Metode Penelitian Pendidikan

Penelitian ilmiah berikut berisi konsep teori. Yaitu langkah awal di dalam usaha pemecahan suatu masalah yang dihadapi karena akan diperoleh informasi yang bersangkutan dengan variabel yang akan diukur. Dengan berpedoman konsep teori yang informatif, seorang peneliti akan dapat mencari data lapangan yang tepat dan berdaya guna, sehingga tujuan dari peneliti dapat berhasil dengan baik. Dapat dikatakan bahwa telaah teori dari variabel yang akan dicapai oleh peneliti mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

kesimpulan akhir. Oleh karena itu kerangka berpikir dasar teori suatu naskah penelitian ilmiah harus disusun dan direncanakan sesuai dengan arah dan sasaran yang diinginkan.

Winarno Surachmad (1995:42) mengemukakan tentang “teori adalah titik permulaan dalam arti bahwa disinilah bersumbernya hipotesa yang dibuktikan.”Setiap pekerjaan yang dilakukan sudah tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, demikian pula dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Hal ini didasarkan pada pendapat dari seorang pakar Menurut Sutrisno Hadi (1989:14) bahwa : “Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan, menemukan berarti berusaha mendapatkan

sesuatu untuk mengisi kekosongan maupun kekurangan, mengembangkan berarti memperluas dan mengkaji terlebih dalam apa yang ada, sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih diragukan kebenarannya.”

Pengertian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2007:3) yang mengutip pendapat Kirk dan Miller menyatakan bahwa: ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam perilakunya ”Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2007:3) mendefinisikan ’metodologi penelitian sebagai prosedur penelitianya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Pendekatan ini diarahkan pada lokasi dan individu tersebut secara holsitik atau utuh. Jadi dalam hal ini tidak

mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.Penelitian kualitatif yaitu, data yang diambil adalah berupa kata-kata tertulis, lisan serta perilaku yang berhasil diamati dari obyek penelitian. Data yang dikumpulkan harus dapat menggambarkan obyek yang di teliti sesuai keadaan yang sebenarnya.

Penelitian kualitatif ini, akan dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian tidak memberikan perlakuan terhadap obyek, obyek dibiarkan apa adanya seperti kondisi aslinya. Dalam penelitian ini yang sangat dipentingkan adalah kemampuan peneliti dalam menterjemahkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi kepustakaan guna menentukan tinggi rendahnya hasil penelitian.

Menurut pendapat bogdan dna taylor dalam Lexy J. Moleong (2007:4) mengemukakan bahwa: ”metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian deskriptif kualitatif menghasilkan data yang aktual yang diperoleh dari informan, karena dalam menginterpretasikan data berdasarkan fenomena alamiah dan berusaha mencarikebenaran secara alami. Berdasarkan batasan pengertian tersebut, peneliti telah mengadakan tugas penelitian guna mencari bahan teori yang memuat keterangan abstrak dari variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang peneliti lakukan. Dalam penelitian iniaspek landasan teori yang akan diuraikan meliputi : (1) Kondisi mahasiswa pendidikan Sosiologi dan Antropologi untuk persiapan program pengalaman lapangan, (2) Micro teaching “pengajaran mikro”, (3) pengertian Program Pengelaman Lapangan (4) Profesi menjadi guru.

 

  1. Kondisi mahasiswa sosiologi dan antropologi untuk persiapan program pengalaman lapangan Mahasiswa pendidikan sosiologi dan antropologi Unnes

Mahasiswa adalah pelajar yang selalu dapat berfikir secara ilmiah dan lebih mandiri karena mahasiswa adalah tingkatan tertinggi dari jenjang penekun pembelajaran. Oleh sebab itu mahasiswa selalu diuji sejauh mana pola fikir dan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu penelitian, hipotesis ataupun tugas-tugas dari dosen. Menyangkut program pengalaman lapangan, mahasiswa merupakan unsur pelaksana program pengalaman lapangan, yang berasal dari berbagai program studi khususnya mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang setelah menyelesaikan beberapa mata kuliah yang diwajibkan, baik itu program.

Mahasiswa ini melaksanakan PPL setelah melalui beberapa tahap, mulai dari pendaftaran mengikuti PPL sampai mahasiswa terjun ke lapangan tempat praktek mengajar.

Kualifikasi mahasiswa prodi Pendidikan teknik mesin adalah mengajar dalam ranah ilmu atau pelajaran teknik tempat mengajar yaitu di sekolah sekolah kejuruan.

 

  1. Pengajaran Mikro

a.Pengertian Pengajaran Mikro

Pengajaran mikro adalah bentuk pelatihan keterampilan dasar mengajar dalam bentuk mikro (kecil) yaitu dalam hal ini waktu yang digunakan untuk melaksanakan praktek, setiap kali(episode) kira-kira antara sepuluh sampai lima belas menit saja, sedangkan jumlah murid yang diikutsertakan dalam kelas praktek antara enam sampai sepuluh orang serta tugas-tugas dan keterampilan mengajar yang harus dilaksanakan juga sangat terbatas.

Pengajaran mikro merupakan salah satu cara latihan praktik mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang dimakrokan untuk membentuatau mengembangkan keterampilan mengajar. Karena situasi belajar mengajar didesain sedemikian rupa sehingga dapat dikontrol, maka pembentukan ketrampilan baru atupun pembaharuan suatu keterampilan mengajar dapat dilakukan secara terisolasi. Sebagai cara latihan praktik mengajar dalam situasi laboratoris, maka melalui pengajaran mikro calon guru dapat berlatih berbagai keterampilan mengajar (teaching skill) dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.

Bentuk mikro tersebut dapat disimpulkan meliputi hampir semua komponen dalam interaksi belajar-mengajar, yaitu jumlah murid, bahan pengajaran, waktu, jenis ketrampilan mengajar yang digunakan dan sebagainya.

Pengajaran mikro merupakan salah satu bentuk latihan proses mengajar, yang mengacu pada suatu kenyataan bahwa mengajar merupakan suatu kegiatan. Istilah ”mengajar” ini merupakan suatu kata kerja yang didalamnya didapati berbagai keterampilan. Pengajaran mikro menggunakan keterampilan-keterampilan untuk dapat dilatih secara bertahap dalam keadaan terisolasi, sehingga calon guru dapat menguasainya dan menggunakannya dengan tepat. Dari segi lain pengajaran mikro dapat pula dipergunakan untuk melatih supervisor (teacher educator) agar mampu membimbing calon guru dalam latihan mengajardan untuk keperluan penelitian.

 

b.Tujuan Pengajaran Mikro

Pengajaran mikro dalam konteks pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan, tidak berarti bahwa pengajaran mikro sebagai pengganti praktik mengajar, melainkan berfungsi sebagai alat pembantu/pelengkap dari program praktik mengajar. Dengan kata lain, latihan praktik mengajar tidak berhenti sampai dikuasainy komponen-komponen keterampilan mengajar di dalam Pengajaran Mikro, tetapi perlu diteruskan sehingga calon guru dapat memperagakan kemampuan mengajarnya secara komprehensif dalam ”real class-room teaching”. Dengan demikian dapat terbinalah performance seorang guru yang diperlukan di depan kelas.

c.Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Mikro

Pengajaran mikro berperan sebagai bagian dari Program Pengalaman Lapangan, maka pelaksanaan pengajaran mikro dilakukan dalam rangkaian dengan keseluruhan rencana operasional dari program tersebut. Sebelum melaksanakan pengajaran mikro calon, guru terlebih dahulu melakukan orientasi/observasi tentang tugas-tugas guru di sekolah terutama dalam mengajar, dan pembekalan dalam berbagai mata pelajaran yang bersangkut paut dengan proses belajar-mengajar (baik segi teoritis maupun latihan terbatas).Langkah persiapan ke arah pelaksanaan mikro adalah pengenalan konsep pengajaran mikro itu sendiri. Terutama tentang apa, mengapa dan bagaimana pengajaran mikro itu. Di samping itu, calon guru harus pula terlebih dahulu mengkaji tentang berbagai ketrampilan mengajar yang dapat dilatihkan melalui pengajaran mikro. Dengan persiapan tersebut, calon guru dapat memulai latihannya melalui pengajaran mikro.

Langkah-langkah pelaksanaan pengajaran mikro adalah seperti ini pengenalan tentang pengajaran micro kemudian di lanjutkan penyajian model dan diskusi. Perencanaan serta persiapan mengajar dilanjutkan praktik mengajar dengan perekam ulang (observasi) agar dapat di diskusikan untuk lebih sempurnanya pengajaran micro. Perencanaan serta persiapan ulang untu menyempurnakan kemudian praktek megajar ulang disertai perekam ulang kemudian didiskusikan ulang kembali.

Suatu catatan dalam pengajaran mikro adalah agar diperoleh umpan balik yang bersifat obyektif , diperlukan alat pencatat yang bersifat akurat, misalnya : AudioTapeRecorder maupun VideoTape Recorder. Pengunaan alat tersebut menurut pengaturan tempat duduk yan khusus agar dalam penggunaan peralatan tersebut tidak mengganggu murid dengan guru yang sedang terlibat dalam interaksi belajar mengajar.

  1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997:1) menyatakan bahwa:

“PPL adalah salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa di lembaga pendidikan tenaga kependidikan, maka PPL dapat diartikan sebagai program yang merupakan tempat untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profeional”.

Sedangkan menurut I.G.A.K Wardani (1994:20) mengemukakan pendapatnya dalam kaitannya dengan lembaga pendidikan guru bahwa :”PPL adalah sebagai suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang khusus untuk menyiapkan para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang terintegrasi dan utuh, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya, diangkat menjadi guru, mereka siap mengemban tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru”.

Pengertian tersebut diatas dapat disimak bahwa PPL bagi mahasiswa lembaga pendidikan guru mempunyai fungsi yang sama dengan apa yang disebut sebagai latihan kerja atau “on the job training”,dalam bidang pariwisata dan program magang (asisten klinik) bagi para dokter muda. Tetapi semua program itu mempunyai ciri yang sama, yaitu mempersiapkan lulusannya dalam memangku pekerjaan yang menjadi sasaran bagi para lulusannya.

Kaitan dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut (dalam arti yang umum) : “bahwa PPL merupakan suatu program prajabatan yang menyiapkan para calon pekerja (lembaga pendidikan, bidang kedokteran, bidang pariwisata,dan lain-lain), untuk menguasai kemampuan yang terintegrasi dan utuh sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap mengemban tugas dan tanggung jawabnya sebagai pekerja”.

  1. Profesi Menjadi Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Orang yang pandai berbicara sekalipun belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus,apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai secara terperinci pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengeta

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: