melakukan relaksasi.

Kelainan pada Otot

Berikut adalah beberapa cntoh kelainan yang dapat terjadi pada otot manusia:
Tetanus
Kelainan pada otot yang disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga kondisi otot terus menegang.
Atrofi
Kondisi otot yang mengecil biasanya beriringan dengan adanya infeksi virus polio, karena tidak digerakkan maka otot akan menyusut dan mengecil.
Kram
Kejang otot dikarenakan aktifitas otot berlebih. biasanya terjadi pada atlit olahraga.
Terkilir
Kelainan otot karena terjadinya kesalahan pada gerak otot sinergis yang bekerja justru berlawanan arah.
sumber:https://www.gudangbiologi.com/2015/06/materi-sistem-gerak-pada-manusia.html

Sifat, ciri-ciri dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

Sifat, ciri-ciri dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

1. Jaringan Tumbuhan

Berdasarkan sifatnya, jaringan tumbuhan terbagi menjadi 2 macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen.

A. Jaringan mersitem

Jaringan yang terdiri atas kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan lain. Ciri-ciri penyusun jaringan meristem adalah sebagai berikut:

1. Aktif membelah dan belum mengalami diferensiasi

2. Berukuran kecil dan berdinding tipis

3. Nukleus dan vakuola kecil, mengandung banyak sitoplasma.

4. Berbentuk kuboid atau prismatik.

Berdasarkan asal pembentukannya, ada 3 macam jaringan meristem:

1. Promeristem : Jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam bentuk embrio.

2. Meristem primer: Jaringan meristem pada tumbuhan dewasa dan masih membelah diri. Jaringan ini membuat tumbuhan bertambah tinggi.

3. Meristem sekunder: Jaringan mersitem yang berasal dari meristem primer yang mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Contoh: kambium

Menurut letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal, interkalar, dan lateral.

 

meristem blog bio

1. Meristem apikal: Meristem yang terletak diujung akar dan batang dan menghasilkan pemanjangan pada akar dan batang. Dalam proses pemanjangan, akan dihasilkan tunas apikal yang akan berkembang menjadi cabang samping.

2. Meristem interkalar: Jaringan yang terletak diantara meristem primer dan dewasa. Pertumbuhan jaringan ini menyebabkan pertumbuhan bunga.

3. Meristem Lateral: Meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder, meristem ini disebut juga sebagai kambium. Ada 2 macam kambium yang akan muncul, yakni kambium vaskuler dan kambium gabus. Kambium vaskuler berperan dalam penebalan sementara kambium gabus berperan sebagai lapisan pelindung.

B. Jaringan Permanen

Jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sudah tidak membelah dan telah mengalami diferensiasi.

i. Jaringan Pelindung (Epidermis)

EPIDERMIS TISSUE

Jaringan epidermis

Berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari lingkungan luar yang merugikan.

Jaringan epidermis pada tumbuhan umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terdiri atas sel-sel hidup

2. Berbentuk persegi panjang

3. Sel-selnya rapat dan tidak memiliki ruang antar sel

4. Tidak memiliki klorofil

5. Dinding sel epidermis bagian dalam mengalami penebalan, sementara dinding sel bagian dalam tetap tipis.

6. Mengalami modifikasi menjadi stomata, trikomata, spina, velamen, sel kipas, dan sel kersik.

ii. Jaringan Dasar (Parenkim)

Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang terletak hampir di seluruh bagian tumbuhan. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut:

1. Sel bersegi banyak

2. Dinding sel tipis dan memiliki vakuola besar untuk menyimpan cadangan makanan.

3. Letak inti mendekati dasar sel.

4. Mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi 4 macam:

1. Parenkim asimilasi: Tempat pembuatan makanan melalui fotosintesis.

2. Parenkim penimbun: Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan karena memiliki vakuola yang besar.

3. Parenkim air: Jaringan parenkim yang mampu menyimpan air.

4. Parenkim udara (aerenkim): Jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara.

5. Parenkim penutup luka: Memiliki kemampuan regenerasi dengan cara menjadi embrional kembali.

iii. Jaringan Penyokong

Untuk memperkuat tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenkim dan skelerenkim.

Jaringan Kolenkim:

Penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terletak di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Dinding selnya mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa.

Jaringan Sklerenkim:

Jaringan yang hanya terdapat pada tumbuhan yang tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terdiri atas sel-sel mati dan emmiliki dinding sel yang sangat tebal karena mengandung lignin. Ada yang berbentuk benang panjang dan ada pula yang kecil tidak beraturan.

iv. Jaringan Pengangkut

Xylem-and-Phloem

Jaringan yang mengangkut air dan unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan menjadi xilem dan floem.

Xilem: Mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun. Xilem terdiri atas unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem.

Floem: Mengangkut dan mengedarkan zat-zat hasil makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Floem terdiri atas unsur-unsur kibral.

  2. Jaringan Hewan

Jaringan utama penyusun organ tubuh hewan adalah jaringan epitelium, ikat biasa, kartilago, tulang sejati, darah, limfa, otot, lemak, dan saraf.

A. Jaringan Epitelium

Jenis-jenis jaringan epitelium

Jenis-jenis jaringan epitelium

Jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Jaringan ini berfungsi untuk mengikat jaringan dengan bagian yang ada dibawahnya dan melaksanakan fungsi absorpsi dan proteksi.

Jenis-jenis jaringan epitelium berdasarkan struktur:

1. Epitelium pipih: Berbentuk pipih, inti bulat dan terletak ditengah

  • Epitelum pipih selapis: Tersusun atas selapis sel-sel berbentuk pipih yang berfungsi untuk osmosis, difusi, filtrasi, dan sekresi. Epitelium ini terletak pada pembuluh limfe, darah kapiler, alveolus, dan selaput pembungkus jantung.
  • Epitelium pipih berlapis banyak:  Tersusun atas berlapis-lapis sel berbentuk pipih yang berfungsi sebagai pelindung. Epitelium ini terletak pada rongga mulut, hidung,esofagus, telapak kaki, dan vagina.

2. Epitelium silindris (batang): Seperti batang, inti bulat dan terletak pada bagian dasar sel.

  • Epitelium silindris selapis: Tersusun atas sel berbentuk batang dan rapat. Berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan pada usus halus.
  • Epitelium silindris berlapis banyak: Tersusun atas sel berbentuk batang yang berlapis-lapis. Berfungsi sebagai pelindung dan untuk sekresi. Epitelium ini terdapat pada faring, laring, trakea, dan kelenjar ludah.
  • Epitelium silindris bersilia: Tersusun atas sel berbentuk batang yang memiliki silia. Jaringan ini terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran pernapasan, dan rongga hidung. Fungsi jaringan ini adalah untuk sekresi, proteksi, dan gerakan yang melewati permukaan.

3. Epitelium kubus: Berbentuk kubus, inti bulat dan di tengah.

  • Epitelium kubus berlapis tunggal: tersusun atas sel-sel berbentuk kubus yang rapat dengan inti terletak di tengah. Epitelium ini berfungsi untuk sekresi dan pelindung. Terletak pada permukaan ovarium, lensa mata, dan nefron ginjal.
  • Epitelium kubus berlapis-lapis:  tersusun atas sel-sel berbentuk kubus yang berlapis-lapis. Berfungsi sebagai proteksi dari gesekan dan pengelupasan, sekresi, dan absorpsi. Epitelium ini banyak dijumpai pada folikel ovarium, testes, kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.

4. Epitelum Transisional: Epitelium yang bentuknya berubah ketika menjalankan fungsi. Jaringan ini berfungsi untuk menahan tegangan dan regangan. Terletak pada kantong kemih, ureter, dan pelvis ginjal.

B. Jaringan Ikat Biasa

Jaringan yang berfungsi untuk mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan-jaringan untuk membentuk organ. Jaringan ikat tersusun atas:

1. Matriks: Bahan dasar atau materi dasar tempat sesuatu melekat.

2. Fibroblas:Mensekresikan protein untuk membentuk matriks

3. Makrofag: Memakan zat buangan sel, sel mati, dan bakteri

4. Sel lemak: Berfungsi untuk menimbun lemak

5. Sel plasma: Penghasil antibodi

6. Sel tiang: Berfungsi untuk heparin dan histamin. heparin adalah zat kaogulan dari polisakarida dan histamin adalah zat yang berfungsi untuk meningkatkan permebialitas pembuluh darah.

Macam-macam jaringan ikat biasa berdasarkan struktur dan fungsi:

  • Jaringan ikat longgar: Tersusun atas serat-serat yang longgar. Terletak disekitar pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh.
  • Jaringan ikat padat: Mempunyai struktur serat kolagen yang padat. Contoh pada tendon dan lapisan bawah kulit.

C. Kartilago (Tulang rawan)

Jaringan yang tersusun atas kondrosit (sel-sel tulang rawan) dan matriks. Fungsi jaringan ini adalah untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada tahap embrio maupun pada saat dewasa.

Jenis Kartilago berdasarkan matriks dan susunan serabutnya:

1. Kartilago Hialin: Matriks putih kebiruan dengan serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada masa embrio, menyokong bagian tertentu pada orang dewasa, serta membantu pergerakan persendian.

2. Kartilago Fibrosa: Matriks gelap, keruh, dengan serabut kolagen yang padat dan kasar. Berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya. Terletak pada ruas-ruas tulang belakang dan persendian.

3. Kartilago Elastis: Matriks berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala. Terdapat pada organ laring, pembuluh eustachius, dan telinga luar.

D. Jaringan Tulang Sejati

jar tulang

Sel tulang disebut osteosit yang terbentuk dari osteoblas. Bagian pusat dilingkari endapan garam mineral membentuk lamela. Sel-sel tulang tersusun membentuk sistem Havers.

Berdasarkan kepadatan matrik, jaringan tulang terbagi menjadi:

  • Tulang kompak: Tersusun atas matrik yang rapat dimana tulang ini dalam sistem Haver mempunyai 4-20 lamela.
  • Tulang Spons (bunga karang): Matriks tersusun longgar, dan tidak ada sistem Havers.

E. Jaringan Darah

Jaringan darah

Jaringan darah

Jaringan yang tersusun atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), trombosit (keping darah), serta plasma darah. Fungsi jaringan darah adalah sebagai berikut:

1. Mengangkut sari makanan, oksigen, dan hormon ke sel-sel tubuh.

2. Mengangkut zat sisa dan karbon dioksida dari sel tubuh,

3. Mengatur suhu tubuh.

4. Melawan bibit penyakit

5. Menutup luka melalui proses pembekuan darah.

F. Jaringan Limfa

Jaringan yang tersusun atas sel-sel limfosit dan makrofag. Jaringan ini berfungsi untuk mengangkut cairan berupa lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem peredaran darah.

G. Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini mempunyai kemampuan kontraksi dan relaksasi karena mempunyai aktin dan miosin sebagai alat gerak aktif dalam tubuh.

Jenis-jenis jaringan otot berdasarkan struktur penyusun:

otot gambar

Perbedaan jaringan otot

Perbedaan jaringan otot

H. Jaringan Lemak

Jaringan yang tersusun atas sel-sel lemak (adiposa) dan matriks. Jaringan ini tersusun atas sel-sel lemak yang kaya akan rongga sel yang berisis tetes-tetes minyak dan disokong oleh serabut kolagen. Fungsi jaringan ini adalah sebagai cadangan energi, penjaga kestablilan tubuh, serta proteksi mekanis. Jaringan ini terletak pada rongga tubuh, di bawah kulit, dan pantat (glutea)

I. Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf (neuron). Bagian-bagian dari neuron adalah sel saraf, dendrit dan akson. Dendrit berfungsi untuk menerima sinyal dan menghantarkan ke badan sel. Akson berfungsi untuk menghantarkan impuls ke badan sel neuron lain, atau menyampaikan respon ke efektor.

sumber:https://finishwellunbiologi.wordpress.com/2015/03/21/sifat-ciri-ciri-dan-fungsi-jaringan-pada-tumbuhan-dan-hewan/

Pengertian, Penebalan, Struktur dan Fungsi Dinding Sel Tumbuhan

Pengertian, Penebalan, Struktur dan Fungsi Dinding Sel Tumbuhan

 
 
Ulasan tentang dinding sel tumbuhan akan di mulai dari pengertian dinding sel tumbuhan lalu dilanjutkan ke bagian penebalan dinding sel tumbuhan. Setelah mengulas hal diatas, barulah kita akan lebih paham tentang struktur dan fungsi dinding sel tumbuhan. Mari simak materi tentang dinding sel tumbuhan dibawah ini

Pengertian Dinding Sel Tumbuhan

Dinding sel tumbuhan adalah matriks ekstraseluler yang memiliki susunan kompleks yang membungkus setiap sel tumbuhan baik itu sel hidup maupun sel mati. Robert Hook (1663), mengamati sel pada lapisan gabus batang tumbuhan  menggunakan mikroskop sederhana. Sel yang diamati saat itu seperti yang kita ketahui sekarang adalah sel tumbuhan yang telah mati sehingga yang teramati adalah ruang kosong yang dibatasi lapisan tebal, yang kemudian dia namakan cella (latin) atau kytos (yunani) yang berarti ruangan kosong (baca sejarah biologi sel).

Penebalan Dinding Sel Tumbuhan

(Dinding Sel) Pada sel tumbuhan yang masih muda khususnya meristem memiliki dinding sel yang tipis atau sering disebut dinding sel primer. Tingkat ketebalan dan komposisi unsur dalam dinding sel tumbuhan juga tergantung pada jenis sel yang dilindunginya.
Perlu diketahui bahwa dinding sel primer pada tumbuhan muda masih tipis dan belum terlalu kaku. Selama pertumbuhan sel, dinding sel akan terus menebal membentuk dinding sel sekunder yang lebih kaku. Pembentukan dinding sel sekunder dapat terjadi melalui dua cara yaitu:

1. Penebalan dinding primer sel tumbuhan

2. Terjadi penambahan pada lapisan dibawah dinding primer yang komposisi unsurnya berbeda dengan dinding primer.

Struktur Dinding Sel Tumbuhan

Dinding sel tumbuhan adalah bagian paling luar dari sel tumbuhan. Dinding sel juga merupakan salah satu perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan.

Pada dasarnya dinding sel tumbuhan tersusun atas serabut serabut panjang dan keras yang masing masing terbenam dalam matriks protein dan polisakarida. Serabut serabut ini umumnya tersusun atas selulose (selulosa), dan matriksnya sebagian besar tersusun atas hemiselulose (hemiselulosa) dan pektin.

  • Molekul selulosa tersusun atas rangkaian linear ribuan unit glukose. Setiap rangkain linear yang berbentuk sebagai pita ini masing masing dihubungkan oleh ikatan hidrogen sehingga terbentuk agregat panjang yang tersusun dari 60-70 molekul selulose membentuk mikrofibril. Mikrofibril ini dikelilingi oleh rantai selulose  yang padat tetapi memiliki jumlah lebih banyak.
  • Hemiselulosa adalah kumpulan molekul yang terdiri atas campuran polisakarida yang heterogen.
  • Pektin adalah salah satu dari polisakharida pada matriks dinding sel tumbuhan. Molekul glikoprotein dinding sel akan beranyaman dengan molekul-molekul pektin.

Dinding sel tumbuhan setelah mengalami pertumbuhan sekunder akan membentuk tiga lapisan yaitu lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder.

  • Lamela tengah adalah lapisan dinding sel yang memiliki fungsi sebagai “lem” atau perekat untuk membentuk jaringan tumbuhan. Lamela tengah tersusun dari zat kitin. Terjadi lignifikasi pada lamela tengah tumbuha berkayu atau penambahan zat lignin yang akan menguatkan atau membuat tumbuhan lebih kaku dan kokoh..
  • Dinding primer, adalah bagian dinding sel yang dibentuk paling awal  dan selama sel tumbuhan dalam fase perkembangan. Lapisan
    dinding sel ini disusun oleh selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Pada
    dinding primer ini terkadang ditemukan lignin.
  • Dinding sekunder adalah lapisan yang terletak dibagian dalam  dari dinding sel primer tumbuhan (lihat gambar struktur dinding sel tumbuhan). Lapisan yang terbentuk setelah terjadi pertumbuhan ini  mengandung zat selulosa, lignin dan hemiselulosa dan tidak mengandung lignin.
dinding sel tumbuhan
 Selanjutnya fungsi dinding sel tumbuhan

 

Fungsi Dinding Sel Tumbuhan

 

Fungsi utama dari dinding sel tumbuhan adalah menyediakan perlindungan bagi sel di dalamnya. Dinding sel juga berfungsi dalam mengikat serta menghubungkan antara tiap sel sehingga membentuk jaringan dan tumbuhan yang utuh. Sekilas, dinding sel tumbuhan merupakan ruang tertutup rapat atau penjara bagi sel tumbuhan di dalamnya, akan tetapi, dinding sel menyediakan plasmodesmata. Fungsi dari plasmodesmata pada dinding sel tumbuhan adalah sebagai penyedia jalur komunikasi antara sel-sel tumbuhan yang bersangkutan. Fungsi dinding sel tumbuhan akan mengalami perubahan sesuai dengan pengkhususan atau spesialisasi (diferensiasi) sel tumbuhan tersebut sehingga fungsi utama dinding sel yaitu sebagai perlindungan dan kemudahan komunikasi antar sel tetap dapat disesuaikan.(Dinding Sel) Walaupun larutan ekstraseluler dalam tumbuhan selalu bersifat hipotonis apabila dibandingkan dengan sitoplasma selnya, namun pengembangan volume sel tumbuhan yang sebabkan oleh arus masuk sel dibatasi oleh dinding sel yang kaku (rigid).

(Dinding Sel) Keadaan diatas disebut sebagai turgor. Kondisi dimana terdapatnya tekanan keluar oleh sel disebut sebagai turgor. Turgor dalam tumbuhan sangat dibutuhkan untuk perluasan tumbuhan sewaktu tumbuh. Tekanan turgor dari sel sangat berbeda dari satu sel ke sel yang lain dan dari satu jenis tumbuhan ke jenis tumbuhan yang lain. Kekuatan tekanan turgor sel tumbuhan berkisar dari setengah atmosfer (tekanan turgor sel ganggang) hingga 50 atmosfer. Tekanan turgor pada sel tumbuhan dapat dinaikkan oleh sel tersebut dengan memasukkan / memompa bahan bahan yang mampu meningkatkan tekanan osmosis ke dalam sitosol. Peningkatan tekanan turgor pada sel tumbuhan ini diatur oleh suatu mekanisme umpan balik.

Dinding sel dari tumbuhan yang telah berdiferensiasi dicocokkan dengan fungsi sel tersebut. Pada tumbuhan terdapat 3 kelompok sel dewasa yang dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Sel epidermal

2. Sel floem

3. Sel xilem

(Dinding Sel) epidermal menutupi permukaan tumbuhan. Umumnya, sel epidermal tumbuhan memiliki dinding sel primer yang tebal. Selama proses diferensiasinya, bagian luar dinding sel primer tumbuhan tersebut ditambahkan lapisan lain yang tersusun atas polimer asam lemak, lapisan ini disebut sebagai kutin. Kutin umumnya tersusun atas campuran bahan lilin. Lapisan luar dinding sel primer tumbuhan ini disebut sebagai kutikula yang memiliki fungsi pelindung infeksi, kerusakan dan penguapan air. Kutikula yang ada pada serangga atau krustasea (Crutacea) sangat berbeda dengan kutikula pada dinding sel tumbuhan.

(Dinding Sel) Floem adalah jaringan tumbuhan yang bertanggung jawab untuk mengangkut bahan-bahan hasil fotosintetesis (umumnya merupakan sukrosa) ke bagian lain tumbuhan. Sel floem terdiri atas susunan pipa pipa yang berkembang dari sel prekambium dan sel kambium yang berdinding tipis. Dinding sel primer menebal dengan penambahan selulose dan hemiselulose. Bagian dinding sel yang terletak pada ujung ujungnya berlubang lubang sebagai saringan sehingga terjadi hubungan membaran plasma antara sel sel yang berdekatan. Kemudian inti sel akan berdegenarasi sehingga sel akan mati dengan meninggalkan ruangan kosong yang saling berhubungan membentuk pipa dengan sekat-sekat berbentuk saringan.

dinding sel tumbuhan 3

 

(Dinding Sel) Xilem adalah jaringan tumbuhan yang terbentuk dari pembelahan sel sel kambium tumbuhan yang berdinding tipis. Jaringan sel sel telah dimodifikasi menjadi susunan pipa yang bertugas untuk pengangkutan air yang mengandung ion ion anorganik dari akar menuju bagian bagian lain dari tumbuhan. Dalam perkembangannya, dinding sel xilem membentuk dinding sel melingkar pada beberapa tempat sebagai cincin. Pada ujung ujung yang berdekatan dengan dinding sel yang berbentuk silindris, dinding sel yang hilang, sehingga  pada saat sel sel di dalamnya mati maka terbentuklah pipa pipa panjang. Penebalan dinding sel utamanya diperkuat oleh meningkatnya kada bahan lignin.

dinding sel tumbuhan 1

Tiga contoh diferensiasi sel diatas menekankan bahwa dinding  sel yang berstruktur sangat kompleks dapat mengubah arah pertumbuhan dan perkembangan sel bersangkutan.

sumber:https://belajarbiologi.com/2014/08/pengertian-penebalan-struktur-fungsi-dinding-sel-tumbuhan.html

Membran Sel

Membran Sel: Struktur, Penyusun, Sifat , dan Fungsi Membran Sel

 
 
(Membran Sel) Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang pengertian membran sel, apa itu membran sel, bagaimana struktur membran sel, apa saja yang menjadi penyusun membran sel, bagaimana sifat membran sel. Selain dari itu akan diterangkan tentang fungsi membran sel / membran plasma.

Membran Sel

Membran sel atau membran plasma adalah struktur selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel yang membatasi keberadaan sebuah sel, sekaligus juga memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Namun membran sel tersebut tidak sekedar merupakan sebuah penyekat pasif, melainkan juga sebuah filter yang memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang melintasi dengan tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Bahan bahan yang diperlukan oleh sel dapat masuk, sedang bahan bahan yang merupakan limbah sel dapat melintas ke luar sel.
(Membran Sel) Perkembangan pembentukan membran sel merupakan tahap sangat penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran sel, sebuah sel mungkin melangsungkan kehidupannya. Semua membran organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal sel eukariotik, mempunyai susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas himpunan molekul lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.

Struktur Membran Sel / Membran Plasma

Sebelum berhasil diisolasinya membran sel, sebagian besar teori tentang struktur membran sel didasarkan atas data yang diperoleh secara tidak langsung. Misalnya dalam tahun 1902 oleh Overton diajukan teori bahwa membran sel merupakan lapisan tipis lipid, karena kenyataan zat-zat yang larut dalam lipid dapat menembus membran sel. Sedang dari beberapa sifat membran sel yang lain, oleh Danielli diusulkan bahwa membran sel terdiri atas lapisan rangkap lipid yang diapit oleh lapisan protein pada kedua sisinya.
Sebelum diajukan teori membran sel oleh Singer dan Nicolson dalam tahun 1972, teori-teori tentang struktur membran sel dapat disimpulkan dalam 3 kelompok.
a. Teori lembaran (Leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa membran sel tersusun oleh lapisan-lapisan.
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
c. Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran sel dapat berbentuk lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan dan kebutuhan.

Penyusun Membran Sel

(Membran Sel) Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran sel dalam tubuh organisme hidup tersusun dari molekul molekul lipid dalam dua lapisan berasal dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925. Lipid yang diekstraksi dengan aseton dari membran sel darah merah yang ditempati oleh selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah. Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel pada saat itu, sehingga sebagian besar model struktur membran sel berdasarkan asumsi tersusun oleh molekul lipid dalam dua lapisan dapat diterima jauh sebelum struktur sebenarnya dapat dipastikan kebenarannya.
(Membran Sel) Selanjutnya pada pengkajian dengan difraksi sinar-X pada berbagai membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul molekul lipid tersusun dalam dua lapisan. Kesimpulan ini didukung pula oleh kenyataan bahwa membran sel tersebut dapat dibelah secara mekanik melalui bidang tengahnya menjadi dua lembar lapisan tunggal, apabila membran sel tersebut dibekukan lebih dahulu.
(Membran Sel) Tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul fosfolipid terdiri atas dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat dengan air dan hidrofobik yang menjauhi air. Untuk melindungi bagian hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan, sehingga bagian hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak larut dalam air, melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik. Dari sebagian lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer, dapat diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat 6 molekul apabila diambil dari seluruh permukaan sel.
Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun, dari 3 jenis yaitu:
1. Fosfolipid, yang terbanyak
2. Kolesterol
3. Glikolipid
(Membran Sel) Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya memiliki ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air). Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan dua ekor (ujung nonpolar).
(Membran Sel) Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang terikat pada molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari ikatan molekul dengan asam fosfat. Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satunya berasal dari gugus asam lemak jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak tidak jenuh. Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya rantai gugus asam lemak.
Membran Sel, struktur, penyusun, sifat dan fungsi membran sel 1
Membran sel 1
Membran Sel, struktur, penyusun, sifat dan fungsi membran sel
Membran Sel
 
(Membran Sel) Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:
1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan ekornya mengarah ke pusat bola
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.
(Membran Sel) Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro. Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah membran sel yang dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan “flip-flop” ini sangat jarang terjadi.
2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri
3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah merupakan struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti cairan. Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak jenuh), makin besar sifat fluiditasnya.
(Membran Sel) Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian hidrofobik, juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul fosfolipid. Pada membran sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul fosfolipid adalah 1:1. Makin banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair. Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya endositosis, eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang bersentuhan.

Protein Membran Sel

(Membran Sel) Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah kerangka dasar membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein. Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa molekul protein dalam membran sel seakan-akan “terendam” dalam molekul lipid-lipid yang berada dalam ukuran 2 dimensional.
(Membran Sel) Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi dari masing masing sel. Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor, marka, wahana transportasi melalui membran dan lain-lainnya.
Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling sedikit adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan “band III”. Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein yang paling menonjol karena merupakan 30 % dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin sebenarnya bukan protein yang ada dalam membran sel. Spektrin bukan bagian dari membran sel, karena berada diluar membran sel. Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke samping, maka molekul-molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas dalam membran sel, tanpa mengubah kedudukan dalam dua lapisan.
(Membran Sel) Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan berdasarkan hubungan dan kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.
1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung molekul dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel.
2. Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari bagian dua lapisan, ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran sel.
3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid sebagian ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.
4. Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat dengan perantaraan molekul protein lain.
(Membran Sel) Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada struktur molekul proteinnya sendiri. Adanya kedudukan penggal-penggal peptida dalam hubungannya dengan air di lingkungannya akan dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka kedudukan molekul protein dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan daerah daerah tersebut. Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal yang bersifat hidrofobik berada dalam membran, sedang penggal yang hidrofilik berada pada permukaan membran. Seperti dikemukakan di depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan mikroskop elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara mekanik sehingga terbelah.
Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid pada struktur membran sel adalah:
1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan molekul lipid.
2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang merupakan struktur dasar membran sel  / membran plasma yang bersifat cairan yang bergerak.
(Membran Sel) Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur membran sel dan sifat fluiditas membran sel mengajukan teori tentang membran sel berdasarkan model mosaik cair (fluid mosaic model).
Hingga sekarang ini, model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran sehingga semua pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori model mosaik cair membran sel.
Model struktur molekular membran sel menurut Singer dan Nicolson dapat menerangkan bahwa fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya tidak dapat dijelaskan dengan model model lain yang telah ada sebelumnya.

Molekul Karbohidrat Membran Sel

(Membran Sel) Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya yang sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid). Sebagian besar dari protein membran yang dapat terlihat pada permukaan membran sel diduga mengikat gugus gula, sedang kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan luar dari lipid mengikat karbohidrat. Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai cabang oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki sebuah rantai cabang.
Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar antara 2%-10% terhadap berat membran.
Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada pada permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah salah satu penyebab adanya bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari dua lapisan lipid.
(Membran Sel) Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai selubung sel atau glikokaliks. Selubung sel ini kadang kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop cahaya dengan pewarnaan khusus.
Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel (membran sel)? Dari lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang ditemukan pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran. Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin, glukosamin, glukose, dan asam sialik.
(Membran Sel) Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein membran sel belum begitu jelas. Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida membran membantu agar molekul protein dapat terpancang kuat dalam membran sel dan berperan menstabilkan struktur protein.
(Membran Sel) Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan glikolipid membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk bahwa mereka sangat berperan penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi antar sel. Hal ini sangat jelas  terdapat pada sel sel yang terlibat dalam sistem imunitas.

Selubung Sel (Cell coat)

(Membran Sel) Seperti yang telah diketahui bahwa sel sel tumbuhan selalu diselubungi oleh dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang juga merupakan molekul karbohidrat.
Pada mulanya diduga bahwa perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan terletak pada ada tidaknya selubung karbohidrat sekeliling selnya. Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar membran sel hewan masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul karbohidrat, tetapi bukan dalam bentuk selulosa seperti sel tumbuhan.
membran sel: Struktur, Penyusun, Sifat dan Fungsi Membran Sel
Membran sel 2
Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabilitas membran sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi fungsi penting.
Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:
1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan struktur dinidng sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel yang bersangkutan.
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam proses respons imun.
3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul, khususnya pada kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi menghambat difusi atau mengubah lingkungan ionik dan perubahan muatan listrik.
Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight junction yang merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel yang berdekatan
sumber:https://belajarbiologi.com/2014/09/membran-sel-struktur-penyusun-sifat-dan.html

Sel Tumbuhan

Sel Tumbuhan: Sel Eukariotik dengan dinding sel

Sel tumbuhan

Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar yang universal dari suatu struktur organik. Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel yang lain adalah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang berbatasan dengan membran sel. Dinding sel akan memberikan bentuk sel tumbuhan. Isi sel yang satu dengan lain dipisahkan oleh keberadaan dinding sel. Isolasi sel ini tidak sempurna karena ada noktah (dinding sel tumbuhan yang tidak tebal) pada dinding sel juga adanya plasmodesmata di dalam noktah. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat berbagai macam sel dengan variasi dalam hal fungsi, struktur, susunan, dengan kompleksitas struktur dinding sel yang juga bervariasi.
Sel tumbuhan dewasa memiliki varias dalam hal bentuk sel dan ukuran sel tumbuhan. Dalam hubungannya dengan fungsi, sel tumbuhan dapat berbentuk oval, elips, silinder, tubular, prismatik, seperti serat, atau bercabang. Ukuran sel tumbuhan juga sangat berhubungan dengan fungsinya. Sel dengan ukuran sangat kecil tidak biasa dijumpai pada sel tumbuhan. Sel sel parenkim mempunyai ukuran antara 0,01-0,1 mm, serat kayu dan floem memiliki ukuran lebih panjang dibanding sel parenkim, yaitu 1-3 mm pada angiospermae, dan 2-8 mm pada gymnospermae. Pada tumbuhan monokotil tertentu, dan anggota suku Urtaceae, sel serat dapat mencapai panjang 550 mm.
Semua sel berkembang dari pembelahan sel induk atau masa protoplasma yang berinti. Pembelahan sel tumbuhan merupakan proses yang kompleks. Sel tumbuhan selama masa pembelahan, inti sel dan sitoplasma terbagi menjadi dua yang umumnya memiliki ukuran yang sama. Pada saat pembelahan sel (siklus sel tumbuhan), dinding sel tumbuhan belum terbentuk, bahkan  membran plasma dan substansi inteselular belum mampu dibedakan. Beberapa saat setelah sel tumbuhan selesai membelah, dinding sel mulai dapat nampak pada bagian luar membran sel tumbuhan.

Komponen Penyusun Sel Tumbuhan

Menurut Pandey (1980), sel tumbuhan tersusun atas dua komponen utama yaitu:
1. Komponen protoplasmik atau komponen yang hidup dari sel tumbuhan, terdiri atas inti, mitokondria, plastisida, retikulum endoplasma, ribosom, lisosom, sferosom, mikrotubul, dan badan golgi. (Baca organel sel dan membran sel)
2. Komponen lain sel tumbuhan adalah komponen non-protoplasmik. Ini merupakan bagian dari sel tumbuhan yang tidak hidup seperti vakuola, kristal, minyak atsiri, amilum, aleuron dll.

Komponen Protolasmik Sel Tumbuhan

Komponen sel tumbuhan ini tersusun atas organel-organel sel yang mampu melangsungkan atau ikut andil dalam proses metabolisme sel tumbuhan secara langsung. Organel-organel sel tumbuhan tersebut adalah inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom (badan golgi), lisosom, mikrobadan, sferosom. Sitoplasma merupakan salah satu komponen protoplasmik sel tumbuhan
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang komponen protoplasmik sel tumbuhan diatas.

1. Sitoplasma Sel tumbuhan

Sitoplasma merupakan substansi hialin yang jernih dengan bahan dasar hialoplasma. Sitoplasma dibedakan menjadi tiga bagian.
  • Plasmolema: dinding plasma luar yang bersifat semipermeable.
  • Polioplasma: bagian yang tampak keruh karena adanya butir-butir mikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran sitoplasma  (rotasi dan sirkulasi).
  • Tonoplas: membran dalam yang berbatasan dengan vakuola, bersifat semipermeable.

2. Inti sel (nukleus) Sel Tumbuhan

sel tumbuhan dan organel sel
sel tumbuhan dan berbagai macam organel yang ada didalamnya (Esau, 1972)
Inti sel merupakan pusat pengendali segala macam proses yang terjadi di dalam sel, dibungkus oleh membran ganda yang tersusun dan senyawa lipoprotein dengan pori pori dengan ukuran bervariasi dari 400 sampai 600 A°. Komunikasi antara nukleoplasma dan sitoplasma pada sel tumbuhan dapat terjadi dikarenakan adanya pori pori ini. Membran luar inti sel mengalami pertumbuhan keluar membentuk struktur tubular dan bercabang, yang kelak akan menjadi retikulum endoplasma.

Pada permukaan retikulum endoplasma kadang menempel sejumlah ribosom. Di bagian dalam dan membran dalam inti sel terdapat nukleoplasma yang mengandung kromatin yang kelak akan menjadi kromosom pada saat sel dalam fase pembelahan. Kromatin merupakan materi genetik sel.

Dalam kondisi tertentu, nukleoplasma tampak sebagai granula dengan larutan semi-cair yang homogen dan mengandung asam nukleat, nukleoprotein, dan lain sebagainya. Di dalam nukleoplasma juga dijumpai badan bulat yang jumlahnya mungkin lebih dan satu yang disebut nukleolus/anak inti (jamak: nukleoli). Nukleolus ini tersusun dan protein dan ARN.

3. Plastida Sel Tumbuhan

Plastida merupakan organel yang ada pada sel tumbuhan tetapi tidak ada pada sel hewan (pada umumnya). Plastida berbentuk seperti benda kecil-kecil dengan bentuk yang bervariasi yang tersusun atas zat putih telur yang mempunyai struktur dan fungsi spesifik. Plastida berkembang dari proplastida.
Kloroplas merupakan plastida yang paling umum yang berada pada sel tumbuhan. Kloroplas berfungsi sebagai organel fotosintesis. Berdasarkan warnanya, plastida dikelompokkan menjadi leukoplas dan kromatofora.
  • Leukoplas (tak berwarna), biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dalam sel tumbuhan. Leukoplas dibedakan menjadi leukoplas pembentuk tepung disebut leukoamiloplas, dijumpai pada empulur batang, umbi dan biji, leukoplas pembentuk minyak disebut elaioplas, dijumpai pada lumut hati/Hepaticeae, leukoplas pembentuk protein disebut proteinoplas, dijumpai di dalam stroma (kloroplas).
  • Kromatofora, merupakan plastida yang mengandung pigmen.
Berdasarkan pigmen yang dikandung, kromatofora dikelompokkan menjadi:
  • kromoplas, apabila pigmen yang dikandung adalah karoten
  • xantofil kloroplas mengandung pigmen klorofil dan karotenoid.
  • feoplas mengandung pigmen fikoxantin
  • redopIas apabila pigmen yang dikandung adalah fikoeritrin.
Sel tumbuhan: Kromoplas pada berbagai sel tumbuhan
Bentuk kromoplas pada berbagai macam sel tumbuhan (Pandey, 1980) Keterangan:  A. Licopersicon esculentum  B. Artsaema  C. Daucus carota
Sel tumbuhan : Berbagai macam bentuk kloroplas pada sel tumbuhan
Keterangan:
A Kloroplas berbentuk lensa di dalam sel daun Hymenophyllum (paku-pakuan).
B. Kloroplas berbentuk pita spiral dengan pirenoid, di dalam sel ganggang Spyrogyra.
C. Kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid (py) di dalam sel ganggang CIadophora.
D. Kloroplas berbentuk bintang di dalam sel ganggang Zygnema. E,
F. Kloroplas pada tumbuhan Asteraceae dilihat dan depan dan dan samping.
G. Kloroplas Euphorbia mauritanica dengan grana yang kecil dan amilum berbentuk lensa.
H. Bagan struktur halus kloroplas dengan grana (g). lamella (I) dan amilum (s).
I. Ultrastruktur kloroplas. GA = grana (g), lamella grana; SL = lamella stroma: S stroma; R = ribosom; 0G granulae osmiofiIik; NA = bagian yang mengandung DNA.

4. Mitokondria Sel Tumbuhan

 
Mitokondria merupakan organel membran ganda pada sel tumbuhan yang memiliki ukuran  dengan diameter 1-2 μm. Jumlah Mitokondria di dalam sel tumbuhan bervariasi tergantung pada masing-masing spesies. Di antara dua membran mitokondria tersebut terisi  larutan yang banyak mengandung koenzim. Membran dalam mitokondria mengadakan perlipatan ke arah dalam yang disebut cristae (kristae) . Masing- masing mitokondria  mengandung asam deoksiribonukleat (DNA mitokondria) dan sistem enzim oksidasi. Mitokondria mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan respirasi sel (mengandung enzim-enzim respirasi).
Ribosom  adalah organel pada sel tumbuhan yang berupa partikel kecil bergaris tengah 17-20 μm. Ribosom terdapat pada sitoplasma dan kadang dijumpai menempel pada membran sebelah luar retikulum endoplasma yang tersusun sangar teratur (roset, spiral, ataupun melingkar). Ribosom mengandung ARN, nukleoprotein dan enzim-enzim yang diperlukan dalam sintesis protein. Masing-masing ribosom terdiri dan dua sub-unit yang satu sama lain berbeda dalam hal ukuran. Dua buah sub-unit ini berhubungan satu dengan yang lainnya dalam suatu membran yang memerlukan ion magnesium dalam menjaga stabilitasnya
Retikulum  endoplasma merupakan organel sel tumbuhan yang berbentuk seperti tabung kempis, bercabang atau seperti buluh sempit yang kadang berawal dari membran inti dan berakhir pada membran plasma. Retikulum endoplasma ada yang mengandung ribosom (disebut retikulum endoplasma granuler atau kasar) dan ada yang tidak mengandung ribosom (disebut rerikulum endoplasma non-granuler atau halus). Retikulum endoplasma berfungsi sebagai tempat sintesis berbagai bagian sel yang penting, antara lain asam lemak dan protein.
7. Diktiosom (badan Golgi) 
Diktiosom merupakan organel sel tumbuhan yang terdiri atas tumpukan sisterna pipih yang bulat. Setiap sisterna pada diktiosom dibatasi oleh membran yang halus. Di bawah mikrokop elektron, diktiosom tampak tersusun oleh tiga macam struktur yaitu struktur seperti kantong pipih, vakuola besar, dan kantong yang membulat. Diktiosom terutama terlibat dalam sekresi gula (pada  sekresi nektar), polisakarida (bahan-bahan dinding sel), dan kompleks protein-polisakarida.

8.Mikrobadan Sel Tumbuhan

Mikrobadan atau mikrobodi rnerupakan badan renik pada sel tumbuhan dengan diameter antara  0,5-1,5 nm, terdapat dalam sitoplasma sel dan berbagai jaringan. Mikrobadan termasuk dalam organel dengan membran tunggal dan matriksnya tampak seperni gnanula atau fibril. Dalam matriks mikrobadan berisi berbagai macam enzim, sesuai dengan macam sel atau jaringannva.
Ada dua kelompok mikrobadan, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom : berhubungan dcngan kloroplas dan merupakan tempat fotorespirasi  asam glikolat.
Glioksisom : terlibat dalam penggunaan asetil-CoA  pada waktu pengerahan cadangan lipid, terutama sewaktu perkecambahan biji yang mengandung minyak.

9. Sferosom Sel Tumbuhan

Sferosom hanya ada pada sel tumbuhan. Sferosom merupakan tubuh lipid yang dikelilingi membran, berbentuk bulat dengan diameter 0.5— l μm. Organel sel tumbuhan ini berfungsi dalam sintesis lemak dan di dalamnya banyak ditemukan penyimpanan lemak. Selain sebagai tempat sintesis lemak sferosom juga diduga sebagai intermedia (penghubung) pada sintesis lilin, kutin dan berbagai senyawa penghasil kutin dan suberin penyusun dinding sel tumbuhan.

10. Lisosom Sel Tumbuhan

Lisosom berbentuk seperti mitokondria. Perbedaan lisosom dan mitokondria adalah lisosom hanya mempunvai membran tunggal dan tidak mempunyai kristae. Lisosom mempunyai diameter 04-0,8 μm, dan banyak ditemukan pada sel-sel hewan. Pada sel tumbuhan kadang terdapat pada sel-sel meristem, tetapi tidak selalu dijumpai adanva  lisosom. Lisosom mengandung enzim-enzim yang berperan dalam proses hidrolisis.

Komponen Non-Protoplasmik Sel Tumbuhan

Berdasarkan sifatnva, komponen non-protoplasmik dapat dibedakan menjadi cair dan padat.
1. Komponen non-protoplasmik cair
Komponen non-protoplasmik yang bersifat cair dan terdapat di dalam vakuola sel adalah asam-asam organik, karbohidrat, protein, alkaloid (nikotin, piperin), zat penyamak, dan zat warna antosianin, lemak dan minyak lemak terdapat berbagai cadangan makanan pada biji-bijian. Contohnya adalah pada kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kelapa (Cocos nucifera). Minyak atsiri dijumpai sebagai tetes-tetes yang membiaskan cahaya, contohnya pada akar rimpang jahe (Zingiber officinale) dan kulit buah jeruk (Citrus sp). Damar terdapat pada Coniferae (Pinus sp.)
2. Komponen non-protoplasmik padat
Komponen non-protopIasmik yang bersifat padat antara lain kristal kalsium oksalat, aleuron, dan amilum.
a. Krital kalsium oksalat 
Kristal kalsium oksalat merupakan endapan dan garam oksalat yang jika terakulamulasi terlalu  banyak akan bersifat racun pada tumbuhan. Bentuk-bentuk kristal Ca-Oksalat bermacam-macam dan dapat digunakan sebagai ciri taksonomi pada tumbuhan.  Bentuk-bentuk kristal itu antara lain:
  • kristal tunggal besar, contohnya pada daun fruktus  (Citrus sp.),
  • krisral pasir, contohnya pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp.) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum),
  • kristal rafida, contohnya pada daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan batang lidah buaya (Aloe sp.). kristal drussen/roset, contohnya pada tangkai daun begonia dan batang jarak (Ricinus communis).
  • kristal sferokristal (radial), contohnya pada Phylocactus.
    sel tumbuhan : Kristal kalsium oksalat
    kristal kalsium oksalat pada berbagai macam sel tumbuhan (Padey, 1980)
b. Aleuron
Aleuron merupakan cadangan makanan yang tersusun atas protein. Aleuron pada sel tumbuhan disimpan dalam vakuola sel. Letak aleuron pada tumbuhan bervariasi,  pada biji jaraknya tersebar dalam keping biji dan pada biji jagung terdapat pada laisan biji serta pada bagian luar endosperm.
Butir Aleuron (A) dan kristal Globoid (B), ditemukan pada sel endosperma biji Ricinus communis (Padey, 1980)
 
c. Amilum
Amilum merupakan cadangan makanan pada sel tumbuhan yang umumnya disimpan dalam umbi, biji, buah rizoma dan batang. Amilum pada sel tumbuhan umunya dibedakan berdasarkan letak hilus/ hilum (letak awal terbentuknya amilum) dan jumlah hillus yang ada pada amilum.
Sel tumbuhan : Macam Amilum
Akar ganyong (A), Biji kacang tanah (B), Umbi kentang (C), Biji jagung (D), Buah pisang (E)
  • Amilum kosentris, apabila hilus berada dibagian tengah amilum, contohnya pada sel ubi jara Ipomoea batatas.
  • Amilum eksentris yaitu hillus terdapat pada bagian tepi amilum, dapat ditemukan pada sel umbi kentang Solanum tuberosum.
  • Butir amilum tunggal (monoadelf), pada sel ubi jalar Ipomoea batatas
  • Butir amilm setengah majemuk (semi-diadelf) pada sel umbi kentang Solanum tuberosum
  • Butir amilum majemuk (diadelf), dapat anda lihat pada sel tumbuhan biji padi Oryza sativa

Dinding Sel tumbuhan

Dinding sel merupakan bagian paling luar dari sel tumbuhan dan merupakan bagian yang membedakan antara sel tumbuahan dan sel hewan. Setelah terjadi pertumbuhan sekunder, dinding sel tumbuhan dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu lamela tengah, dinding primer, dan dinding sekunder.
  • Lamela tengah merupakan lapisan dinding sel yang berfungsi sebagai perekat sel satu dengan sel yang lain dalam jaringan. Lapisan dinding sel ini tersusun dari zat kitin. Pada tumbuhan yang berkayu, telah terjadi lignifikasi pada lamela tengahnya.
  • Dinding primer, adalah bagian dinding sel yang pertama kali terbentuk dan selama sel tumbuhan dalam fase perkembangan. Lapisan dinding sel ini disusun oleh selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Pada dinding primer ini terkadang ditemukan lignin.
  • Dinding sekunder merupakan lapisan dinding sel yang terbentuk dari sebelah dalam dari dinding primer sel tumbuhan setelah terjadi pertumbuhan. Lapisan dinding sel ini tersusun dari zat selulosa, lignin dan hemiselulosa. Pada lapisan dinding sel tumbuhan ini tidak ditemukan adanya pektin.
Lapisan pada dinding sel tumbuhan
Lapisan pada dinding sel tumbuhan

 

plasmodesma pada dinding sel tumbuhan
plasmodesma pada dinding sel tumbuhan

 

struktur dinding sel tumbuhan
struktur dinding sel tumbuhan
Secara umum, senyawa penting penyusun dinding sel adalah selulosa, hemiselulosa, pektin, dan protein. Selulosa merupakan rantai glukosa yang panjang dan tidak bercabang akan menyatu membentuk mikrofibril dan menyusun kerangka dinding sel. Proses penebalan dinding sel dapat terjadi secara aposisi, apabila mikrofibril. mikrofibril tumbuh sejajar dengan mikrofibril mikrofibril sebelumnya  dan dapat juga terjadi secara intususepsi, apabila mikrofibril tumbuh membentuk jalinan dan menyusup di antara mikrofibril mikrofibril  yang lama.
Pada dinding sel tumbuhan terdapat noktah dan plasmodesmata. Noktah adalah bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan. Sementara plasmodesmata umumnya ditemukan pada seluruh dinding sel.
1. Noktah
Noktah adalah bagian dinding sel tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sehingga memungkinkan adanya hubungan antara suatu sel dengan sel sel  yang ada di sekitarnva. Berdasarkan bentuknya ada dua macam tipe utama noktah, yaitu 1) noktah sederhana (biasa), dan 2) noktah terlindung (berhalaman), apabila dijumpai adanya perkembangan dinding sekunder di atas rongga noktah sehingga terbentuk suatu  atap yang melengkung dengan lubang sempit di tengahnva.
Apabila dua noktah sederhana berpasangan pada dinding sel tumbuhan disebut pasangan noktah sederhana. Jika kedua noktah terlindung berpasangan pada dinding sel disebut pasangan noktah terlindung (berhalaman). Jika salah satu pasangan noktah adalah noktah sederhana dan noktah yang lain adalah noktah terlindung maka disebut pasangan noktah setengah terlindung. Jika noktah ridak mempunyai pasangan pelengkap pada sel terdekatnya atau berhadapan dengan ruang interselular maka disebut noktah buntu (noktah buta).
dinding sel tumbuhan noktah
noktah pada dindingsel tumbuhan
2. Plasmodesmata
Pada sel tumbuhan ditemukan hubungan antara protoplas sel tumbuhan satu dengan lainnya. Hal ini memungkinkan saling terakomodasinya seluruh bagian dari tumbuhan terhadap kebutuhan hidup. Hal yang memungkingkan terjadinya hubungan ini karena terdapatnya untaian protoplasma yang sering disebut plasmodesma (jamak: plasmodesmata).
Plasmodesmata dapat bergerombol atau tersebar pada seluruh dinding sel melalui noktah. Kehadiran plasmodesmata ini merupakan karakteristik bagi sel-sel hidup dan dijumpai pada seluruh dinding sel hidup untuk menjamin berlangsungan protoplasma. Plasmodesmata pada sel tumbuhan memiliki peranan penting dalam transportasi material dan meneruskan rangsang dan sel satu ke sel yang lain.
sumber:https://belajarbiologi.com/2014/07/sel-tumbuhan-sel-eukariotik-dengan.html#

 

Sel Hewan

Sel Hewan: Struktur dan Fungsi Organel Sel Hewan

Sel hewan adalah sel eukariotik yang tidak memiliki dinding sel serta kloroplas. Sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan yang juga merupakan sel eukariotik dari segi dinding sel yang menjaga integritas serta menjaga bentuk sel tumbuhan, oleh karena itu sel hewan memiliki variasi dalam bentuk bahkan dapat bersifat elastis contoh sel penyusun kulit manusia. Sesuai dengan namanya, sel hewan adalah sel yang menyusun jaringan jaringan pada tubuh hewan atau dapat pula menjadi sebagai organisme seluler seperti pada protozoa. Selain perbedaan fundamental diatas seperti dinding sel dan kloroplas, masih ada beberapa hal yang menjadi perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan yang sekaligus menjadi ciri khas dari sel hewan. Berikut beberapa ciri khas sel hewan.
  1. Memiliki lisosom dan vakuola, apabila memiliki vakuola akan sangat kecil bahkan tidak ada.
  2. Memiliki organel mitokondria sebagai satu satunya organel penghasil energi, akan tetapi jumlahnya lebig banyak.
  3. Jumlah atau area Retikulum Endoplasma sel hewan lebih luas dari sel tumbuhan.
  4. Sel hewan memiliki sentrosol yang bersentriol.
  5. Sel hewan memiliki matriks ekstraselular (MES) yang berada diatas membran sel hewan.
  6. Sambungan sel hewan terdiri atas 3 jenis yaitu ketat, demosom, dan sambungan celah pada sel hewan.
  7. Berbeda dengan sel tumbuhan, pembelahan sel hewan tidak memerlukan adanya pembentukan lempeng sel pada saat telofase, dengan bantuan sentrosol bersentriol.
  8. Dalam mencari makanan atau sumber nutrisi, sel hewan bersifat heterotrof.
Berdasarkan penjelasan diatas, mari kita beranjak ke pertanyaan Bagaimana struktur sel hewan?Atau Seperti apa struktur sel hewan?
Struktur Sel hewan seperti pada gambar dibawah ini, dapat anda lihat sangat berbeda dengan struktur sel tumbuhan yang memiliki dinding sel. Pada gambar sel hewan dibawah ini, terlihat letak inti sel hewan berada di dekat daerah sentral yang merupakan pusat informasi atau herediter dan pengendali sel itu sendiri. Pada gambar, dapat anda lihat organel organel yang ada seperti Retikulum Endoplasma kasar dan Halus, mitokondria, Lisosom, apparatus golgi, ribosom, peroksisom, sentrosom, mikrovilis, flagela, serta berbagai macam sitoskeleton.
Dari struktur sel hewan diatas dapatlah anda perhatikan bahwa ada beberapa organel sel hewan yang hanya dimiliki olehnya yaitu lisosom, sentriol serta flagela (akan tetapi dapat ditemukan pada beberapa jenis sperma tumbuhan).
Setelah itu mari kita lanjutkan ulasan ke fungsi organel organel yang dimiliki oleh sel hewan. Untuk mempersingkat penjelasan saya batasi hanya membahas organel khusus pada sel hewan yaitu lisosom, sentrosom dan flagela.
Lisosom adalah organel pada sel hewan yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan (setidaknya hingga sekarang ini). Pengertian Lisosom adalah kantong bermembran yang berisi enzim enzim hidrolitik yang digunakan oleh sel hewan untuk mencerna makromolekul seperti makanan. Perlu diketahui bahwa lisosom berisikan enzim enzim yang bekerja optimum pada kondisi asam sehingga apabila lisosom pecah dalam sitoplasma sel, enzim tersebut tidak akan terlalu aktif karena pH dalam sitoplasma berada pada kisaran netral. Walaupun begitu, autodigesti atau perusakan sel sendiri akan terjadi apabila jumlah kebocoran lisosom berlebih pada sel hewan. Lisosom merupakan organel yang tidak kalah pentingnya dalam sel hewan. Organel sel hewan yang enzim enzim dan membran nya disusun oleh retikulum endoplasma kasar ini yang dibantu oleh apparatus golgi (sering dikenal sebagai badan golgi). Dalam mempelajari lisosom, akan dijelaskan tentang apa itu fagositosis dan autofagi. Contoh pentingnya kerja organel lisosom dalam sel hewan adalah pada penyakit Tay-Sachs yang sering disebut sebagai penyakit peyimpanan lisosomal.
Sentrosom adalah organel sel hewan yang terletak di dekat inti sel (nukleus). Sentrosom sering dianggap sebagai pusat pengaturan mikrotubulus khususnya dalam pembelahan sel hewan. Dalam sentrosom akan muncul sepasang sentriol (centriole) yang tersusun atas 9 sel triplet mikrotubulus yang tersusun membentuk cincin. Ukuran diameter sentriol pada sel hewan sekitar 250 nm. Fungsi organel ini sendiri sebagai pusat kendali mikrotubulus dan memiliki peran penting dalam pembelahan sel hewan. Perlu diketahui bahwa tidak semua sel hewan memiliki sentrosom.

struktur lisosom pada sel hewan, struktur organel sel hewan

Struktur lisosom pada sel hewan

Flagela adalah penjuluran mikrotubulus pada sel hewan yang berfungsi sebagai alat gerak pada umumnya. Flagela dan silia berbeda, baik itu dari segi panjang, jumlah per sel, pola denyut dan lain lain. Namun, flagela dan silia memiliki persamaan secara sruktural, yaitu masing masing memiliki inti yang tersusun atas mikrotubulus yang diselubungi pelebran membran plasma. Susunan mikrotubulus yaitu sembilan doblet. Dalam menggerakkan flagela, sel hewan mengandalkan protein dinein (dynein) dan protein penaut silang. Protein dinein adalah protein motorik besar yang berfungsi atas pergerakan melengkung flagela sel hewan yang digerakkan menggunakan ATP. Selain protein dinein, pergerakan flagela juga dibantu oleh protein penaut silang yang akan menjaga bentuk mikrotubulus pada flagela sehingga saat bergerak, dua doblet yang berkaitan tidak akan tergelincir jauh melainkan menekuk. Perlu diketahui bahwa pada umumnya memang, sel hewan saja yang memiliki flagela akan tetapi, pada beberapa sperma sel tumbuhan terdapat flagela.
Selain organel sel hewan, mari kita lanjutkan ke pembahasan matriks ekstraselular Sel Hewan.
Matriks Ekstraselular sel hewan tersusun atas glikoprotein yang disekresikan oleh sel. Seperti yang kita ketahui, glikoprotein adalah protein yang berikatan secara kovalen dengan karbohidrat. Glikoprotein dalam Matriks Ekstraselular sel hewan dapat anda temukan dalam bentuk kolagen. Kolagen inilah yang membentuk serat serat kuat di luar sel. Sekitar 40 % dari total protein dalam tubuh manusia adalah kolagen. MES sendiri memiliki fungsi sebagai sensor tentang bagaimana keadaan di luar sel hewan dan diinformasikan ke inti sel melalui komunikasi kimiawi.Sekian ulasan singkat tentang sel hewan, Struktur, Fungsi, Organel Sel Hewan.

sel hewan struktur dan fungsi organel sel hewan

Struktur Sel Hewan

sumber:https://belajarbiologi.com/2014/10/sel-hewan-struktur-dan-fungsi-organel-sel-hewan.html

Dasar – Dasar Instalasi Listrik

Dasar – Dasar Instalasi Listrik

Standarisasi dan Persyaratan

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman antara lain mengenai

1. Ukuran , bentuk dan mutu barang.
2. Cara menggambar dan cara kerja

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.

– Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya standarisasi, mesin-mesin dn alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.

– Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.

Peraturan umum untuk instalasi cahaya dan tenaga.

1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran dari alat-alat harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut tidak lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru tidak lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk penerangan reklame, pesta dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.

Instalasi Rumah Tinggal

Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.

Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal garis yang tepat.

Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :

Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.

A) Gambar Instalasinya meliputi :

– Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana peralatan, misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi.

– Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.

– Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung bagi yang bersangkutan.

– Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang

perencanaan letak saklar,lampu dan stop kontak

perencanaan letak saklar,lampu dan stop kontak

B) Diagram instalasi garis tunggal meliputi :

– Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya nominal setiap komponen.

– Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.

– Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.

– System pentanahannya.

diagram garis tunggal

diagram garis tunggal

C) Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

– Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

– Cara pemasangan alat-alat listriknya

– Cara pemasangan kabelnya.

– Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

instalasi rumah 3

Pengawasan dan tanggung jawab.

Pengawasan pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan pelaksanaan pekerjaan diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai berikut.

1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang, umumnya dari cabang PLN setempat.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam pekerjaan instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi :

1. Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.

Alat-alat dan bahan yang umum dalam pembuatan instalasi listrik rumah tinggal.

– Penghantar / kabel.

– Pipa PVC untuk pengkabelan yang di tanam di dalam tembok dengan ukuran standart.

– Kotak cabang(T-Dos / Cross-Dos).

– L-bo untuk tikungan pada pipa.

– Rol isolator bila digunakan.

– Klem pipa.

– Sekrup ukuran yang sama dengan klem pipa.

– Saklar (sakelar tunggal, sakelar ganda, sakelar seri, sakelar tukar/sakelar hotel dsb) apa yang diperlukan.

– Stop kontak.

– Lampu (tergantung lampu apa yang perlu digunakan).

– Kotak Hubung Bagi (digunakan jika instalasi lebih dari 12 titik).

– Sekring / MCB.

– Obeng + dan obeng -.

– Tang kombinasi, tang potong, tang cucut dsb.

– Palu.

– Jangan lupa! Yang terpenting dalam pekerjaan instalatir adalah TESTPEN

sumber:https://rohmatyusufmuliyana.wordpress.com/elektro/dasar-%E2%80%93-dasar-instalasi-listrik/