Tag Archives: ubuntu

CARA MENGGANTI PARTISI SWAP PADA UBUNTU

bismillah,

Hari ini saya menata ulang partisi pada harddisk laptop saya untuk suatu keperluan. Tersebab hal tersebut, saya menghapus partisi swap (/dev/sda6) yang ada pada harddisk. Kemudian saya membuat partisi swap baru yakni pada /dev/sda4.

Berangkat dari masalah tersebut, terbesit pertanyaan bagaimana caranya agar ubuntu mengenali partisi swap yang baru? .

Berikut ini adalah langkah-langkah bagaimana mengganti partisi swap:

  1. Buka berkas fstab via terminal: sudo nano /etc/fstab

    edit berkas fstab
    edit berkas fstab
  2. Tambahkan baris kode seperti ini: UUID=671400ca-382c-495b-9c34-41cb6d933c36 none            swap    sw              0       0 .
    Ganti 671400ca-382c-495b-9c34-41cb6d933c36 dengan UUID partisi swap yang baru. Caranya dengan menjalankan perintah sudo blkid /dev/sdaXY yang mana XY merupakan indeks partisi swap milik anda. Contoh: sudo blkid /dev/sda4

    Mencari tahu UUID partisi
    Mencari tahu UUID partisi

    fstab setelah ditambah UUID partisi swap baru
    fstab setelah ditambah UUID partisi swap baru
  3. Jangan lupa beri komentar (#) pada baris swap yg sebelumnya jika tidak digunakan.
  4. Setelah selesai, silahkan simpan (Ctrl + o) kemudian exit (Ctrl + x)

Selesai, reboot komputer.

Semoga bermanfaat.

signature
signature

[Linux-Flashplayer] Memasang Adobe Flash Player secara Luring (offline) pada ubuntu 14.04 32bit

Bismillah

Pernahkah anda mengalami error saat melakukan pemasangan flash plugin melalui flashplugins-installer? Jika iya (mungkin) kita sama.

Hari ini saya melakukan update pada ubuntu 14.04 milik saya, semua lancar kecuali ketika sistem melakukan pemasangan flashplugin. Pada terminal tidak muncul indikator proses unduhan dan pemasangan, setelah saya tunggu selama satu jam, masih sama tidak ada perubahan. Setelah komputer di reboot, muncul peringatan “Failed to download……” pada system tray.

Menghadapi masalah tersebut, saya putuskan untuk “mengakali” proses pemasangan flashplugin secara offline.

Langkah-langkah:

  1. Unduh flash plugin pada tautan berikut https://archive.canonical.com/pool/partner/a/adobe-flashplugin/adobe-flashplugin_11.2.202.440.orig.tar.gz
  2. Ekstrak hasil unduhan
  3. Masuk ke terminal, kemudian masuk ke direktori flash plugin (hasil ekstrak)
  4. Jalankan perintah berikut pada terminal:

sudo install -m 644 i386/libflashplayer.so /usr/lib/flashplugin-installer

  1. Selanjutnya jalankan perintah berikut pada terminal:

sudo update-alternatives --quiet --install "/usr/lib/mozilla/plugins/flashplugin-alternative.so" "mozilla-flashplugin" /usr/lib/flashplugin-installer/libflashplayer.so 50

Demikian, semoga bermanfaat.
Terima Kasih

signature
signature

[AVR-GCC] KONFIGURASI CODE::BLOCKS SEBAGAI IDE UNTUK AVR GCC DI UBUNTU

Bismillah

AVR GCC merupakan pustaka gcc untuk lingkungan AVR. Bagi yang sudah bermain dengan mikrokontroller dari AVR (misalnya: Atmega32/16/8) pasti sudah tidak asing dengan nama tersebut. Benar, untuk memprogram chip dari AVR menggunakan bahasa C, kita butuh avr-gcc. Bagi yang terbiasa dengan lingkungan CLI pasti tidak ada kesulitan yang berarti. Namun, bagaimana dengan pemula yang baru migrasi dari windows ke linux? pasti kesulitan karena di windows dia dimanjakan dengan GUI ide avr-gcc (misalnya,avr studio).

Berangkat dari masalah tersebut, saya menulis tutorial konfigurasi code blocks agar dapat digunakan sebagai IDE untuk AVR-GCC. Berhubung waktu saya menulis tutorial dalam keadaan offline, dan saya tidak tahu cara embed pdf di free wordpress maka saya share tutorial tersebut dalam bentuk file pdf.

Silahkan klik link berikut:
IDE UNTUK AVR

Semoga bermanfaat.

Terima Kasih,

signature
signature

[Android-x86] Mencicipi Android Lollipop x86 Alpha

Bismillah,

Beberapa hari yang lalu, android L x86 versi alpha (unofficial) dirilis. Saya penasaran, ingin mencoba Android L, karena hp saya tidak mendapatkan update ke versi L. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman saya mecoba android L x86 di laptop Compaq CQ42 milik saya. Dalam hal ini saya hanya akan mecoba live CD karena keterbatasan partisi harddisk saya.

Yang harus ada…

  1. Laptop dengan os linux, saya memakai ubuntu 14.04
  2. USB Flashdisk
  3. File iso android L, silahkan unduh disini
  4. Aplikasi Multisystem untuk membakar file iso ke flashdisk

Langkah demi langkah…

  1. Unduh iso android L, jika belum pernah mengunduh.
  2. Pasang Multsystem, jika belum pernah memasang.
  3. Tancapkan flashdisk ke laptop.
  4. Buka aplikasi multisystem.
  5. Pilih flashdisk anda, kemudian klik confirm.1
  6. Kemudian load file iso android yang sudah diunduh.3
  7. set persisten terserah anda, milik saya nol. Setelah itu akan muncul proses.45
  8. Tunggu hingga selesai, setelah selesai akan tampil seperti berikut.6

 

 

Nah, setelah selesai silahkan reboot laptop anda. Berikut skrinsot dari saya:

IMG_20141219_194240IMG_20141219_194257IMG_20141219_194342

IMG_20141219_194357IMG_20141219_194631IMG_20141219_194719IMG_20141219_194742

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

signature
signature

Memasang OpenCV 2.4.9 di Ubuntu 14.04

Bismillah,

OpenCV merupakan pustaka kode untuk olah gambar, dapat dipadukan dengan beberapa bahasa pemrograman seperti C, C++, Python.

Berikut ini adalah catatan saya ketika memasang pustaka openCV dan berhasil

Langkah Kerja

  1. Unduh file OpenCV dari https://sourceforge.net/projects/opencvlibrary/
  2. Extract hasil unduhan tersebut.
  3. Masuk ke terminal kemudian CD ke direktori hasil extract.
  4. Buang pre-installed ffmpeg and x264

sudo apt-get remove ffmpeg x264 libx264-dev

  1. Pasang Dependensi

sudo apt-get install libopencv-dev build-essential checkinstall cmake pkg-config yasm libjpeg-dev libjasper-dev libavcodec-dev libavformat-dev libswscale-dev libdc1394-22-dev libxine-dev libgstreamer0.10-dev libgstreamer-plugins-base0.10-dev libv4l-dev python-dev python-numpy libtbb-dev libqt4-dev libgtk2.0-dev libfaac-dev libmp3lame-dev libopencore-amrnb-dev libopencore-amrwb-dev libtheora-dev libvorbis-dev libxvidcore-dev x264 v4l-utils

  1. Pasang ffmpeg

sudo apt-add-repository ppa:jon-severinsson/ffmpeg

sudo apt-get update

sudo apt-get install ffmpeg

  1. Setelah selesai, masih di terminal di direktori OpenCV buat folder “build”

mkdir build

  1. Masuk folder build

cd build

  1. Lakukan perintah build dan pasang

cmake -D CMAKE_BUILD_TYPE=RELEASE -D CMAKE_INSTALL_PREFIX=/usr/local -D WITH_TBB=ON -D BUILD_NEW_PYTHON_SUPPORT=ON -D WITH_V4L=ON -D INSTALL_C_EXAMPLES=ON -D INSTALL_PYTHON_EXAMPLES=ON -D BUILD_EXAMPLES=ON -D WITH_QT=ON -D WITH_OPENGL=ON ..

kemudian,

make -j2

Kemudian,

sudo checkinstall

kemudian,

sudo sh -c ‘echo “/usr/local/lib” > /etc/ld.so.conf.d/opencv.conf’

yang terakhir,

sudo ldconfig

 

Semoga bermanfaat

signature
signature

[Linux Desktop Art] OpenBox di Linux Ubuntu 14.04

bismillah

Awal Kisah

Bermula ketika saya liburan setelah ujian akhir semester (UAS), Saya memutuskan untuk pulang setelah yudisium. Ketika saya di kos dan bekerja menggunakan Ubuntu 14.04 (Trusty), saya merasa jenuh dengan Desktop Environment (DE) yang saya gunakan yaitu Unity yang sudah saya kustom ala MacOS. Pada hari itu juga saya memutuskan untuk memasang DE baru untuk menggantikan Unity, saya memilih KDE. Dari pengalaman saya tampilan KDE memang cantik, elegan. Setelah saya pasang, saya menikmatinya beberapa saat. Namun, saya masih merasa jenuh. Mungkin karena pernah memakai KDE dalam waktu yang lama, yakni ketika masih menggunakan ubuntu versi 13.10. Kemudian terbesit dalam benak saya, “Saya mau DE yang lightwight, elegan dan sederhana”.

Pada hari itu juga saya berkunjung ke group Ubuntu Indonesia, saya menemukan sebuah post tentang DE OpenBox. Sebenarnya dulu saya pernah mencoba OpenBox ketika saya memakai Ubuntu 12.04, waktu itu saya gagal kustom karena sedikitnya referensi (maklum waktu itu koneksi internet belum memadai). Saya buka link yang ada pada post yang saya maksud, disana tidak ada langkah-langkah konfigurasi, hanya menyertakan isi dari file-file yang dikustom beserta tembakan layar (screen shot). Akhirnya saya terinspirasi untuk memasang OpenBox pada Ubuntu yang saya gunakan.

Sebelum anda melanjutkan membaca, alangkah baiknya anda melihat hasil tembakan layar dari ubuntu saya, berikut ini gambarnya:

openbox
openbox

Jika anda tertarik dengan tampilan desktop seperti diatas, silahkan lanjutkan membaca.

Continue reading [Linux Desktop Art] OpenBox di Linux Ubuntu 14.04

Modem MoviMax D300 pada Ubuntu Linux

 

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

Pada tulisan saya kali ini, saya akan berbagi pengalaman tentang menggunakan modem di ubuntu. Tulisan ini sengaja saya tulis guna mendokumentasikan pengalaman saya pribadi dan saya harap dapat membantu pengguna ubuntu lain yang kesulitan menggunakan modem di ubuntu dengan catatan jenis modemnya sama dengan yang saya pakai. Sebelumnya saya sudah cek di https://modemlinux.wordpress.com/ , modem yang saya gunakan tidak ada disana, saya juga sudah googling namun nihil untuk tipe modem yang saya pakai. Akhirnya saya putuskan untuk menulis pengalaman saya.

Tulisan ini tersedia dalam bentuk ebook: https://drive.google.com/folderview?id=0B6RC6tV4Q-VwTjJvMTBtSENLZ1U&usp=sharing

Anda harus tahu…

Sebelum melanjutkan membaca, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan dalam dokumen ini, yaitu:

  1. Jenis modem yang saya gunakan adalah USB Modem merk MoviMax D300, chipset Qualcomm.
  2. Saya menggunakan kartu XL.
  3. Ubuntu yang saya gunakan adalah versi 14.04.
  4. Kasus saya adalah modem saya terdeteksi namun gagal dial dan kadang-kadang terdeteksi sebagai mass storage.
  5. Program bantu yang saya gunakan ada 2, wvdial dan usb-modeswitch.
  6. Dalam tulisan ini saya sering menggunakan terminal, saya harap anda terbiasa.
  7. Tulisan Bold berarti penting.
  8. Tulisan Italic berarti harus disimpan dalam bentuk file (isi file).
  9. Tulisan Bold Italic berarti perintah yang harus dieksekusi di terminal.

 

Langkah-langkah…

1. Pasang wvdial dan usb-modeswitch melalui aptitude (pastikan anda terhubung ke internet):
>buka terminal
>untuk memasang wvdial, pada terminal ketik: “sudo apt-get install wvdial” tanpa tanda kutip, kemudian tekan enter.
>untuk memasang usb-modeswitch, pada terminal ketik: “sudo apt-get install usb-modeswitch” tanpa
tanda kutip, kemudian tekan enter.
2. Pasang modem MoviMax D300 anda.
3. Pada terminal ketik lalu enter: lsusb
dalam kasus saya keluaran dari lsusb adalah sebagai berikut:

electra@ePC:~$ lsusb
Bus 002 Device 004: ID 064e:f203 Suyin Corp.
Bus 002 Device 006: ID 12d1:1001 Huawei Technologies Co., Ltd. E1552/E1800/E173 (HSPA modem)
Bus 002 Device 002: ID 8087:0020 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 002 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 001 Device 004: ID 1bcf:0007 Sunplus Innovation Technology Inc. Optical Mouse
Bus 001 Device 002: ID 8087:0020 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 001 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub

Modem MoviMax D300 saya terdeteksi oleh ubuntu sebagai modem Huawei, dengan Vendor ID: 12d1 dan Product ID: 1001 (catat punya anda berapa, akan kita gunakan nanti).

4. Kemudian buat file baru melalui terminal: sudo gedit /usr/sbin/initmodem.sh
Isi dengan:

#!/bin/sh
sudo usb_modeswitch -v 0x12d1 -p 0x1001 -V 0x05c6 -P 0x6000 -M 55534243123456780000000000000606f50402527000000000000000000000
sleep 10
sudo modprobe usbserial vendor=0x05c6 product=0x6000

Dimana 0x12d1 vendor id dan 0x1001 adalah product id dari lsusb tadi. Sedangkan 0x05c6 dan 0x6000 adalah vendor id dan product id agar modem kita dikenali sebagai modem (catatan: ini saya dapat ketika saya memakai jendela, dapat berbeda dengan anda).
Simpan dan keluar dari gedit.
5. Ketik dan enter: sudo chmod +x /usr/sbin/initmodem.shsudo /usr/sbin/initmodem.sh
6. Ketik dan enter: sudo gedit /etc/modules
Isi dengan:

# /etc/modules: kernel modules to load at boot time.
#
# This file contains the names of kernel modules that should be loaded
# at boot time, one per line. Lines beginning with “#” are ignored.
# Parameters can be specified after the module name.

lp
usbserial vendor=0x12d1 product=0x1001
sudo modprobe usbserial vendor=0x05c6 product=0x6000

7. Jika pemasangan wvdial dan usb-modeswitch sudah selesai, lanjutkan pada konfigurasi wvdial:
>pada terminal ketik lalu enter: sudo wvdialconf
>Setelah selesai, masih di terminal ketik lalu enter: sudo gedit /etc/wvdial.conf
kemudian masukan konfigurasi sebagai berikut:

[Dialer Defaults]
Init1 = at+cgdcont=1,”IP”,”internet”
Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
Modem Type = Analog Modem
Stupid Mode = yes
Password = “blank”
ISDN = 0
Username = “blank”
New PPPD = yes
Phone = *99#
Modem #= /dev/ttyUSB0
Baud = 9600

Simpan dan keluar dari gedit.

8. Ketik dan enter: sudo /usr/sbin/initmodem.sh
9. Sekarang eject modem MoviMax D300 anda, kemudian pasang lagi.
10. Masih di terminal, ketik lalu tekan enter: sudo wvdial

Seharusnya modem anda sudah dapat terhubung ke internet.
Demikian tutorial dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan karena saya juga pengguna linux pemula. Tulisan ini juga masih jauh dari kriteria baik dan benar, jadi saran selalu saya harapkan.
Untuk referensi seputar modem silahkan kunjungi https://modemlinux.wordpress.com/
Semoga bermanfaat.

Sumarsono

Cairo Dock 3.3.1 released, Install it in Ubuntu/Linux Mint/other Ubuntu derivatives

Install Cairo Dock 3.3.1 in Ubuntu 13.10 Saucy/Ubuntu 13.04 Raring/Ubuntu 12.10 Quantal/Ubuntu 12.04 Precise/10.04 Lucid/11.10/11.04/10.10/Linux Mint 16/15/14/13/12/11/10/9/other Ubuntu derivatives

Cairo-Dock, a fast and customizable desktop interface which can be used as alternative or addition to Unity, Gnome-Shell, Xfce-panel, and KDE-panel, is now at version 3.3.1.
Cairo-Dock sits in the centre of your desktop, allowing you to monitor and control your favourite apps: music players, chat messengers, twitter, torrents downloaders, RSS feeds, calendar/tasks, weather, mail checkers, etc, and a powerful taskbar.
Cairo Dock includes many plugins/applets such as: weather, clock, Messaging Menu, system monitor, keyboard indicators, custom icons, notification area, clipboard manager, and many other plugins.

cairo dock

Ubuntu Touch untuk PC Tablet

ubuntu touch

Linux distributions continue to make great headway into the operating system market, and Ubuntu is often the Linux distro of choice for new users. PC tablets are slowly controlling the market field with more sophisticated units being available to consumers. With this development, Canonical (the company behind Ubuntu) are moving into that market, offering the superior functionality and design of Ubuntu on the said gadgets.


Ubuntu Design

As with other versions of Ubuntu, the tablet and smartphone moves away from traditional methods of accessing apps. Unlike Android, Windows and Mac, Ubuntu has done away with navigation buttons, opting instead for swiping gestures for accessibility. Yahoo news reports that ‘This gives it a cleaner, less cluttered feel than most other tablets.


Smartphones first

Canonical have previously announced their move into smartphones. This is due in the next Ubuntu version which 13.10, codenamed ‘Saucy Salamander’ and due for release on 17th October 2013. Carriers will have to test the software after the final release so it is unlikely actual smartphones will be available before early 2014. The long anticipated tablet release is slated for Ubuntu 14.04, a version as yet without a codename, but due to be a long term support (LTS) version.


Full PC experience

Canonical are aiming for a full PC experience once PC tablets are docked. Typical for the Ubuntu design, it will feature easy ways to add multiple users, making it ideal for enterprises which need the said gadgets, especially in the field, where they can be used by many individuals. It will also offer full disk encryption, and full user data encryption, which at the moment is a unique capability. Screen sizes supported range from 6 inches to 20 inches, and resolutions between 100 and 450 ppi. As with full PC versions, the tablet Ubuntu will be light on device resources, keeping speed and accessibility at a maximum.

We are certainly looking forward to the release of Ubuntu for tablets, it brings a new player into the field and challenges Android, Apple and Microsoft to keep improving in order to stay ahead.

Source: noobslab