Unnes “baru” memasuki umur 51 tahun. Umur 51 jika dia adalah manusia, maka sudah menjadi orang yang dianggap tua, banyak pengalaman, sudah memasuki usia tidak produktif. Tetapi bagi suatu institusi universitas, umur 51 adalah masa produktif, masa dimana produktivitas harus tinggi. Pada tahun 2016 ini tema yang diangkat adalah akselerasi Inovasi. Suatu pilihan kata yang tepat sebagai tema ulang tahun Unnes pada umur 51.
Akselerasi Inovasi adalah dua frase yang berbeda, dua proses yang berbeda, dua kegiatan yang berbeda. Akselerasi dapat diartikan suatu proses mempercepat, peningkatan kecepatan. Sedangkan inovasi adalah proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Karena merupkaan dua aktivitas yang berbeda, maka saya merasakan ada kata “dan” di sana. Yakni Akselerasi “dan” Inovasi. Kata penghubung “dan” dalam matematika merupakan suatu Konjungsi, yang dinotasi dengan “^“. Jika ada dua premis
Premis 1 : Unnes melakukan akselerasi
Premis 2 : Unnes melakukan inovasi
Maka kedua premis tersebut dapat digabung menjadi “Unnes melakukan Akselerasi dan Unnes melakukan Inovasi”. Karena bahasa matematika merupkan bahasa yang padat, maka kedua premis tersebut melebur menjadi Unnes melakukan akselerasi dan inovasi. Maknanya kedua aktivitas itu dilaksanakan dua-duanya sekaligus. Berbeda halnya ketika kata penghubung yang dipakai adalah “atau”, maka kedua premis tersebut menjadi “Unnes melakukan Akselerasi atau Unnes melakukan Inovasi”. Yang artinya Unnes hanya melakukan akselerasi saja tanpa melaukan inovasi atau Unnes melakukan Inovasi saja tanpa akselerasi. Jika Unnes sudah berani melakukan akselerasi dan inovasi, maka itu bukanlah suatu langkah, tetapi merupakan suatu lompatan yang sangat dahsyat.
Rumah Ilmu Digital, sebagai Pilihan Tepat
Terkadang kita tidak mau melompot ketika tidak ada rangsangan, tidak ada dorongan, tidak ada tekanan. Rangsangan, dorongan, tantangan itu bernama teknologi. Tidak dipungkiri teknologi dapat memutus rantai panjang suatu proses “pendidikan”. Internet, dapat menghubungkan orang-orang dibelahan bumi manapun. kita bisa belajar dan mempelajari apapun melalui internet. Tidak luput pula dunia pendidikan. Aplikasi-aplikasi atau layanan-layanan pendidikan terus dikembangkan oleh ahlinya. Schology, Quipper dan masih banyak lagi merupakan apliasi yang khusus dibuat dalam dunia pendidikan.
Dilihat atau tidak, dipakai atau tidak mereka sudah ada di hadapan kita. Kita harus punya kemauan dan kemampuan untuk “move on”. Move on dari hanya berpikir pengajaran yang terbaik adalah tatap muka, move on dari anggapan bahwa yang terbaik adalah pengajaran dikelas. Dengan begitu Unnes bukan milik mahasiswa yang duduk dalam kelas pada masing-masing jurusan, dengan teknologi unnes menjadi milik siapapun yang mau belajar dan mengaskses unnes.
Sekali lagi unnes dan apapun yang ada di dalamnya harus mau dan mampu “move on”, jika memang punya keinginan untuk menjadi universitas bereputasi internasional.
Kita bisa memulai dengan mengupload RPS, bahan ajar, PPT pengajaran ke dalam web yang sudah disediakan. Jadi mahasiswa atau siapapun bisa mengakses dengan bebas, bisa melihatapa yang kita berikan kepada mahasiswa, orang bisa membandingkan apa yang diberikan di Unnes dan universitas lain. Demikian juga dengan peran institusi, apapun yang bisa menjadi domain publik, berikan informasi yang seluas-luasnya dengan mendigitalisasi, sehingga benar-benar menjadi rumah ilmu digital.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Dosen dan Tendik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.