Materi Antropologi kelas XII : Kesetaraan dan Hubungannya dengan Perubahan Sosial Budaya
Kesetaraan
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Sehingga segala sesuatu yang sederajat tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih rendah atau yang lebih tinggi. Kesetaraan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu manusia dan sosialnya. Kesetaraan manusia merupakan kesetaraan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan dengan kondisi yang sempurna dan mendapatkan keadilan yang sangat sempurna dari yang maha pencipta. kesetaran sosial merupakan kesetaraan yang bersifat personal. Di dalam masyarakat seseorang memiliki status yang sama, baik dalam mengajukan pendapat, kebebasan berbicara, memperoleh hak suara, mendapatkan perlindungan hukum yang sama, mendapatkan keamanan, dan lain sebagainya.
Kesetaraan atau kesederajatan mempunyai prinsip yang mensyaratkan dalam menjamin persamaan derajat, hak, dan kewajiban. Beberapa hal yang menjadi indikator kesederajatan adalah :
- Adanya persamaan derajat yang dilihat dari aspek agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
- Adanya persamaan hak yang dilihat dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
- Membangun suatu pola komunikasi untuk menciptakan interaksi antar umat beragama, media masa, dan harmonisasi dunia.
Pengertian Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi modern.
Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakats ebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings).
W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World).
Perubahan sosial budaya dapat bersumber pada pengalaman baru, pengetahuan baru, penemuan baru, persepsi dan konsepsi baru, serta teknologi baru, sehingga menuntut penyesuaian cara hidup serta kebiasaan masyarakat pada situasi yang baru. Di dalamnya terjadi juga perubahan sistem nilai budaya, sikap mental demi terciptanya keseimbangan, dan integrasi terhadap sistem nilai budaya.
Proses Perubahan Soaial Budaya
1.Akulturasi
Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya.
2.Asimilasi
Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis. Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya.
3.Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.
Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.
Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut.
- Kontak dengan kebudayaan lain.
- Sistem pendidikan yang maju.
- Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.
- Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
- Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
- Keadaan masyarakat yang majemuk.
- Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
- Orientasi hidup ke masa depan.
- Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat perubahan (rasistance to change) sosial budaya dalam masyarakat yaitu sebagai berikut.
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
- Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
- Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
- Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
- Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.
- Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
- Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.
- Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Sumber :
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhadi, Budi dkk. 2006. Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas IX. Bandung: PT.Karsa Mandiri Persada
https://www.zonasiswa.com/2015/02/perubahan-sosial-budaya-pengertian.html
Sumber lain :
Farikhah,siti. Materi Antropologi Kelas XII : Kesetaraan dan Hubungannya dengan Perubahan Sosial Budaya. Diakses melalui <https://blog.unnes.ac.id/fafarikhah/2015/12/23/materi-antropologi-kelas-xii-kesetaraan-dan-hubungannya-dengan-perubahan-sosial-budaya/#more-262>. Diakses pada tanggal 23 Desember 2015