INOVASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Modernisasi pada era sekarang ini telah mengubah dunia menjadi lebih dinamis, beragam dan inovatif dalam segala aspek bidang kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menghasilkan inovasi diberbagai bidang. Perkembangan inovasi dibidang ekonomi, sosial, dan budaya dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dibidang pendidikan. Sehingga inovasi dibidang pendidikan harus dipandang serius dalam masalah pendidikan di negara kita. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan.

Pendidik merupakan jabatan yang amat strategis dalam nenunjang proses dan hasil kinerja pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendidik merupakan gerbang awal sekaligus representasi kondisi dan kinerja pendidikan. Dalam hubungan ini, penampilan seorang pendidik harus terwujud sedemikian rupa secara efektif sehingga dapat menunjang dinamika dan keefektifan pendidikan.

Kinerja penampilan pendidik didukung sejumlah kompetensi tertentu dan berlandaskan kualitas kepribadian yang harus dapat terwujudkan secara nyata. Dengan demikian sifat utama seorang pendidik adalah kemampuannya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan pendidikan agar kebutuhan dan tujuan dapat tercapai secara efektif. Disini akan di bahas bagaimana peran guru dalam inovasi pembelajaran dalam peningkatan kualitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan dan tujuan di adakannya inovasi dan bagaimana penerapannya.

 

 

 

 

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa tujuan dari diadakannya inovasi seorang guru dalam dunia pendidikan ?
  2. Bagaimana peran guru dalam inovasi pembelajaran pendidikan?
  3. Bagaimana penerapan inovasi pendidikan yang dilakukan guru dalam pembelajaran
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui apa tujuan dari diadakannya inovasi seorang guru dalam dunia pendidikan
  2. Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam inovasi pembelajaran
  3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan inovasi pendidikan yang dilakukan guru dalam pembelajaran

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Tujuan Inovasi Pendidikan

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perbuahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan bererncana (tidak secara kebetulan saja).

Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.

Sudut pandang dari Tenaga Pendidik mengenai Inovasi Pendidikan Inovasi tujuan utamanya adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, yakni tujuan pendidikan nasional pada umumnya. Tujuan utama dari inovasi pendidikan adalah berusaha meningkatkan kemampuan yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana temasuk struktur dan prosedur organisasi agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai secara optimal.

 

  1. Peran guru dalam inovasi pembelajaran pendidikan

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas.Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan atau kompetensi yang diinginkan. Dalam proses belajar guru menyampaikan pesan berupa ilmu Proses komunikasi akan mencapai tujuan apabila kedua belah pihak-pengirim dan penerima dapat memiliki kesamaan pemahaman terhadap pesan dan informasi yang dikomunikasikan. Aktivitas belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang bersifat individual, namun demikian dalam prosesnya belajar juga terjadi dalam bentuk kelompok atau klasikal. Proses belajar yang sengaja dirancang biasanya memiliki tujuan yang spesifik, yaitu membentuk seseorang agar memiliki kemampuan dan kompetensi tertentu disebut pembelajaran.

secara umum banyak sekali peranan guru yang mesti dilakukan dalam melaksanakan inovasi pembelajaran, namun secara profesional meliputi tugas:

  1. Sebagai pengajar

Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) pada diri siswa agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.Pada proses belajar-mengajar akan terjadi interaksi antara guru dengan siswa.Sebagai pengajar yang kompeten seorang guru harus bisa mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan keadaan siswa, sehingga pengalaman yang diperoleh siswa dalam ia mengikuti proses pembelajaran dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan diri siswa.

  1. Sebagai pendidik

Mendidik berarti pemberian bimbingan kepada siswa (anak didik) agar potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Dalam mencapai tujuan proses belajar-mengajar seorang guru tidak pernah terlepas dari suatu seni atau kiat mendidik. Startegi, pendekatan, siasat atau taktik perlu diciptakan sendiri oleh guru sebagai pendidik berdasarkan pengetahuan, logika dan pengalamannya. Setiap guru pada umumnya memiliki kiat-kiat sendiri yang sudah tentu tidak sama dengan yang lain. Sebab itu kiat sering disebut sebagai seni mendidik.

  1. Sebagai pengembang bahan ajar

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa.

 

  1. Penerapan Inovasi Pendidikan yang Dilakukan Guru dalam Pembelajaran

 

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 

Perubahan dalam kurikulum merupakan hal yang harus dilakukan sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Kurikulum sekolah selalu mengikuti perubahan jaman, sebab jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan tidak dapat menghasilkan generasi berikut yang tanggap terhadap perkembangan. KTSP merupakan bentuk kurikulum baru yang sarat dengan perubahan / inovasi. Hal ini dilakukan sebagai jawaban terhadap perlunya mengantisipasi perubahan masyarakat.

 

Meskipun kurikulum berubah, tidak berarti otomatis akan terjadi perubahan dalam proses implementasi di lapangan. Perubahan tidak akan terjadi apabila guru sebagai pelaksana pendidikan tidak atau belum melakukan perubahan tersebut. Dalam hal ini mungkin saja terjadi pengimpangan dari apa yang diharapkan oleh kurikulum tersebut. Antisipasi terhadap penyimpangan pelaksanaan kurikulum di lapangan dapat dilakukan jika telah diketahui apa yang menjadi hambatan terhadap pelaksanaan kurikulum tersebut.

 

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.

Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Cuban, L. (1991). Curriculum Stability and Change. Dalam Handbook of Research on Curriculum. New York : Macmillan Publishing Co.

 

Hasan, S. H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan P2LPTK.

 

Http://guruw.wordpress.com/2008/12/20/inovasi-pendidikan/

 

Kunandar, ( 2007). Guru Frofesional Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi Guru. Jakarta:PT Raja Grapindo Persada.

 

Fuad, I. (2005). Dasar-dasar kependidikan . Jakarta. PT Rineka Cipta

 

 

 

 

Posted by indah kumallasari   @   20 November 2015

Like this post? Share it!

RSS Digg Twitter StumbleUpon Delicious Technorati

2 Comments

Comments
Nov 21, 2015
9:45 am

Sebaiknya penulisan kata “pendahuluan” dihilangkan. Karena ini bukan bentuk makalah bukan artikel. Terima Kasih 🙂

Nov 29, 2015
3:54 am

Tulisannya di rapiin rata kanan kiri ya ndah

Leave a Comment

Name

Email

Website

Previous Post
«
Next Post
»